A. DESKRIPSI SINGKAT
Matakuliah Pengantar Usahatani adalah matakuliah yang mempelajari bagaimana seorang petani
sebagai manager, pribadi dan sosial dalam kegiatan usahataninya, mengalokasikan sumber daya yang
ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang optimal pada waktu tertentu.
Sumber daya itu adalah alam (benih, lahan), tenaga kerja, modal dan manajemen. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan usahatani dan aktivitas rumah tangga petani adalah dua hal yang saling
terkait karena pada umumnya kegiatan usahatani dilakukan sejalan dengan kehidupan sehari-hari
petani dan banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga sehingga keputusan dalam usahatani
cenderung dipengaruhi oleh kehidupan sosial masyarakat dan lingkungan, serta berorientasi pada
keluarga.
Usaha tani yang dilakukan oleh rumah tangga petani umumnya mempunyai dua tujuan, yaitu
mendapatkan keuntungan yang maksimal atau untuk keamanan pangannya, dengan cara
meminimalkan risiko, termasuk keinginan untuk memiliki persediaan pangan yang cukup untuk
konsumsi rumah tangga dan selebihnya untuk dijual. Guna lebih memahami hal diatas maka
dilaksanakan praktikum dengan mengambil topik utama Survey Usahatani, Rumah Tangga dan
Keluarga Petani di pedesaan. Adapun tujuan lebih detail akan dipaparkan pada tujuan praktikum
dibawah ini:
B. TUJUAN PRAKTIKUM
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
a) Masing-masing praktikan wajib memiliki Modul Praktikum Pengantar Usahatani
b) Praktikan dibagi menjadi beberapa kelompok (5 mahasiswa / kelompok)
c) Kegiatan praktikum adalah survey pada usahatani komoditas/produk pertanian (sebagai objek
praktikum)
d) Masing-masing kelompok mengerjakan Tugas Praktikum sesuai dengan materi, pada objek
praktikum
e) Pengambilan data boleh dilakukan sekali atau beberapa kali dalam jangka waktu tertentu
f) Asistensi revisi laporan dilakukan sampai siap untuk dipresentasikan pada saat UAP (Ujian Akhir
Praktikum) sesuai jadwal praktikum
g) Laporan dipresentasikan sesuai dengan jadwal praktikum atau pada saat UAP (Ujian Akhir
Praktikum)
TATAP TATAP
MUKA MUKA
KEGIATAN PRAKTIKUM
KULIAH PRAKTIKUM
KE- KE-
B. Tugas Praktikum
1. Carilah referensi hasil penelitian usahatani terkait sejarah usahatani komoditas terkait objek
praktikum
2. Lakukan identifikasi sejarah usahatani dan komoditas pada objek praktikum
3. Interpretasikan hasilnya
(lengkapi dengan foto)
A. TINJAUAN PUSTAKA
Arti sebenarnya dari “Transek” itu sendiri adalah gambar irisan muka bumi. Pada awalnya, transek
dipergunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati “wilayah-wilayah Ekologi”
(pembagian wilayah lingkungan alam berdasarkan sifat khusus keadaannya).
Hubungan antara manusia dan lingkungan alam bagi masyarakat pedesaan sangatlah erat. Mata
pencaharian mereka adalah mengolah alam secara langsung, sehingga keadaan alam dan sumber-sumber
daya akan sangat menentukan keadaan mereka. Misalnya, jenis-jenis kegiatan pertanian akan tergantung
pada jenis dan keadaan tanah, ketersediaan air dan curah hujan, dan sebagainya. Rapatnya hubungan
timbal-balik antara kehidupan masyarakat dan lingkungan alam menyebabkan hal ini perlu dipahami dalam
mengembangkan program bersama masyarakat. Dengan teknik pemetaan, diperoleh gambaran keadaan
sumber daya alam masyarakat bersama masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan, potensi-
potensi yang ada. Sedangkan untuk mengamati secara langsung keadaan lingkungan dan sumber daya
tersebut, digunakan Teknik Penelusuran Lokasi (Transek).
Teknik Penelusuran Lokasi (Transek) adalah teknik PRA untuk melakukan pengamatan langsung
lingkungan dan sumber daya masyarakat, dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu
lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan dan lintasan tersebut, kemudian dituangkan ke dalam
bagan atau gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut. Transek membantu “ orang luar
“ untuk melihat dengan jelas mengenai kondisi alam dan rumitnya sistem pertanian dan pemeliharaan
sumber daya alam yang dijalankan oleh masyarakat. Kita dapat belajar tentang cara masyarakat dalam
memanfaatkan sumber daya alam.
Di dalam perencanaan program, transek dipergunakan untuk observasi lansung bagi kegiatan
penjajagan kebutuhan dan potensi. Sedangkan dalam evaluasi program, teknik ini dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui fakta-fakta dan perubahan yang telah terjadi.
Jenis Jenis Transek
Jenis-jenis Transek berdasarkan jenis informasi (topik kajian) terdiri dari tiga jenis yaitu Transek
Sumber Daya Desa yang bersifat umum, Transek Sumber Daya Alam dan Transek untuk Topik Topik
Khusus. Uraian singkat ketiga jenis transek tersebut adalah:
1. Transek Sumber Daya Desa ( Umum )
Penelusuran desa adalah pengamatan sambil berjalan melalui daerah pemukiman desa yang
bersangkutan guna mengamati dan mendiskusikan berbagai keadaan. Keadaan-keadaan yang
diamati yaitu pengaturan letak perumahan dan kondisinya, pengaturan halaman rumah, pengaturan
air bersih untuk keluarga, keadaan sarana MCK (mandi-cuci-kakus), sarana umum desa (a.l. sekolah,
tembok dan gapura desa, tiang listrik, puskesmas, dsb), juga lokasi kebun dan sumber daya pertanian
secara garis besar. Kajian transek ini terarah terutama pada aspek-aspek umum pemukiman desa
tersebut, terutama sarana-sarana yang dimiliki desa, sedangkan keadaan sumber daya alam dan
bukan alam dibahas secara garis besarnya saja. Kajian ini akan sangat membantu dalam mengenal
desa secara umum dan beberapa sapek lainnya dari wilayah pemukiman yang kurang diperharikan.
2. Transek Sumber Daya Alam
Transek ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai potensi
sumberdaya alam serta permasalahan-permasalahannya, terutama sumber daya pertanian.
Seringkali, lokasi kebun dan lahan pertanian lainnya milik masyarakat berada di batas dan luar desa,
sehingga transek sumber daya alam ini bisa sampai keluar desa. Informasi-informasi yang bisanya
muncul antara lain adalah :
Bentuk dan keadaan permukaan alam (topografi) : termasuk ke dalamnya adalah kemiringan
lahan, jenis tanah dan kesuburannya, daerah tangkapan air dan sumber-sumber air (sungai, mata
air, sumur).
Pemanfaatan sumber daya tanah (tataguna lahan) : yaitu untuk wilayah permukiman, kebun,
sawah, lading, hutan, bangunan, jalan, padang gembala, dan sebagainya.
Pola usaha tani: mencakup jenis-jenis tanaman penting (antara lain jenis-jenis local) dan
kegunaanya (misalnya tanaman pangan, tanaman obat, pakan ternak, dsb), produktivitas lahan
dan hasilnya dan sebagainya.
Teknologi setempat dan cara pengelolaan sumber daya alam : termasuk teknologi tradisional,
misalnya penahan erosi dari batu, kayu, atau pagar hidup; pohon penahan api; pemeliharaan
tanaman keras; system beternak; penanaman berbagai jenis rumput untuk pakan ternak, penahan
air, penutup tanah; system pengelolaan air, (konservasi air, kontrol erosi, dan pengairan) dan
beberapa hal lainnya.
Pemilikan sumber daya alam : biasanya terdiri dari milik perorangan, milik adat, milik umum/desa,
milik pemerintah (missal hutan).
Kajian lebih lanjut yang dilakukan antara lain adalah :
Kajian mata pencaharian yang memanfaatkan sumber daya tersebut baik oleh pemilik maupun bukan
(misal, penduduk yang tidak memiliki kebun mungkin menjadi peternak, menjadi buruh, dsb) serta
kajian mengenai hal-hal lain yang mempengaruhi pengelolaan sumber daya, seperti perilaku
berladang dan tata cara adat dalam pengelolaan tanah, pengelolaan air, peraturan memelihara ternak,
upacara panen, dan sebagainya.
3. Transek Topik Topik Lain
Transek juga bisa dilakukan untuk mengamati dan membahas topik-topik khusus. Misalnya: transek
yang dilakukan khusus untuk mengamati sarana kesehatan dan kondisi kesehatan lingkungan desa,
transek wilayah persebaran hama, atau transek khusus untuk mengamati sumber air dan sistem
pengelolaan aliran air serta irigasi, pendidikan dasar, dan sebagainya.
B. URAIAN TUGAS PRAKTIKUM
1. Carilah referensi hasil penelitian usahatani terkait transek desa
2. Lakukan identifikasi transek desa pada objek praktikum (beserta gambar)
3. Interpretasikan hasilnya (lengkapi dengan foto)
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Karakteristik Usahatani dan Petani di Indonesia
Usaha tani mempunyai arti penting dalam suatu pertanian, dimana usaha tani adalah suatu
tempat di permukaan bumi dimana pertanian di selenggarakan. Pembangunan usaha tani yang berhasil
akan membuahkan terwujudnya target pembanguna nasional. Dengan wilayah yang luas, serta ditambah
lagi dengan lahan pertanian yang luas, dengan penduduknya sebagian besar adalah tani atau mata
pencariannya adalah dengan bertani maka Indonesia merupakan negara yang agraris, yang menempatkan
pertanian sebagai potensi yang paling dominan.
Seperti tujuan dari pancasila dan UUD 1945 yaitu mewujudkan kesejahteraan rakyat serta keadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan keadilan social secara
menyeluruh di wilayah Indonesia ini maka otomatis telah tecapainya pembangunan pertanian serta
pembangunan ekonomi yang baik yang berawal dari perubahan kearah perbaikan kualitas dari usaha tani
itu sendiri.
Di Indonesia, usahatani dikategorikan sebagai usahatani kecil karena mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat
2) Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah
3) Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten
4) Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya
Usahatani tersebut masih dilakukan oleh petani kecil,maka telah disepakati batasan petani kecil
(Soekartawi, 1986) pada seminar petani kecil di Jakarta pada tahun 1979, menetapkan bahwa petani kecil
adalah :
a. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras per kapita per tahun
b. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha lahan sawah di Jawa atau 0,5 ha
di luar Jawa. Bila petani tersebut juga memiliki lahan tegal maka luasnya 0,5 ha di Jawa dan 1,0 ha
di luar Jawa.
c. Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas.
d. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis.
Dari segi ekonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil adalah terbatasnya sumberdaya dasar
tempat ia berusahatani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang lahan kecil, disertai dengan
ketidakpastian dalam pengelolaannya. Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam beberapa
petak. Walaupun petani-petani kecil mempunyai ciri yang sama yaitu memiliki sumberdaya terbatas dan
pendapatan yang rendah, namun cara kerjanya tidak sama. Karena itu petani kecil tidak dapat dipandang
sebagai kelompok yang serba sama, walaupun mereka berada di suatu wilayah kecil, sehingga tiap-tiap
usaha petani tersebut mempunyai sistem usahatani yang unik. Jelas bahwa hal ini diperlukan penelitian-
penelitian mengenai usahatani di bebagai daerah dengan berbagai karakteristik petani, iklim, sosial,
budaya yang berbeda, sehingga diperoleh perumusan masalah yang dapat digunakan untuk merumuskan
suatu kebijakan.
Selain masing-masing petani memiliki sistem usahatani yang unik, juga agroekosistemnya, suatu
kombinasi sumber daya fisik dan biologis seperti bentuk-bentuk lahan, tanah, air, tumbuhan dan hewan.
Dengan mengalokasikan sumber daya tersebut, petani melakukan proses produksi agar dapat terus
menghasilkan produk baik berupa fisik maupun uang.
Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus
pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya
usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil,
(b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh
musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga
menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit,
teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang
dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani.
Selain itu, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat
pembangunan pertanian di Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan
non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani,
kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan
kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat
lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya
pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia
(Anonymous, 2012)
B. TUGAS PRAKTIKUM
1. Carilah referensi hasil penelitian usahatani terkait profil petani
2. Lakukan identifikasi profil petani pada objek praktikum
3. Interpretasikan hasilnya
(lengkapi dengan foto)
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Biaya
Biaya dapat dikatakan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan oleh pihak produsen untuk
menghasilkan produk. Terdapat beberapa biaya dalam aktivitas produksi, namun pada intinya biaya
produksi terdiri atas dua bagian utama, yakni biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan
dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan
untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang
bagi organisasi.
Menurut Hansen dan Mowen (2005:66), biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau
di masa datang bagi organisasi.
Menurut Carter (2009:2), biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan yang
dikeluarkan untuk menjamin memperoleh manfaat.
Menurut Riduwan (2007:4), biaya dapat diartikan pula sebagai harga pokok atau bagiannya yang
telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan.
Dari definisi atau pengertian biaya tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya dapat
didefinisikan atau diartikan dalam dua kategori, yaitu secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, definisi
atau pengertian biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva, sedangkan
dalam arti luas, definisi atau pengertian biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Biaya produksi merupakan seluruh pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor
produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi perusahaan tersebut.
Besarnya biaya produksi jelas berhubungan dengan banyak sedikitnya jumlah produk yang dihasilkan.
Dengan menambah jumlah barang yang dihasilkan, maka biaya produksi akan ikut bertambah.
Bertambahnya jumlah produk menyebabkan biaya per satuan menjadi semakin rendah karena beban
biaya tetap dibagi atas banyaknya jumlah produk, sehingga hasilnya menjadi lebih kecil. Selama cara
berproduksi masih sederhana, dengan modal tetap yang sedikit pun akan membuat biaya produksi rendah.
Beberapa Konsep biaya dalam usahatani:
Biaya Investasi
Merupakan biaya awal yang dikeluarkan oleh petani sebelum menjalankan proses usahataninya.
Menurut Ibrahim (2003), untuk menentukan jumlah biaya investasi secara keseluruhan disesuaikan
dengan aspek teknis produksi, antara lain :
a. Lahan
Luas lahan yang diperlukan disesuaikan dengan luasan yang ditetapkan dalam aspek teknis,
dan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan lahan disesuaikan dengan harga yang
berlaku.
b. Gedung
Gedung difungsikan untuk bangunan pabrik, kantor, gudang, dan lain sebagainya.
c. Mesin
Mesin yang digunakan juga disesuaikan dengan aspek produksi, apakah menggunakan mesin
dengan teknologi tinggi atau tidak.
d. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang dapat menunjang produksi. Harga peralatan
disesuaikan dengan jenis dan jumlah peralatan yang diperlukan dan dihitung dalam harga
berlaku, misalnya cangkul, gunting pangkas, sprayer pestisida, dan lain-lain.
e. Biaya Lain
Biaya lain meliputi biaya studi kelayakan, biaya impor/ekspor, dan biaya lain yang berhubungan
dengan pembangunan proyek
Biaya produksi
Merupakan keseluruhan biaya yang dilakukan selama proses produksi tanaman. Biaya produksi
terdiri dari :
a) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya relatif tetap, dan secara tetap dikeluarkan
meskipun jumlah produksi banyak atau sedikit. Sehingga besarnya biaya tetap tidak terpengaruh
oleh besar kecilnya produksi yang dijalankan.
Keterangan:
TFC = total biaya tetap (Rp)
Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap
Pxi = harga input (Rp)
n = jumlah atau banyaknya input
b) Biaya Variabel
Untuk tujuan perencanaan dan pengawasan, biaya variabel dibedakan menjadi :
Engineered variabel cost
Engineered variabel cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran
kegiatan tertentu atau biaya yang antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan
yang erat dan nyata. Contohnya : biaya bahan baku.
Discretionary cost
Discretionary variabel cost adalah biaya-biaya yang jumlah totalnya sebanding dengan
perubahan volume kegiatan sebagai akibat kebijakan manajemen.
Misalnya adalah pengeluaran untuk pembelian bahan baku. Semakin banyak barang yang
dihasilkan, maka semakin besar pula pengeluaran untuk pembelian bahan baku. Namun demikian
laju peningkatan biaya tersebut berbeda-beda (tidak konstan ) . Laju peningkatan mula-mula dari
titik asal adalah menurun hingga titik A. Pada titik A ini tidak terjadi peningkatan sama sekali.
Kemudian sesudah titik A laju kenaikannya terus menerus naik. Kesimpulannya ialah Jika jumlah
produksinya sedikit, maka nilai biaya yang diperlukan rendah. Sehingga dalam hal ini, antara biaya
variabel dan jumlah produksi merupakan suatu hubungan yang sifatnya searah. Dalam usahatani,
yang termasuk biaya variabel adalah pengeluaran untuk pembelian pupuk, bibit, benih, pestisida,
biaya persiapan dan persewaan lahan, serta biaya pengolahan lahan. Biaya variabel total dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
VC = variable cost/ biaya variabel (Rp)
TVC = total variable cost/ jumlah dari biaya variabel (Rp)
c) Biaya Total
Biaya total (total cost) dapat diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel,
dapat dirumuskan sebagai berikut :
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total Cost (Biaya total (Rp))
TFC = Total Fixed Cost (Biaya tetap total (Rp))
TVC = Total Variable Cost (Biaya variabel total (Rp))
Q = Quantitas Produk
2. Penerimaan
Kadarsan (1993) menyatakan, bahwa usahatani pada akhirnya akan menghasilkan produk atau
output yang merupakan penerimaan bagi petani jika dikalikan dengan harga produk. Kelebihan
penerimaan dari total biaya biaya merupakan keuntungan usahatani. Besar kecilnya keuntungan yang
diperoleh tergantung pada tinggi rendahnya biaya produksi, harga komoditas, dan jumlah produk yang
dihasilkan. Menurut Soekartawi (1995), penerimaan merupakan merupakan perkalian antara produksi
yang dihasilkan dengan harga jual, dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR = P x Q
Keterangan:
TR = Penerimaan Total (Rp)
P = Harga Produk (Rp/ unit)
Q = Jumlah Produksi (unit)
3. Keuntungan /Pendapatan
Keuntungan atau Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya
yang digunakan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan
terus berkembang dengan baik karena pada prinsipnya, tujuan perusahaan secara umum adalah mencari
laba maksimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani, antara lain: luas lahan, tingkat
produksi, pilihan dan kombinasi cabang usaha, intensitas pengusaha pertanaman, dan efisiensi tenaga
kerja (Hernanto, 1991). Sedangkan menurut Mulyadi (1992), pendapatan merupakan keuntungan yang
diperoleh para pengusaha sebagai pembayaran dari melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Menghadapi resiko ketidakpastian dimasa yang akan datang.
b. Melakukan inovasi/pembaharuan di dalam kegiatan ekonomi.
c. Mewujudkan kekuasaan monopoli di dalam pasar.
π = TR – TC
Keterangan:
π = Keuntungan (Rp)
TR = Total Revenue (Penerimaan total (Rp))
TC = Total Cost (Biaya total (Rp))
B. TUGAS PRAKTIKUM
1. Carilah referensi hasil penelitian tentang Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan
(Pendapatan) Usahatani
2. Lakukan Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan (Pendapatan) Usahatani pada objek
praktikum
3. Interpretasikan hasilnya (lengkapi dengan foto)
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. R/C Ratio
Menurut Soekartawi (1995), R/C Ratio (Return Cost Ratio) merupakan perbandingan antara
penerimaan dan biaya, yang secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut:
R / C = PQ . Q / (TFC+TVC)
Keterangan:
R = penerimaan
C = biaya
PQ = harga output
Q = output
TFC = biaya tetap (fixed cost)
TVC = biaya variabel (variable cost)
𝑇𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 (𝑅𝑝) =
𝑇𝑉𝐶
1−
𝑇𝑅
Keterangan:
BEP = Break Even Point (Titik Impas)
TR = Total Revenue (Penerimaan)
TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap)
TVC = Total Variable Cost (Biaya Variabel)
𝑇𝐶
𝐵𝐸𝑃 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 (𝑅𝑝) =
𝑄
Keterangan:
BEP = Break Even Point (Titik Impas)
TC = Total Cost (Biaya Total)
Q = Quantities (Produksi)
B. TUGAS PRAKTIKUM
1. Carilah referensi hasil penelitian tentang Analisis Kelayakan Usahatani R/C Ratio dan BEP (Break
Even Point)
2. Lakukan Analisis Kelayakan Usahatani R/C Ratio dan BEP (Break Even Point) pada objek
praktikum
3. Interpretasikan hasilnya
LAMPIRAN 1. QUISIONER SURVEY LAPANG
PENGANTAR USAHATANI
Jumlah (a)
2 Milik orang lain
- disewa
- dibagi-hasilkan
Jumlah (b)
Jumlah (a + b)
1. Usahatani (Kegiatan Bercocok Tanam)
1. Komoditas : ……………………………………………………………
2. Pola tanam : ……………………………………………………………….
3. Sistem Tanam : …………………………………….(jika ada)
3. Obat-obatan :
…………………
………………….
…………………
TK Wanita:
1. Menanam ……………..orang
2. Memupuk ………………orang
3. Merawat ……………….orang
4. Panen ……………….orang
2. Penerimaan Usahatani
3. Keuntungan Usahatani
1. Dikonsumsi
sendiri
2. Dijual
A. Kelembagaan
2.
3.
2.
Alasan:
21
3 Resiko yang bersumber dari institusi
Alasan:
Alasan:
22
2. Pertanyaan untuk mengetahui persepsi petani tentang resiko.
Berilah tanda centang (V) pada jawaban yang dipilih dan alasannya!
No Jenis Resiko Jawaban
b. Harga jual sayuran yang relatif rendah, mendekati titik impas (tidak
untung, tidak rugi)
c. Kerusakan sayuran secara total akibat hama dan penyakit
Alasan:
Alasan:
3. Pertanyaan untuk mengetahui cara petani dalam menghadapi resiko usahatani sayuran
Bagaimana cara Saudara menangani resiko usahatani di daerah tempat tinggal Saudara?
Alasan:
Alasan:
24
Setelah mengalami resiko
Lampiran
1. Transek Desa & Peta Desa
2. Lampiran foto hasil pengamatan lapang
3. Kuesioner yang sudah terisi data Survei Lapang
26