Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KELOMPOK 8
AL-QUR’AN DAN ALAM SEMESTA

Dosen pengampuh:
Dr. Ahmad Abdullah, S.Ag., M.Pd.I

Disusun Oleh:
Nahdatunnisa : 105611115221
St. Nurfadillah. A : 105611113421
Alis Fahra Lao : 105611115221

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Al-Qur’an
Dan Alam semesta” pada mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyaan

Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada bapak Ahmad Abdullah S.Ag., M.Pd.I dosen pengampuh mata kuliah Al-
Islam Kemuhammadiyaan, karena berkat tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, 22 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...……………………………………………………..........2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ..3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………...……….….4

A. Latar Belakang ...…………………………………………………....…4

B. Rumusan Masalah ...……………………………………………….…. 5

C. Tujuan Penulisan …………………………………………………....…5

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………..........6

A. Kejadian Alam Semesta Menurut Al-Quran…………………………...6

B. Proses Penciptaan Langit Dan Bumi……………………………….....10

C. Teori Big Ban………………………………….….………………….15

BAB III PENUTUP …………………………………………………………....18

A. Kesimpulan …………………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………....19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran sebagai sumber ajaran inti agama islam diturunkan untuk
menjelaskan kepada manusia. Namun, ketika al-quran berbicara tentang alam
semesta ini tidak membalasnya secara detail, hanya membahas secara garis
besarnya saja, dalam al-quran hanya mengatakan bahwa alam semesta beserta
segala sesuatu yang hendak di ciptakan allah didalamnya tercipta sekedar dengan
firmannya. Pada dasarnya, Al-Quran adalah kitab suci yang berisi perintah dan
aturan perilaku bagi umat manusia. Al-Quran juga membicarakan sifat-sifat
Allah, tugas para malaikat dan jin, sejarah para rasul dan berbagai umat, serta
berbagai gejala alam seperti penciptaan dan berakhirnya alam semesta,
pergantian siang dan malam, perubahan musim, penciptaan tumbuh-tumbuhan,
binatang, manusia, dan sebagainya, sebagai pokok bahasan yang berada dalam
ruang lingkup sains. Manusia dituntut untuk merefleksikan penciptaan dan
mekanismenya, kemudian mengakui keberadaan serta kemahakuasaan Allah.
Al-Quran, sebagai kitab suci agama yang terakhir, membahas berbagai topik
yang mengesankan banyak orang sepanjang waktu dan sesuai dengan standar
intelektual.
Alam adalah segala sesuatu yang ada dilangit dan di bumi. Alam juga di
definisikan sebagai "the universe; word: condition, state of being alam berasal
dari Bahasa arab "Al-Alam satu akar kata dengan ilmu (al-ilm, pengetahuan dan
al-'alamah pertanda), dalam Bahasa arab semua kata yang tersusun dari huruf
"ain, lam dan mim dalamherbagai bentuknya untuk menggambarkan sesuatu
yang sedemikian jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa alam semesta ini adalah petanda adanya sang maha pencipta
yaitu tuhan yang maha esa, Alam dalam Bahasa Yunani disebut cosmos yang
berati "serasi, harmonis" karena ala mini ada dalam keserasian dan keharmonisan
berdasarkan hukum-hukum yang teratur." disamping itu sebagai penegasan
terhadap konsep islam tentang alam semesta yaitu segala sesuatu selain allah.

4
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah
pokok yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah:

1. Bagaiamana Kejadian Alam Semesta Menurut Al-Quran?

2. Bagaimana Proses Penciptaan Langit Dan Bumi?

3. Apa itu teori big ban?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaiamana Kejadian Alam Semesta Menurut Al-Quran.

2. Untuk mengetahui bagaimana Proses Penciptaan Langit Dan Bumi.

3. Untuk mengetahui itu teori big ban.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kejadian Alam Semesta Menurut Al-Qur’an


Alam semesta dengan beragam fenomena di dalamnya, sejak lama telah
menjadi pemikiran manusia, mulai zaman sebelum masehi hingga zaman
modern ini. Orang-orang Babylonia, kira-kira tahun 700-600 SM telah
mendiskusikan alam semesta ini. Menurut mereka, alam semesta ini sebagai
ruang setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantai-nya, sedang langit
dengan bintang-bintangnya sebagai atapnya. Ada beberapa pendapat yang
membahas tentang hal tersebut di antaranya:
1. Pendapat orang Babylonia ini mirip seperti diungkapkan al-Quran dalam
surat al-Baqarah (2): 22.2 Bisa diduga bahwa pemikiran orang Babylonia
ini telah menyebar sampai jazirah Arab sehingga al-Quran menegaskan
kembali sebagai ilustrasi untuk menjelaskan keagungan Allah.
2. Ptolomeus (hidup tahun 127-151) berpendapat lebih maju dari orang-orang
Babylonia, seperti dikemukakan di atas. Menurutnya, bumi sebagai pusat
alam semesta (geocentris), berbentuk bulat, diam seimbang tanpa tiang.
3. Pythagoras (hidup 500 SM), berpendapat bahwa unsur dasar alam semesta
sebenarnya ada empat, yaitu api, udara, tanah dan air. Sedangkan Plato
berpendapat bahwa keanekaragaman fenomena alam semesta ini
merupakan duplikat dari suatu yang kekal dan immaterial, yaitu idea.
Sementara, Aristoteles berpendapat bahwa unsur dasar alam semesta ini
adalah zat tunggal yang disebut Hule, yang zat ini dapat berupa air, tanah,
api atau udara tergantung kondisinya. Berbeda dengan pemikir-pemikir di
atas,
4. Demokritos sudah lebih maju, meskipun penemuan mutakhir memper-barui
pendapatnya. Menurutnya, unsur alam semesta ini terdiri dari atom-atom
dan ruang kosong. Atom adalah unsur yang paling kecil, tidak memiliki
kualitas, tidak dapat dibagi-bagi dan tidak dapat musnah, dan tidak akan ada
atom baru. Atom-atom itu bergerak dalam ruang kosong secara mekanis.

6
Jumlah atom di alam semesta ini tidak terhingga, karena itu alam semesta
ini juga tak terbatas.
5. Pemikir-pemikir MuslimPara teolog Muslim sebetul-nya telah mencoba
untuk mendiskusikan tentang fenomena alam semesta ini, bahkan dikaitkan
dengan status ketau-hidan seseorang. Teolog Asy‘ariyah, misalnya,
berpendapat bahwa alam semesta ini adalah hadis (baru).Alam semesta ini,
menurutnya, tidak berasal dari ada tapi dari tiada dengan kodrat dan iradat-
Nya. Pemikiran Asy‘ariyahini nampak dengan jelas merupakan cerminan
dari prinsip utamanya, yaitu laqadîma illa Allah. Berdasarkan pada prinsip
ini, jika ada orang berpendapat bahwa alam semesta ini qadîm, maka ia
dapat dikategorikan sebagai musyrik oleh karena pemikiran seperti itu
berarti berpaham politeistik dan atheistik. Berbeda dengan Asy‘ariyah,
teolog Muktazilah memiliki pendapat yang berseberangan dengan teolog
Asy‘ariyah. Menurut Muktazilah, alam semesta itu diciptakan dari sesuatu
yang telah ada (ma‘dûm). Jika diciptakan dari tiada, seperti diyakini oleh
teolog Asy‘ariyah,pendapat itu, kata teolog Muktazilah, justru dapat
merusak ajaran tauhid itu sendiri yang sebenarnya menjadi landasan pokok
kehidupan seorang Muslim.
6. Al-Farabi, filosof Muslim tersohor dalam sejarah Islam itu, berpendapat
bahwa alam semesta ini diciptakan Allah dari materi asal yang tidak pernah
meniada. Materi asal ini beremanasi dari Tuhan melalui pancaran akal-akal
dengan jumlah sepuluh secara mekanik.
Tulisan singkat ini akan mencoba mendiskusikan awal kejadian alam semesta
dengan berangkat dari ayat-ayat al-Quran melalui penelusuran kata-kata kunci
secara tematik. Dalam batas-batas tertentu apa yang dideskripsikan berdasarkan
ayat itu dikemukakan hasil penelitian dari para ilmuwan mutakhir tentang alam
semesta, khususnya tentang awal kejadiannya. Pemikiran ilmuwan ini dapat
dijadikan sebagai alat bantu penafsiran atas konsep al-Quran tentang awal
kejadian alam semesta yang memang informasi tentang itu amat sangat terbatas
dan masih global. Dan insyaAllah cara seperti ini bukan bagian dari politeisme
seperti yang dikemukakan oleh teolog Asy‘ariyah, bahkan harus memberikan

7
koreksi atas pemikiran Asy‘ariyah itu sendiri yang memang tidak didasarkan
pada osbservasi tetapi berdasarkan pemikiran spekulatif dan asumtif tanpa
didukung oleh penelitian empiris. Istilah Alam Semesta di dalam al-Quran
Untuk menemukan konsep al-Quran tentang awal kejadian alam semesta perlu
kiranya dicari kata-kata kunci yang menunjuk pada makna alam semesta. Dalam
melacak kata kunci ini, bisa dipilih kata yang memiliki arti sama dengan alam
semesta dalam Bahasa Indonesia. Misalnya, melalui kata ‫‘( َمعالَـ‬âlam). Kata ini
dipakai al-Quran dalam beberapa kali, umpanya dalam surat al-Fâtihah (1) ayat
1: ‫ العالمين رب هللا الحمد‬Kata al-‘Âlamin ini juga pada tempat lain, ternyata kalau
dilacak dari konteks asbâb al-nuzûl, kata tersebut menunjuk pada bangsa
manusia dan jin. Makna ‘âlam seperti ini berbeda dengan konsep alam semesta
menurut ilmu pengetahuan, yang tidak hanya menunjuk pada manusia dan jin
tetapi lebih dari itu, menunjuk pada benda yang ada di dunia ini. Karena itu,
melacak konsep awal kejadian alam semesta dalam kajian ini dengan beranjak
pada kata ‘âlam belum memadai. Di dalam al-Quran, ditemukan istilah ‫بينهما وما‬
‫ )واالرض السماوات‬al-samâ-wât wa al-ardh wa mâ bainahumâ).
Frase ini agaknya lebih tepat untuk dipakai dalam melacak konsep awal
kejadian alam semesta di dalam al-Quran oleh karena frase ini memiliki arti
jagat raya (universe). Frase ini dengan demikian lebih sesuai dengan alam
semesta seperti didefinisikan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Frase
inilah yang akan dijadikan starting point untuk melacak konsep awal kejadian
alam semesta dalam tulisan ini. Al-Quran dan Awal Kejadian Alam Semesta
Berdasarkan makna frase di atas, yaitu al-samâ’ dan al-ardh, maka berikut ini
dikemukakan beberapa ayat yang bisa dijadikan indikasi untuk menemukan
penjelasan tentang awal kejadian alam semesta di dalam al-Quran. perincian
secara detail. Berbeda dengan al-Quran, ilmuwan (ahli astronomi dan
fisikawan) telah menjelaskan proses keterpisahan secara detail berdasarkan
observasi-observasi yang mereka lakukan. Karena itu, penjelasan secara detail
atas informasi al-Quran tentang keterpisahan ini seharusnya memanfaatkan
temuan ilmuwan tersebut. Setelah terjadi perpisahan dengan kekuasaan Allah,
alam semesta mengalami proses fase transisi membentuk dukhân, Fase ini bisa

8
ditemukan dalam surat Fushilat:11. Teks terjemahannya dikutip seluruhnya:
Dalam pada itu Dia pada penciptaan ruang waktu, dan ia penuh “embunan” (dari
materialisasi energi), lalu Dia berkata kepadanya dan kepada materi; Datanglah
kalian mematuhi (peraturan)-Ku dengan suka atau terpaksa; keduanya
menjawab: Kami datang dengan kepatuhan. Al-Baqy dalam kitabnya,
menyebutkan bahwa kata dukhân, disebut dua kali di dalam al-Quran, yaitu
disamping disebutkan dalam surat Fushilat: 11, juga disebut dalam surat al-
Dukhân: 10. Akan tetapi kata dukhân, yang terdapat dalam surat yang disebut
kedua tidak berbicara tentang proses penciptaan alam semesta seperti dalam
surat yang disebut pertama. Kata dukhân, tampaknya menjelaskan tentang
bentuk alam semesta ketika berlangsungnya fase awal penciptaannya.
Menurut Achmad Baiquni, pada suatu ketika dalam penciptaan terjadinya
ekspansi yang sangat cepat sehingga timbul “kondensasi’ di mana energi
berubah menjadi materi. Terkait dengan proses penciptaan awal kejadian alam
semesta ini, di samping menyebut kata dukhân, juga disebut kata al-mâ‘Dalam
Bahasa sehari-hari, kata al-mâ‘( ‫ ( الماء‬dimaksudkan untuk menunjuk air. Namun
kata al-mâ (‫( الماء‬dalam konteks penciptaan awal kejadian alam semesta ini,
menurut Achmad Baiquni, tidak tepat diterjemahkan demikian, oleh karena
pada fase penciptaan alam itu air yang terdiri dari oksigen dan atom-atom belum
dapat terbentuk. Karena itu, Baiquni mengartikan kata al-mâ( ‫ )الماء‬seperti
disebut di dalam surat al-Ambiyâ’: adalah zat alir atau sop kosmos. Informasi
lain yang diperoleh melalui pelacakan ayat-ayat di atas hanya menjelaskan
bahwa bumi dan langit yang terdiri dari tujuh lapis itu diciptakan selama enam
hari. Jumlah hari dalam penciptaan alam semesta ini tentutidak sama dengan
hari dalam pengertian hari yang terdiri dari 24 jam itu tetapi ukuran satu hari
untuk penciptaan alam semesta itu kalau mau disamakan dengan pengertian hari
di dunia ini adalah sama dengan seribu tahun (QS. 32:5). Dari informasi hari
dalam penciptaan alam semesta menunjukkan bahwa alam semesta itu
diciptakan tidak langsung jadi tetapi melalui proses yang Panjang bahkan terus
mengembang (QS. 51:47). Karena itu, keterpisahan tersebut dapat dijelaskan
melalui ayat Allah lainnya, yaitu ayat-ayat kauniyah.

9
B. Proses Penciptaan Langit Dan Bumi
Proses kejadian alam semesta merupakan rahasia Tuhan yang begitu unik,
sehingga banyak pemikir baik dari kalangan Barat ataupun Timur mencoba
menguak tentang proses kejadian alam semesta tersebut. Dalam makalah ini
penulis mencoba menguak rahasia alam semesta dengan mencari literatur dari
kitab utama umat Islam yaitu Al-Qur’an. Dari penelususran tersebut penulis
mengambil kesimpulan bahwa proses kejadian alam semesta menurut Al-
Qur’an hanya memberikan informasi secara singkat dan global, hal itu tidak
berarti bahwa Allah menciptakan alam semesta ini dengan sekali jadi, tetapi kun
fa yakûn itu melalui proses yang panjang, meskipun penjelasan lebih rinci dari
proses ini tidak disebut di dalam al-Quran. Penjelasan proses secara detail
tentang awal kejadian alam semesta ini bisa meminta bantuan temuan-temuan
ilmuwan mutakhir, khususnya para astronom dan fisikawan modern untuk
menjelaskan secara detail awal penciptaan alam semesta.
Menurut Alquran, Penciptaan langit dan bumi adalah salah satu tanda
kebesaran Allah SWT proses penciptaanya berlangsung dalam enam masa atau
periode yang berbeda,masing-masing dengan peristiwa-peristiwa yang
menakjubkan dan penuh hikma. Adapun masa tersebut terdiri dari:
1. Masa pertama adalah penciptaan langit dan bumi yang masih dalam
keadaan menyatu (Hud: 1). Dalam masa ini, Allah SWT menciptakan
materi awal alam semesta dari asap (Fussilat: 11), yang kemudian terpisah
menjadi langit dan bumi (Anbiya: 30).
2. Masa kedua adalah penciptaan gunung-gunung di bumi (Anbiya: 31), yang
berperan penting dalam menjaga kestabilan bumi dan mengatur aliran air.
Di masa ini pula, Allah SWT menciptakan tumbuhan-tumbuhan yang
menjadi sumber makanan bagi makhluk hidup (Anbiya: 32).
3. Masa ketiga adalah penciptaan hewan-hewan di bumi (Anbiya: 33), yang
menambah keragaman dan keindahan alam semesta. Hewan-hewan
diciptakan dengan berbagai bentuk, ukuran, dan kemampuan yang

10
menakjubkan, masing-masing memiliki peran penting dalam ekosistem
bumi.
4. Masa keempat adalah penciptaan langit yang kedua (Fussilat: 12). Langit
yang kedua ini berfungsi sebagai pelindung bumi dari radiasi berbahaya
yang berasal dari luar angkasa. Di masa ini pula, Allah SWT menciptakan
bintang-bintang dan bulan, yang menjadi sumber cahaya dan petunjuk bagi
manusia dalam perjalanan di malam hari (An'am: 77).
5. Masa kelima adalah penciptaan laut (Anbiya: 34), yang menutupi sebagian
besar permukaan bumi dan menjadi sumber kehidupan bagi berbagai
makhluk laut. Laut juga berperan penting dalam mengatur iklim bumi dan
menyediakan jalur transportasi bagi manusia.
6. Masa keenam adalah penciptaan manusia (Al-A'raf: 26), sebagai makhluk
yang paling sempurna di antara makhluk ciptaan Allah SWT. Manusia
diberikan akal dan nafsu, serta diamanahkan untuk menjadi khalifah di
bumi, mengelola dan menjaga sumber daya alam dengan penuh tanggung
jawab.
Setelah enam masa tersebut, Allah SWT bersemayam di atas 'Arsy,
mengatur dan mengendalikan seluruh alam semesta (Hud: 7). Dia menetapkan
hukum-hukum yang mengatur pergerakan benda-benda langit, pergantian siang
dan malam, serta siklus kehidupan di bumi. Alquran mengajarkan kepada kita
untuk merenungkan dan mempelajari keajaiban alam semesta, agar kita
semakin menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Alam semesta adalah
bukti nyata bahwa Allah SWT adalah Pencipta yang Maha Kuasa, Maha
Pengasih, dan Maha Penyayang.
menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar. Konsep penciptaan bumi selalu
mengalami perkembangan dari masa ke masa. Pada abad ke-20 terdapat
beberapa konsep penciptaan bumi yang dikemukakan oleh para ahli astronomi
yaitu, yang dimulai dari pemikiran yang bersifat spekulatif yang
mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang
bersifat kuantitatif. Kemudian muncul teori big bang (ledakan besar), setelah
itu muncul teori osilasi (ekspansi) yang lahir akibat perbedaan pendapat antara

11
model alam semesta statistik dan big bang yang menyatakan alam semesta
mengembang lalu mengerut, lalu mengembang lagi dan seterusnya. Sedangkan
Alquran telah lama menginformasikan tentang penciptaan bumi, salah satunya
terdapat dalam Qs. Al-Anbiya'[21]: 30. Ayat inilah yang menjadi fokus penulis
dalam penelitian ini, karena ayat ini menggambarkan sejumlah fakta yang telah
dibuktikan dengan sains dan teknologi tentang adanya ledakan yang
memisahkan langit dan bumi. Selanjutnya ayat ini dihubungkan dengan teori
big bang, karena terdapat kesamaan antara ayat Alquran dengan teori big bang
tersebut. Penelitian ini hanya membahas bagaimana penafsiran Hamka terhadap
Qs. Al-Anbiya'[21]: 30, dan bagaimana relevansi penafsirannya dengan teori
big bang.
Hamka dalam tafsirnya menjelaskan mengenai Qs. Al-Anbiya'[21]: 30 yaitu
pada awalnya alam semesta ini merupakan satu kesatuan yang berpadu satu,
kemudian Allah memisahkan antara langit dan bumi, setelah peristiwa
perpecahan tersebut maka langit itu berupa asap atau gas. Setelah peristiwa
kecil tadi, maka langit dan bumi terus mengembang dan bergerak. Mengenai
proses ringkasan tersebut Hamka tidak menjelaskan secara detail di penelitian
ini penulis menguraikan pendapat mufassir lain untuk menjelaskan proses
ringkasan tersebut. Sedangkan awal penciptaan bumi dalam teori big bang
dijelaskan bahwa seluruh ruang angkasa terjadi dari satu ledakan raksasa. Jadi,
awal penciptaan yang dikemukakan Hamka disini sejalan dengan awal
penciptaan bumi yang terdapat dalam teori big bang, yaitu alam ini terjadi
setelah ledakan raksasa (big bang). Dari ledakan tersebut terciptalah planet-
planet salah satunya planet bumi. Kemudian Allah menciptakan segala sesuatu
yang hidup dari udara, dan seterusnya.
Allah menciptakan langit dan bumi Allah menciptakan di atas bumi apa saja
yang dibutuhkan manusia dari pepohonan, sungai, jalan-jalan, makanan dan
sejenisnya dalam waktu dua hari, yaitu hari Selasa dan Rabu BANYAK riwayat
yang berbeda-beda yang menceritakan tentang sejarah penciptaan langit dan
bumi. Ayat di atas secara lahir menggambarkan bahwa penciptaan bumi terlebih
dahulu sebelum penciptaan langit.

12
‫س ٰ َم ٰ َو ٖۚت َوه َُو بِ ُك ِل‬
َ ‫س أب َع‬ َ َ‫س َمآٰءِ ف‬
َ ‫س َّو ٰى ُه َّن‬ ٰٓ ٰ ‫يعا ث ُ َّم ٱسأ ت ََو‬
َّ ‫ى ِإلَى ٱل‬ ِ ‫ه َُو ٱلَّذِي َخلَقَ لَكُم َّما فِي أٱۡل َ أر‬
ٗ ِ‫ض َجم‬
‫علِيم‬
َ ٍ‫ش أَيء‬
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS: al-Baqarah {2} : 29).
Bagaimana hakekatnya?
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ‘Arsy Allah di atas air. Pada waktu
belum ada makhluk lainnya ketika Allah ingin menciptakan makhluk lain, Dia
mengeluarkan kabut dari air tersebut, kemudian kabut tersebut membumbung
tinggi ke atas, maka disebut dengan langit.Kemudian air yang di bawahnya
mengering, dari situlah diciptakan bumi, kemudian dijadikan tujuh lapis dalam
waktu dua hari, Ahad dan Senin. Ketika bumi tersebut bergoncang, Allah
ciptakan gunung di atasnya supaya tidak bergoncang lagi. Inilah yang dimaksud
dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

َ‫ِي أَن ت َ ِميدَ بِكُ أم َوأ َ أن ٰ َه ٗرا َوسُب ُٗٗل لَّعَلَّكُ أم ت َهأ تَدُون‬ ِ ‫َوأ َ ألقَ ٰى فِي أٱۡل َ أر‬
َ ‫ض َر ٰ َوس‬
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak
goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-
jalan agar kamu mendapat petunjuk.” (QS: an-Nahl {16}: 15)

Kemudian menciptakan di atas bumi apa saja yang dibutuhkan manusia dari
pepohonan, sungai, jalan-jalan, makanan dan sejenisnya dalam waktu dua hari,
yaitu hari Selasa dan Rabu. Itulah yang dimaksud dalam firman Allah
Subhanahu wa ta’ala :

‫ض فِي يَ أو َم أي ِن َوت َجأ عَلُونَ لَ ٰٓۥهُ أَندَا ٗد ٖۚا ٰذَلِكَ َربُّ أٱل ٰعَلَ ِمينَ َو َجعَ َل‬ َ ‫قُ أل أَئِنَّكُ أم لَت أَكفُ ُرونَ بِٱلَّذِي َخلَقَ أٱۡل َ أر‬
َ‫سآٰئِ ِلين‬ َ ‫ِي ِمن فَ أوقِ َها َو ٰبَ َركَ فِي َها َوقَد ََّر فِي َها ٰٓ أ َ أق ٰ َوت َ َها ف ِٰٓي أ َ أربَعَ ِة أَيَّام‬
َّ ‫س َوآٰ ٗء لِل‬ َ ‫فِي َها َر ٰ َوس‬
“Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-

13
Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan dia
menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya.” (QS: Fushshilat: 9-10).
Kemudian Allah menuju langit yang waktu itu masih berbentuk kabut,
kemudian Allah jadikan kabut tersebut satu langit, setelah itu Allah pisahkan
menjadi tujuh langit dalam waktu dua hari, yaitu hari Kamis dan Jum’at. Ini
yang dimaksud firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

َ َ‫طا ٰٓ ِئعِينَ فَق‬


‫ض ٰى ُه َّن‬ َ ‫ط أوعًا أ َ أو ك أَر ٗها قَالَتَا ٰٓ أَت أَينَا‬ َ ‫ض ٱ أئ ِت َيا‬ِ ‫ِي دُخَان فَقَا َل لَ َها َول أِۡل َ أر‬ ٰٓ ٰ ‫ث ُ َّم ٱسأ ت ََو‬
َّ ‫ى ِإلَى ٱل‬
َ ‫س َمآٰءِ َوه‬
َ‫صبِي َح َوحِ أف ٗظ ٖۚا ٰذَلِك‬ َّ ‫س َمآٰءٍ أَمأ َره َٖۚا َوزَ يَّنَّا ٱل‬
َ ٰ ‫س َما ٰٓ َء ٱلد أُّنيَا بِ َم‬ َ ‫س ٰ َم َوات فِي يَ أو َم أي ِن َوأ َ أو َح ٰى فِي كُ ِل‬ َ ‫س أب َع‬ َ
‫يز أٱلعَل ِِيم‬
ِ ‫ِير أٱلعَ ِز‬
ُ ‫ت أَقد‬
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”.
Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-
tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Qs.
Fushshilat {41} : 11-12).

Disebut Hari Jum’at, karena Allah mengumpulkan penciptaan langit dan bumi
pada hari itu dan memberikan wahyu dan perintah-Nya pada setiap langit dan
bumi. Kemudian menghiasi langit yang terdekat (dengan bumi), dengan
bintang-bintang yang berfungsi sebagai lampu-lampu penerang dan penjaga
dari syetan-syetan yang mencuri pendengaran.
Setelah selesai menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari, Allah
bersemayam di atas ‘Arsy. Inilah yang dimaksud dalam firman Allah
Subhanahu wa ta’ala :

14
‫علَى أٱلعَ أر ِش‬ َ ‫ت َو أٱۡل َ أر‬
َ ‫ض فِي ِست َّ ِة أَيَّام ث ُ َّم ٱسأ ت ََو ٰى‬ َّ ‫ه َُو ٱلَّذِي َخلَقَ ٱل‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian
Dia bersemayam di atas ‘Arsy.” (QS: al-Hadid {57} : 4).
Jumlah Langit dan Bumi
Jumlah langit ada tujuh, sebagaimana yang tersebut dalam Surah al-Baqarah
ayat 29 di atas dan ayat-ayat lainnya. Adapun jumlah bumi, al-Qur’an tidak
menyebutnya secara jelas, kecuali dalam satu ayat, firman Allah Subhanahu wa
ta’ala :
‫ض ِم أثلَ ُه َّن‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َوت َو ِمنَ أٱۡل َ أر‬ َ َ‫ٱَّللُ ٱلَّذِي َخلَق‬
َ ‫س أب َع‬ َّ
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” (QS:
at-Thalaq {65}: 12).
Maksudnya Allah yang menciptakan bumi dengan jumlah tujuh bumi. Ini
dikuatkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah
‫ﷺ‬bersabda:
. ‫ضينَ َي ْو َم ا ْل ِق َيا َم ِة‬
ِ ‫سب ِْع أ َ َر‬
َ ‫َّللاُ ِإلَى‬ ِ ‫الَ َيأ ْ ُخذُ أ َ َحدٌ ِشب ًْرا مِ نَ اۡل َ ْر‬
َ َّ‫ض ِبغَي ِْر َح ِق ِه ِإال‬
َّ ُ‫ط َّوقَه‬
“Tidaklah salah seorang dari kamu mengambil sejengkal tanah tanpa hak,
melainkan Allah akan menghimpitnya dengan tujuh lapis bumi pada hari
Kiamat kelak.” (HR: Muslim).

C. Teori Big Bang


Teori Big Bang dalam Islam mengacu pada konsep bahwa alam semesta
diciptakan dari suatu ledakan besar yang terjadi sekitar 13,8 miliar tahun yang
lalu. Konsep ini sejalan dengan ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang
penciptaan langit dan bumi yang terpisah dari keadaan menyatu (Hud: 1).
Meskipun Al-Quran tidak secara eksplisit menyebutkan teori Big Bang,
beberapa ayat dalam Al-Quran dapat diinterpretasikan sebagai dukungan
terhadap teori ini. Misalnya, ayat-ayat yang menggambarkan langit dan bumi
sebagai sesuatu yang "digulung" atau "dilipat" (Anbiya: 30), serta ayat-ayat
yang menyebutkan tentang "pelebaran" atau "ekspansi" alam semesta

15
(Fussilat:11). Para ulama Islam memiliki pandangan yang beragam mengenai
teori Big Bang. Beberapa ulama berpendapat bahwa teori Big Bang sejalan
dengan ajaran Islam, sementara ulama lain berpendapat bahwa teori ini belum
sepenuhnya terbukti dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Terlepas
dari perbedaan pandangan, para ulama Islam umumnya setuju bahwa alam
semesta diciptakan oleh Allah SWT dengan penuh hikmah dan tujuan. Manusia
diberikan akal dan kesadaran untuk mempelajari dan memahami alam semesta,
agar semakin menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Berikut adalah
beberapa ayat Al-Quran yang dapat dikaitkan dengan teori Big Bang:
1. Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara keduanya dalam enam masa." (QS. Al-A'raf: 54) Ayat ini
menggambarkan bahwa penciptaan alam semesta berlangsung dalam enam
masa atau periode yang berbeda. Teori Big Bang juga menyatakan bahwa
alam semesta mengalami beberapa tahap perkembangan sebelum mencapai
bentuknya saat ini.
2. Dan langit dan bumi keduanya dahulu adalah sesuatu yang bersatu,
kemudian Kami pisahkan keduanya." (QS. Anbiya: 30 Ayat ini
menggambarkan bahwa langit dan bumi pada awalnya masih menyatu
dalam keadaan gas dan debu yang sangat panas. Teori Big Bang juga
menyatakan bahwa alam semesta pada awalnya berada dalam keadaan yang
sangat panas dan padat, kemudian mengalami proses ekspansi dan
pendinginan.
3. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam di atas 'Arsy." (QS. Hud: 7) Ayat ini menggambarkan bahwa
setelah enam masa penciptaan, Allah SWT bersemayam di atas 'Arsy,
mengatur dan mengendalikan seluruh alam semesta. Teori Big Bang juga
menyatakan bahwa alam semesta terus mengembang dan berkembang
sesuai dengan hukum-hukum fisika yang ditetapkan oleh Allah SWT.
Teori Big Bang sering juga disebut dengan fase "ledakan besar. Dalam teori The
Big Bang, ledakan besar itu kemudian berubah menjadi asap yaitu fase "asap".
Dan, dari asap inilah diciptakan bumi, langit, bintang-bintang, planet, dan

16
benda- benda angkasa lainnya. Fase ini dinamakan dengan "produksi". Sejak
fase "ledakan besar", jagat raya ini terus berekspansi, berkembang, dimana
sebagian besar galaksi saling berjauhan dengan kecepatan yang tinggi. Ekspansi
ini akan terhenti di masa yang akan datang pada suatu waktu yang hanya
diketahui oleh Allah. Menurut teori The Big Bangalam ini beserta matahari,
bintang-bintang, dan galaksi-galaksinya dahulunya adalah satu atom besar yang
meledak. Dari ledakan ini terjadilah bintang-bintang. Lalu bintang-bintang itu
mulai menjauh, sementara alam senantiasa meluas dan menjauh. Teori The Big
Bangadalah teori yang paling umum dianut tentang asal mula alam semesta
yang terbentuk dari sebuah ledakan besar (Big Bang) yang terjadi sekitar 10-20
miliar tahun silam. Pada mulanya, alam semesta terdiri atas sebuah bola api
padat sangat panas yang terbentuk dari gas yang mendingin dan meluas. Setelah
sekitar sejuta tahun, gas tersebut sepertinya mulai memadat menjadi gumpalan
yang disebut protogalaksi. Dalam lima miliar tahun, gas tersebut sepertinya
mulai memadat. dan membentuk galaksi tempat lahirnya bintang. Miliaran
tahun kemudian, yaitu masa sekarang keseluruhan alam semesta terus meluas.
Menurut teori The Big Bang alam semesta terjadi karena adanya ledakan dari
titik tunggal yang bervolume nol. Ledakan yang luar biasa dahsyat ini menandai
mulainya alam semesta. Jadi, alam semesta muncul dari ketiadaan, dengan kata
lain bahwa alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan dari tidak ada
menjadi ada.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang sudah dikemukakan, penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut:
Al-Qur'an dan alam semesta saling berhubungan dalam banyak hal. Al-
Qur'an memberikan pandangan komprehensif tentang alam semesta, mulai dari
penciptaannya hingga takdir akhirnya. Hal ini juga memberikan panduan tentang
bagaimana manusia harus hidup selaras dengan alam. Al-Qur'an mengajarkan
bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah dan diatur oleh hukum-hukum-Nya.
Hal ini juga mengajarkan bahwa alam semesta adalah ciptaan yang memiliki
tujuan, dengan setiap elemen berperan dalam skema keseluruhan. Al-qur'an
memberikan banyak wawasan tentang hakikat alam semesta. Misalnya, ajaran
ini mengajarkan bahwa alam semesta mengembang dan terus berubah. Hal ini
juga mengajarkan bahwa alam semesta adalah tempat yang sangat beragam dan
kompleks. Al-qur'an juga memberikan petunjuk bagaimana manusia harus hidup
selaras dengan alam. Prinsip ini mengajarkan bahwa manusia harus menjadi
penjaga bumi dan kita harus menggunakan sumber dayanya secara bertanggung
jawab. Hal ini juga mengajarkan bahwa kita harus menghormati semua makhluk
hidup dan tidak mengeksploitasinya. Pesan al-qur'an tentang alam semesta
adalah pesan yang penuh kekaguman dan keheranan. Hal ini mengajarkan kita
untuk menghargai keindahan dan kompleksitas alam dan mengakui kekuasaan
Allah. Hal ini juga mengajarkan kita bahwa kita mempunyai tanggung jawab
untuk merawat planet ini dan hidup harmonis dengan semua makhluk hidup.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Khalid Alam, dkk. Al-Qur'an dalam Keseimbangan Alam dan


Kehidupan, Jakarta: Gema Insani, 2005. hlm. 243-244

Ahmad Khalid Alam, dkk. Al-Qur'an dalam Keseimbangan Alam dan


Kehidupan, Jakarta: Gema Insani, 2005. hlm. 256

A Dorling Kindersley Book, Ensiklopedia Sains dan Teknologi, Jakarta: PT


Lentera Abadi, 2007. hlm. 11

Rosman Yunus, dkk. Teori Darwin dalam Pandangan Sains dan Islam,
Jakarta: Gema Insani, 2006. hlm. 9-10

19

Anda mungkin juga menyukai