AMALIAH TASRIF
H311 16 501
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Isyarat Ilmu Kimia
dalam Al-Qur’an”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.
Tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna dan masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat saya harapkan demi menyempurnakan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah
ilmu pengetahuan bagi siapa saja yang telah membacanya.
Amaliah Tasrif
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an diturunkan pada 14 abad yang lalu oleh Allah SWT. Al-Qur’an
bukanlah buku ilmiah. Akan tetapi, kitab ini mencakup beberapa penjelasan ilmiah
dalam tautan keagamaannya. Penjelasan ini tidak pernah bertentangan dengan
temuan-temuan ilmu modern. Sebaliknya, fakta-fakta tertentu yang baru ditemukan
dengan teknologi abad ke-20 itu sebenarnya telah diungkapkan dalam Al-Qur’an 14
abad silam. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan salah satu bukti terpenting
yang menegaskan keberadaan Allah. Ilmu kimia yang merupakan salah satu dari
cabang penjurusan ilmu pengetahuan alam, suatu ilmu yang menjelaskan struktur
perubahan dari suatu objek setara, yang di akibatkan oleh suatu reaksi. Ternyata,
pengetahuan kimia tersebut telah diungkapkan dalam Al-qur’an sejak zaman dulu.
Adapun penjelasan secara detail nya, baru bisa dijelaskan pada zaman baru-baru ini.
Sesunggunya hubungan Al-Qur’an dengan sains memang tidak boleh
dipisahkan lagi. Bukan kerana Al-Qur’an itu ialah buku sains, tetapi Al-Qur’an ialah
mukjizat Allah SWT yang dikurniakan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
pedoman hidup umat manusia. Al-Qur’an juga mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan salah satu cabang dari ilmu sains yaitu kimia. Hubungan Al-Qur’an dengan
kimia dapat dilihat dengan penemuan besi di dalam Al-Qur’an yaitu pada surah Al-
Hadid (Besi), maksud surah tersebut sudah jelas mengenai besi. Surah Al-Hadid ialah
surah yang ke 57 yang berada di pertengahan Al Quran. Menurut para ahli besi, besi
ialah unsur yang tidak boleh diciptakan melalui proses semula jadi di bumi ini.
Mungkin inilah mengapa besi mempunyai arti khusus sampai dijadikan nama surah.
Oleh karena itu, kami membuat makalah ini untuk lebih memahami hubungan antara
Al-Qur’an dengan ilmu kimia.
C. Tujuan
Kimia merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang muncul
sejak munculnya pemikiran ilmuan secara ilmiah, Kimia (dari bahasa Arab: كيمي<اء,
atau kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, atau khemeia) adalah
ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari
skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka
untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari
pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan
pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik
materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya
ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al
Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi
atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu
biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil
dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfuzh”). (Q.S. Yunus : 61).
Di dalam Al-Quran, atom dikenal dengan nama dzarrah, yaitu sesuatu yang
paling kecil dan tidak ada lagi yang lebih kecil daripada itu. Menurut John Dalton,
atom adalah partkel terkecil dari suatu zat yang tidak dapat diuraikan menjadi partikel
yang lebih kecil dengan reaksi kimia biasa. Inilah salah satu mukjizat
Al-Quranul Karim. Selain beberapa ayat-ayat tersebut, masih ada ayat-ayat
Al-Qur’an yang menjelaskan dan berhubungan dengan ilmu kimia.
Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan
Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat
pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan
Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu
Hayyan sebagai 'Bapak Kimia Modern'."Para kimiawan Muslim adalah pendiri ilmu
kimia," cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Will Durant dalam
The Story of Civilization IV: The Age of Faith, juga mengakui bahwa para kimiawan
Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh
peradaban Islam. "Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui)
hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar," ungkapnya. Sedangkan
peradaban Islam telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen yang
terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti. Tak hanya itu, sejarah
mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam
bidang kimia.
Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah industri
yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia, Ilmuwan
Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk dan
penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini. Berkat revolusi sains yang
digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai industri serta zat
dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat,
asam sulfur, nitrat silver, dan potasium--senyawa penting dalam kehidupan manusia
modern--merupakan penemuan para kimiawan Muslim. Revolusi ilmu kimia yang
dilakukan para kimiawan Muslim di abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-
teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi. Dengan menguasai teknik-teknik itulah,
peradaban Islam akhirnya mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi
umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan
minuman, perhiasan, hingga militer.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sesunggunya hubungan Al-Qur’an dengan sains memang tidak dapat dipisahkan lagi.
Bukan kerana Al-Qur’an itu ialah buku sains, tetapi
Al-Qur’an ialah mukjizat Allah SWT yang dikurniakan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup umat manusia.
2. Hubungan Al-Qur’an dengan kimia dapat dilihat dengan penemuan besi di dalam Al-
Qur’an yaitu pada surah Al-Hadid (Besi), maksud surah tersebut sudah jelas mengenai
besi. Surah Al-Hadid ialah surah yang ke 57 yang berada di pertengahan Al-Qur’an
serta masih banyak lagi kandungan
Al-Qur’an yang berhubungan dengan ilmu kimia.
B. Saran
1. Untuk lebih memahami hubungan Al-Qur’an dengan ilmu kimia, sebaiknya kita
terlebih dahulu harus memahami apa sebenarnya ilmu kimia itu, apa yang dibahas
didalamnya dan mengapa ilmu kimia dikaitkan dengan
Al-Qur’an.
2. Untuk lebih menambah pengetahuan mengenai hubungan ilmu kimia dengan Al-
Qur’an, alangkah lebih baiknya jika kita tidak hanya melihat satu artikel atau wacana
mengenai hubungan keduanya tetapi lebih baik lagi jika kita mencari informasi dari
berbagai sumber yang dapat di percaya sehingga kita dapat lebih memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
http://rizkariton.blogspot.co.id/2014/05/ilmu-kimia-dalam-pandangan-agama-
islam.html
http://www.liputanalquran.com/2016/05/ayat-ayat-al-quran-tentang-ilmu-kimia.html
di September 12, 2017
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Posting Komentar
Mengenai Saya
Amaliah Tasrif
Jika tidak bisa menjadi bidadari dunia yang di damba semua orang, maka jadilah bidadari surga yang
kehadirannya di cemburui penghuni langit :)
Lihat profil lengkapku
窗体底端
Beranda
Laporkan Penyalahgunaan
Arsip Blog
▼ 2017 (4)
o ▼ September (2)
Laporan Ekologi Praktikum Biologi Dasar
MAKALAH ISYARAT ILMU KIMIA DALAM AL-QUR’AN DAN HAD...
o ► Juli (2)