2.1.1 Pengertian
Infeksi nosokomial, yang saat ini disebut dengan ”Healthcare Assosiated Infection”
(HAI) adalah infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit atau difasilitas
kesehatan lain, dimana pasien sebelumnya tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi yang di dapat dirumah sakit tetapi munculnya setelah pasien pulang, juga
infeksi patugas kesehatan yang terjadi di pelayanan kesehatan.
Suatu infeksi dikatakan sebagai infeksi nosokomial apabila memenuhi kriteria berikut:
1. Ketika masuk rumah sakit pasien tidak dalam keadaan infeksi atau tidak dalam masa inkubasi.
2. Infeksi terjadi setelah 48 jam perawatan.
3. Infeksi bukan merupakan sisa (residual) infeksi sebelumnya.
4. Infeksi pada lokasi yang sama tetapi penyebab mikroorganisme berbeda atau mikroorganisme
sama tetapi lokasi berbeda.
e. Pengelolaan limbah
1) Pengelolaan limbah cair
- Limbah cair diolah diInstalasi pengolahan limbah cair (IPAL).
- Kualitas limbah cair terolah, diperiksa setiap sebulan sekali.
2) Pengolahan Limbah Padat Medik
- Limbah padat infeksius ditampung sementara dalam tempat tertutup tahan air yang dialasi
dengan kantong plastik kuning.
- Limbah padat medik dimusnahkan dengan insinerasi dengan suhu di atas 1.000o C.
- Produk limbah padat harus terdata/terdokumentasi.
3) Pengelolaan Limbah Padat Nonmedik
- Limbah padat nonmedik ditampung sementara dalam tempat penampungan tertutup yang tidak
tembus air dan telah dialasi dengan kantong plastik berwarna hitam.
- Limbah padat nonmedik dapat dimanfaatkan kembali (jika dianggap layak secara ekonomi)
untuk mengurangi volumenya.
- Limbah padat nonmedik dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) bekerja sama dengan
Dinas Kebersihan Kota setempat.
g. Pengelolaan linen
Linen rumah sakit antara lain berupa pakaia pasien, pakaian kerja, selimut, sprei, penutup
bantal dan guling, duk, dan lain sebagainya. Lien rumah sakit harus dikelola dengan benar
karena jika tidak dikelola dengan benar dapat menimbulkan dampak infeksi.
Pengelolaan linen adalah kegiatan yang dimulai dari pengumpulan linen kotor, pengankutan,
pencucian, penyetrikaan, penyimpanan dan distribusi linen bersih.
Adapun prinsip penanganan linen kotor adalah sebagai berikut:
1) Jaga jangan sampai linen kotor tersebut terkena kulit atau membran mukosa.
2) Jangan merendam/membilas linen kotor di wilayah ruang perawatan.
3) Jangan meletakkan linen kotor di lantai.
4) Jangan mengibaskan linen kotor.
5) Segera ganti linen yang tercemar/terkena darah atau cairan tubuh.
Pengelolaan linen infeksius (line kotor yang mengandung penyakit menular) harus
dipisahkan dengan linen noninfeksius, terutama dalam tahap pengumpulan, pengangkutan dan
pencucian.