Anda di halaman 1dari 4

CONTOH ANALISA KELAYAKAN USAHA

Biaya Investasi dan Produksi

1. Biaya investasi

Tabel 1. Perkiraan biaya investasi untuk pembangunan industri briket

Jumlah Harga
No. Kegiatan Jumlah Satuan Umur
(Rp)
Investasi Awal    
1 Alat Pirolisis 3 Buah 4.500.000 3
2 Cetak Briket 1 Buah 4.000.000 3
3 Ayakan Briket 1 Buah 1.000.000 3
4 Mesin Penghalus Arang 1 Buah 1.500.000 3
5 Perlengkapan (jemur dan skot, nampan) Set 500.000 3
6 Lahan Sewa Usaha 10 m x 40 m x Rp. 200.000 m2 7.500.000 3
Total biaya produksi /bulan     19.000.000  
Biaya Bunga 10% /tahun     1.900.000  
Biaya Depresi 10% 3 tahun, SFF = 0,302     5.738.000  
Total Investasi /tahun     26.638.000  

2. Biaya Produksi Tahunan

Tabel 2. Biaya produksi briket

Harga
Jumlah Harga
No. Kegiatan Jumlah Satuan Satuan
(Rp)
(Rp)
1 Kebutuhan Arang Batubara/bulan 600 kg 1.000 600.000
2 Kebutuhan Arang Jerami Padi/bulan 600 kg 400 240.000
3 Kemasan plastik 55 set 1.000 55.000
4 Perekat kanji/bulan 120 kg 1.500 180.000
5 Listrik/bulan (200 kW) 200 kWh   100.000
6 Tenaga Kerja 3 orang   1.800.000
7 Kelengkapan (P3K/Kebersihan)   100.000
  Total biaya produksi/bulan   3.075.000
  Total biaya produksi/tahun   36.900.000
  Pendapatan/bulan 1200 kg 4.400 4.800.000
  Pendapatan/tahun     57.600.000
Biaya Keuntungan Pendapatan

Biaya Tahunan = Biaya Produksi + Biaya Bunga + Biaya Depresi

= Rp 36.900.000 + Rp 1.900.000 + Rp 5.738.000

= Rp 44.538.000,-

Keuntungan yang diperoleh dari usaha produk briket arang setiap tahun adalah

sebagai berikut:

Keuntungan = Total pendapatan-Biaya Tahunan

= Rp 57.600.000,- − Rp 44.538.000,-

= Rp 13.062.000,− setiap tahun

Kriteria Kelayakan Usaha

Kriteria kelayakan usaha yang ditampilkan yaitu: Break Event Point (BEP), B/C

Ratio, Return of Investment (ROI) dan Pay Back Period (PBP).

1. Break Event Point (BEP)

BEP dipakai untuk menentukan besarnya volume penjualan dimana suatu

usaha tersebut sudah dapat menutup semua biaya-biayanya tanpa mengalami

kerugian maupun keuntungan, BEP tercapai bila total biaya produksi sama dengan

nilai jual briket arang. BEP dirumuskan sebagai berikut:

Total Biaya Produksi/bulan


BEP =
Harga Jual /kg

3.075.000
=
4.000

= 769 kg/bulan

Usaha akan mencapai titik impas bila dapat menjual produk sebanyak

727 kg/bulan dengan harga jual senilai Rp 4.200,- per kg.


2. B/C ratio

B/C ratio merupakan indikator kelayakan usaha yang dilihat dari

perbandingan antara tingkat keuntungan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.

Apabila nilai B/C ratio lebih besar dari 1, usaha yang bersangkutan layak untuk

dijalankan. Adapun perhitungan B/C ratio pada pembuatan briket arang sebagai

berikut:

Total Pendapatan
B/C =
Total Biaya Produksi

57.600.000
=
36.900.000

= 1,561

B/C ratio pada usaha pembuatan briket arang senilai 1,34. Artinya, dari

setiap satuan modal yang dikeluarkan akan diperoleh hasil sebanyak 1,34 kali

lipatnya.

3. Return of Invesment (ROI)

ROI merupakan perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan

modal yang dikeluarkan.

Keuntungan
ROI = x 100%
Total Biaya Produksi

13.062.000
= x 100%
36.900.000

= 35,4 %

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa setiap pembiayaan Rp 100,- yang

dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 35,40,-.

4. Pay Back Period (PBP)


Jangka waktu pengembalian investasi suatu usaha dapat ditunjukkan

dengan menghitung nilai Pay Back Period (PBP). PBP adalah waktu yang diharapkan

suatu usaha untuk dapat mengembalikan investasi yang telah ditanam.

Nilai Investasi
PBP =
Keuntungan /Tahun

19.000.000
=
13.062.000

= 1,5 Tahun

Artinya, biaya investasi akan kembali dalam waktu 1,5 tahun.

Anda mungkin juga menyukai