Anda di halaman 1dari 18

JENIS

DIGESTER DAN
PEMURNIAN BIOGAS
Komponen Utama Reaktor Biogas
(Biodigester)
Ada 6 bagian utama dari sebuah digester:
 inlet (tangki pencampur) sebagai tempat kotoran hewan masuk
 reaktor (ruang pencernaan anaerob)
 penampung gas (ruang penyimpanan)
 outlet (ruang pemisah)
 sistem pengangkut gas
 lubang kompos kotoran hewan yang telah hilang gasnya/ bio-
slurry.
Keterangan gambar:
1. Inlet (bak pencampur kotoran ternak
dengan pipa masukan kotoran
ternak)
2. Digester
3. Bak penampung lumpur sisa
fermentasi (sludge)
4. Bak penampung gas (gas holder)
5. Pipa biogas keluar (outlet)
6. Penutup digester dengan penahan
gas (gas sealed)
7. Lumpur aktif biogas
8. Pipa keluar slurry
TIPE DIGESTER BIOGAS

Terdapat dua tipe digester yaitu tipe batch dan tipe kontinyu
Pada tipe batch 
bahan dimasukkan sekali dalam
pengoperasian digester dan apabila
produksi gas menurun maka bahan yang
telah diproses diganti dengan bahan yang
baru.
TIPE DIGESTER BIOGAS

Tipe digester kontinyu


adalah tipe biodigester
yang dirancang dimana
bahan dimasukkan
secara kontinyu setiap
hari sesuai dengan
ketersediaan bahan di
kandang
JENIS DIGESTER BIOGAS
1. Digester Kubah Tetap (Fixed-dome)
• Digester ini disebut juga ”digester china”. Dinamakan demikian karena
digester ini dibuat pertama kali di China sekitar tahun 1930-an,
kemudian sejak saat itu digester ini berkembang dengan berbagai model.
• Dinamakan kubah tetap karena bentuknya menyerupai kubah dan
bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed).
• Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir
dan disimpan di bagian kubah.
• Keuntungan : biaya konstruksi lebih murah dan perawatannya lebih
mudah
• Kerugian : seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena
konstruksi tetapnya
Digester Kubah Tetap (Fixed-dome)
2. Digester Floating Drum
• Digester jenis terapung pertama kali dikembangkan di India pada tahun 1937 sehingga
dinamakan dengan ”digester India”.
• Digester jenis ini memiliki bagian digester yang sama dengan digester kubah,
perbedaannya terletak pada bagian penampung gas dengan peralatan bergerak
menggunakan drum.
• Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi
dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas
yang dihasilkan.
• Keuntungan : dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum
karena pergerakannya, tekanan gas relatif konstan
• Kerugian : biaya material konstruksi dari drum lebih mahal, faktor korosi pada drum juga
menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada digester ini memiliki umur yang
lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.
Digester Floating Drum
3. Digester Ballon
• Digester balon merupakan jenis digester yang banyak digunakan pada skala
rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien
dalam penanganan dan perubahan tempat biogas.
• Digester ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan satu
bagian lain berfungsi sebagai penampung gas.
• Bahan yang digunakan untuk digester biasanya menggunakan kantong
plastik dengan ketebalan yang lebih dibandingkan dengan balon plastik
untuk menampung gas.
• Keunggulan : biaya pembuatan murah, mudah dibersihkan dan mudah
dipindahkan
• Kelemahan : waktu pakai relatif singkat dan mudah mengalami kerusakan
Digester Ballon
PEMURNIAN BIOGAS

 Kandungan metana yang rendah memiliki kulaitas nyala api yang


rendah, hanya bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam kegiatan
masak memasak
 Untuk menaikkan kemanfaatan biogas sebagai energi baru terbarukan
(renewable energy) perlu dilakukan tahapan pemurnian metana secara
mudah dan murah.
 Dengan sistem/alat pemurnian (purifikasi) metana, biogas dapat
diaplikasikan sebagai sumber bahan baku energi untuk dikonversikan
menjadi energi listrik dengan menggunakan co-generator sehingga
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan mensubtitusi bahan bakar
minyak (BBM) yang semakin mahal.
 Pemurnian biogas dapat deilakukan dengan metode adsorbsi
menggunakan adsorbent
 Adsorben adalah zat yang dapat menyerap fluida, baik cair maupun gas
sehingga nantinya akan membentuk lapisan tipis pada permukaan zat
tersebut.
 Adsorbsi fisika (gaya Van Der Waals) dan adsorbsi Kimia
 Adsorbsi fisika  penyebab terjadinya kondensasi untuk membentuk
cairan yang ada pada permukaan adsorben
 Adsorbsi kimia  terjadi reaksi antara zat yang diserab oleh adsorben
 Contoh adsorben fisika : arang aktif, zeolit alam, silica gel dll
 Contoh adsorbent kimia : Ca(OH)2, NaOH, dll

Anda mungkin juga menyukai