Anda di halaman 1dari 49

BIOGAS

Energi Terbaharui
Biogas
 Biogas adalah bahan bakar yang berupa gas
yang dihasilkan dari proses fermentasi anaerob
oleh mikroorganisme dari bahan organik, seperti
limbah pertanian, kotoran ternak, kotoran
manusia atau campurannya di dalam suatu alat
yang disebut digester.

 Komposisi biogas adalah


Methan (CH4) = 54-70%
Karbon dioksida (CO2) = 27-45%
Nitrogen (N2) = 0.5-3%
Oksigen (O2) = 0.1%
Hidrogen sulfida (H2S) < 0.1%
Biogas
 Nilai kalori rata-rata 20 MJ/m3 (4713 kcal/m3)
 Pembakaran biogas tanpa menghasilkan jelaga
dan abu
 Methana merupakan gas yang mudah terbakar
 Teknologi biogas mulai diperkenalkan di
Indonesia pada tahun 1970-an. Pada awalnya
teknik pengolahan limbah dengan instalasi biogas
dikembangkan di wilayah pedesaan, tetapi saat
ini teknologi ini sudah mulai diterapkan di wilayah
perkotaan.
Cont’d
 Pada tahun 1981, pengembangan instalasi
biogas di Indonesia dikembangkan melalui
Proyek Pengembangan Biogas dengan
dukungan dana dari Food and Agriculture
Organization (FAO) dengan dibangun contoh
instalasi biogas di beberapa provinsi.
 Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan
reaktor biogas skala kecil (rumah tangga)
dengan konstruksi sederhana yang terbuat dari
plastik secara siap pasang dan dengan harga
yang relatif murah .
DIGESTI ANAEROBIK
 Keuntungan dari proses ini :
 Mengurangi volume limbah yang akan
dibuang
 Tidak menimbulkan polusi udara

 Menghasilkan produk yang bernilai berupa :

 Biogas sebagai sumber energi; berupa


bahan bakar dan pembangkit listrik /
penggerak generator
 Lumpur yang stabil sebagai fertilizier dan
soil conditioner
Biogas muncul darimana?

 Vegetasi – ketika vegetasi terdekomposisi akan


melepaskan gas methan
 Peternakan dan pertanian – ternak, ayam, babi
menghasilkan kotoran. Ketika kotoran
terdekomposisi, kotoran juga akan melepaskan
gas methan
 Sewage – pengolahan buangan manusia dalam
anaerobik digester juga menghasilkan methan
 Landfill – sampah menghasilkan methan ketika
terdekomposisi
 Proses produksi biogas (digesti anaerobik)
merupakan proses bertahap dimana tahapan
utamanya adalah:

Reaksi kimia yang terlibat dalam produksi biogas:


C6H12O6 → 3CO2 + 3CH4
CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O
CH3COOH → CH4 + CO2
PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS
Tahap I Hidrolisis
Hidrolisa substrat utama seperti karbohidrat, lemak,
dan protein dalam limbah ternak menjadi
senyawa-senyawa sederhana, seperti asam asetat,
alkohol, CO2, NH3, dan sulfida.
Bakteri yang berperan Clostridium acteinum,
Bacteriodes ruminicola, Bifidobacterium sp,
Eschericia sp, Enterobacter sp, dan Desulfobio sp.
Tahap 2 Acidogenesis-Asetogenesis
 Bakteri mengoksidasi asam berantai karbon
panjang, seperti asetat dan alkohol yang
dilakukan oleh Lactobacillus sp,
Streptococcus sp.
Tahap 3 Metanogenesis
 Bakteri methanogenik menggunakan H2,
CO2, dan asetat untuk pertumbuhannya,
serta memproduksi CH4 dan CO2.
 Urea yang berasal dari protein dihidrolisa oleh
bakteri menjadi gas metan (CH4) dan NH4+.
 Asam asetat serta asam propionat dari lemak
difermentasi menjadi gas metan dan CO2
 CO2 yang dihasilkan direduksi menjadi CH4 dan
H2O.
 Bakteri yang berperan pada tahap ini adalah
Methanobacterium melianskii, Methanococcus
sp, dan Methanosarcina sp
 70% metan dihasilkan dari asam asetat, 15% dari
H2 dan CO2, 15% lagi dari reduksi metanol
Apa jenis sampah yang dapat menghasilkan biogas?
 Semua buangan organik dapat menghasilkan
biogas (buangan manusia, hewan, buah-buahan
dan sayuran)
Jenis sampah yang tidak bisa menghasilkan biogas
 Sampah mengandung serat/fiber seperti kayu,
daun, dsb → susah dicernat
 Logam berat
 Material anorganik dalam konsentrasi tinggi
(nitrat, sodium, sul, potassium, calcium,
magnesium, etc)
Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Biogas Optimum
 Temperatur ( 35-370 C kondisi mesophilic)
 C/N ratio ( optimum antara 25:1 - 30:1)
 pH ( optimum antara 6.8-7.2)
 Kandungan solid ( feed material harus sekitar
10:1 )
 Tidak mengandung bahan berbahaya bagi
bakteri dalam digester
 HRT ( Hydraulic Retention Time – 30, 40, 55
days)
 Loading rate
Kebutuhan Purifikasi dan
Pentabungan Biogas
 Potensi biogas belum sepenuhnya dikomersialkan
dan digunakan sejauh ini.
 Untuk komersialisasi, apikasinya bisa lebih luas,
dari bahan bakar untuk memasak sampai bahan
bakar kendaraan.
 Untuk digunakan sebagai bahan bakar kendaraan,
biogas harus ditabungkan seperti CNG.
 Sebelum ditabungkan konsentrasi methannya
harus dikayakan dari 55% menjadi 95 %; sama
dengan CNG.
Pemurnian dan Kompresi Biogas
 Purifikasi dilakukan untuk memperkaya biogas
dengan menghilangkan (scrubbing off) komponen
yang tidak diinginkan misalnya CO2 dan H2S.
 Penting untuk mendapatkan lebih banyak energi
per unit volume biogas terkompresi dan
menyingkirkan efek korosif dari H2S.
 Berbagai proses purifikasi termasuk absorpsi
dalam air, absorpsi dengan bahan kimia, adsorpsi
pressure swing, dan membran separasi.
 Salah satu metode sederhana dan murah adalah
penggunaan air termampatkan (pressurized water)
sebagai absorbent liquid.
1 m3 biogas setara dengan :
Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter
Minyak solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas kota 1,50 m3
Kayu bakar 3,50 kg
Penggunaan Biogas

 Memasak
 Penerangan
 Power generation
 Bahan bakar
transpor
Kontribusi Teknologi Biogas Pada Area
Pedesaan
 Bahan bakar yang lebih baik dan lebih murah untuk
memasak, penerangan dan menghasilkan listrik.
 Menghasilkan kotoran hewan yang kaya berkualitas
bagus untuk meningkatkan fertilitas tanah.
 Cara efektif dan nyaman bagi pembuangan kotoran
manusia, meningkatkan kondisi higienis.
 Menghasilkan keuntungan sosial – menurunkan
beban hutan, menurunkan pekerjaan yang
menjemukan pada wanita dan anak-anak.
 Karena merupakan bahan bakar domestik tak
berasap, biogas menurunkan kejadian penyakit mata
dan paru-paru.
Metode Curah / Batch
 Digester Batch beroperasi pada satu siklus
sampai substrat habis didegradasi.
 Pada akhir siklus pencernaan, Digester
Batch dikosongkan, dibersihkan, diisi
ulang dan restart untuk siklus baru.
 Digester Batch memiliki kualitas yang
terukur karena sekali jalan, tidak terganggu
atau terputus, tetapi kurang praktis.
Metode Kontinyu

Pada digester Kontinyu dilakukan


penambahan limbah organik setiap hari
untuk memberikan pengisian.
 Sistem kontinyu memiliki biaya modal

yang lebih rendah (hanya perlu satu


digester) tetapi membutuhkan pemantauan
ketat dari bahan baku.
1. Digester Kubah Tetap (Fixed-dome)
 Digester ini disebut juga ”digester china”.
Dinamakan demikian karena digester ini dibuat
pertama kali di China sekitar tahun 1930-an,
kemudian sejak saat itu digester ini berkembang
dengan berbagai model.
 Dinamakan kubah tetap karena bentuknya
menyerupai kubah dan bagian ini merupakan
pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed).
 Gas yang dihasilkan dari material organik pada
digester akan mengalir dan disimpan di bagian
kubah.
Keuntungan : biaya konstruksi lebih murah
dan perawatannya lebih mudah.
 Kerugian : seringnya terjadi kehilangan

gas pada bagian kubah karena konstruksi


tetapnya.
Fixed dome
 Digester jenis terapung pertama kali
dikembangkan di India pada tahun 1937
sehingga dinamakan dengan ”digester India”.
 Digester jenis ini memiliki bagian digester yang
sama dengan digester kubah, perbedaannya
terletak pada bagian penampung gas dengan
peralatan bergerak menggunakan drum.
 Drum ini dapat bergerak naik turun yang
berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi
dalam digester. Pergerakan drum mengapung
pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang
dihasilkan.
Keuntungan : dapat melihat secara langsung
volume gas yang tersimpan pada drum karena
pergerakannya, tekanan gas relatif konstan
 Kerugian : biaya material konstruksi dari drum
lebih mahal, faktor korosi pada drum juga
menjadi masalah sehingga bagian pengumpul
gas pada digester ini memiliki umur yang lebih
pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah
tetap.
Floating dome digester
 Digester balon merupakan jenis digester yang
banyak digunakan pada skala rumah tangga
yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih
efisien dalam penanganan dan perubahan
tempat biogas.
 Digester ini terdiri dari satu bagian yang
berfungsi sebagai digester dan satu bagian lain
berfungsi sebagai penampung gas.
 Bahan yang digunakan untuk digester biasanya
menggunakan kantong plastik dengan ketebalan
yang lebih dibandingkan dengan balon plastik
untuk menampung gas.
 Keuntungan : sederhana sehingga mudah
untuk dilakukan pada skala rumah tangga,
proses pemasangan tidak menghabiskan waktu
lama (tidak sampai satu hari), harga terjangkau,
cukup awet, dengan menggunakan material
plastik khusus sehingga dapat tahan hingga 6
tahun; mudah dalam perawatan dan
penggunaan.
 Produksi gas dengan jenis ini setara dengan 2,5
liter minyak tanah/hari, lebih dari cukup untuk
dijadikan bahan bakar memasak.
Digester Balon
Riset dan Pengembangan Lebih Jauh yang
Dibutuhkan Untuk Mengembangkan Biogas

 Produksi biogas menggunakan material buangan


lokal yang tersedia dengan mudah terutama
buangan pertanian.
 Pengembangan desain instalasi biogas yang baru
dan lebih murah, lebih baik, untuk ukuran besar.
 Pengembangan teknologi murah untuk separasi
metan, CO2 dan senyawa sulfur dari biogas agar
pentabungan metan murni lebih mudah dan
menurunkan kerusakan akibat senyawa S pada
mesin yang menggunakan biogas.
Cont’d
 Pengaruh dari biowash (liquid slurry yang
terdigesti) pada tanaman sayur dan hasil bumi.
 Desain buangan dapur instalasi biogas untuk
restauran
 Pengujian oil seed cake berbasis slurry instalasi
biogas untuk nilai nutrien dan efeknya pada
produksi pertanian
Komponen Biodigester
Prosedur Perancangan Biodigester
Perhitungan Volume Tangki

 Jumlah kotoran sapi per hari yang tersedia.


Untuk mendapatkan jumlah kotoran sapi perhari,
digunakan persamaan:

 dimana n adalah jumlah sapi (ekor), 28 kg/hari


adalah jumlah kotoran yang dihasilkan oleh 1
(satu) ekor sapi dalam sehari.
 Komposisi kotoran padat dari kotoran sapi.
Komposisi kotoran sapi terdiri dari 80%
kandungan cair dan 20% kandungan padat.
Dengan demikian, untuk menentukan berat
kering kotoran sapi adalah:
 Perbandingan komposisi kotoran padat dan air.
Bahan kering yang telah diperoleh tadi harus
ditambahkan air sebelum masuk biodigester
agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang
dengan optimum. Perbandingan komposisi
antara bahan kering dengan air adalah 1:4.
Dengan demikian, jumlah air yang ditambahkan
adalah:

 Hasil perhitungan di atas menunjukkan massa


total larutan kotoran padat (mt)
 Waktu penyimpanan (HRT) kotoran sapi dalam
biodigester. Waktu penyimpanan tergantung
pada temperatur lingkungan dan temperatur
biodigester. Dengan kondisi tropis seperti
Indonesia, asumsi waktu penyimpanan adalah
30 hari
 Dari data-data perhitungan di atas, maka
diperoleh volume larutan kotoran yang
dihasilkan adalah sebesar:

 dengan ρt = massa jenis air (1000 kg/m3).


 Setelah volume larutan kotoran diketahui,
maka volume biodigester dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan:

 dengan tr = waktu penyimpanan (30 hari).


References

 Boyle, Godfrey, 2004, Renewable Energy


Power for A Sustainable Future, Oxford
University Press
 Vijay, Virendra, 2011, Renewable Energy
Technologies: Benefits and Challenges-
Bioenergy, E-learning Energy UNESCO
 Maczulac, Anne, 2010, Renewable Energy:
Sources and Methods, Facts on File

Anda mungkin juga menyukai