Anda di halaman 1dari 6

A.

Analisis Usaha Tani

Analisis usaha tani beras merah dalam satu kali masa tanam per 1500 m2
Tabel 4.2. Biaya Tetap
No. Sarana Produksi Biaya
1 Lahan 1500m2 (milik sendiri) Rp 0
2 Biaya Tenaga Kerja 7 orang x @Rp50.000 Rp 350.000,00
3 Traktor Rp 350.000,00
4 Penyusutan per musim
Cangkul (umur 4 tahun) 2 buah x @ Rp Rp 25.000,00
150.000,00 / 3 kali masa tanam
Angkong (umur 4 tahun) 1 buah x @ Rp Rp 41.666,00
500.000,00 / 3 kali masa tanam
Tangki semprot (umur 3 tahun) 1 buah x @ Rp 94.444,00
Rp 850.000,00/ 3 kali masa tanam
5 Alat Press Vacum (umur 5 tahun) 1 buah x Rp 113.333,00
@ Rp 1.700.00,00/ 3 kali masa tanam
6 Biaya lain-lain Rp 100.000,00
Total Biaya Rp 1.074.443,00
Sumber : Wawancara
Tabel 4.3. Biaya Variabel
No. Sarana Produksi Biaya
1 Benih (dari hasil panen sebelumnya) Rp 0
2 Pupuk Kandang 2 pick up x @ Rp Rp 400.000,00
200.000,00

3 Arang Sekam 12 karung x @Rp 20.000 Rp 240.000,00


4 Pupuk Organik Cair (membuat sendiri) Rp 0
5` Plastik kemasan Rp 100.000,00
6 Penggilingan 25 x @Rp 25.000,00 Rp 625.000,00
Total Biaya Rp1.365.000,00
Sumber : Wawancara
Berdasarkan pengelompokan data tersebut, analisis ekonomi yang
dapat di lakukan analisis adalah sebagai berikut:
1. Biaya Produksi
Total Biaya Produksi = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel
= Rp 1.074.443,00 + Rp 1.365.000,00
= Rp 2.439.443,00
2. Keuntungan
TR = Q x P
Keterangan :
TR : Total Penerimaan (Total Revenue)
Q : Total Produksi (Kg)
P : Harga Produk
TR = 300 kg x Rp 13.000/kg
= Rp 3.900.000,00
Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya produksi
= Rp 3.900.000,00 – Rp 2.439.443,00
= Rp 1.460.557,00
3. Break Event Poit (BEP produksi dan BEP harga)
a. BEP Volume Produksi
BEP = Total Biaya Produksi (Rp.)
Harga di Tingkat Petani (Rp./Kg)
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
BEP Produksi =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Rp 2.439.443,00
=
13.000/𝑘𝑔
= 187,649 kg
b. BEP Harga Produksi
BEP harga = Total Biaya Produksi (Rp.)
Total Produksi (Kg)
Rp 2.439.443,00
BEP harga =
300𝑘𝑔
= Rp 8.131,00/kg
4. Return of Investment (ROI)
RoI = Keuntungan Usaha Tani x 100 %
Modal Usaha atau biaya operasional
Rp 1.460.557,00
= x 100%
𝑅𝑝 2.439.443,00
= 59,88%
5. Benefit Cost ratio (B/C ratio)
Total Pendapatan (Rp)
B/C ratio =
Total Biaya operational ( Rp)
Rp 3.900.000,00
=
Rp 2.439.443,00

= 1,60
Berdasarkan pengelompokan data dan analisis ekonomi yang pada
hasil pengamatan dapat di lakukan analisis adalah sebagai berikut:
1. Biaya Produksi
Untuk mengetahui besarnya total biaya produksi dari usaha tani
beras merah, maka digunakan rumus (Rahardja, 2000) sebagai berikut
:
TC = TFC + TVC
Dimana :
TC : Total Biaya (Total Cost)
TFC : Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
TVC : Total Biaya Variabel (Total Variabel Cost)
Biaya tetap merupakan biaya produksi yang selama satu
periode kerja tetap jumlahnya. Biaya ini tergantung dari jumlah produk
yang dihasilkan dan jumlah kerja suatu alat atau mesin. Contoh biaya
tetap dalam usaha tani yaitu : sewa lahan per Ha/tahun, penyusutan alat
per tahun dan lain- lain. Biaya variabel adalah biaya yang berubah
secara proporsional dengan aktivitas bisnis. Biaya variabel adalah
jumlah biaya marjinal terhadap semua unit yang diproduksi. Hal ini
juga dapat dianggap biaya normal. Contoh biaya variabel dalam usaha
tani yaitu: benih, pupuk, arang sekam dan lain- lain.
Berdasarkan analisis data biaya produksi yang dikeluarkan oleh
petani untuk usaha beras merah sebesar Rp 2.439.443,00 dimana
diperoleh dari biaya tetap yang terdiri dari biaya tenaga kerja, sewa
lahan, dan biaya penyusutan alat serta biaya biaya variabel yang terdiri
dari benih, pupuk kandang dan biaya lain-lain.
2. Keuntungan
Untuk mengetahui besarnya total pendapatan/keuntungan
usaha tani beras merah, maka digunakan rumus (Rahardja, 2000)
sebagai berikut:
Π= TR – TC
Dimana :
Π : Keuntungan (Profit)
TR : Total Penerimaan (Total Revenue)
TC : Total Biaya (Total Cost)
Sedangkan, untuk mengetahui total penerimaan/total revenue (TR)
digunakan rumus (Rahardja, 2000) sebagai berikut :
TR = Q x P
Dimana :
TR : Total Penerimaan (Total Revenue)
Q : Total Produksi (Kg)
P : Harga Produk
Total Penerimaan yang diperoleh dalam usaha tani dengan
jumlah produksi beras merah sebanyak 300 kg dengan setiap
kilogramnya seharga Rp 13.000,00. Keuntungan yang diperoleh
berdasarkan analisis data yatiu Rp 1.460.557,00
3. Break Event Poit (BEP produksi dan BEP harga)
Break Even Poit merupakan titik keseimbangan dimana pada
titik tersebut terjadi suatu kondisi yang menggambarkan bahwa hasil
usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan.
Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan
keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian.
a. BEP Volume Produksi
BEP Volume Produksi menggambarkan produksi minimal yang
harus dihasilkan, agar usaha tani tidak mengalami kerugian.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pada saat
produksi beras merah diperoleh 187,649 kg maka usaha tani
tersebut telah mencapai pada titik balik modal yang artinya usaha
tani tidak mengalami kerugian.
b. BEP Harga Produksi
BEP Harga Produksi menggambarkan harga terendah dari produk
yang dihasilkan. Apabila harga ditingkat petani lebih rendah dari
pada harga BEP, maka usaha tani akan mengalami kerugian.
Berdasarkan hasil analisis data meunjukkan bahwa pada saat beras
merah dijual seharga Rp 8.131,00 untuk setiap kilogramnya maka
usaha tani tersebut telah mencapai pada titik balik modal yang
berarti usaha tani tidak mengalami kerugian.
4. Return of Investment (ROI)
ROI (return of investment) merupakan rasio yang menunjukkan
hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu
ukuran tentang efisiensi manajemen. Ratio ini menunjukkan hasil dari
seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber
pendanaan dan biasanya ratio ini diukur dengan persentase. Ratio ini
menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal
pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) ratio ini
semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya ratio ini
digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan. Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal ROI (return
on investment) dalam analisis usaha untuk mengetahui keuntungan
usaha, berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan. Besar kecilnya
nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang dicapai dan perputaran
modal. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya
keuntungan sebesar Rp 59,88 yang diperoleh setiap terjadinya
pengeluaran biaya sebesar Rp 100,00.
5. Benefit Cost ratio (B/C ratio)
B/C adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang
diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan
layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C> 1. semakin besar
nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha
tersebut. Untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu usaha dapat
digunakan parameter yaitu dengan mengukur besarnya pemasukan
dibagi besarnya pengeluaran, dimana bila
B/C Ratio > 1 = efisien
B/C Ratio ═ 1 = impas
B/C Ratio < 1 = tidak efisien
Benefit Cost Ratio (B/C ratio) bisa digunakan dalam analisis
kelayakan usaha tani, yaitu perbandingan antara total pendapatan dan
total biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil analisis data
menunjukkan bahwa B/C ratio 1,60 adalah B/C ratio yang nilainya
diatas 1 atau (>1) maka, B/C ratio menunjukkan investasi atau
kelayakan proyeknya dapat diterima. Sehingga usaha tani beras merah
tersebut memiliki kelayakan unuk keberlanjutan usaha.

Anda mungkin juga menyukai