Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................


A. Latar Belakang .....................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. .
C. Tujuan ..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ .
A. Pengertian ISK .....................................................................................................
B. Etiologi ISK ..........................................................................................................
C. Tanda dan gejala ISK ...........................................................................................
D. Patofisiologi ISK ..................................................................................................
E. Klasifikasi ISK .....................................................................................................
F. Pemeriksaan Diagnostik Penyakit ISK .................................................................
G. Penatalaksanaan Penyakit ISK ..............................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................


A. Kesimpulan ..........................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Infeksi saluran kencing atau ISK merupakan masalah kesehatan yang


cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih merupakan
penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia di muka
bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga ditemukan
laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (Milagros. 2012).

Infeksi saluran kemih juga merupakan salah satu penyakit akut terbesar
dari anak-anak atau remaja dan kira-kira berpengaruh pada 6,5% perempuan dan
3,3% laki-laki pada satu tahun pertama kehidupannya. Serta biasanya terjadi
refluks vesika urinari yang mana memperlihatkan 30% sampai 40% dari anak -
anak dengan infeksi saluran kemih yang dapat menjelaskan resiko untuk infeksi
berulang dan pembentukan jaringan parut pada ginjal (Depkes RI, 2014).

Kondisi penyakit infeksi, salah satunya Infeksi Saluran Kemih,


menyebabkan seseorang bergantung kepada keluarganya.Waktu dan biaya yang
dibutuhkan untuk merawat sesorang dengan penyakit infeksi tidak lah sedikit
sehingga menimbulkan masalah ekonomi pada keluarga.Keluarga menjadi merasa
bersalah, frustasi, cemas dan depresi terhadap penyakit yang diderita oleh anggota
keluarganya. Bagi anggota keluarga yang lain, waktu kebersamaan dengan
anggota keluarga akan berkurang sehingga mengakibatkan masalah defisit
interaksi pada setiap anggota keluarga (Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih di masyarakat makin meningkat seiring
meningkatnya usia. Berdasarkan survey dirumah sakit Amerika Serikat kematian
yang timbul dari Infeksi Saluran Kemih diperkirakan lebih dari 13000 ( 2,3 %
angka kematian). Pada usia muda kurang dari 40 tahun mempunyai prevalensi
3,2% sedangkan diatas 65 tahun angka infeksi saluran kemih sebesar 20%.
(Depkes RI, 2014).

2
Menurut WHO dalam Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi
yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak
8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada
wanita dari pada laki-laki.Indonesia merupakan negara berpenduduk ke empat
terbesar dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat.Sementara itu Penduduk
Indonesia yang menderita Infeksi Saluran Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta
jiwa.(Depkes RI, 2014).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi ISK?
2. Apa etiologi atau penyebab ISK?
3. Apa saja manifestasi klinis ISK?
4. Bagaimana jalannya penyakit atau patofisiologi ISK
5. Apa saja klasifikasi ISK?
6. Bagaimana cara pemeriksaan atau tes diagnostik pada pasien ISK?
7. Bagaimana cara penatalaksanaan pada pasien ISK?

C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi ISK

2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi ISK

3. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi ISK

4. Mahasiswa dapat mengetahui jalannya penyakit atau etiologi ISK

5. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi ISK

6. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan atau tes diagnostik


pada pasien ISK

7. Mahasiswa dapat mengetahui cara penatalaksanaan pada pasien ISK

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih (Marlene.
2016).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri
pada saluran kemih (Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari
semua umur.Akan tetapi secara jenis kelamin ternyata wanita lebih sering
terinfeksi dari pada pria dengan angka populasi umur, kurang lebih 5-15 %.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa insidensi ISK tertinggi adalah pada
kelompok umur 50/59 tahun. Perempuan lebih sering menderita ISK daripada laki-
laki. Dari penelitian, Escherichia coli merupakan mikroorganisme tersering yang
menyebabkan ISK.

B. ETIOLOGI

Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme


penginfeksi, biasanya suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke
saluran kencing. Radang area lokal terjadi, diikuti dengan infeksi ketika
organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area genital dan
memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra. Organisme
dapat juga masuk selama kontak seksual.
Dalam hal ini infeksi terjadi sebagai infeksi yang diperoleh dari
komunitas yang tidak kompleks. Pasien dengan kateter perkemihan bisa
juga mengalami infeksi karena adanya kateter yang memberikan suatu
jalan kecil bagi bakteri untuk masuk ke kandung kemih. Beberapa
peralatan saluran kencing, misal cystoscopy, juga memberikan suatu jalan
kecil bagi bakteri untuk masuk kandung kemih. Sebagian dari peralatan

4
tidak disterilkan sepenuhnya antara pasien satu dengan yang lainnya;
peralatan diberi desinfektan dosis tinggi karena serat optik dan lensa di
dalam tidak akan tahan dengan temperatur tinggi yang diperlukan untuk
mensterilkan. Infeksi ini akan dipandang sebagai nosocomial. (Mary.
2014)

C. TANDA DAN GEJALA

Menurut Mary. 2014.


1. Frekuensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih

2. Urgensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih

3. Susah buang air kecil karena iritasi lapisan mukosal

4. Rasa sesak/ penuh di dalam area suprapublik

5. Pungung bawah sakit

D. PATOFISIOLOGI

Menurut Rudi. 2012infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya


mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius.Mikroorganisme ini
masuk melalui kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen,
limfogen.Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.
1. Secara asending:

a. masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain


faktor anatomi dimana wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari
pada laki-laki sehingga insiden terjadinya isk lebih tinggi, faktor tekanan
urin saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus
urinarius (pemeriksaan sitoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus
yang terinfeksi.

5
b. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.

2. Secara hematogen:

Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga


mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal
yang memengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah
penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang
mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat
jaringan parut

E. KLASIFIKASI

1. Infeksi Saluran Kemih Bawah menurut Valentina L. 2008

a. Sistisis

Infeksi kadung kemihyang juga di kenal degan infeksi saluran kemih


bawah. Penyebabnya adalah bacteria kolifrom (umumnya E.coli dan
enterococus). Anak-anak dapat mengalami sistisis virus yang di sebabkan
oleh adenovirus, tetapi ini jarang terjadi pada orang dewasa. Pada pria
sistisis biasanya di sebabkan oleh invasi bakteri ke uretra yang menyebar
keatas dan ke prostat.
b. Uretritis

Infeksi uretra yang dapat terjadi pada pria maupun wanita.


Penyababnya adalah Inveksi virus, Infeksi bakteri, organisme yang
menyebabkan penyakit/ infeksi menular seksual (gonorea, Klamidia, dan
lain-lain), keluarga besar basilus gram negative (enterobacteriaceace,
terutama E.coli) serta organisme gram positif yang terlibat dalam infeksi
saluran kemih, “hama pintar” telah mengembangkan cara untuk
mengatasi pertahanan intrinsic saluran kemih dengan cirri khasnya

6
seperti pili/fimbriae adesin dan hemosilin untuk mendapatkan akses
mengolonisasi, selain itu kondisi tertentu meningkatkan perkembangan
infeksi saluran kemih bawah. Tada gejalanya gejala beragam berdasarkan
sifat kondisi apakah akut atau kronik.
c. Prostatitis

Kelompok kondisi inflamasi dan non inflamasi yang menyerang


prostat. Tanda gejala : nyeri panggul dan peritoneum; nyeri pada testis,
area selakangan , penis, dan skrotum yang menyebar ke punggung bawah
; keengganan berkemih dengan aliran urine lemah saat berkemih;
disfungsi seksual dengan ejakulasi yang terasa nyeri dan nyeri pasca
ejakulasi di rectum dan anus; gejala sistemik (menggigil, demem,
hipotensi). Saat prostatitis kronis maka terdapat tabda gejala perkemihan
dan non perkemihan: urine menetes, nyeri inguinal dan perineal, rasa
seperti terbakar uretral, dan tanda-tanda umum lainya (diaphoresis,
keletihan dan kaki dingin)

2. Infeksi Saluran Kemih Atas menurut Valentina L. 2008

a. Glumerulonefrmenitis

Inflamasi pada glumerulus, yang mempengaruhi kemampuan ginjal


untuk menyaring urine dan dapat terjadi diman asaja seperti glumerulus,
tubulis danjaringan intertisial sekitarnya.Penyebab paling sering adalah
infeksi streptococus yang biasanya di mulai dengan nyeri tenggorokan,
berkembang menjadi nefritis dalam 7 hingga 12 hari.Glumerulonefritis di
sebebkan oleh infeksi streptokokus yang biasanya dapat di senbuhkan
dengan terapi.Tanda gejala glumerulonefritis .
b. Sindrom nefrotik

Kerusakan glomerulus memicu kehilangan protein yang parah


memicu hipoalbumia. Penyebabnnya adalah Diabetes adalah penyebab

7
yang sering muncul menimbulkan sindrom nefrotik.penyakit autonium
seperti lupus eritomatus menyebabkan tubuh menyerang diri sendiri.
Medikasi seperti OAINS,aminoglikosida, antibiotok anfereteritis b,
kemoterapi litium, perawatan kontras IV. Beberapa penyekit yang
merusak membrane glomerulus.

c. Pielonefrotis

Dicirikan dengan bercak infeksi interstisial dengan inflamasi di


tubulus san int ertisium dengan pembentukan abses .Inflamsi merusak
tubulus oleh sebab itu ginjal menjadi tidak mampu memekatkan urine
mengatur krseimbangan elektrolit dan mengeluarkan produk
sampah.Penebab yang palimg lazim adalah refluks vesikoreteral.yang
menyeababkan bacteria naik ke pelvis ginjal organism peyebab nya dalah
E.coli dan strapilococus aureus.
d. Gagal ginjal

Sebagian besar nefron di ginjal sudah tidak berfungsi.Penyebabnya


adalah cidera renal akut dapat memicu gagal ginjal akut.

e. Nefrolitasi

Pemadatan garam mineral di sekitar materi organic yang dapat terjadi


pada duktus pengumpulan sistem perkemihan untuk di simpan di suatu
bagian ginjal : pelvis gin jal atau batu ginjal. Sebagian besar batu ginjal
terbwntuk dari kalsium.
F. PEMERIKSAAN ATAU TES DIAGNOSTIK

Menurut Mary. 2014


mineral terlarut lain dapat mencetuskan terbentunya batu.
1. Tes kultur dan sensitivitas

Tes kultur melihat kemungkinan adanya bakteri didalam urin. Tes


sensitivitas menentukan antibiotik apa yang dapat digunakan untuk

8
membunuh bakteri. Laboratorium membagi spesimen urin menjadi dua;
satu bagian dikultur untuk menentukan bakteri mana yang
berkembang.Laporan persiapan harus tersedia dalam 24 jam.Bagian
kedua digunakan untuk menentukan pada antibiotik mana organisme
tersebut peka.

2. Cystoscopy

Tes ini menguji dinding kandung kemih untuk melihat kemungkinan


pertumbuhan dan tumor. Ini juga digunakana sebagai alat untuk
memindahkan tumor kecil, batu dan benda asing dan untuk mendilatasi
saluran kencing (uretra) dan saluran ginjal(ureter). Suatu cystoscope
dimasukan kedalam uretra ke kandung kemih, yang membuat struktur
benar-benar divisualisasikan; misalnya uretra, kandung kemih, ureter
dan prostat.

3. Studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB)

Studi KUB adalah sinar x abdominal yang digunakan untuk


mendeteksi batu ginjal, bisul abdominal, paralytic ileus atau obstruksi.
4. Prostate spesific antigen (PSA) test

Tes ini mengukur tingkat PSA didalam darah. Tingkat PSA akan naik
pada psien dengan BPH (Begign Prostatic Hypertropy) atau kanker
prostat. Kenaikan tingkat PSA tidak memberi dokter cukup informasi
untuk membedakan antara kanker dan kondisi-kondisi protat
jinak;namun, dokter akan mempertimbangkan hasil tes ketika
memutuskan apakah akan mengorder penyaringan tambahan untuk
kanker prostat. Tes ini juga digunakan untuk memonitor perawatan dan
untuk menguji kekambuhan kanker prostat.
5. Pengumpulan urin 24 jam

9
Ini adalah tes diagnostik yang melibatkan pengumpulan urin pasien
selama 24 jam.Tes ini biasanya digunakan untuk mengukur volume dan
berbagai faktor fungsi ginjal dan juga untuk menentukan pengeluaran
sehari-hari unsur tertentu seperti protein, elektrolit dan lain-lain.
6. Urinalysis

Urinalysis (analisa urin) adalah pengujian urin secara fisik, kimia, dan
mikroskopis.Pengujian inimeliputi sejumlah tes untuk mengevaluasi
spesimen urin mengenai penampilan, warna, kejelasan, pH, berat jenis,
dan kehadiran bakteri, darah kepingan-kepingan, glukosa, keton leukosit,
protein, RBC, dan WBC. Tes digunakan untuk mengkonfirmasikan gejala
ISP, untuk memeriksa diabetes karena kelebihan kadar glukosa, dan
untuk memonitor fungsi ginjal pada pasien gagsl ginjal.
7. Urine flow studies

Urine flow studies, juga dikenal sebagai uroflowmetry, mengukur


kekuatan dan volume per detik aliran urin dari kandung kemih ketika
pasien buang air kecil ke dalam mesin tes. Tes ini membantu
mengidentifikasi sumbatan atau kelainan Saluran kencing dan membantu
mengevaluasi seberapa baik atau seberapa buruk pasien buang air kecil.

8. Voiding cystogram

Tes ini melibatkan pengambilan gambar sinar x kandung kemih dan


uretra selama perkemihan.Suatu material kontras radiopaque
ditanamkan ke dalam kandung kemih via kateter Foley ke dalam sluran
tubuh. Setelah sinar x diambil, kateter dipindahkan. Pasien buang air kecil
sementara sinar x diperoleh. Tes ini dilakukan untuk mencari kelainan
sistem perkemihan, tumor kandung kemih, ureter, dan uretra, atau untuk
mengeluarkan ( refluks) urin dari kandung kemih ke ureter.

10
G. PENATALAKSANAAN
1. Menurut Marlene. 2016
a. Hindari dehidrasi : ajurkan asupan harian (recommended daily
allowance,RDA) cairan pada dewasa aktif sekitar 30 ml/kg/hari.

b. Hindari konstipasi (perbanyak asupan cairan,serat diet, dan olah


raga rekreasional)

c. Tangani retensi urien, inkontinensia urien atau obstruksi pada


saluran keluar kandung kemih/ buang air kecil sampai tuntas

d. Pertimbangan perbaikan sistokel pada wanita pascamenopause


penderita pengosongan kandung kemih tanpa sempurna dan ISK
kambuhan.

e. Ajari mengenai higienis yang baik setelah ke toilet dan berkemih


setelah senggama.

f. Tangani infeksi sejak dini, terutama pada pasien dengan


penurunan fungsi imun atau pasien dengan retensi urien, atau disfungsi
berkemih.

g. Lepas kateter yang yang terpasang dan tangani pasien yang


mengalami disfungsi berkemih dengan program penatalaksanaan
alternatif seperti pelatihan kandung kemih, farmakoterapi untuk
inkontinensia urien, kateterisasi intermiten dan/ atau berkemih
terjadwal.

2. Infeksi saluran kemih akut

a. Penatalaksanaan empiris cukup memadai untuk infeksi yang


pertama pada wanita muda yang tidak sehat ; mulai penatalaksanaan
empiris sebelum diperoleh hasil kultur dan sensitivitas untuk infeksi
saluran kemih febris atau komplikata

11
b. Antipiretika dan rawat inap dengan cairan intravena diperlukan
bila pielonefritis disertai dengan mual dan muntah yang bermakna atau
urosepsis.

c. Pilih antibiotika sesuai laporan kultur dan sensitivitas ( bila anda


indikasi), frekuensi pemberian , risiko vaginitis, biaya yang ditanggung
pasien, dan risiko peningkatan resistensi bakteri.

d. Tekankan kepatuhan pada pemberian antibiotik ; tangani infeksi


non komplikata selama 3 hari, infeksi komplikasi selama 7 hari, dan ISK
febris selama 14 hari.

e. Penanganan suplemen antibiotika dengan analgesik sistem


Perkemihan (pyridium tersedia sebagai obat yang dijual bebas) atau obat
kombinasi, seperti Urised.

f. Mulai penanganan profilaksis menggunakan krem antijamur pada


wanita dengan riwayat vaginitis saat mendapatkan terapi antibiotika,
kecuali bila diberikan nitrofurantoin.

g. Dorong asupan cairan yang memadai; hindari iritan kandung


kemih.

3. Pencegahan
1. Minum air putih yang cukup
2. Buang air kecil sampai tuntas
3. Berhenti merokok
4. Lakukan latihan untuk otot pinggul
5. Buang air kecil setelah berhubungan intim
6. Batasi minuman berkafein dan beralkohol
7. Buang air kecil secara teratur

12
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu istilah umum yang dipakai
untuk mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih Infeksi
saluran kencing merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan
orang di setiap tahun. Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2
yang paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini
menyerang kaum wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita
Infeksi Saluran Kemih.
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi,
biasanya suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran
kencing.Radang area lokal terjadi, diikuti dengan infeksi ketika organisme
bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area genital dan memasuki saluran
perkemihan melalui pembukaan uretra.Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu
ansending dan hematogen.Dalam penyakit ISK ini terdapat beberapa klasifikasi
yaitu Infeksi Saluran Kemih Bawah dan Infeksi Saluran Kemih Atas.Pemeriksaan
diagnostik penyakit ISK ada beberapa macam pemeriksaan seperti, tes kultur dan
sensitivitas, cystoscopy, studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB),
prostate spesific antigen (PSA) test, pengumpulan urin 24 jam, urinalysis, urine
flow studies, voiding cystogram.

SARAN

Untuk perawat atau teman sejawat agar dapat memprioritaskan masalah


sesuai kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien tersebut, dan rencana
tindakan dapat dilakukan dengan baik. Untuk perawat agar dapat
mendokumentasikan semua data pada klien baik subjektif maupun obyektif
dengan benar sehingga dapat membuat evaluasi dengan baik. Untuk menunjang

13
pendokumentasian pihak rumah sakit harus menyediakan lembaran renpra untuk
perawat ruangan.
Dan saran untuk penderita penyakit ISK agar lebih menjaga kebersihan
alat genital supaya tidak terjadi atau menderita penyakit yang sama, dan juga
seperti memperhatikan kelembaban daerah kelamin ketika cebok atau
membersihkan alat kelamin harus benar-benar bersih dan dikeringkan dengan
handuk.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Brashers, Valentina L. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Jakarta : ECG


 Hariyono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Perkemihan. Yogyakrta: KDT
 Digiulio, Mary ., dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah . Yogyakarta:
KDT
 Hurst, Marlene. 2016. Belajar Mudah Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
 Herdman, T Heather,. Shigemi Kamitsuru. 2015. Diagnosa
Keperawatan. Jakarta:ECG

15

Anda mungkin juga menyukai