Anda di halaman 1dari 30

Biogas dari POME

(Limbah sawit)
PT PINAGO UTAMA JAMBI/PALEMBANG

Disusun oleh:
Nur Sahid
16320045
Teknik Mesin B Universitas Janabadra
Pendahuluan
 LATAR BELAKANG
• Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sawit
terbesar di dunia.
• 1 ton tandan buah segar (TBS) akan menghasilkan rata-rata
120-200 kg minyak kelapa sawit mentah (CPO), 230-250 kg
tandan kosong kelapa sawit (TKKS), 130-150 kg serat/ fiber,
60-65 kg cangkang, 55-60 kg kernel, dan 0,7 m3 air
limbah.>50 juta ton per tahun (ditjenbibprodbun,2004).
• LCPMKS merupakan sumber pencemar potensial yang dapat
memberikan dampak serius bagi lingkungan, sehingga pabrik
dituntut untuk menangani limbah ini melalui peningkatan
teknologi pengolahan (end of pipe), yaitu penangkapan
metana dari POME ( biogas flaring)
Pengertian POME
palm oil mill effluent (POME)
merupakan Limbah cair kelapa
sawit ,1 TBS menghasilkan 0,7-1m³
POME,bersifat asam (pH 3,3-4,6)
3 proses utama yang menghasilkan
POME :
• Proses sterilisasi tandan
buah segar
• Proses penjernihan minyak
sawit mentah atau CPO
yaiitu
pemerasan,pemisahan,dan
penjernihan
• Pemerasan tandan kandan
Pengertian biogas
• Biogas terbentuk ketika mikroorganisme
khususnya bakteri menurunkan kadar
zat organik pada kondisi anaerob (tanpa
oksigen)
• Biogas sekitar 20% lebih ringan
disbanding udara,memiliki temperature
nyala 650ºC sampai 750ºC
• produk akhir biogas adalah campuran
CH4 dan CO2 yang merupakan gas
mudah terbakar,
• Nilai kalor 20 MJ/Nm³
Pengolahan biogas

• Aplikasi konversi POME menjadi energi menggunakan proses


anaerobic,yaitu proses penguraian zat organik tanpa oksigen
Proses penguraian Anaerobik

• Penguraian anaerobic
berlangsung dlm beberapa
tahap,beberapa kelompok
mikroorganisme yang berbeda
menguraikan zat organic dengan
menggunakan keseterdiaan
energy yang terbatas
Proses penguraian Anaerobik
1.Hidrolisis
• Pada tahap hidrolisis,air bereaksi dengan polimer organic rantai
panjang seperti polisakarida,lemak,dan protein untuk membentuk
polimer rantai pendek yang terlarut seperti gula,asam lemak rantai
panjang,dan asam amino.
• Selulosa,amilase,lipase,atau protase (enzim yang di produksi
oleh mikroorganisme) melakukan proses ini.
Proses penguraian Anaerobik

2. asidogenesis,
• Fase asidogenesis ,oksidasi anaerobic memanfaatkan gula asam
lemak rantai panjang,dan asam amino sebagai substart.
• Berbagai bakteri yang berbeda melakukan asidogenesis dan
seringkali asidogenesis merupakan langkah tercepat untuk konversi
zat organikkompleks selama penguraian dlm fase cair.
• Alur degradasi utama = asetat,karbon dioksida,dan hydrogen.
• Produksi = laktat,etanol,propionat,butirat,dan asam lemak volatile
(VFA) yang digunakan mikroorganisme metagonen sebagai substart
Proses penguraian Anaerobik

3.Asetogenesis
bakteri asetogenik yang memproduksi hidrogen mengkonversi
asam lemak dan etanol/alkohol menjadi asetat, karbon
dioksida, dan hidrogen. Konversi lanjutan ini sangat penting
bagi keberhasilan produksi biogas,karena metanogen tidak
bisa menggunakan senyawa asam lemak dan etanol secara
langsung. Asetogen tumbuh lambat dan bergantung pada
tekanan parsial hidrogen yang rendah untuk degradasi
asetogenik yang menghasilkanenergi.
Proses penguraian Anaerobik

4.metanogenesis, Reaksi keseluruhan


Selama tahap metanogenesis,
metana dibentuk melalui dua rute
utama. Pada rute primer,
fermentasi produk utama yang
berasal dari tahap pembentukan
asam yakni asam asetat diubah
Reaksi tambahan
menjadi metana dan karbon
dioksida. Bakteri yang mengubah
asam asetat adalah bakteri
asetolastik atau asetofilik
Proses penguraian Anaerobik

4.metanogenesis,
• Rute sekunder menggunakan hidrogen untuk mengurangi CO2 untuk
menghasilkan CH4 dengan metanogen hidrogenofilik.

• Hanya sejumlah senyawa dalam jumlah terbatas yang dapat digunakan


sebagai substrat dalam metanogenesis yakni asetat, H2, CO2, metanol, dan
format.
• Berdasarkan stoikiometri, para ahli memperkirakan bahwa sekitar 70% dari
metana dihasilkan dari asetat, sedangkan 30% sisanya dihasilkan dari H2
dan CO2.
Kondisi ideal untuk penguraian
Anaeorobik
 Nutrisi dan sintesis kimia yang diperlukan untuk penguraian
anaerobic meliputi:
• Makronutrisi = C,H,O,N,S,P,Ca,Mg untuk makanan bagi
bakteri
• Mikronutrisi = Fe,Ni,Mn,Mo dan Co untuk menjaga bakteri
tetap sehat.
• Vitamin diperlukan dlm jumlah kecil untuk katalitik spesifik
dalam biosintesis.
• Enzim(katalis protein yg dihasilkan oleh sel-sel hidup) untuk
mempercepat reaksi seluler dari mikroorganisme.
• Suhu sekitar 35ºC untuk mesofilik dan 55ºC untuk termofilik.
• pH sekitar 7
Pertumbuhan mikroorganisme dalam
kondisi yang kondusif

Operator harus memantau dan menjaga kondisi dalam digester untuk mendukung
kehidupan mikroorganisme yang sehat dan produksi biogas yang optimal.
Kondisi ideal untuk penguraian Anaeorobik

Kondisi pendukung dalam


penguraian anaeorob;
• Suhu.
• pH dan system
penyangga.
• Kelarutan gas.
• Pengadukan.
• Nutrisi
• Toktisitas.
Parameter proses
Waktu retensi hidrolik
• Waktu retensi hidrolik atau hydrolic retention time (HRT) adalah
lama waktu rata-rata suatu senyawa yang mudah larut untuk
tetap berada di dalam biodigester
Teknologi penguraian anaerobik

• Continuously Strirred
tank Reactor(CSTR)
CSTR umumnya berbentuk
silinder yang terbuat dari
bahan beton atau logam dg
rasio tinggi terhadap diameter
yang kecil.system ini dpt
beroperasi pada suhu
mesofilik atau suhu
termofilik,dan dengan system
pengaduk
mekanik,hidroliik,maupun
injeksi.
Teknologi penguraian anaerobik

• Kolam Tertutup
Adalah kolam tertutup yang
dilengkapi dengan mekanisme
pengaduk. Diseain ini
biasanya digunakan untuk
menangani limbah padatan
kurang dari 3%
Teknologi penguraian anaerobik

• Filter anaerobic
Menggunakan “carier” yg terbuat dari plastic tempat mikroorganisme
aktif melekat dan mencegah terdorong keluar dari system.
• Fluidized and expanded beds
Mikroorganisme menarik partikel kecil sehingga membnentuk
koloni,system ini mempunyai aliran kuat ke atas yg menyebabjan
partikelmengambang sehingga mikroorganisme melakukan kontak dg
subtract.
• Upflow anaerobic sludge blanket (UASB)
Sistem ini mempompakan limbah masuk ke reactor dg kencang shg terjadi
proses pengadukan dan kontak antara mikroorganisme dg substart.
Teknologi penguraian anaerobik

• Expanded granular sludge bed


(EGSB)
• Reaktor EGSB ini hampir sama
dengan reactor UASB ,tetapi
sengan tingkat kecepatan aliran
keatas yang lebih tinggi agar air
limbah melewati tumpukan
lumpur.
• Desain cock untuk konsentrasi
COD kurang dari 1 sampe 2 g
COD/L atau untuk air limbah yang
mengandung partikel tersuspensi
yang tidak mudah terbiodegradasi
Pemanfaatan biogas dari POME

 Bahan bakar burner maupun boiler


 Bahan bakar rumah tangga
 Pembangkit listrik tenaga biogas
• Menghasilkan listrik untuk keperluan pabrik
• Menghasilkan listrik untuk dijual kejaringan
PLN
Diagram penggunaan POME
Produksi biogas PT PINAGO UTAMA PALEMBANG
(waktu aerasi 12 minggu)
Menghitung potensi energy terbarukan dari POME
Asumsi dalam menghitung Potensi daya.
Estimasi produk energy dari POME (jambi)

 Bahan baku harian : 8.576.000 ton TBS/tahun = 24600 t0n TBS per hari
365 hari / tahun
 limbah cair harian : 24.600 x 0,6 = 14.760 m³/hari
 COD loading: (40.000mg/l) x (14.760m³/hari) x (kg/1000.000mg) x(10.000l)
=590.400 kg COD/hari.
 Produksi Nm³ CHчCH = (590.400 kg COD/hari)x (90%)x (0,35 /kg COD)
= 185.976 Nm³ CHч/hari.
 Kapasitas pembangkitan = (185.976 Nm³ CHч) x( 35,7 MJ/m³)x (0,4)
=30,738 MWe
Substitusi bahan bakar fosil

• Penggunaan
teknologi konversi
gas metana
menjadi energi
listrik dapat
menjadi substitusi
penggunaan
bahan bakar fosil
di lingkungan PKS.
Daftar pustaka

 Edwi mahajoeno,2007,jurnal potensi limbah cair


pabrik kelapa sawit untuk produksi biogas.
 Sri Rahayu, Ade. dkk. 2015. Buku Panduan Konversi
POME Menjadi Biogas, USAID dan Winrock
Internasional,
 Guntur maralop s dan Hadrah,2017.jurnal ,estimasi
potensi biogas dari POME pabrik kelapa sawit di jambi.
 Otoritas jasa keuangan.2016.pembiayaan pembangkit
listrik tenaga biogas.
UJB TM
Kandungan LPG
Berdasarkan spesifikasi LPG yg dikeluarkan
direktorat jendral minyak gas bumi
No. 26525.k./10/DJM.T/2009, komposisi
produk LPG minimal mengandung
campuran propane (C3H8) dan Butane
(C4H10) sebesar 97% dan maksimum 2%
merupakan campuran pentane (C5H12),
Etana (C2H6) dan hidrokarbon yang lebih
berat.
1kg LPG menghasilkan kalor ; 50159,92kJ
Komponen pembangkit
listrik tenaga biogas

Anda mungkin juga menyukai