Anda di halaman 1dari 13

Selamat datang di welcome

Kekayaan yang sesungguhnya adalah ketika kita berbagi

Selasa, 12 September 2017


MAKALAH ISYARAT ILMU KIMIA DALAM AL-QUR’AN DAN HADITS

Makalah Pendidikan Agama Islam

“ISYARAT ILMU KIMIA DALAM AL-QUR’AN”

AMALIAH TASRIF
H311 16 501
  

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Isyarat Ilmu Kimia
dalam Al-Qur’an”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.
Tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna dan masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat saya harapkan demi menyempurnakan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah
ilmu pengetahuan bagi siapa saja yang telah membacanya.

Makassar, 16 November 2016


Penulis,

Amaliah Tasrif

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Al-Qur’an diturunkan pada 14 abad yang lalu oleh Allah SWT. Al-Qur’an
bukanlah buku ilmiah. Akan tetapi, kitab ini mencakup beberapa penjelasan ilmiah
dalam tautan keagamaannya. Penjelasan ini tidak pernah bertentangan dengan
temuan-temuan ilmu modern. Sebaliknya, fakta-fakta tertentu yang baru ditemukan
dengan teknologi abad ke-20 itu sebenarnya telah diungkapkan dalam Al-Qur’an 14
abad silam. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan salah satu bukti terpenting
yang menegaskan keberadaan Allah. Ilmu kimia yang merupakan salah satu dari
cabang penjurusan ilmu pengetahuan alam, suatu ilmu yang menjelaskan struktur
perubahan dari suatu objek setara, yang di akibatkan oleh suatu reaksi. Ternyata,
pengetahuan kimia tersebut telah diungkapkan dalam Al-qur’an sejak zaman dulu.
Adapun penjelasan secara detail nya, baru bisa dijelaskan pada zaman baru-baru ini.
Sesunggunya hubungan Al-Qur’an dengan sains memang tidak boleh
dipisahkan lagi. Bukan kerana Al-Qur’an itu ialah buku sains, tetapi Al-Qur’an ialah
mukjizat Allah SWT yang dikurniakan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
pedoman hidup umat manusia. Al-Qur’an juga mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan salah satu cabang dari ilmu sains yaitu kimia. Hubungan Al-Qur’an dengan
kimia dapat dilihat dengan penemuan besi di dalam Al-Qur’an yaitu pada surah Al-
Hadid (Besi), maksud surah tersebut sudah jelas mengenai besi. Surah Al-Hadid ialah
surah yang ke 57 yang berada di pertengahan Al Quran. Menurut para ahli besi, besi
ialah unsur yang tidak boleh diciptakan melalui proses semula jadi di bumi ini.
Mungkin inilah mengapa besi mempunyai arti khusus sampai dijadikan nama surah.
Oleh karena itu, kami membuat makalah ini untuk lebih memahami hubungan antara
Al-Qur’an dengan ilmu kimia.

B.     Rumusan Masalah

1.    Bagaimana hubungan antara ilmu kimia dengan Al-qur’an ?


2.    Bagaimana perkembangan ilmu kimia dalam perspektif islam ?
3.    Penenemuan dan kontribusi apa saja yang telah ditemukan oleh para kimiawan
muslim ?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui hubungan antara ilmu kimia dengan Al-qur’an.


2.      Mengetahui dan memahami perkembangan ilmu kimia dalam perspektif islam.
3.      Mengetahui penemuan dan kontribusi para kimiawan muslim dalam bidang ilmu
kimia.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Ilmu Kimia dan Hubungannya dengan Al-Qur’an

Kimia merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang muncul
sejak munculnya pemikiran ilmuan secara ilmiah, Kimia (dari bahasa Arab: ‫كيمي<اء‬,
atau kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, atau khemeia) adalah
ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari
skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka
untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari
pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan
pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik
materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya
ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.

Di dalam Al-Qur’an terdapat kandungan yang merujuk pada fenomena-


fenomena alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Ayat-ayat ini juga telah menarik perhatian manusia secara tidak langsung untuk
mempelajari berbagai elemen dan reaksi kimiawi yang ada di dalamnya, di antaranya
yaitu ayat-ayat yang berhubungan dengan  kejadian manusia, kejadian alam yang
lain :
1.        Unsur kimia di dalam madu petunjuk kepada kekuasaan Allah merubah
struktur, sifat dan kegunaan berbagai unsur.

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-


bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, Kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”[An-Nahl:68-69].  

2.        Al Qur’an menjelaskan tentang unsur Besi (QS. Al-Hadid, 57:52)

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-


bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.”
(al-Hadid 57: 25).

Berdasarkan kandungan surah Al-Hadid di atas, para ilmuan muslim telah


mengkaji kandungan yang terkandung di dalam nya yang menyatakan bahwa Allah
telah menurunkan/menciptakan unsur besi yang dapat di manfaatkan oleh manusia.

3.        Al-Quran membahas tentang atom

“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al
Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi
atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu
biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil
dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfuzh”). (Q.S. Yunus : 61).
Di dalam Al-Quran, atom dikenal dengan nama dzarrah, yaitu sesuatu yang
paling kecil dan tidak ada lagi yang lebih kecil daripada itu. Menurut John Dalton,
atom adalah partkel terkecil dari suatu zat yang tidak dapat diuraikan menjadi partikel
yang lebih kecil dengan reaksi kimia biasa. Inilah salah satu mukjizat
Al-Quranul Karim. Selain beberapa ayat-ayat tersebut, masih ada ayat-ayat
Al-Qur’an yang menjelaskan dan berhubungan dengan ilmu kimia.

B.       Perkembangan Ilmu Kimia dalam Perspektif Islam

Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan
Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat
pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan
Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu
Hayyan sebagai 'Bapak Kimia Modern'."Para kimiawan Muslim adalah pendiri ilmu
kimia," cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Will Durant dalam
The Story of Civilization IV: The Age of Faith, juga mengakui bahwa para kimiawan
Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh
peradaban Islam. "Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui)
hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar," ungkapnya. Sedangkan
peradaban Islam telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen yang
terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti. Tak hanya itu, sejarah
mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam
bidang kimia.

Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah industri
yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia, Ilmuwan
Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk dan
penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini. Berkat revolusi sains yang
digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai industri serta zat
dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat,
asam sulfur, nitrat silver, dan potasium--senyawa penting dalam kehidupan manusia
modern--merupakan penemuan para kimiawan Muslim. Revolusi ilmu kimia yang
dilakukan para kimiawan Muslim di abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-
teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi. Dengan menguasai teknik-teknik itulah,
peradaban Islam akhirnya mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi
umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan
minuman, perhiasan, hingga militer.

C.      Penemuan dan Kontribusi Kimiawan Muslim


Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi sumbangan yang berbeda-beda bagi
pengembangan ilmu kimia. Jabir (721 M-815 M), misalnya, telah memperkenalkan
eksperimen atau percobaan kimia. Ia bekerja keras mengelaborasi kimia di sebuah
laboratorium dengan serangkaian eksperimen. Salah satu ciri khas eksperimen yang
dilakukannya bersifat kuantitatif. Ilmuwan Muslim berjuluk 'Bapak Kimia Modern'
itu juga tercatat sebagai penemu sederet proses kimia, seperti penyulingan/distilasi,
kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.
Cendekiawan-cendikiawan Barat mengakui bahwa Jabir Ibnu Hayyan
(721-815 H) adalah orang yang pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam
kegiatan penelitiannya dalam bidang alkemi yang kemudian oleh ilmuan Barat
diambil dan dikembangkan menjadi apa yang dikenal sekarang sebagai ilmu kimia.
Jabir, di Barat dikenal Geber, adalah orang yang pertama mendirikan suatu bengkel
dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi dan
mineral-mineral itu zat-zat kimiawi serta mengklasifikasikannya. Muhammad Ibnu
Zakaria, al-Rozi (865-925), telah melakukan kegiatan yang lazim dilakukan oleh ahli
kimia dengan menggunakan alat-alat khusus, seperti distilasi, kristalisasi, dan
sebagainya. Buku al-Razi (Razes), diakui sebagai buku pegangan laboratorium kimia
pertama di dunia. Sang ilmuwan yang dikenal di Barat dengan sebutan 'Geber' itu pun
tercatat berhasil menciptakan instrumen pemotong, pelebur, dan pengkristal. Selain
itu, dia pun mampu menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan,
kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian. Berkat
jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu kimia terungkap.
Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, dan asam
asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikiran Jabir. Ia pun sukses melakukan distilasi
alkohol. Salah satu pencapaian penting lainnya dalam merevolusi kimia adalah
mendirikan industri parfum.
Muhammad Ibnu Zakariya ar-Razi Ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa
melakukan revolusi dalam ilmu kimia adalah Al-Razi (lahir 866 M). Dalam karyanya
berjudul, Secret of Secret, Al-Razi mampu membuat klasifikasi zat alam yang sangat
bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam menjadi tiga, yakni zat keduniawian,
tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta oksida timah merupakan hasil kreasinya. Al-
Razi pun tercatat mampu membangun dan mengembangkan laboratorium kimia
bernuansa modern. Ia menggunakan lebih dari 20 peralatan laboratorium pada saat
itu. Dia juga menjelaskan eksperimen-eksperimen yang dilakukannya. "Al-Razi
merupakan ilmuwan pelopor yang menciptakan laboratorium modern," ungkap
Anawati dan Hill. Bahkan, peralatan laboratorium yang digunakannya pada zaman itu
masih tetap dipakai hingga sekarang. "Kontribusi yang diberikan Al-Razi dalam ilmu
kimia sungguh luar biasa penting," cetus Erick John Holmyard (1990) dalam
bukunya, Alchemy. Berkat Al-Razi pula industri farmakologi muncul di dunia. Sosok
kimiawan Muslim lainnya yang tak kalah populer adalah Al-Majriti (950 M-1007 M).
Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol, ini berhasil menulis buku kimia bertajuk,
Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata cara pemurnian
logam mulia. Sejarah peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051
M) dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-
obatan), dia menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan. Selain itu, ia
juga menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya. Begitulah, para kimiawan
Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi dalam ilmu kimia.

    

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Sesunggunya hubungan Al-Qur’an dengan sains memang tidak dapat dipisahkan lagi.
Bukan kerana Al-Qur’an itu ialah buku sains, tetapi
Al-Qur’an ialah mukjizat Allah SWT yang dikurniakan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup umat manusia.
2.      Hubungan Al-Qur’an dengan kimia dapat dilihat dengan penemuan besi di dalam Al-
Qur’an yaitu pada surah Al-Hadid (Besi), maksud surah tersebut sudah jelas mengenai
besi. Surah Al-Hadid ialah surah yang ke 57 yang berada di pertengahan Al-Qur’an
serta masih banyak lagi kandungan
Al-Qur’an yang berhubungan dengan ilmu kimia.

B.     Saran
1.      Untuk lebih memahami hubungan Al-Qur’an dengan ilmu kimia, sebaiknya kita
terlebih dahulu harus memahami apa sebenarnya ilmu kimia itu, apa yang dibahas
didalamnya dan mengapa ilmu kimia dikaitkan dengan
Al-Qur’an.
2.      Untuk lebih menambah pengetahuan mengenai hubungan ilmu kimia dengan Al-
Qur’an, alangkah lebih baiknya jika kita tidak hanya melihat satu artikel atau wacana
mengenai hubungan keduanya tetapi lebih baik lagi jika kita mencari informasi dari
berbagai sumber yang dapat di percaya sehingga kita dapat lebih memahaminya.

DAFTAR PUSTAKA

http://rizkariton.blogspot.co.id/2014/05/ilmu-kimia-dalam-pandangan-agama-
islam.html

http://www.liputanalquran.com/2016/05/ayat-ayat-al-quran-tentang-ilmu-kimia.html
di September 12, 2017
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Laporan Ekologi Praktikum Biologi Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR PERCOBAAN IV POPULASI,


KOMUNITAS DAN EKOSISTEM NAMA                   : AMALIAH TASRI...


MAKALAH ISYARAT ILMU KIMIA DALAM AL-QUR’AN DAN HADITS

Makalah Pendidikan Agama Islam “ISYARAT ILMU KIMIA DALAM AL-


QUR’AN” AMALIAH TASRIF H311 16 501  ...


KISAH PEJUANG KECIL DARI NEGERI TERJAJAH, PALESTINA

Bismillahirahmanirahim ... This is my first article !!! Di


arikel pertama saya ini, saya ingin sedikit bercerita tentang
kekaguman say...


Laporan Ekologi Praktikum Biologi Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR PERCOBAAN IV POPULASI,


KOMUNITAS DAN EKOSISTEM NAMA                  
: AMALIAH TASRI...


Mengenai Saya

Amaliah Tasrif
Jika tidak bisa menjadi bidadari dunia yang di damba semua orang, maka jadilah bidadari surga yang
kehadirannya di cemburui penghuni langit :)
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini


窗体顶端

窗体底端

 Beranda

Laporkan Penyalahgunaan

Arsip Blog
 ▼  2017 (4)

o ▼  September (2)
 Laporan Ekologi Praktikum Biologi Dasar
 MAKALAH ISYARAT ILMU KIMIA DALAM AL-QUR’AN DAN HAD...

o ►  Juli (2)

Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai