Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM MK.

USAHATANI
“Usahatani Bapak Hidayat”
Oleh:
Kelompok 4
Khoirul Bidayah (H34170014), M. Rafly Anggara P. W. (H34170028), Amelia
Utsaha (H34170062), Ryan Arif Basardi (H34170095), R.R. Ajeng Pratiwi Indah K.
(H34170121)

Program Sarjana Agribisnis


Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor

Dosen Praktikum : Tursina Andita Putri, SE. M.Si Nilai


Hari / Tanggal : Rabu / 13 November 2019
Tugas Praktikum : Ke-4
Ruang : RK. 4 AGB 202B

BAB I
PENDAHULUAN

Pertanian merupakah salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam
perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan Produk Domestik Bruto
(PDB). Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian, menempati urutan kedua
setelah tanaman pangan dalam struktur pembentukan PDB sektor pertanian.
Subsektor hortikultura memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat
terhadap pembentukan PDB terutama produksi sayuran. Tanaman sayuran adalah
jenis komoditi yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berperan penting dalam
pemenuhan berbagai kebutuhan keluarga petani. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
beberapa fenomena diantara adalah tanaman sayur-sayuran berumur relatif pendek
sehingga cepat dapat menghasilkan, dapat diusahakan dengan mudah hanya
menggunakan teknologi sederhana, dan hasil produksi sayur-sayuran cepat terserap
pasar karena merupakan salah satu komponen susunan menu keluarga yang tidak
dapat ditinggalkan.
Dalam makalah ini, kami mengambil data penerimaan, dan pendapatan oleh
usahatani sayuran organik milik Pak Hidayat yang sedang kami teliti. Di balik itu
semua, kami akan meneliti besar pendapatan, penerimaan dan efisiensi usahatani
tersebut. Dalam teori ekonomi, terdapat dua pengertian terkait efisiensi,
yaitu efisiensi teknis dan ekonomis. Efisiensi ekonomis mempunyai sudut pandang
makro yang mempunyai jangkauan lebih luas disbanding efisiensi teknis yang
bersudut pandang mikro. Pengukuran efisiensi teknis cenderung terbatas pada
hubungan teknis dan operasional dalam proses konversi input menjadi output.
Akibatnya usaha untuk meningkatkan efisiensi teknis hanya memerlukan kebijakan
mikro yang bersifat internal, yaitu dengan pengendalian dan alokasi sumberdaya yang
optimal. Dalam efisiensi ekonomis, harga tidak dianggap given, karena harga dapat
dipengaruhi oleh kebijakan makro (Walter, 1995 dalam Adrian Sutawijaya dan Etty
Puji Lestari, 2009).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INPUT DAN OUTPUT USAHATANI PAK HIDAYAT


2.1 Input Usahatani Pak Hidayat
Setiap usaha pasti membutuhkan input untuk menjalankannya. Input
merupakan sumberdaya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang
atau jasa. Input dalam usahatani juga biasa disebut sebagai faktor produksi
usahatani. Input pada usahatani pak Hidayat adalah sebagai berikut.
a. Lahan
Lahan merupakan bagian dari permukaan bumi yang digunakan untuk
kegiatan produksi bidang pertanian seperti tanaman, ternak, dan ikan.
Lahan sebagai faktor produksi usahatani memiliki karakteristik tahan lama,
luas lahan terbatas dan tidak dapat dipindahkan. Lahan merupakan modal
utama dalam usahatani. Pada usahatani pak Hidayat lahan yang digunakan
seluas 0,3 ha. Lahan tersebut merupakan lahan milik sendiri. Lahan ini
ditanami tanaman musiman yaitu bayam merah, kangkung, dan pakcoy
b. Tenaga Kerja
Tenaga kerja memiliki peranan yang penting dalam usahatani sebagai
pelaku kegiatan produksi usahatani. Tenaga kerja dibedakan menjadi
tenaga kerja manusia dan mesin. Tenaga kerja manusia sendiri terbagi
menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak yang dapat berasal dari dalam
keluarga petani ataupun luar keluarga petani. Pada usahatani pak Hidayat
tenaga kerja yang digunakan, yakni tenaga kerja manusia. Pada tanaman
bayam merah, pakcoy, dan kangkung pak Hidayat menggunakan 2 orang
tenaga kerja yang terdiri dari 1 pria dan 1 wanita. Tenaga kerja tersebut
merupakan tenaga kerja dalam keluarga. Pada aktivitas penanaman dan
pengendalian HPT pak Hidayat mengerjakan sendiri, sedangkan aktivitas
pemupukan, penyiangan, pemangkasan, panen dan pasca panen
menggunakan tenaga kerja dalam keluarga bersama dengan pak Hidayat.
Dari jumlah tenaga kerja tersebut diperoleh HOK seperti tabel dibawah ini.
Tabel HOK Usahatani Pak Hidayat Bulan Oktober 2019 Pada Lahan Seluas
0,3 Ha

Dalam
Keluarga
Uraian
HKP HKW

Bayam
17.14 4.11
Merah
Kangkung 17.14 4.11
Pakcoy 17.14 4.11
Total 17.14 4.11

c. Modal
Menurut Hernanto (1988), dalam usahatani modal meliputi tanah,
bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, sarana produksi (bibit,
pupuk, obat-obatan) dan uang tunai. Modal menurut fungsinya dapat
dikelompokkan menjadi modal tetap dan modal tidak tetap. Modal pada
usahatani pak Hidayat dapat dikelompokkan sebagai berikut.
- Modal Tetap
Modal tetap merupakan modal yang tidak habis dalam satu kali proses
produksi. Modal tetap yang dipakai pada usahatani pak Hidayat adalah
lahan, dan peralatan usahatani yang dapat dilihat pada table dibawah ini

Tabel Input Modal Tetap Usahatani Pak Hidayat Bulan Oktober 2019 Pada
Lahan Seluas 0,3 Ha

Satu Juml
Input
an ah
Cangkul unit 5
Kored unit 2
Sabit unit 1
Handspra
unit 1
yer
Garpu/sko
unit 1
p
Terpal m2 12
Ceret unit 6
Pikul Unit 1
Cangkul, kored, sabit, garpu/skop digunakan oleh pak Hidayat untuk
mengolah lahan dan membersihkan lahan, Handsprayer sebagai alat
penyemprot hama, terpal sebagai alas untuk mengeringkan hasil panen
sedangkan gerobak untuk mengangkat hasil panen usahatani pak Hidayat.
Ceret untuk memangkas gulma dan pikul untuk membawa hasil panen.
- Modal Tidak Tetap
Modal tidak tetap atau modal variabel merupakan modal yang habis satu
kali proses produksi. Modal yang digunakan pada usahatani pak Hidayat
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Input Modal Tidak Tetap Usahatani Pak Hidayat Bulan Oktober
2019 Pada Lahan Seluas 0,3 Ha

Jumla
Input Satuan h Nilai
Benih/Bibit
a.       Bibit Bayam
408.000
Merah Gram 1200
b.      Bibit Kangkung Gram 9000 405.000

c.       Bibit Pakcoy Gram 850 850.000

Pupuk Kimia

Pupuk Kandang Kg 200 100.000


Kapur Kg 120 120.000

Pada lahan seluas 0,3 ha pak Hidayat menggunakan input bibit bayam
merah 1200 gram, bibit kangkung 9000 gram, dan bibit pakcoy 850 gram.
Sedangkan input pupuk yang digunakan adalah pupuk alami, yakni pupuk
kandang dan kapur. Pupuk kandang yang digunakan adalah 200 kg dan
kapur 120 kg.

2.2 Output Usahatani


Output merupakan hasil dari kombinasi beberapa input. Pada usahatani pak
Hidayat terdapat 3 output yang dihasilkan yaitu bayam merah, kangkung, dan
pakcoy. Output yang dihasilkan pada usahatani pak Hidayat dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel Output Usahatani Pak Hidayat Bulan Oktober 2019 Pada Lahan Seluas
0,3 Ha

Nama
Satuan Jual Kons Total
Produk
Bayam
kg 110 0 110
Merah

Kangkung kg 140 0 140

Pakcoy kg 120 0 120


Total 370 0 370

Bayam merah yang dihasilkan pada usahatani pak Hidayat adalah 110
kg. Kangkung yang dihasilkan adalah 140 kg. Pakcoy yang dihasilkan adalah
120 kg. Sehingga total outpu usahatani yang dihasilkan pak Hidayat adalah
370 kg.

2.2 BIAYA USAHATANI PAK HIDAYAT


Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan atau perorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari
aktivitas yang dilakukan tersebut (Raharjaputra, 2009). Biaya dalam usahatani
dapat dibedakan menjadi biaya tunai dan nontunai. Biaya tunai dan non tunai yang
dikeluarkan oleh Pak Hidayat adalah sebagai berikut:
2.1 Biaya tunai
Biaya tunai adalah biaya yang langsung dikeluarkan petani pada setiap tahun
untuk kebutuhan produksi. Pada usahatanai pak Hidayat yang termasuk biaya-
biaya tunai yaitu:
Tabel Biaya Tunai Usahatani Pak Hidayat Bulan Oktober 2019 Pada Lahan Seluas
0,3 Ha

Harga per
Uraian Satuan Jumlah Nilai (Rp) Presentase
satuan (Rp)

Bibit
gram 9000 45 405.000 26%
Kangkung
Bibit
gram 850 1.000 850.000 54%
Pakcoy
Pupuk
Kg 200 500 100.000 6%
Kandang

Kapur Kg 120 1.000 120.000 8%

Tenaga
kerja Luar
HOK 2 50.000 100.000 6%
keluarga
(Pria)
Total biaya tunai (Rp) 1.575.000 100%

Biaya tunai usahtani pak Hidayat diperoleh dari biaya bibit kangkung yang
dibutuhkan oleh pak Hidayat adalah 9000 gram dengan harga Rp 45/Gram yang
dibeli dari toko di Ciaruteun Ilir, sehingga biaya bibit kangkung yang dikeluarkan
adalah Rp 405.000. Untuk bibit pakcoy yang dibutuhkan pak Hidayat adalah 850
gram dengan harga Rp 1.000/gram sehingga biaya yang dikeluarkan adalah Rp
850.000. Pupuk yang digunakan pada usahatani pak Hidayat adalah pupuk kandang
dan kapur dengan masing-masing biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 100.000 dan Rp.
120.000. Sedangkan biaya tunai dari tenaga kerja pak Hidayat diperoleh dari tenaga
kerja luar keluarga. Setiap 1 HOK pria diberi upah Rp 100.000. Perhitungan HOK
tenaga kerja usahatani pak Hidayat telah dijelaskan pada faktor produksi tenaga kerja.
Dari tabel biaya tunai usahatani pak Hidayat dapat dilihat bahwa presentasi biaya
yang paling tinggi adalah biaya bibit pakcoy sebesar 54% dari total biaya tunai.

2.2 Biaya non tunai


Biaya non tunai adalah biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan
dalam kegiatan produksi. Salah satu biaya non tunai adalah biaya penyusutan
alat. Biaya penyusutan dapat dihitung berdasarkan metode garis lurus
(straight line method) dengan cara memperhitungkan biaya pembelian alat
dibagi dengan umur ekonomis alat yang bersangkutan, dengan asumsi tidak
ada nilai sisa.
(Nilai Beli - Nilai Sisa)/Umur Ekonomis

Tabel Biaya Penyusutan Alat Usahatani Pak Hidayat Bulan Oktober 2019 Pada Lahan
Seluas 0,3 Ha
Harga
Umur Penyusutan
per Nilai
No Uraian Satuan Jumlah ekonomi
satuan (Rp)
s (tahun) (Rp/tahun)
(Rp)
1 Cangkul Unit 5 50.000 5 250.000 50.000
2 Kored Unit 2 35.000 2 70.000 35.000
3 Sabit Unit 1 30.000 2 30.000 15.000
Handspraye
4 Unit 1 350.000 2 350.000 175.000
r
Garpu/seko
5 Unit 1 75.000 5 80.000 4.000
p
6 Terpal m2 12 20.833 1 250.000 250.000
7 Pikul Unit 1 50.000 2 50.000 25.000
8 Ceret Unit 6 65.000 2 390.000 195.000
Total Biaya Penyusutan (Rp) 749.000

Selain biaya penyusutan alat, yang termasuk biaya non tunai adalah biaya
lahan milik sendiri, biaya bibit milik sendiri, dan biaya tenaga kerja dalam keluarga.
Biaya non tunai pada usahatani pak Hidayat dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Biaya Non Tunai Usahatani Pak Hidayat Bulan Oktober 2019 Pada Lahan
Seluas 0,3 Ha

Harga per
Jumla Nilai
Uraian Satuan satuan Presentase
h (Rp)
(Rp)

1.500.00
Lahan Ha 0,3 60.000.000 54%
0
Benih bayam
Gram 1200 340 408.000 15%
merah
Tenaga kerja
HOK 2 50.000 100.000 4%
dalam keluarga
(P)
Tenaga kerja
dalam keluarga HOK 1,5 20.000 30.000 1%
(W)

Biaya
      749.000 27%
penyusutan

Total biaya non tunai (Rp) 2.787.000 100%

Bibit bayam merah termasuk pada biaya non tunai karena bibit tersebut masih
ada dan merupakan sisa dari bulan sebelumnya. Apabila dihitung biaya yang
dikeluarkan untuk bibit bayam merah sebesar Rp. 408.000 ( 1200 gram ). Tenaga
kerja dalam keluarga adalah pak Hidayat dan keponakannya, dengan upah pak
Hidayat sebesar Rp. 100.000 dan keponakannya sebesar Rp. 30.000. Sedangkan lahan
yang termasuk biaya non tunai merupakan lahan milik pak Hidayat sendiri seluas 0.3
ha dengan asumsi nilai lahan tersebut sama dengan sewa lahan yaitu diperoleh biaya
sebesar Rp. 1.500.000. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa presentase tertinggi
dari total biaya non tunai adalah biaya lahan sebesar 54%.

Jadi, diperoleh biaya total (biaya tunai + biaya non tunai) usahatani pak
Hidayat yaitu diperoleh dari penjumlahan biaya tunai dan non tunai, sehingga
diperoleh biaya sebesar Rp 4.362.000

2.3 PENERIMAAN PADA USAHATANI


Menurut Suratiyah (2015) penerimaan adalah perkalian antara produksi
dengan harga jual, besarnya penerimaan yang diterima oleh petani untuk setiap
rupiah yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi usahatani dipengaruhi oleh
jumlah produksi yang dihasilkan dan harga satuan produksi yang
dihasilkanPenerimaan usahatani dapat dibedakan menjadi penerimaan tunai dan
penerimaan non tunai.
 Penerimaan tunai
Penerimaan tunai usahatani didefinisikan sebagai nilai uang yang diteima dari
penjualan produk usahatani (Soekartawi 1995). Penerimaan tunai pada
usahatani pak Hidayat diperoleh dari produk hari usahatani pak Hidayat yaitu
bayam merah, kangkung, dan pakcoy. Produk-produk tersebut langsung dijual
ke ADS. Rincian penerimaan pada usahatani pak Hidayat dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel Penerimaan Tunai Usahatani Pak Hidayat Bulan Oktober 2019 Pada Lahan
Seluas 0,3 Ha

Harg
Jumla Satua Jumlah Presentas
Uraian a jual
h n (Rp) e
(Rp)
Bayam 15.50 1.705.00
110 kg 28%
Merah 0 0
Kangkun 17.00 2.380.00
140 kg 39%
g 0 0
16.50 1.980.00
Pakcoy 120 kg 33%
0 0
6.065.00
Total penerimaan tunai 100%
0

Dari tabel penerimaan tunai usahatani pak Hidayat dapat dilihat bahwa presentase
penerimaan tunai tertinggi diperoleh dari hasil penjualan kangkung yaitu sebesar
39%. Hal ini disebabkan karena hasil panen panen kangkung yang tinggi.
Dibandingkan dengan bayam merah dan pakcoy, pak Hidayat lebih baik menanam
kangkung karena dengan biaya benih Rp 405.000, pak Hidayat mendapatkan
penerimaan Rp 2.380.000, sedangkan bayam merah membutuhkan biaya benih Rp
408.000 hanya mendapatkan penerimaan Rp 1.705.000 dan pakcoy membutuhkan
biaya benih Rp 850.000 hanya mendapatkan penerimaan Rp 1.980.000. Oleh karena
itu, pak Hidayat dapat lebih memaksimalkan komoditas kangkung untuk memperoleh
penerimaan yag lebih tinggi.

 Penerimaan Non tunai


Penerimaan non tunai merupakan penerimaan atau nilai seluruh hasil yang
diperoleh dari penjualan suatu produk dimana dalam bentuk non tunai atau output
yang dihasilkan dari proses budidaya namun tidak diperjual belikan (untuk konsumsi
pribadi atau dibagikan). Pada usahatani pak Hidayat tidak ada penerimaan non tunai.

2.4 PENDAPATAN USAHATANI


Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan usahatani dengan biaya yang
dikeluarkan pada usahatani. Pendapatan pada usahatani pak Hidayat dapat
dibedakan menjadi pendapatan tunai dan pendapatan total. Rincian pendapatan
usahatani pak Hidayat sebagai berikut.
 Pendapatan Tunai
Pendapatan tunai adalah hasil yang diperoleh dari selisih antara penerimaan
tunai dan biaya tunai. Penerimaan tunai pada usahatani pak Hidayat adalah
Rp. 6.065.000, sedangkan biaya tunai yang dikeluarkan adalah sebesar Rp.
1.575.000, sehingga perhitungan pendapatan usahatani pak Hidayat adalah
sebagai berikut
Pendapatan tunai = Penerimaan tunai – Biaya tunai
= Rp 6.065.000 – Rp 1.575.000
= Rp 4.490.000
Dari perhitungan didapatkan nilai pendapatan tunai pak Hidayat bernilai
positif yang berarti usahatani pak Hidayat tersebut mempunyai keuntungan
sebesar Rp 4.490.000.

 Pendapatan Total
Pendapatan total adalah hasil yang diperoleh dari selisih antara penerimaan
total dan biaya total. Penerimaan total pada usahatani pak Hidayat adalah Rp
6.065.000, sedangkan biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar Rp
4.362.000, sehingga perhitungan pendapatan usahatani pak Hidayat adalah
sebagai berikut
Pendapatan total = Penerimaan total – Biaya total
= Rp 6.065.000 – Rp 4.362.000
= Rp 1.703.000
Dari perhitungan didapatkan nilai pendapatan total pak Hidayat bernilai
positif yang berarti usahatani pak Hidayat tersebut berdasarkan pendapatan
total mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1.703.000
2.5 ANALISIS BIAYA
R/C USAHATANI
Return to cost ratio atau bisa disebut dengan R/C merupakan imbangan antara
penerimaan dan biaya. Nilai R/C menggambarkan tingkat efisiensi biaya usahatani
karena menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh petani setiap satu satuan
biaya yang dikeluarkan. Nilai R/C lebih dari satu menunjukkan bahwa usahtani
menghasilkan nilai output yang lebih besar dari pada faktor produksi yang
digunakan. Semakin besar nilai R/C maka semakin besar efisiensi
usahatani.Perhitungan R/C pada usahatani pak Hidayat sebagai berikut.
 R/C atas biaya tunai
R/C biaya tunai = Penerimaan tunai/ Biaya tunai
= Rp 6.065.000/ Rp 1.575.000
= 3,85079651
R/C atas biaya tunai sebesar 3,85079651 menunjukkan bahwa usahtani
tersebut lebih dari satu sehingga usahatani memiliki efisiensi yang baik karena
nilai output yang dihasilkan lebih besar daripada faktor produkisi yang
digunakan. R/C terrsebut mempunyai arti bahwa setiap Rp 1,- biaya yang
dikeluarkan oleh Pak Hidayat dalam usahatani maka beliau akan memperoleh
manfaat atau penerimaan sebesar 3,85079651

 R/C atas biaya total


R/C biaya total = Penerimaan total/ Biaya total
= Rp 6.065.000/ Rp 4.362.000
= 1,39041724
R/C atas biaya tunai sebesar 1,39041724 menunjukkan bahwa usahtani
tersebut lebih dari satu sehingga usahatani memiliki efisiensi yang baik karena
nilai output yang dihasilkan lebih besar daripada faktor produkisi yang
digunakan. R/C tersebut mempunyai arti bahwa setiap Rp 1,- biaya yang
dikeluarkan oleh Pak Hidayat dalam usahatani maka beliau akan memperoleh
manfaat atau penerimaan sebesar 1,39041724

Tabel Arus Kas Usahatani Pak Hidayat Bulan Oktober 2019 Pada Lahan Seluas 0,3
Ha

Haraga
Jumla
Uraian Satuan per satuan Total (Rp)
h
(Rp)

Penerimaan Usahatani
Tunai
Bayam
Kg 110 15.500 1.705.000
Merah
Kangkung Kg 140 17.000 2.380.000
Pakcoy Kg 120 16.500 1.980.000
Total Penerimaan Tunai 6.065.000
Biaya Usahatani
Tunai
Benih
Gram 9000 45 405.000
kangkung
Benih
Gram 850 1.000 850.000
pakcoy
Pupuk
Kg 200 500 100000
Kandang
Kapur Kg 120 1.000 120.000
Tenaga
kerja luar HOK 2 50.000 100.000
keluarga (P)
Total Biaya Tunai 1.575.000
Non Tunai
Tenaga kerja
dalam HOK 17,14 100.000 100.000
keluarga (P)
Lahan Ha 0,3 60.000.000 1.500.000
Benih Bayam
Gram 1200 340 408.000
Merah
Tenaga kerja
dalam HOK 1,5 20.000 30.000
keluarga (W)
Biaya
      749.000
penyusutan
Total Biaya Non Tunai (Rp) 2.787.000
Total Biaya (Rp) 4.362.000
Pendapatan Usahatani
Pendapatan tunai 4.490.000
Pendapatan Total 1.703.000
R/C
3,85079365
R/C Tunai
1
R/C Total 1,39041724

2.6 UKURAN PENAMPILAN USAHATANI


2.6.1. Ukuran arus uang tunai Rumah Tangga Petani
Perhitungan nilai arus tunai sangat diperlukan untuk mengetahui arus
biaya dan penerimaan secara periodik dari suatu usahatani. Nilai arus tunai
memuat perhitungan sebagai berikut:
1–2=3+4–5=6+7=8

Keterangan:
1 = penerimaan tunai usahatani
2 = pengeluaran tunai usahatani
3 = pendapatan tunai usahatani
4 = pinjaman tunai usahatani
5 = bunga pinjaman dan pokok
6 = kelebihan uang tunai usahatani
7 = penerimaan tunai luar usahatani
8 = pendapatan tunai RT (rumah tangga)

Komponen arus tunai usahatani Pak Hidayat selama 1 tahun adalah sebagai berikut.

No Uraian Nilai (Rp)


1 Penerimaan tunai usahatani 6.065.000
2 Pengeluaran tunai usahatani 1.575.000
3 Pendapatan tunai usahatani 4.490.000
4 Pinjaman tunai usahatani 0
5 Bunga pinjaman dan pokok 0
6 Kelebihan uang tunai usahatani 4.490.000
7 Penerimaan tunai luar usahatani 0
8 Pendapatan tunai RT 4.490.000

Penerimaan tunai yang didapat pada usahatani Pak Hidayat adalah Rp


6.065.000, sedangkan pengeluaran tunai yang didapat adalah Rp 1.575.000. Selisih
antara penerimaan tunai dan pengeluaran tunai disebut pendapatan tunai yaitu
sebesar Rp 4.490.000. Pak Hidayat tidak menggunakan pinjaman sehingga
pinjaman tunai dan bunga pinjaman bernilai nol (0) dan didapat kelebihan uang
tunai usahatani sama dengan pendapatan tunai usahatani sebesar Rp 4.490.000.
Penerimaan tunai luar usahatani merupakan penerimaan tunai yang tidak berasal
dari penjualan produk usahatani. Pak Hidayat tidak memiliki kegiatan uasha lain
selain usahatani, sehingga penerimaan tunai luar usahatani pak Hidayat bernilai
nol. Berdasarkan selisih penerimaan tunai luar usahatani dan kelebihan uang tunai
usahatani didapatkan nilai pendapatan tunai rumah tangga sebesar Rp 4.490.000.
2.6.2. Ukuran Pendapatan dan keuntungan Rumah Tangga Petani

a. Pola Konsumsi Rutin Rumah Tangga dalam Setahun Terakhir


- Makanan Pokok
Makanan pokok keluarga Pak Hidayat adalah beras dan biaya
yang dikeluarkan untuk beras tersebut sebesar Rp
351.000/bulan.
- Komunikasi/Pulsa
Pengeluaran untuk satu bulan untuk membeli pulsa adalah Rp
35.000.
- Rokok
Pengeluaran untuk rokok oleh Pak Hidayat adalah Rp.
450.000/ bulan.
- Bahan bakar/energi/ listrik
Biaya pengeluaran pada konsumsi bensin untuk satu bulan
menghabiskan sekitar Rp.140.000. Sedangkan untuk
penggunaan listrik, Pak Hidayat mengeluarkan Rp 100.000
setiap bulan. Total Rp. 240.000/bulan untuk bahan bakar,
energi dan listrik.

b. Ukuran Pendapatan dan keuntungan Rumah Tangga Petani

Tabel Ukuran Pendapatan dan Keuntungan Usahatani Pak Hidayat Bulan Oktober
pada lahan seluas 0,3 Ha

No Uraian Nilai (Rp)


1 Gross Farm Income 6.065.000
2 Total Farm Expense 4.132.000
3 Net Farm Income 1.933.000
4 Net Farm Earnings 1.933.000
5 Family Earnings 1.933.000
6 Return to Total Capital 1.703.000
7 Return to Farm Equity Capital 1.703.000
8 Return to Family Labour 1.933.000

1. Gross Farm Income


Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) adalah nilai produk total
usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak
dijual. Pada usahatani Pak Hidayat, pendapatan usahatani dari produk dijual
sebesar Rp 6.065.000 per bulan, sedangkan untuk produk yang tidak dijual
didapatkan hasil sebesar Rp 0 per bulan. Sehingga diperoleh pendapatan
kotor usahatani Pak Hidayat sebesar Rp 6.065.000 per bulan
2. Total Farm expense
Pengeluaran total usahatani (Total Farm expense) adalah selisih antara
pengeluaran total usahatani (pengeluaran tunai dan non tunai) dengan biaya
untuk tenaga kerja dalam keluarga (TKDK). Pengeluaran total usahatani Pak
Hidayat sebesar Rp 4.362.000, sedangkan biaya tenaga kerja dalam keluarga
pada usahatani Pak Hidayat adalah Rp 230.000. Sehingga didapatkan Total
Farm expense sebesar Rp 4.132.000 per bulan.
3. Net Farm Income
Pendapatan bersih usahatani (Net Farm Income) merupakan selisih dari gross
farm income dan total farm expense, sehingga diperoleh hasil net farm income
sebesar Rp 1.933.000 per bulan.
4. Net Farm Earnings
Net Farm Earnings atau penghasilan bersih usahatani diperoleh dari selisih
pendapatan bersih usahatani (Net Farm Income) dengan bunga modal
pinjaman usahatani. Pak Hidayat tidak memakai modal pinjaman, sehingga
bunga modal pinjaman Pak Hidayat sama dengan nol dan net farm earning
usahatani Pak Hidayat akan sama dengan net farm income yaitu Rp 1.933.000
per bulan.
5. Family Earnings
Penghasilan rumah tangga (Family earnings) merupakan penjumlahan dari
penghasilan usahatani dengan penghasilan luar usahatani. Penghasilan
usahatani yang diperoleh Pak Hidayat yaitu sebesar Rp 1.933.000 per bulan,
sedangkan penghasilan luar usahatani adalah 0. Sehingga didapatkan hasil
pengasilan rumah tangga Pak Hidayat adalah sebesar Rp 1.933.000 per bulan.
6. Return to Total Capital
Imbalan kepada seluruh modal (Return to Total Capital) diperoleh dari selisih
pendapatan bersih usahatani Pak Hidayat yaitu sebesar Rp 1.933.000 dengan
nilai tenaga kerja keluarga Pak Hidayat sebesar Rp 230.000, sehingga
diperoleh return to Total Capital usahatani Pak Hidayat sebesar Rp 1.703.000
per bulan. Hasil dari Return to Total Capital dengan modal usahatani yang
dikeluarkan yaitu sebesar Rp 4.132.000, sehingga didapatkan hasil 41,21%.
Return to Total Capital > Bunga deposito (5%) mempunyai arti bahwa modal
Pak Hidayat akan lebih menguntungkan jika dialokasikan pada usahataninya
dibandingkan untuk deposito.

7. Return to Farm Equity Capital


Imbalan kepada modal petani atau Return to Farm Equity Capital merupakan
selisih antara penghasilan bersih dengan nilai tenaga kerja dalam keluarga.
Penghasilan bersih usahatani sama dengan pendapatan bersih usahatani karena
Pak Hidayat tidak menggunakan modal pinjaman, sehingga hasil Return to
Farm Equity Capital akan sama dengan Return to Total Capital yaitu sebesar
Rp 1.703.000 per bulan.
8. Return to Family Labour
Imbalan kepada tenaga kerja keluarga (Return To Family Labor) dapat
dihitung dari penghasilan bersih usahatani yang dikurangi dengan bunga
modal petani yang diperhitungkan. Karena Pak Hidayat tidak menggunakan
modal pinjaman, maka nilai bunga modal pinjaman tidak ada. Sehingga nilai
Imbalan kepada tenaga kerja sama dengan nilai penghasilan bersih usahatani
Pak Hidayat yaitu sebesar Rp 1.933.000 per bulan. Nilai Return To Family
Labor sangat rendah jika dibandingkan nilai UMR di kabupaten bogor pada
tahun 2019. Nilai UMR kabupaten Bogor pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp
3.763.405 per bulan. Sehingga apabila dibandingkan dengan nilai UMR
tersebut maka Pak Hidayat lebih baik bekerja di luar usahatani dan dapat
menjadikan usahatani sebagai pekerjaan sampingan.
DAFTAR PUSTAKA

Adminami01. 2019. Mengetahui Pengertian dan Rumus B/C Ratio dan R/C Ratio.
[Internetl].[Dikutip pada 5 November 2019]. Tersedia pada
https://rumusrumus.com/rumus-b-c-ratio-dan-r-c-ratio/

Anonim. 2013. Pengertian Efisiensi dalam Teori Ekonomi. [Internet].[Dikutip pada 5


November 2019]. Tersedia pada
http://abstraksiekonomi.blogspot.com/2013/07/pengertian-efisiensi-
dalam-teori-ekonomi.html

Hendra S. Raharja Putra. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi Untuk


Eksekutif Perusahaan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hernanto, F. 1988. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya Anggota IKAPI. Jakarta.


Nuni,Harianto,Lukytawati. 2013 Efisiensi Teknis, Alokatif, dan Ekonomi pada
Usahatani Ubikayu di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
[Internet].[Dikutip pada 5 November 2019]. Tersedia pada
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jagbi/article/download/15732/11597

Soekarwati. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta


Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai