Anda di halaman 1dari 36

Riyanto, S.Pt.,S.ST.,M.

Si
Yendri Junaidi, S.Pt.,M.Sc
Sri Rahayu, S.Pt.,M.Si

TEKNOLOGI BIOGAS
History of Biogas
1895 –
Biogas is
used to 2005 – The
light up the Biogas
1808 – Sir streets in Support
Humphrey Exeter, program in
Davy England Nepal

1957 – A British
1884 – Inventor, Bates,
Louis modifies his car to
Pasteur run on Biogas
produced from pig
student, manure.
Ulysse
Gayon,
LIMBAH ISIAN BIOGAS
• Limbah Peternakan
• Limbah Pertanian
• Limbah Industri
• Limbah Sampah Organik
• Limbah Kotoran Manusia
Pokok Bahasan
• Prinsip Dasar Biogas
• Mikroorganisme Pembantu
• Proses Fermentasi
• Parameter Proses Pembentukan Biogas
• Biogas dari Berbagai Jenis Limbah
Prinsip Dasar Biogas
• Proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme dalam kondisi tanpa oksigen
(anaerob) untuk menghasilkan campuran dari
beberapa gas, seperti CH4, CO2
• Dihasilkan dengan bantuan bakteri metanogen
atau metanogenik
• Alat: reaktor biogas (digester) yang dirancang
agar kedap udara (anaerob)
Keuntungan Digester Anaerobik
• Keuntungan Pengolahan Limbah
• Keuntungan Energi
• Keuntungan Lingkungan
• Keuntungan Ekonomi
Keuntungan Pengolahan Limbah
• Digunakan untuk proses pengolahan alami
• Lahan yang dibutuhkan lebih kecil,
dibandingkan lahan untuk proses membuat
kompos
• Memperkecil polutan
• Menurunkan volume limbah yang dibuang
Keuntungan Energi
• Menghasilkan energi yang bersih dengan nyala
api berwarna biru
• Menghasilkan bahan bakar berkualitas tinggi
dan dapat diperbarui
• Dapat digunakan untuk berbagai penggunaan
• Tidak mudah meledak
Keuntungan Lingkungan
• Mengurangi polusi udara
• Memaksimalkan proses daur ulang
• Pupuk yang dihasilkan bersih dan kaya nutrisi
• Menurunkan emisi gas metan dan CO2 secara
signifikan
• Memperkecil kontaminasi sumber air karena dapat
menghilangkan bakteri coliform sampai 99%
• Tidak menimbulkan bau yang berbahaya bagi
kesehatan manusia
Keuntungan Ekonomi
• Ditinjau dari siklus ulang proses, digester
anaerobik lebih ekonomis dibandingkan
dengan proses lainnya
Mikroorganisme Pembantu
• Bakteri metanogenik
• Berfungsi: merombak bahan organik dan
menghasilkan gas metana dalam kondisi anaerob
• Terdapat secara alami di kotoran isi rumen ternak
dan kotoran manusia
• Tujuan penambahan bakteri untuk mempercepat
proses perombakan dan pembentukan biogas
Proses Fermentasi
• Bahan organik mikroorganisme anaerobik
CH4 + CO2 + H2 + NH3 + H2S
• Tahapan proses terdiri dari
1. Tahap Hidrolisis
2. Tahap Pengasaman
3. Tahap Metanogenesis
Tahap Hidrolisis
• Penguraian bahan-bahan organik kompleks
yang mudah larut (protein, lemak,
karbohidrat)  senyawa yang lebih sederhana
• Perubahan struktur polimer menjadi
monomer : asam organik, glukosa, etanol, CO2
dan HC.
• (C6H10O5)n + n H2O  n (C6H12O6)
Tahap Pengasaman (Acidifikasi)
• Monomer dijadikan sumber energi bagi bakteri
pembentuk asam
• C6H12O6  2CH3CHOHCOOH (asam laktat)
• C6H12O6  CH3CH2CH2COOH + H2O + 2H2
(asam butirat)
• C6H12O6  CH3CH2COOH + 2CO2
(asam propionat)
• C6H12O6  CH3COOH (asam asetat)
Fermentations Bacteria
• Streptococci
• Bifidobacterium
• Lactococcus
• Enterococcus
• Pediococcus
• Tetragenococcus
• Bacteriodes
• Enterobactericeae
• Desulfovibrio
• Micrococcus
• Clostridium
• Acetobacter aceti
• Acetobacter cerevisiae
• Acetobacter estunensis
Tahap Metagenesis
• Bakteri mengubah produk lanjutan menjadi metan,
karbondioksida, dan air
• 4H2 + CO2  CH4 + 2H2O
• 4COOH  CH4 + 3CO2 + 2H2O
• CH3COOH  CH4 + CO2
• CH3CH2COOH + 1/2H2O  7/4CH4 + CO2
• 4CH3OH  3CH4 + CO2 + 2H2O
• CH3(CH2) 2COOH + 2H2O + CO2  CH3COOH + CH4
• 4CO + 2H2O  CH4 + 3CO2
• 4CH3N + 6H2O  9CH4 + 3CO2 + 4NH3
Metanogen Bacteria
• Methanobacteria
• Methanobacillus
• Methanosacarida
• Methanococcus
EVALUASI PRODUK
• Jumlah energi yang terdapat dalam biogas
tergantung pada konsentrasi metana
• > metana  > energi
• < metana  < energi
• Kualitas biogas ditingkatkan dengan menghilangkan
H2S (beracun), H2O (menurunkan titik nyala biogas
dan korosif) dan CO2
• Kandungan H2S, H2O dan CO2 dihilangkan dengan
alat atau bahan desulfurizer
Parameter Proses Pembentukan Gas
• Jenis bahan organik (substrat)
• Derajat Keasaman (pH)
• Imbangan C/N
• Suhu
• Loading rate (laju pengumpanan)
• Zat toksik
• Pengadukan
• Starter
• Waktu retensi
Jenis Bahan Organik
• Jenis bahan organik berpengaruh pada lama waktu
fermentasi
• Masing-masing bahan organik memiliki total padatan
yang berbeda-beda  proses pembusukan material
juga akan berbeda
• Urutan kandungan bahan organik berdasarkan
lamanya waktu penguraian: gula, protein, lemak,
hemiselulosa, selulosa dan lignin.
• Bahan organik limbah pertanian (selulosa dan lignin)
lebih lama diuraikan dibandingkan kotoran ternak
Derajat Keasaman (pH)
• Derajat keasaman pada proses fermentasi akan
mengalami penurunan menjadi 6 atau lebih
rendah akibat terbentuknya asam organik.
• Kehidupan mikroorganisme selama proses
fermentasi efektif pH 6,5-7,5.
• Setelah 2-3 minggu pH akan naik kembali
menandakan perkembangan bakteri metan.
• Penurunan pH dapat dicegah dengan
penambahan larutan kapur, Ca(OH) 2 atau CaCO3
Imbangan C/N
• Aktifitas mikroorganisme yang berperan selama
proses fermentasi tergantung dari imbangan C/N.
• Mikroorganisme beraktifitas maksimum jika C/N : 25-
20
• Imbangan C/N yang tinggi  produksi metan rendah
 kadar N rendah, N dibutuhkan untuk sumber
energi perkembangbiakan mikroganisme pengurai
• Pencegahan: tambahan kadar N, seperti kotoran
hewan ternak.
Imbangan C/N
• ImbanganC/N rendah  N bebas dan
berakumulasi dalam bentuk amoniak sehingga
menyebabkan bau busuk yang berlebihan.
• Pencegahan: ditambahkan bahan yang
mengandung karbon atau serat tinggi, seperti
rumput, jerami dan dedaunan.
• Cara: campurkan bahan organik dengan
rumput/jerami yang telah dicacah hingga
mencapai C/N sebesar 25.
Rasio Karbon dan Nitrogen (C/N)
dari beberapa bahan (Karti dan Dixit) (1984)
1. Kotoran bebek : 8
2. Kotoran manusia : 8
3. Kotoran ayam : 10
4. Kotoran kambing : 12
5. Kotoran babi : 18
6. Kotoran domba : 19
7. Kotoran sapi/kerbau : 24
8. Enceng gondok : 25
9. Kotoran gajah : 43
10. Batang jagung : 60
11. Jerami padi : 70
12. Jerami gandum : 90
13. Serbuk gergaji : 500
Perhitungan C/NRasio
• Rumus:
( X. A ) + (Y. B) = C
• Ket:
X = bagian bahan I
Y = bagian bahan II
A = C/N rasio bahan I
B = C/N rasio bahan II
C = Total akhir bahan
Contoh:
Apabila kita hendak membuat kompos dari sampah
basah kota (bahan I ) sejumlah 1 ton dan diketahui
kandungan C/N rasionya 15. Untuk menaikkan C/N
rasio menjadi 30 (sesuai yang dipersyaratkan), maka
sampah harus dicampur dengan bahan yang
mempunyai kandungan C/N rasio tinggi, misalnya
serbuk gergaji (bahan II ) sehingga perhitungannya
sesuai rumus menjadi:

Misal X=1
Suhu
• Aktifitas bakteri dipengaruhi oleh suhu di dalam
digester.
• Perubahan suhu yang mendadak  penurunan
produksi biogas secara cepat.
• Pencegahan: supaya stabil, instalasi biogas harus
ditempatkan di dalam tanah.
• Suhu optimum: 32-37C.
• Suhu yang >  digester rentan mengalami
kerusakan.
Loading rate
• Adalah jumlah bahan pengisi yang harus dimasukkan
ke dalam digester per unit kapasitas per hari.
• Supaya optimal: perlu pengisian bahan organik yang
kontinyu setiap hari dengan memperhitungkan waktu
tinggal dan volume digester.
• Jika bahan pengisi >  mengganggu proses akumulasi
asam dan produksi metana
• Jika bahan pengisi <  produksi biogas menjadi
rendah.
• Loading rate = volume digester : waktu tinggal
Zat Toksik
• Zat toksik akan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme  produksi gas menurun
• Zat toksik: logam berat tembaga, detergen,
pestisida, kaporit, antibiotik.
• Pencegahan: gunakan air yang bersih.
Pengadukan
• Bertujuan menghomogenkan bahan baku
• Dilakukan sebelum bahan baku dimasukkan
dalam digester dan setelah berada dalam
digester.
• Pengadukan juga berfungsi untuk mencegah
terjadinya pengendapan di dasar digester yang
dapat menghambat pembentukan biogas
• Pengedapan terjadi jika menggunakan kotoran
kering.
Stater
• Stater ditambahkan untuk mempercepat proses
penguraian.
• Stater berupa bakteri mikroorganisme perombak
(alami, semi buatan, buatan)
• Stater alami: lumpur organik atau cairan isi rumen
• Stater semi buatan : dari instalasi pembentuk
biogas yang masih dalam keadaan aktif
• Stater buatan : bakteri metan yang sengaja
dibiakkan di laboratorium/ dijual di pasaran
Waktu Retensi
• Adalah rata-rata periode saat bahan masukan
masih dalam digester dan selama proses
fermentasi oleh bakteri metanogenik.
• Waktu retensi dipengaruhi oleh suhu,
pengenceran dan laju pemasukan bahan.
• Waktu retensi/waktu tinggal 29-60 hari,
tergantung jenis bahan organik yang digunakan.
• Waktu retensi makin singkat jika suhu lebih dari
35 C
Biogas Process
Waktu Retensi

WAKTU (HARI)
1 2 3 - 40 - 60
Pengisian Bahan
Proses Fermentasi
Pupuk Organik
Potensi produksi gas dari berbagai
kotoran per kg
1. Sapi/kerbau : 0,023 – 0,040 m3
2. Babi : 0,040 – 0,059 m3
3. Unggas : 0,065 – 0,116 m3
4. Manusia : 0,020 – 0,028 m3
Perhitungan Konversi Energi Biogas
1 ekor = 10-15 kg kotoran/hari
data… 1 kg = 0,023 – 0,04 m3 biogas
15 kg = 0,04 x 15= 0,6 m3 biogas
data….1m3 = 0,6 lt minyak tanah
0,6 m3 = 0,36 lt minyak tanah

Survei…1 kel (4 orang) = 0,75 lt/hari


Jadi jml sapi = 0,75 / 0,36 = 2 ekor sapi

Anda mungkin juga menyukai