Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH INTERAKSI OBAT

“ INFEKSI SALURAN KEMIH”

OLEH :
NAMA : ALFIAH RAHAYU HUSADANI

NIM : F-15004

KELAS : II.A

AKADEMI FARMASI SANDI KARSA


MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penugasan makalah Interaksi Obat ini dengan
judul “Infeksi SaluranKemih” sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam penyelesaian ini, kami banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat.
Penyusun berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penyusun sendiri pada khususnya. Semoga makalah ini dapat
melancarkan penyusun dalam penyusunan atau penugasan makalah selanjutnya. Dan kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki
penyusun, karena itu kami berharap saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Makassar, Juni 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...

PENGERTIAN INFEKSI SALURAN KEMIH……………………………..

PENGGOLONGAN OBAT DAN CONTOH OBAT……………………….

INTERAKSI OBAT TERHADAP PENYAKIT….………...……………….

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….

MIND MAPPING……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi
jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang
paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum
wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih.
Sakit sewaktu buang air kecil merupakan keluhan yang sesekali terjadi dalam hidup
kita.Sebagian besar tidak berbahaya karena hanya disebabkan menahan kencing atau minum
air terlalu sedikit, sehingga kencing berwarna pekat dan merangsang.Namun, bila sakit terjadi
karena infeksi oleh kuman, maka harus diobati karena dapat menimbulkan komplikasi seperti
pendarahan.Selain itu, infeksi juga dapat menjalar ke ginjal atau organ lainnya.
Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi
jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan penyakit infeksi nomor
2 yang paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang
kaum wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih
(ISK).
Infeksi kandung kemih terjadi ketika ada bakteri atau Mikroorganisme lainnya,
melekat pada pembukaan uretra dan berkembang biak. Uretra adalah saluran yang
menghubungkan kandung kemih ke saluran luar pembuangan air seni. Dan karena pria
memiliki uretra lebih panjang daripada wanita, bakteri dan mikroorganisme lainnya lebih
sulit menjangkau kandung kemih dan menyebabkan Infeksi Kandung Kemih.
Infeksi ini umumnya memang terjadi pada wanita.Namun bukan berarti pria tidak
pernah terjadi gejala penyakit ini.Hal ini dikarenakan, berdasarkan fakta infeksi saluran
kemih terjadi pada pria.Gejala awal Infeksi Saluran Kemih adalah urin yang dikeluarkan
tampak lebih keruh dan berbau, ingin selalu buang air kecil namun hanya sedikit urin yang
keluar dan menyebabkan rasa terbakar atau sakit pada saluran urin saat buang air kecil.
Gejala infeksi saluran kemih akut dan gejala infeksi saluran kemih kronis memiliki
persamaan pada proses timbul yang lambat dan radang yang ringan. Pada umumnya gejala
infeksi saluran kemih kronis akan terjadi dalam kurun waktu jangka panjang dan juga akan
terjadi penanahan berulang kali pada urine atau eritrosit. Pada pasien-pasien ini umumnya
memiliki catatan riwayat infeksi saluran kemih akut, batu ginjal serta pertumbuhan yang
abnormal atau faktor lainnya. Oleh karena itu,harus dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut.
Infeksi saluran kemih juga merupakan salah satu penyakit akut terbesar dari anak-
anak atau remaja dan kira-kira berpengaruh pada 6,5% perempuan dan 3,3% laki-laki pada
satu tahun pertama kehidupannya. Serta biasanya terjadi refluks vesika urinari yang mana
memperlihatkan 30% sampai 40% dari anak - anak dengan infeksi saluran kemih yang dapat
menjelaskan resiko untuk infeksi berulang dan pembentukan jaringan parut pada ginjal
(Depkes RI, 2014).
Prevalensi bakteriuria asimptomatik lebih sering ditemukan pada penderita infeksi
saluran kemih.Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5%
selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimptomatik meningkat mencapai
30% baik laki-laki ataupun perempuan bila disertai faktor predisposisi seperti litiasis,
obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papiler, Diabetes mellitus paska
transplantasi ginjal, nefropati analgesik, sickle cell desease, hubungan seksual, kateterisasi,
dan lain.
Kondisi penyakit infeksi, salah satunya Infeksi Saluran Kemih, menyebabkan
seseorang bergantung kepada keluarganya.Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk merawat
sesorang dengan penyakit infeksi tidak lah sedikit sehingga menimbulkan masalah ekonomi
pada keluarga.Keluarga menjadi merasa bersalah, frustasi, cemas dan depresi terhadap
penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya. Bagi anggota keluarga yang lain, waktu
kebersamaan dengan anggota keluarga akan berkurang sehingga mengakibatkan masalah
defisit interaksi pada setiap anggota keluarga .
Infeksi saluran kemih di masyarakat makin meningkat seiring meningkatnya usia.
Berdasarkan survey dirumah sakit Amerika Serikat kematian yang timbul dari Infeksi Saluran
Kemih diperkirakan lebih dari 13000 ( 2,3 % angka kematian). Pada usia muda kurang dari
40 tahun mempunyai prevalensi 3,2% sedangkan diatas 65 tahun angka infeksi saluran kemih
sebesar 20%.
Menurut WHO dalam Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang
kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus
dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-
laki.Indonesia merupakan negara berpenduduk ke empat terbesar dunia setelah Cina, India
dan Amerika Serikat.Sementara itu Penduduk Indonesia yang menderita Infeksi Saluran
Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa.
BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI INFEKSI SALURAN KEMIH

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran
kemih. Infeksi saluran kemih dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua
umur.Akan tetapi secara jenis kelamin ternyata wanita lebih sering terinfeksi dari pada pria
dengan angka populasi umur, kurang lebih 5-15 % (Keperawatan Medikal Bedah, 2014).
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu di saluran perkemihan yang disebabkan
oleh bakteri terutama Echerichia coli; risiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti
refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen
uretral baru, septikemia (Keperawatan Medikal Bedah, 2014).
Infeksi traktus urianarius pada pria merupakan akibat menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga wanita.Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak
antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi
pria dari infeksi traktus urinarius.Akibatnya, ISK pada pria jaraang terjadi. Namun, ketika
gangguan ini terjadi, kali ini menunjukan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus
urianrius (Keperawatan Medikal Bedah Sistem Perkemihan, 2012)
Infeksi saluran kemih sering berupa sistitis dan pielonefritis akut, terutama pada
wanita masa subur dan manula. Infeksi ini sering pula dijumpai para dokter di Puskesmas.
Kuman pathogen yang sering terjadi menyebabkan infeksi saluran kemih adalah:
Eschericia coli (kira-kira 80% dari infeksi saluran kemih bagian atas dan bawah tanpa
komplikasi, kuman-kuman Staphylococcus; Klebsiella pneumonia dan Proteus mirabilis.
Infeksi saluran kemih ini dapat diobati dengan golongan obat yang kadarnya tinggi di saluran
kemih, dan disebut sebagai antiseptic saluran kemih. Yang termasuk obat-obat antiseptic
saluran kemih adalah nitrofurantoin, asam nalidiksat, sinoksasin, metenamin, dan
fenazopiridin (kumpulan kuliah farmakologi hal. 176)
Infeksi saluran kemih adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya
iritasi mikroorganisme pada saluran kemih.
1. infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari sema
umur baik pada anak, remaja, dewasa maupun pada umur lanjut.
2. Akan terapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan
angka populasi umum, kurang lebih 5-15%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan
bakteri didalam urin. Bakteriuria bermakna yang disetai gejala pada saluran kemih disebut
bakteriuria bergejala sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.
Mikroorganisme yang penting sering menyebabkan ISK adalah jenis bakteri aerob (buku ajar
farmakologi keperawatan hal. 369)
Infeksi saluran kemih (ISK) didefinisikan sebagai adanya mikroorganisme dalam
urin yang tidak dapat dipertanggung jawabkan oleh kontaminasi.
Organismetersebut memiliki potensi untuk menyerang jaringan dari
s a l u r a n k e m i h d a n struktur yang berdekatan (Pharmacotherapy Handbook, 2009).
Infeksi saluran yang lebih rendah termasuk sist itis (kandung kemih)
uretritis (uretra, prostatitis (kelenjar prostat) dan epididimitis. Infeksi
salurana t a s (seperti sebagai pielonefritis) melibatkan ginjal
d a n d i s e b u t s e b a g a i pielonefritis (Pharmacotherapy Handbook, 2009).
ISK rumit tidak berhubungan dengan struktural atau kelainan neurologis
yang dapat mengganggu aliran normal urin atau mekanisme berkemih. ISK rumit adalah hasil
dari predisposisi lesi pada saluran kemih seperti kelainan bawaan atau distorsi saluran kemih,
batu, berdiamnya kateter, hipertrofi prostat, obstruksi, ataudefisit neurologis yang
mengganggu aliran normal urine dan pertahanan saluran kemih (Pharmacotherapy
Handbook, 2009)

2. PENGGOLONGAN OBAT

NO. NAMA OBAT KETERANGAN


1. Sulfonamida Agen-agen ini umumnya telah digantikan oleh lebih
banyak agen karena resistensi.
2. Trimetoprim- Kombinasi ini sangat efektif terhadap kebanyakan bakteri
sulfametoksazol enterik aerobik kecuali Pseudomonas aeruginosa. Tingkat
(TMP-SMX) jaringan saluran kemih yang tinggi dan tingkat urin
tercapai, yang mungkin penting dalam pengobatan infeksi
yang rumit. Juga efektif sebagai profilaksis untuk infeksi
berulang.
3. Penisilin Ampisilin adalah penicillin standar yang memiliki
Ampisilin aktivitas spektrum luas. Meningkatkan resistensi
Asam amoksisilin- Escherichia coli telah membatasi penggunaan amoxicillin
klavulanat pada sistitis akut. Obat pilihan untuk enterococci sensitif
Carbenicillin indanyl terhadap penisilin. Amoxicillin-klavulanat lebih disukai
untuk masalah resistensi. Carbenicillin indanyl hanya
diindikasikan untuk pengobatan infeksi saluran kemih.
4. Cephalosporin Tidak ada keuntungan besar dari agen-agen ini terhadap
Cephalexin agen lain dalam pengobatan ISK, dan mereka lebih
Cephradine mahal. Mereka mungkin berguna dalam kasus resistensi
Cefaclor terhadap amoxicillin dan trimethoprim-sulfamethoxazole.
Cefadroxil Agen-agen ini tidak aktif melawan enterococci.
Cefuroxime
Cefiksim
Cefzil
Cefpodoxim
5. Tetrasiklin Agen-agen ini telah efektif untuk episode awal infeksi
Tetrasiklin saluran kemih; namun, resistensi berkembang dengan
Doxycycline cepat, dan penggunaannya terbatas. Agen-agen ini juga
Minocycline menyebabkan pertumbuhan berlebih candu. Mereka
berguna terutama untuk infeksi klamidia.

6. Fluoroquinolones Kuinolon yang lebih baru memiliki spektrum aktivitas


Ciprofloxacin yang lebih besar, termasuk P. aeruginosa. Obat-obat ini
Norfloxacin efektif untuk pielonefritis dan prostatitis. Hindari pada
Levofloxacin kehamilan dan anak-anak. Moxifloxacin tidak boleh
digunakan karena konsentrasi urin yang tidak memadai.
7. Nitofurantoin Agen ini efektif baik sebagai agen terapeutik dan
profilaksis pada pasien dengan UTI berulang.
Keuntungan utama adalah kurangnya resistensi bahkan
setelah terapi jangka panjang. Efek samping dapat
membatasi penggunaan (intoleransi GI, neuropati, reaksi
paru).
8. Azitromisin Terapi dosis tunggal untuk infeksi klamidia
9. Methanamine Agen ini dicadangkan untuk terapi profilaksis atau
hippurate – mandalate penggunaan penekan antara episode infeksi

10. Fosfomisin Dosis tunggal untuk infeksi tanpa komplikasi


Terapi parenteral
Terapi parenteral
1. Aminoglikosida Gentamisin dan tobramycin sama efektifnya; gentamisin
Gentamisin lebih murah. Tobramycin memiliki aktivitas
Tobramycin pseudomononal yang lebih baik, yang mungkin penting
Amikacin dalam infeksi sistemik yang serius. Amikacin umumnya
Netilmicin disediakan untuk bakteri multiresistant.
2. Penisilin Agen-agen ini umumnya sama efektif untuk bakteri yang
Ampisilin rentan. Penisilin spektrum luas adalah
Ampisilin-sulbaktam lebih aktif terhadap P. aeruginosa dan enterococci dan
Ticarcillin-klavulanat sering lebih disukai daripada cephalosporins. Mereka
Piperacillin sangat berguna pada pasien dengan gangguan ginjal atau
Piperacillin-tazobactam ketika aminoglikosida harus dihindari.
3. Carbapenems Agen-agen ini memiliki spektrum aktivitas yang luas,
Imipenem-cilastatin termasuk gram-positif, gram-negatif, dan anaerobik
Meropenem bakteri
Ertapenem Imipenem dan meropenem aktif terhadap P. aeruginosa
Aztreonam dan enterococci, tetapi ertapenem tidak. Semua mungkin
dikaitkan dengan superinfeksi candidal.
Monobaktam yang hanya aktif melawan bakteri gram
negatif, termasuk beberapa strain P. aeruginosa.
Umumnya berguna untuk infeksi nosokomial ketika
aminoglikosida harus dihindari dan masuk
pasien penicillin-sensitif.
4. Sefalosporin, pertama-, Sefalosporin generasi kedua dan ketiga memiliki
kedua-, spektrum aktivitas yang luas terhadap gram negatif
dan generasi ketiga bakteri tetapi tidak aktif terhadap enterococci dan
memiliki aktivitas terbatas terhadap P. aeruginosa.
Ceftazidime dan cefepime aktif terhadap P. aeruginosa.
Mereka berguna untuk infeksi nosokomial
dan urosepsis karena patogen yang rentan.
5. Quinolones Agen ini memiliki aktivitas spektrum luas terhadap
Ciprofloxacin bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Mereka
Levofloxacin memberikan urin dan konsentrasi jaringan tinggi dan
Gatifloxacin secara aktif disekresi dalam mengurangi fungsi ginjal.

1. Golingan kuinolon, adalah suatu golongan antimikroba yang relative beru yang semula
digunakan untuk mengobati pasien dengan Infeksi Saluran Kemih.

KUINOLON.

a. siprofloksasin. : enoksasin, levofloksasin, onorfloksasin, sparfloksasin, troflaksasin,


gatifloksasin, gemifloksasin, lomefloksasin, moksifloksasin (konsep dasar farmakologi hal.
203-204)

Golongan sulfonamida merupakan zat antibakteri untuk pengobatan infeksi saluran


kemih yang disebabkan oleh bakteri gram-positif dan gram-negatif yang peka, berdasarkan
ekskresinya, cepat sekali zat ini menghasilkan kadar tinggi dalam kemih dan sering
digunakan untuk radang kandung kemih. Sebaliknya, kadar dalam darah dan jaringan adalah
rendah. Senyawa ini memiliki presentase resistensi yang agak tinggi (OOP hal. 139)

SULFONAMIDA

Golongan obat ini umumnya hanya bersifat bakteriostatik namun pada kadar yang
tinggi dalam urin, sulfonamide dapat bersifat bakterisid (fater hal.599)

Berdasarkan kecepatan absorpsi ekskresinya sulfonilamida dibagi atas tiga golongan besar.

1. sulfonamide dengan absorpsi dan ekskresi cepat antara lain: zulfadiasin, sulfisoksasol

2. sulfonamide yang hanya diabsorpsi sedikit bila diberikan peroral dan karena itu kerjanya
dalam lumen usus, antara lain: ftalilsulfatiasol, sulfasalazine

3. sulfalamid yang terutama diberikan untuk pemberian topical, antara lain: sulfasetamid,
mafenid dan Ag-sulfadiazin.

4. sulfonamide dengan masa kerja seperti sulfadoksin, absorpsinya cepat dan ekskresinya
lambat (fater hal. 601)

Golongan PENISILIN antara lain ; amoksilin, ampicillin, piperasilin, tetrasiklin.

Golongan KOTRIMOKSASOL adalah kombinasi dari trimetoprin dan sulfametoksasol


(fater hal.605)

Golongan obat antiseptic saluran kemih yang digunakan utntuk antiseptic saluran kemih :
Matenamin, asam nalidiksat, nitrofurantoin, fosfomisin trometamin.

NITROFURANTOIN

Obat ini merupakan suatu nitrofuran sintetik yang digunakan untuk mencegah dan
mengobati infeksi saluran kemih.
Mekanisme kerja

Mekanisme kerjanya tidak jelas, diduga obat ini menghambat system enzim bakteria
termasuk siklus asam trikarboksilat.

Interaksi obat

Antasida terutama yang mengandung Mg trisilikat dapat menurunkan absorpsi obat


ini. Obat ini mengantagonis asam nalidiksat dan oksolinat. Kadar serum fenitoin menurun
biladiberikan bersamaan dengan obat ini.

METENAMIN

Obat ini merupakan suatu heksametilentetramin (asam aromatic), atau heksamin yang
sebenarnya tidak mempunyai efek antibakteri.

Mekanisme kerja

Pada keadaan asam, obat ini akan dihidrolisis menjadi ammonia dan formaldehid.
Formaldehid inilah yang membunuh bakteri dengan merusak protein bakteri.

Metenamin membutuhkan asidifikasi urin yang adekuat dan waktu yang cukup untuk
dihidrolisis (biasanya berkisar 2-3 jam) untuk memberikan efek antibankterinya. Pemberian
bersamaan dengan beberapa asam lemah, seperti asam hipurat, asam mandelat, asam
askorbat, ammonium klorida, dan asam yang terdapat dalam makanan yang sering kali
direkomendasikan untuk menurunkan pH urin lebih lanjut.

Interaksi obat

Obat-obat yang meningkatkan pH urine (seperti asetazolamid dan natrium


nikarbonat) mencegah hidrolisis metenamin menjadi formaldehid. Meteamin tidak boleh
diberikan bersamaan golongan sulfa karena akan meningkatkan terjadinya kristaluria.

FENAZOPIRIDIN

Fenazipiridin hidroklorid bukanlah suatu antuseptik saluran kemih, tetapi obat ini
mempunyai sifat analgesic pada mukosa saluran kemih.
ASAM NALIDIKSAT

Obat ini merupakan suatu sintetik antimicrobial yang paling lama digunakan untuk
pengobatan infeksi saluran kemih seelum golongan kuinolon berkembang

Mekanisme kerja

Asam nadiliksat bekerja dengan menghambat DNA girase dan obat ini bersifat
bakterisidal.

Interaksi obat

Nitrofurantoin mengantagonis obat ini. Obat ini dapat menempati tempat anti
koagulan dalam albumin serum bila diberikan bersamaan

SINOKSASIN

Obat ini termasuk obat golongan kuinolon yang sifat-sifatnya mirip dengan asam
nalidiksat.

Mekanisme kerja

Sinoksasin bekerja dengan menghambat DNA Girase, dan juga bersifat bakterisidal

Interaksi obat

Nitrofurantoin mengantagonis obat ini. Obat ini kemungkinan dapat meningkatkan


konsentrasi teofilin plkasma. Antasida yang mengandung Mg atau Al mungkin menurunkan
absorpsi obat ini. (kumpulan kuliah farmakologi hal. 176-182)
3. Interaksi Obat terhadap penyakit

a. Antibiotik

1. Sulfamethoxazole-Trimethoprim

Indikasi : infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh E.coli, Klebsiella, dan
Enterobacter sp, M. morganii, P. mirabillis dan P. vulgaris, otitis akut,
infeksi Haemophillus influenza, infeksi S. Pneumonia, bronchitis
kronis
Efek samping obat : mual, muntah, ruam, gangguan darah (seperti: trombositopenia,
agranulositosis, neutropenia), reaksi alergi (seperti: diare,
anoreksia), kerusakan hati (seperti: nekrosis hati,
pankreatitis), sakit kepala, meningitis

· Sitokrom P450 :
Sulfamethoxazole : substrat dari CYP2C8/9, 3A4; menghambat CYP2C8/9
Trimethoprim : substrat dari CYP2C8/9, 3A4; menghambat CYP2C8/9
· Peningkatan efek : Cotrimoxazole menyebabkan efek dari sulfonilurea dan
antikoagulan oral (warfarin). Cotrimoxazole menggantikan ikatan protein dan
obat untuk obat seperti methotrexate, fenitoin, atau siklosporin sehingga
mengakibatkan konsentrasi obat bebas dalam serum meningkat sehingga dapat
meningkatkan toksisitas.
· Penurunan efek: Cotrimoxazole menyebabkan penurunan efek dari siklosporin dan
trisiklik antidepresan. Prokain dan Endometasin menurunkan efek dari
cotrimoxazole
· Interaksi dengan Ethanol/nutrisi/herbal: dapat menyebabkan fotosensitivitas

Mekanisme aksi
Sulfamethoxazole mengganggu sintesis dan pertumbuhan bakteri asam folat melalui
inhibisi formasi asam hidrofilik dari para-aminobenzoic acid; Trimethoprim
menghambat reduksi asam dihidrofolik untuk menghasilkan tetrahidrofolat dalam
penghambatan secara bertahap dari enzim jalur asam folat

2. Ciproflokasin
Indikasi

· Anak-anak : komplikasi infeksi pada saluran kencing dan Pyelonephritis


terhadap E.coli. Walaupun efektif, ciprofloxacin bukan obat
pilihan pada anak-anak.

· Dewasa : pengobatan yang dikarenakan infeksi bakteri; infeksi pada


saluran kencing; protatitis bakteri kronik, infeksi saluran
pernapasan, sinusitis akut, infeksi pada kulit, infeksi tulang
sendi, infeksi intra-abdominal, diare, demam tipoid karena
Salmonella typhi (eradikasi pada tipus kronis).
Mekanisme aksi:
Menghambat DNA-girase pada orang rentan, menghambat relaksasi untaian DNA,
dan mempercepat kerusakan pada rantai ganda DNA.
Interaksi obat
Sitokrom P450 : penghambatan pada CYP1A2 dan 3A4
Peningkatan efek/toksisitas : ciprofloxacin dapat meningkatkan kadar
serum tinazidin dalam darah dan peningkatan
efek/toksisitas pada kafein, substrat CYP1A2
(aminofilin, fluvoxamin, dan tinazidin), penggunaan
bersamaan dengan obat golongan NSAID akan
meningkatkan risiko seizure.
Penurunan efek : pemberian bersamaan dengan
antasida, suplemen elektrolit oral, quinapril,
sucralfat. Ciprofloxacin dapat memberikan
penurunaran kadar fenitoin dalam darah.
Etanol/nutrisi/obat herbal
· Makanan : Makanan dapat menurunkan laju absorbsi. Kadar
ciprofloxacin dapat menurun apabila dimakan
bersamaan dengan susu. Dan ciprofloxacin dapat
meningkatkan kadar serum kafein apabila digunakan
bersamaaan dengan kafein.

3. Ampicillin
Indikasi: infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi Salmonella invasive,
infeksi Haemophillus influenza, bronchitis, meningitis
Efek samping obat: ruam (rash), GI: diare, mual, muntah, oral candidiasis,
Miselaneous : reaksi alergi (urticaria, angioedema)
(IONI. 2008)

Interaksi obat:
· Peningkatan efek/toksisitas : Ampicillin meningkatkan efek dengan penggunaan
disulfiram dan antikoagulan. Probenecid dapat meningkatkan level penicillin.
Secara teori, allupurinol diberikan bersama ampicilin berpotensi menimbulkan
ruam.
· Menurunkan efek : menurut penelitian, kontrasepsif oral dapat menurunkan efek
penicillin.
· Interaksi dengan Ethanol/nutrisi/herbal: makanan dapat meningkatkan laju absorpsi
ampicillin, dapat menurunkan konsentrasi ampicillin dalam serum.
Mekanisme aksi
Penghambat sintesis dinding sel bakteri melalui pengikatan pada satu atau lebih
Penicillin Binding protein (PBPs), dimana hambatan ini menghambat tahap
transpeptidasi akhir dari sintesis peptidoglycan dalam dinding sel bakteri sehingga
biosintesis dinding sel terhambat. Bakteri akan lisis yang terjadi terus-menerus pada
enzim autolitic dinding sel (Autolisin dan hidrolase murein).
1. Kotrimoksazol (Trimetropim-Sulfametoksazol)
Trimetropim dan sulfametoksazol menghambat reaksi enzimatik obligat pada dua
tahap yang berurutan pada mikroba sehingga kombinasi kedua obat memberikan efek sinergi.
Kombinasi ini lebih dikenal dengan nama kotrimoxazol yang sangat berguna untuk
pengobatan infeksi saluran kemih. Trimetoprim pada umumnya 20-100 kali lebih poten
daripada sulfametoksazol sehingga sediaan kombinasi diformulasikan untuk mendapatkan
sulfametoksazol in vivo 20 kali lebih besar daripada trimetoprim (fater, 2007).

2. Fluoroquinolon
Fluoroquinolon efektif untuk infeksi saluran kemih dengan atau tanpa penyulit
termasuk yang disebabkan oleh kuman-kuman yang multiresisten dan P. aeruginosa (fater,
2007). Fluoroquinolon merupakan agen yang efektif untuk infeksi saluran kemih walaupun
infeksi-infeksi itu disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap banyak obat seperti
Pseudomonas (Farmakologi Dasar dan Klinik., 2004).
Ciprofloxacin, levofloxacin, norfloxacin dan ofloxacin merupakan kelompok
fluoroquinolon lama yang mempunyai daya antibakteri jauh lebih kuat dibandingkan
kelompok quinolon lama. Kelompok fluoroquinolon lama ini mempunyai daya antibakteri
yang sangat kuat terhadap E. coli, Klebsiella, Enterobacter, Proteus, H. influenzae.
Providencia, Serratia, Salmonella, N. meningitidis, N. gonorrhoeae, B. catarrhalis
Dan Yersinia enterocolitica (fater, 2007).
3. Ciprofloxacin
Ciprofloxacin aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Ciprofloxacin
terutama aktif terhadap kuman Gram negatif termasuk Salmonella, Shigella, Campilobakter,
Neisseria, dan Pseudomonas.
Penggunaan ciprofloxacin termasuk untuk infeksi saluran napas, saluran kemih, sistem
pencernaan, dan gonore serta septikemia oleh organisme yang sensitif (IONI, 2008).
4. Ofloxacin
Ofloxacin digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran nafas bagian
bawah, gonoroe, uretritis, dan serfisitis non gonokokkus (IONI, 2008).
5. Levofloxacin
Levofloxacin aktif terhadap organisme Gram positif dan Gram negatif. Memiliki
aktifitas yang lebih besar terhadap Pneumokokkus dibandingkan ciprofloxacin (IONI, 2008).
6. Norfloxacin
Nofloxacin adalah kelompok fluoroquinolon yang paling tidak efektif terhadap
organisme Gram negatif maupun Gram positif dengan MIC yang empat kali sampai delapan
kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang dimiliki oleh ciprofloxacin yang merupakan
prototipe obat tersebut (Farmakologi Dasar dan Klinik, 2004).
7. Sefalosporin
Spektrum kerja sefalosporin luas dan meliputi banyak kuman Gram positif dan Gram
negatif termasuk E. coli, Klebsiella, dan Proteus. Berkhasiat bakterisid dalam fase
pertumbuhan kuman berdasarkan penghambat sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman
untuk ketangguhan dindingnya. Kepekaannya terhadap beta-laktamase lebih rendah daripada
penisilin (Tjay dan Rahardja.,2007).
Sefalosporin dibagi menjadi 4 generasi berdasarkan aktifitas antimikrobanya.
Sefalosporin aktif terhadap kuman Gram positif maupun Gram negatif tetapi spektrum
antimikroba masing-masing derivat bervariasi. Sefalosporin generasi ketiga dalam bentuk
tunggal atau kombinasi dengan aminoglikosida merupakan obat pilihan utama untuk infeksi
berat oleh Klebsiella, Enterobacter, Proteus, Provedencia, Serratia dan Haemophillus
spesies (fater, 2007).
8. Aminoglikosida
Aminoglikosida merupakan antibiotik dengan spektrum luas tetapi tidak boleh
digunakan pada setiap jenis infeksi oleh kuman yang sensitif karena resistensi
terhadapaminoglikosida relatif cepat berkembang, toksisitasnya relatif tinggi, dan tersedianya
berbagai antibiotik lain yang cukup efektif dan toksisitasnya lebih rendah. Gentamisin yang
sudah cukup luas digunakan dibeberapa tempat sudah menunjukkan resistensi yang cukup
tinggi (fater, 2007).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih Infeksi saluran kencing
merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun. Infeksi
Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia
di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga ditemukan
laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih.
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area lokal terjadi,
diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area
genital dan memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Ada dua jalur utama
terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.Dalam penyakit ISK ini terdapat beberapa
klasifikasi yaitu Infeksi Saluran Kemih Bawah dan Infeksi Saluran Kemih Atas.Pemeriksaan
diagnostik penyakit ISK ada beberapa macam pemeriksaan seperti, tes kultur dan sensitivitas,
cystoscopy, studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB), prostate spesific antigen
(PSA) test, pengumpulan urin 24 jam, urinalysis, urine flow studies, voiding cystogram.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama penulis. Mohon kritiik
dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini dilain kesempatan.
MIND MAPPING

PENGERTIAN
INFEKSI SALURAN

1. FENAZIPIRIDIN
2. KUINOLON
KEMIH

3. SULFONAMID
GOLONGAN OBAT
4. NITROFURANTOIN
5. METENAMIN
6. ASAM
NALIDIKSAT
INTERAKSI OBAT
TERHADAP
PENYAKIIT
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia.
Sagung Seto: Semarang.

Digiulio, Mary ., dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah . Yogyakarta: KDT

Dipiro, J. T., et al., 2005, Pharmacotherapy : a Pathophysiologic Approach, 6th Edition,


McGraw-Hill, New York, 2081-2095.

Gunawan Sulistia G. 2016. Farmakologi Dan Terapi Edisi 6. Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia; Jakarta

Hariyono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Perkemihan. Yogyakrta: KDT

Karch,MA.2002. Buku Ajar Farmakologi Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran; Jakarta

Katzung, B. G., 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi XIII Buku 3. Farmakologi
Fakultas kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Salemba Medika

Staf pengajar Departemen Farmakologi. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran

Tjay,T.H., Rahardja,K., 2007. Obat-Obat Penting Edisi kelima. PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai