WASIATUL MUNA
USULAN PENELITIAN
Disetujui oleh
Diketahui oleh
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Senyawa Amonia 3
Senyawa Nitrit 3
Senyawa Nitrat 3
Bakteri Rhodobacter capsulatus 4
Bakteri Rhodopseudomonas palustris 4
METODE 5
Waktu dan Lokasi Penelitian 5
Rancangan Penelitian 5
Tahapan Penelitian 5
Prosedur Analisis Data 6
DAFTAR PUSTAKA 7
DAFTAR TABEL
1. Parameter kualitas air yang diamati, satuan, metode dan alat ukur yang digunakan
.......................................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR
Latar Belakang
- Air
- Kualitas Air
Penurunan konsentrasi
Amonia amonia, nitrit, nitrat, dan H2S
Nitrat
(+) Peningkatan
Nitrit
kualitas air
H2S
Probiotik
Rhodobacter
capsulatus
Rhodopseudomona
s palustris
(-)
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perubahan kualitas air melalui penerapan
bakteri Rhodopseudomonas palustris dan Rhodobacter capsulatus sebagai agen
bioremediasi di tambak udang Vannamei.
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa Amonia
Amonia (NH3) merupakan bagian dari senyawa nitrogen yang berubah menjadi
+
NH4 (ammonium) pada pH rendah. Amoniak dapat menyebabkan kondisi toksik di
lingkungan perairan. Tingkat toksik amonia tergantung dari pH dan temperatur yang
mempengaruhi air. Kadar amonia bebas di perairan meningkat sejalan dengan
peningkatan pH dan temperatur (Herlambang dan Marsidi 2003).
Sifat toksik amonia dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh organisme
yang ada kaitannya dengan sistem transpor oksigen seperti insang, sel-sel eritrosit dan
jaringan penghasil eritrosit. Konsentrasi amonia yang meningkat dalam darah dan
jaringan akan menyebabkan kerusakan fisiologis pada hewan serta perubahan pH darah
dan interselluler. Hal ini akan mempengaruhi stabilitas membran dan reaksi enzim
katalis, proses berbagai metabolisme yaitu pada otak dan syaraf (Mayunar 1990).
Senyawa Nitrit
Nitrit merupakan perantara dari nitrifikasi dan denitrifikasi, sehingga nitrit dapat
terakumulasi dalam lingkungan aerobik maupun anoksik. Nitrit dapat diproduksi dari
amonium, melalui nitrifikasi, dan dari nitrat, melalui sejumlah jalur reduktif nitrat.
Dalam lambung, nitrit membentuk senyawa karsinogenik N-nitroso yang dapat
berimplikasi pada patologi kanker lambung. Nitrosamin yang dibentuk oleh reaksi nitrit
dengan berbagai protein selama pencernaan diketahui bersifat mutagenik dan
karsinogenik. Aliran nitrit ke dalam aliran darah menghasilkan konversi hemoglobin
menjadi metemoglobin yang ireversibel, sehingga mengurangi kapasitas pengikatan
oksigen, yang menyebabkan defisiensi pernapasan pada hewan air (Philips et al. 2002).
Nitrit mampu mengoksidasi ion ferrous (Fe2+) menjadi ion ferric (Fe3+) di dalam
hemoglobin (Hb), yang dapat mengubah hemoglobin menjadi methaemoglobin (MetHb)
di dalam darah. Ion Fe3+ dalam darah berikatan sangat kuat dengan oksigen, sehingga
transport oksigen tidak dapat terjadi. Hal ini dapat menyebabkan kondisi kekurangan
oksigen pada darah, yang disebut methemoglobinemia (Juliasih et al. 2017).
Senyawa Nitrat
Senyawa nitrat dapat menguntungkan dalam keadaan normal dan bersifat toksik
pada konsentrasi tinggi. Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan dapat memicu
pertumbuhan dan perkembangan organisme perairan dengan ketersediaan nutrien yang
memadai. Toksisitas nitrat secara tidak langsung di perairan adalah karena nitrat dapat
menyebabkan blooming algae yang dapat mengakibatkan kadar oksigen terlarut (DO)
dalam air menurun, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem di perairan
(Juliasih et al. 2017).
METODE
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap
(RAL) in time dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan meliputi
penambahan bakteri secara langsung, penambahan bakteri yang sudah diaktivasi
menggunakan molase dan kontrol. Lama pengamatan perlakuan selama 18 hari.
Tahapan Penelitian
Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk melihat dosis molase yang tepat untuk
diterapkan pada bakteri pada penelitian utama. Penelitian pendahuluan ini dilakukan
dengan 3 perlakuan perbedaan dosis yaitu 5 mL/L, 10 mL/L dan 15 mL/L dengan 2 kali
ulangan. Parameter yang diukur pada penelitian pendahuluan yaitu kelimpahan bakteri
pada setiap dosis. Dimana dosis yang memiliki kelimpahan bakteri terbesar akan
digunakan pada penelitian utama.
Tahap Persiapan
Penelitian dipersiapkan dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan dan 6 kali pengukuran
selama 18 hari. Akuarium dengan volume 15 L sebanyak 12 buah dimasukkan air laut
sebanyak 5 L dan ditambahkan pakan buatan pada masing-masing akuarium.
Penelitian Utama
Setiap akuarium diukur parameter kualitas air (suhu, pH, dan DO), nutrien
(amonia, nitrit, dan nitrat) serta penghitungan kelimpahan bakteri. Pengukuran dan
perhitungan ini dilakukan sebelum adanya penambahan probiotik. Perlakuan yang
diberikan yaitu penambahan bakteri secara langsung, penambahan bakteri yang sudah
diaktivasi menggunakan molase dan kontrol. Setiap akuarium diukur parameter kualitas
air (suhu, pH, dan DO), nutrien (amonia, nitrit, nitrat, dan H 2S) serta penghitungan
kelimpahan bakteri setelah penambahan bakteri. Pengukuran dilakukan tiga hari sekali
sebanyak 6 kali selama 18 hari. Berikut disajikan tabel parameter kualitas air yang
diamati, satuan, metode dan alat ukur yang digunakan.
Tabel 1 Parameter kualitas air yang diamati, satuan, metode dan alat ukur yang
digunakan
Parameter Satuan Metode Alat Ukur
o
Suhu C - DO meter
pH - - pH meter
DO mg/L - DO meter
Amonia mg/L Indophenol -
Nitrit mg/L Indophenol -
Nitrat mg/L Brucine -
H2S mg/L Iodometri -
Koloni bakteri CFU TPC -
Keterangan:
yijk : nilai pengamatan pada perlakuan ke-i, waktu ke-j, ulangan ke-k; i=1,2,3,4
(1. Pemberian bakteri 0,1 ppm, 2. Pemberian bakteri 0,2 ppm, 3. Pemberian
bakteri 0,4 ppm, 4. Kontrol); j= 3,6,.....,18; k= 1,2,3
μ : rataan umum
αi : pengaruh perlakuan ke-i
δik : komponen galat (a)
βj : pengaruh waktu ke-j
(αβ)ij : pengaruh interaksi perlakuan ke-i dan waktu ke-j
εijk : pengaruh acak dari interaksi waktu dengan perlakuan menyebar normal (0, ζ2ρ)
Jumlah koloni 1
Colony forming units = x
faktor pengenceran faktor pengenceran
DAFTAR PUSTAKA
Anisah S. 2017. Kaitan konsentrasi nitrat (NO3) dan fosfat (PO4) dengan klorofil-a dari
fitoplankton pada kondisi lingkungan perairan yang berbeda di pundata Baji,
Kabupaten Pangkep. [skripsi]. Makassar (ID). Universitas Hasanuddin.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Herdianti L, Hariyadi S, Soewardi K. 2015. Effectiveness on the use of bacteria for
improvement of white shrimp (Litopenaeus vannamei) super intensive culture
media. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 20 (3): 265–71.
https://doi.org/10.18343/jipi.20.3.265.
Juliasih, Ratna NLG, Hidayat D, Ersa MP, Rinawati. 2017. Penentuan kadar nitrit dan
nitrat pada perairan Teluk Lampung sebagai indikator kualitas lingkungan
perairan. Analit: Analytical and Environmental Chemistry. 2 (2): 47–56.
Karpinets TV, Pelletier DA, Pan C, Uberbacher EC, Melnichenko GV, Hettich RL,
Samatova NF. 2009. Phenotype Fingerprinting Suggests the Involvement of
Single-Genotype Consortia in Degradation of Aromatic Compounds by
Rhodopseudomonas Palustris. Disunting oleh Mark Isalan. PLoS ONE. 4 (2):
e4615. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0004615.
Masepohl B, Drepper T. 2002. Regulation of Nitrogen Fixation in the Phototrophic
Purple Bacterium Rhodobacter capsulatus. J. Mol. Microbiol. Biotechnol. 4(3):
243–248.
Mayunar. 1990. Pengendalian senyawa nitrogen pada budidaya ikan dengan sistem
resirkulasi. Oseana. 15 (1): 43–55.
Meirinawati H. 2017. Transformasi nitrogen di laut. Oseana. 42 (1): 36–46.
Philips, Sarah, Laanbroek HJ, Verstraete W. 2002. Origin, causes and effects of
increased nitrite concentrations in aquatic environments. Re/Views in
Environmental Science & Bio/Technology. 1: 115–141.
Pujihastuti PY. 2011. Nitrification and denitrification in pond. Jurnal Akuakultur
Indonesia. 10 (1): 89. https://doi.org/10.19027/jai.10.89-98.
Ramadhani R. 2015. Distribusi bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas dan Nitrobacter) di
Muara Sungai Tallo Kota Makassar. Makassar (ID). Universitas Hasanuddin.
Setiapermana D. 2006. Siklus nitrogen di laut. Oseana. 31 (2): 13.
Sukmawati, Hardianti F. 2018. Analisis Total Plate Count (TPC) Mikroba pada Ikan
Asin Kakap di Kota Sorong Papua Barat. Jurnal Biodjati. 3 (1): 72.
https://doi.org/10.15575/biodjati.v3i1.2368.
Suparno. 2016. Penentuan kadar amonia di perairan Teluk Lampung dengan
spektrofotometer uv-vis. Bandar Lampung (ID). Universitas Lampung.
Wong WT, Tseng CH, Hsu SH, Lur HS, Mo CW, Huang CN, Hsu SC, Lee KT, Liu CT.
2014. Promoting Effects of a Single Rhodopseudomonas Palustris Inoculant on
Plant Growth by Brassica Rapa Chinensis under Low Fertilizer Input. Microbes
and Environments. 29 (3): 303–13. https://doi.org/10.1264/jsme2.ME14056.