Anda di halaman 1dari 16

PENCIPTAAN BULAN

( Tafsir QS. Al-Anbiya’/21:33)

Makalah:

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ilmi

Oleh Kelompok 6:

ANDI NUR HIDAYANTI (30300119090)

M. ARDI FATNUR (30300119088)

MUH. NUR ALWAN (30300119093)

Dosen Pengajar:

Prof. Dr. H. M. Galib M, MA

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah ‫ﷻ‬, karena atas berkat dan
limpahan rahmatNyalah maka kami bisa menyelesaikan MAKALAH TAFSIR ILMI ini dengan tepat
waktu. Shalawat serta salam tak lupa tercurah kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam yang telah menjadi uswatun hasanah bagi kita semua. Berikut ini kami mempersembahkan
sebuah makalah dengan judul “Penciptaan Bulan (Studi Tafsir QS. Al-Anbiya’ ayat 33)”.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Prof. Dr. H. M. Galib M, MA
selaku Dosen Pengampu dalam matakuliah tafsir ilmi, juga kepada seluruh pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungannya dalam pembuatan makalah ini. Kamipun meminta maaf
dan memohon permakluman bilamana terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dari
segi kepenulisan. Kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah ‫ ﷻ‬memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Urgensi Penulisan....................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................5
A. Ayat Dan Terjemahan..............................................................................................5
B. Kajian Tafsir............................................................................................................5
1. Penjelasan Mufrodat..........................................................................................5
2. Munasabah Ayat................................................................................................6
3. Penjelasan Ahli Tafsir.......................................................................................7
C. Tinjauan pustaka Ilmiah..........................................................................................10
D. Hikmkah QS. Al-Anbiya’/21:33..............................................................................13
1. Allah Memberikan Kuasa-Nya Atas Pembagian Waktu Yang Dapat Dimanfaatkan
Manusia.............................................................................................................13
2. Mengetahui Tentang Wujud Dan Kekuasaan Allah Swt...................................13

BAB III................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................................15
B. Kritik Dan Saran......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Langit yang luasnya tak terjangkau oleh perhitungan akal manusia itu ternyata bukanlah
ruang kosong, tetapi berisi bermacam macam benda, baik yang besar seperti bintang-bintang,
planet-planet, satelit-satelit, meteor dan lain sebagainya. Benda-benda itupun tidak hanya
diam dan tenang, tetapi semuanya beredar pada orbit masing-masing secara seimbang dan
serasi sesuai dengan qadar Allah sampai pada waktu yang ditentukan. Benda luar angkasa
dalam perspektif al-Quran meliputi tiga hal: matahari, bulan, dan bintang. Al-Quran
mengulang tiga istilah terse-but dengan berbagai redaksi dan istilah yang berbeda sebanyak
84 kali. Persoalan benda-benda langit dan peredarannya, merupakan persoalan yang menarik.
Dikatakan demikian, karena persoalan tersebut merupakan salah satu pondasi untuk
memahami persoalan hisab rukyat secara sahih. Al-Qur’an menyebutkan, bahwa bulan itu
bercahaya, sedang matahari bersinar.1

Bulan adalah salah satu benda angkasa yang merupakan satelit bumi. Posisinya sebagai
satelit telah menyebabkannya secara alamiah senantiasa berada disekeliling bumi. Benda
langit ini berdiameter sekitar 3476 Km, sedang jaraknya dari bumi sekitar 38444 Km. massa
benda angkasa ini adalah sekitar 1/81 dari massa bumi, dan volumenya sekitar 1/49 volume
bumi. pemahaman yang komprehensif terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan peredaran
matahari, bulan, dan bintang sangat diperlukan. Makalah ini akan mengkaji ayat-ayat yang
berkaitan dengan peredaran benda-benda langit. Dan lebih terfokus, pemakalah akan
membahas penciptaan bulan dalam QS. Al-Anbiya’/21:33.2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kajian tafsir QS. Al-Anbiya’/21:33?
2. Bagaimana ilmu sains menanggapi QS. Al-Anbiya’/21:33?
C. Tujuan Penulisan
1. mengetahui penafsiran QS. Al-Anbiya’/21:33
2. mengetahui penjelasan sains dalam menanggapi QS. Al-Anbiya’/21:33

1
Diskursus Tentang Benda Benda Angkasa Luar
2
Manfaat Benda Benda Langit Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Sains

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat dan Terjemahannya

QS Al-Anbiya’ ayat 33

ْ َّ‫س َوا ْلقَ َم ۗ َر ُك ٌّل فِ ْي فَلَ ٍك ي‬


َ‫سبَ ُح ْون‬ َ ‫ش ْم‬ َ ‫ق الَّ ْي َل َوالنَّ َه‬
َّ ‫ار َوال‬ ْ ‫َوه َُو الَّ ِذ‬
َ َ‫ي َخل‬

“ Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
beredar pada garis edarnya.”

B. Kajian Tafsir Ayat

1. Penjelasan Mufradhat

a. ‫الخلق‬
Perkiraan dan penyusunan yang menunjukan pada tatanan yang mantap. Para ulama
Kalam (Teolog Islam) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan penciptaan dalam kata ini
merupakan af‘al (perbuatan) khusus hanya untuk Allah saja (Surah al-A‘rāf/7: 54:
…..Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan
seluruh alam.), dan tidak untuk yang lain. Proses penciptaan ini, menurut mereka, dari
sesuatu yang sebelumnya tidak ada, seperti yang termaktub dalam kalimat Al-Qur'an: kun
fayakūn (“Jadilah, maka terjadilah”). Sementara para filosuf Muslim, mempunyai pendapat
yang berbeda. Menurut mereka, sesuai dengan informasi Al-Qur'an, penciptaan merupakan
proses menjadikan sesuatu dari materi yang sudah ada. Pendapat ini didasarkan pada Surah
Fussilat/41: 11 yang artinya, “Kemudian Dia menuju ke langit, dan (langit) itu masih berupa
asap…”).
b. ‫قمر‬

Kata Qamar (‫ ) قمر‬berasal dari qamira yang berarti ‘sangat putih’. Bulan dinamai
qamar (‫ ) قمر‬karena cahayanya yang tampak keputih-putihan. Adapula yang berpendapat
bahwa kata itu berasal dari qamara (‫ )قمر‬yang berarti menang. Bulan dinamai qamar (‫)قمر‬
karena cahayanya di dalam pandangan mata telanjang, lebih dari pada cahaya bintang-
bintang. Kata ini didalam al-Qur’an disebut 27 kali. Semuanya didalam bentuk mufrad

5
(tunggal) , satu kali didalam bentuk nakira, yaitu didalam bentuk ma’rifat. Kata Qamar (‫)قمر‬
didalam ayat diatas secara umum dikemukakan didalam konteks: pembicaraan tentang
kekuasaan Allah swt. yang menciptakan dan mengatur peredaranNya, seperti terlihat dalam
QS.Yunus [10]: 5 dan QS. Ar-Ra’d [13]:2. 3

c. ‫فَلَك‬

Arti kata falak adalah tempat berjalannya bintang dan planet. Ar Raghib Al Isfahani
mengatakan bahawa orbit bintang dan planet dinamakan dengan

karena bentuknya bulat panjang seperti bentuk kapal. Kata falak diulang dua kali saja
dalam Al Qur’an, yaitu dalam surah:
• Al Anbiyaa’ (21), ayat 33;
• Yaa Siin (36), ayat 40.
Dalam kedua ayat ini dijelaskan bagaimana Allah telah mengatur alam raya ini dengan
sangat teliti dan rapi, sehingga matahari, bulan, siang dan malam mempunyai garis edar atau
orbitnya sendiri-sendiri, dengan itu maka munculnya siang dan matahari tidak akan
mendahului munculnya malam dan bulan.
Semuanya ini membawa kemanfaatan bagi manusia, yaitu munculnya waktu malam
yang gelap sehingga mereka dapat istirahat dengan tenang, dan munculnya waktu siang yang
terang sehingga mereka dapat bekerja dan mencari rezeki, wujudnya keseimbangan antara
hawa sejuk dan panas, musim berputar dan berulang setiap tahun, dan waktu serta tarikh
dapat ditetapkan dengan senang untuk keperluan ibadah maupun mu’amalah. Ini semua
merupakan tanda-tanda yang senang difahami oleh manusia yang menunjukkan bahwa Allah
adalah Zat yang Maha Kuasa.4

2. Munasabah Ayat

Pada ayat sebelumnya yakni ayat 30-32 Allah menyampaikan tentang kekuasaannya meliputi
semuanya, Allah menyampaikan tentang bagaimana Allah menciptakan dan menjadikan air sebagai
sumber, bagaimana Allah memisahkan langit dan bumi yang dahulu bersatu dan menjadikan langit
sebagai atap tanpa penopang yang terpelihara yakni terjaga agar tidak jatuh ke bumi. Sedang menurut
imam Al farra’ maksud dari kata terjaga disini adalah terjaga dari para syaitan yang ingin mencuri
kabar berita dari langit. Dibeberapa ayat sebelumnya fokus membahas tentang kekuasaan Allah dan
3
Ensiklopedia A-Qur’an: Kajian kosakata Quraish shihab
4
Kamus Al-Qur’an, Pts Islamika SDN BHD, Hal: 409-410

6
orang orang yang tidak mengambil pelajaran melalui tanda tanda yang Allah berikan lalu mereka
berpaling setelah itu Allah tegaskan kekuasaan tersebut dengan kembali menyampaikan lewat firman-
Nya di ayat 33 bahwasanya Dia-lah Allah yang meciptakan malam sebagai waktu untuk beristirahat,
menciptakan siang sebagai waktu untuk mencari rezeki. Dan matahari serta bulan sebagai sumber dari
segala kehidupan dan pertanda adanya siang dan malam yang keduanya beredar digaris edar yang
telah Allah tetapkan.mSetelah Allah SWT membahas tentang keesaan dan kekuasaan-Nya dalam
menciptakan dan menghidupkan sesuatu pada beberapa ayat sebelumnya.

Lalu diayat setelahnya, yakni diayat 34 Allah mempertegas bahwa betul Dialah Allah yang
menguasai segalanya tidak hanya mampu menciptakan dan menghidupkan tetapi juga mampu
mematikan dan melenyapkan apa yang telah diciptakan-Nya. Asbabunuzul dari ayat ini yaitu
diriwayatkan dari ibnu mundzir dari ibnu juraij. Bahwa Nabi Muhammad SAW diberitahu bahwa
ajalnya sudah dekat. Lalu beliau bersabda. “ya Allah jika demikian siapakah yang akan mengurus
ummat ku. Maka turunlah ayat ini untuk menerangkan bahwa setiap manusia ataupun mahluk yang
Allah ciptakan telah Allah tetapkan ajalnya meskipun itu seorang Rasul. Ini adalah salah satu
pembuktian dari segi keadilan Allah yang memiliki sifat Al Adl yang maha adil terhadap semua
mahluk yang Allah ciptakan.5

3. Penjelasan Ahli Tafsir QS. Al-Anbiya’ (21): 33

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan Allah, Dia-lah yang menciptakan malam agar manusia dapat beristirahat padanya
dan siang hari supaya mereka dapat mencari penghidupan di dalamnya. Dan Dia
menciptakan matahari sebagai pertanda bagi siang hari dan bulan sebagai pertanda untuk
waktu malam. Dan masing-masing memiliki garis edar tempat ia berjalan dan beredar, tanpa
melencengdarinya.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

32-33. “Dan Kami jadikan langit itu sebagai atap,” bagi bumi yang kalian berada di
atasnya “yang terpelihara,” dari kerobohan, "Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi
supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang
dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun." (Fathir:41). Juga terlindungi dari pencurian pendengaran yang dilakukan oleh
setan-setan “sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang

5
Tafsir Al-Mukhtasari (imam masjidil haram)

7
terdapat padanya,” maksudnya, lalai dan lupa diri. Ini umum sifatnya pada semua tanda-
tanda kebesaran Allah yang berada di langit, berupa ketinggian, keluasan, kebesaran, dan
warnanya yang elok serta keharmonisannya yang mengagumkan dan panorama-panorama
lainnya. Di dalamnya, terdapat planet-planet yang statis dan yang beredar, matahari dan
bulannya yang terang benderang yang mengakibatkan terjadinya malam dan siang, dan sifat
keberadaannya yang senantiasa beredar di dalam porosnya. Begitu pula, bintang-bintang
yang memunculkan kemanfaatan bagi umat manusia, karena berpengaruh atas kemunculan
cuaca panas, dingin, dan (pergantian) musim-musim dalam setahun. (Dengan itu) mereka
pun menjadi tahu mengenai perhitungan waktu-waktu ibadah dan muamalah mereka. Di
malam hari, mereka beristirahat, merasakan ketenangan dan ketentraman. Di siang harinya,
mereka bertebaran dan mencari penghidupan. Semua perkara ini bila direnungi oleh
seseorang yang cerdas dan memandangnya dengan cermat, niscaya dia akan yakin dengan
seyakin-yakinnya tanpa ada keraguan apa pun bahwasanya Allah-lah yang mengaturnya
berdasarkan ketentuan-ketentuan waktu pada tempo yang sudah dicanangkan sampai batas
akhir yang pasti. Pada rentang waktu itu, manusia memenuhi hajat-hajatnya, dan
kemanfaatan mereka terpenuhi dengannya. Tujuannya, supaya mereka dapat bersenang-
senang dan memperoleh kemaslahatan. Setelah itu, (berbagai hal tadi) akan sirna dan lenyap.
Dzat yang melenyapkannya adalah Dzat yang telah menciptakannya. Dan yang akan
menjadikannya diam tidak bergerak adalah Dzat yang menggerakannya. Orang-orang
mukallaf akan berpindah dari tempat tinggal mereka menuju tempat lain. Di sana, mereka
akan menjumpai balasan amal mereka (di dunia) secara penuh dan lengkap. Sehingga dapat
diketahui bahwa kegunaan tempat ini (dunia) sesbagai lading (amalan) untuk membidik
tempat hunian abadi di (akhirat), dan bahwa dunia hanya merupakan lintasan perjalanan
seseorang, bukan tempat huniannya.

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini Allah mengarahkan perhatian manusia kepada kekuasaan-Nya dalam
menciptakan waktu malam dan siang, serta matahari yang bersinar di waktu siang, dan bulan
bercahaya di waktu malam. Masing-masing beredar pada garis edarnya dalam ruang
cakrawala yang amat luas yang hanya Allahlah yang mengetahui batas-batasnya. Adanya
waktu siang dan malam disebabkan karena perputaran bumi pada sumbunya, di samping
peredarannya mengelilingi matahari.
Bagian bumi yang mendapatkan sinar matahari mengalami waktu siang, sedang bagiannya
yang tidak mendapatkan sinar matahari tersebut mengalami waktu malam. Sedang cahaya

8
bulan adalah sinar matahari yang dipantulkan bulan ke bumi. Di samping itu, bulan juga
beredar mengelilingi bumi.

Ayat ini menegaskan kembali apa yang telah Allah firmankan dalam Surah Ibrahim
[14]: 33. Secara luas telah diketahui bahwa matahari dan bulan memiliki "garis edar". Akan
tetapi untuk "masing-masing dari keduanya (siang dan malam) beredar pada garis edarnya",
merupakan sesuatu yang baru dipahami. Mengapa siang dan malam harus beredar pada garis
edar (orbit- manzilah), dan apa bentuk garis orbitnya? Setelah dipelajari, ternyata bahwa yang
dimaksud dengan "garis edar" ialah tempat kedudukan dari tempat-tempat di bumi yang
mengalami pergantian siang ke malam, atau mengalami terbenamnya matahari (gurub).
Sepanjang garis khatulistiwa garis ini bergeser dari Timur ke Barat seiring dengan urutan
tempat-tempat terbenamnya matahari atau pergantian siang ke malam. Waktu terbenamnya
matahari juga akan bergeser seiring dengan gerakan semu matahari terhadap bumi dari utara
ke selatan dan sebaliknya. Pergeseran waktu magrib ini juga bergeser dan membentuk tempat
kedudukannya sendiri yang dapat dikatakan sebagai garis edar tahunan dari pergantian siang
ke malam. Pada hari-hari tertentu (pada awal bulan) saat terbenam matahari itu juga
merupakan awal dari terlihatnya hilal (sabit awal bulan). Sabit ini sangat tipis dan suram
sehingga sangat sulit diamati (ruyah). Waktu terbitnya hilal ini akan bergeser dari Timur ke
Barat, dan sebagaimana halnya pergantian siang ke malam, garis edarnya juga berbeda-beda
dari satu tempat ke tempat lainnya di permukaan bumi. Bila dipetakan maka tempat
kedudukan tempat-tempat waktu terbitnya hilal itu sama dengan waktu terbenamnya matahari
itu akan membentuk spiral yang memotong permukaan bumi dua bahkan sampai tiga.

Tafsir Muyassar / Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr.
Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh:

Allah-lah yang telah menciptakan malam, agar manusia merasa tentram di dalamnya, dan
menciptakan siang, agar mereka mencari penghidupan pada waktu itu. Dia menciptakan
matahari sebagai tanda siang, dan menciptakan bulan sebagai tanda malam. Masing-masing
dari keduanya memiliki tempat peredaran di mana ia beredar dan berjalan tanpa pernah
menyimpang darinya.

Tafsir ibnu katsir / Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-
Dimasyqi:

9
Ibnu Abud Dunia telah menuturkan sebuah kisah di dalam kitabnya yang berjudul At-
Tafakkur wal I’tibar, bahwa sejumlah ahli ibadah Bani Israil melakukan tana brata selama
tiga puluh tahun. Seseorang dari mereka bila melakukan ibadah selama tiga puluh tahun,
pasti ia dinaungi oleh awan. Tetapi ada seseorang dari mereka yang sudah menjalani
ibadahnya selama tiga puluh tahun, namun masih juga tidak ada awan yang menaunginya,
tidak seperti yang terjadi pada teman-temannya. Lalu lelaki itu mengadu kepada ibunya
tentang apa yang dialaminya. Maka ibunya menjawab, "Hai anakku, barangkali engkau
berbuat dosa dalam masa ibadahmu itu?" Ia menjawab "Tidak. Demi Allah, saya tidak
pernah melakukan suatu dosa pun." Ibunya berkata lagi,"Barangkali kamu berniat akan
melakukan dosa." Ia menjawab,"Tidak, saya tidak pernah berniat seperti itu." Ibunya berkata
lagi,"Barangkali kamu sering mengangkat kepalamu ke arah langit, lalu menundukkannya
tanpa merenungkannya?" Ia menjawab,"Ya, saya sering melakukan hal itu." Ibunya
berkata,"Itulah kesalahan yang kamu lakukan."Kemudian Ibnu Abud Dunia membacakan
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang disebutkan oleh firman-Nya: “Dan Dialah
yang telah menciptakan malam dan siang”. Yakni malam hari dengan kegelapan dan
ketenangannya, dan siang hari dengan cahaya dan keramaiannya. Terkadang waktu yang satu
lebih panjang, dan yang lainnya lebih pendek. Begitu pula sebaliknya. …matahari dan bulan.
Matahari mempunyai cahaya tersendiri begitu pula garis edarnya. Bulan kelihatan
mempunyai cahaya yang berbeda serta garis edar yang berbeda pula. Masing-masing
menunjukkan waktu yang berbeda. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya. Yaitu beredar.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa matahari dan bulan masing-masing beredar pada garis
edarnya, sebagaimana alat tenun dalam operasinya berputar pada falkah (bandul)nya.
Mujahid mengatakan bahwa alat tenun tidaklah berputar kecuali bila bandulnya berputar,
begitu pula bandul alat tenun, ia tidak berputar kecuali bila alat tenunnya berputar. Demikian
pula bintang-bintang, matahari dan bulan, semuanya beredar pada garis edarnya masing-
masing dengan teratur dan rapi (sehingga tidak terjadi tabrakan). Perihalnya sama dengan
apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: “Dia menyingsingkan pagi dan
menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk
perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-
An’am [6]: 96).6

6
Tafsir Al-Qur’an Web

10
C. Tinjauan Pustaka Ilmiah

Bulan yang dapat kita lihat dengan mata kepala itu adalah merupakan satelit bumi,
dimana saja bumi pergi ia selalu mengikutinya. Bulan sebenarnya bukan hanya satu karena
selain planet bumi juga memiliki bulan. Sembilan planet dalam tata surya ini saja sudah
diketahui memiliki 32 bulan, termasuk bulan bumi. Dengan demikian mestinya banyak bulan
di luar tata surya kita baik dalam galaksi kabut susu atau galaksi lainnya, yang tak terhitung
jumlahnya yang mengiringi setiap planet di angkasa ini. Bulan atau satelit planet bumi ini
besarnya sekitar seperempat besar bumi, diameternya 3.476 kilo meter, sedang diameter
bumi 12.742 kilo meter, massa bulan adalah 1/81,5: 1 massa bumi. Since the moon’s massa
is1/81,5of earth’s mass7. Bulan sebenarnya tidak mempunyai cahaya sendiri, tetapi hanya
memantulkan cahaya matahari ke bumi sehingga kelihatan dari bumi bercahaya. Karena
posisi bulan berlain-lainan terhadap bumi dan matahari, maka bentuknya pun kelihatan
berubah-rubah dari bumi.

Al-Qur’an menyebutkan, bahwa bulan itu bercahaya, sedang matahari bersinar (QS. An
Nur: 16). Menurut analisaisMaurice Bucaile matahari itu bersinar karena diumpamakan
sebagai lampu yang sangat terang, sedang bulan itu bercahaya adalah merupakan cahaya
yang diterima dari sinar matahari. Bulan atau satelit sebenarnya juga beredar mengelilingi
matahari terbawa oleh bumi yang mengorbitnya dan juga berotasi pada sumbunya. Di
samping ia berotasi, juga mengitari bumi selama 29 hari, 12 jam, 44 menit, 03 detik. Dengan
demikian, sehari ia bisa melewati jarak kira-kira 74.000 kilo meter.8

Peredaran bulan dijelaskan dalam QS.Ar-Rahman: 5 dan QS.Yasin: 39 yang


menunjukkan bahwa bulan beredar sesuai dengan perhitungan. Pada awal perhitungan
berupa sabit terkecil, tetapi karena ia selalu beredar maka membuat posisi bulan antara bumi
dan matahari berubah pula, sehingga cahayanya dari malam ke malam berubah-rubah
semakin besar sampai pada batas terakhir, di mana seluruh bulatannya bercahaya, kemudian
berangsur-angsur mengecil lagi sampai batas terkecil bagaikan tandan yang tua. Para
astronom mendapatkan temuan baru yang menemukan bahwa bulan terbentuk karena
tabrakan sebuah planet dengan bumi. Temuan ini diyakini setelah ilmuwan meneliti batu
bulan yang dibawa astronot Apollo beberapa tahun lalu. temuan ini membenarkan teori yang
menyatakan bahwa bulan dibentuk akibat bencana tabrakan yang terjadi dengan bumi pada
4,5 miliar tahun lalu. Teori ini sudah berkembang sejak 1980an namun masih menimbulkan
7
Philiph, D Stern Our Space Invorment, Hal.71
8
Mustafa Ks., Al-Qur’an Dalam Menyoroti Proses Kejadian Manusia, Hal.91

11
pro kontra. Planet yang brtabrakan dengan bumi itu bernama Theia. Diambil dari nama Dewi
dalam mitologi Yunani. Theia adalah ibu dari Selena, Dewi Bulan. Theia hancur berantakan
karena dampak tabrakan. Puing-puing Theia sebagian bercampur dengan bumi, sebagian lagi
membentuk bulan.

"Teori ini berkembang namun belum ada yang menemukan bukti tabrakan itu hingga sekarang. Kini
kami telah menemukan perbedaan kecil antara bumi dan bulan. Ini membuktikan hipotesa adanya
tabrakan besar yang membentuk bulan. Perbedaan kecil ini bisa dilihat dari materi yang dikandung
oleh bumi setelah bulan terbentuk," ujar Dr. Daniel Herwatz, ketua tim peneliti dari University of
Goettingen.

Dr. Herwatz mengukur perbedaan komposisi isotopik dari oksigen yang terkandung dalam batu
bulan, lalu dibandingkan dengan batu bumi. Hasilnya, Bumi dan Theia memiliki komposisi yang
hampir mirip. “prtanyaan lanjutannya adalah, bagaimana dengan komposisi bebatuan yang ada di
Mars dan asteroid atau meteorit lain di luar sistem tata surya? Apakah semua itu juga mewakili
komposisi di dalam tata surya? Jika semua memiliki komposisi yang sama dengan bumi, maka teori
ini tidak bisa diterima. Masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut dengan meneliti sampel dari
Merkuri dan Venus," ujar Prof. Halliday dari Oxford University.

Dr. Mahesh Anand dari The Open University menggambarkan penelitian ini sebagai hal yang
'menakjubkan' meski data yang diambil hanya dari 3 sampel batu planet yang berbeda. "Butuh analisa
lebih lanjut dengan meneliti varian batu bulan yang lain," katanya.

Komposisi bulan dan bumi dianggap mirip karena beberapa hal. Pertama karena bumi memiliki
perputaran yang cukup cepat sebelum tabrakan terjadi. Kedua adalah karena Theia memiliki ukuran
yang cukup besar. Diprediksi, Bumi dan Theia bertabrakan dan menghasilkan ledakan dahsyat.

"Perbedaannya sangat kecil. Kami tidak tahu bagaimana prosesnya sampai bulan itu terbentuk. Yang
kita butuhkan lebih lanjut adalah misi manusia ke bulan untuk mendapatkan contoh batu bulan dari
bagian paling dalam. Batu ini pasti belum tercemar dampak meteorit dan matahari," kata Prof. Rob
de Meijer dari Groningen Univeristy yang masih kontra dengan teori ini. 9

Sains modern telah menemukan bahwa Bulan berputar mengelilingi Bumi dalam orbit oval.
Sementara itu, Bumi dan planet lainnya juga memiliki orbit masing-masing untuk mengitari
Matahari. Namun jauh sebelum ilmu pengetahuan menemukannya, Alquran telah menerangkan
dalam surat Al-Anbiya ayat 33 bahwa Allah SWT mengatur siang dan malam, Matahari dan Bulan.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, Matahari dan Bulan. Masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya,” demikian bunyi surat Al-Anbiya ayat 33. Dalam sains,
Bulan dan Bumi sama-sama mengitari Matahari dalam orbitnya. Namun dalam pandangan yang lebih
9
Bucalle, Dr. Maurice Bibel Qur’an, dan sains modern, Terj Rasyidi. Jakarta: Bulan Bintang

12
besar, Bumi dan Bulan sebenarnya tampak seperti ‘berenang’ dalam gelombang ketika mengitari
Matahari. Setiap objek antariksa mengapung dalam gelombang di dalam orbitnya, hal ini
membuatnya terlihat naik turun mengikuti jalur oval atau bulatnya mengitari Matahari. Di sisi lain,
ilmu matematika juga menjelaskan bahwa benda yang berotasi perlu terus berputar dalam jalur
gelombang di sekitar pusatnya. Sains masa kini telah membuktikan bahwa semua benda kosmis
bergerak dari tempatnya. Namun karena perluasan alam semesta, benda-benda ini sebenarnya tidak
pernah kembali ke tempatnya masing-masing. Rotasi Bumi dan Bulan kepada Matahari sebenarnya
tampak seperti figur berikut ini.

Kesimpulannya, penjelasan Alquran sesuai dengan penelitian sains yang menjelaskan terjadinya
siang dan malam karena rotasi Bumi pada Matahari. Sementara itu Bumi dan Bulan sendiri juga
memiliki peredaran di dalam orbit yang bentuknya bergelombang seperti sedang ‘berenang’. 10

D. Hikmah Dalam QS. Al-Anbiya’ ayat 33

1. Allah Memberikan Kuasa-Nya Atas Pembagian Waktuu Dengan Pergantian Siang


Dan Malam Yang Dapat Dimanfaatkan Manusia.

Keterangan yang terdapat dalam ayat-ayat di atas adalah untuk menjadi bukti-bukti
alamiyah, di samping dalil-dalil yang rasional dan keterangan-keterangan yang terdapat
dalam kitab-kitab suci terdahulu, tentang wujud dan kekuasaan Allah, untuk memperkuat apa
yang telah disebutkan-Nya dalam firman-Nya yang terdahulu, bahwa "apabila" di langit dan
di bumi ini ada tuhan-tuhan selain Allah niscaya rusak binasalah keduanya.

Penjelasan Surat Al Anbiya ayat 33 adalah Allah SWT menciptakan siang (06.00-17.59)
dan malam (18.00-05.59) dengan waktunya masing-masing. Allah dengan kuasa-Nya
menciptakan malam berpasangan dengan siang. Begitu juga matahari dengan bulan. 11 Allah
juga menciptakan matahari dan bulan dengan garis edarnya masung-masing, begitu pula
dengan planet bumi. Sehingga terjadi musim-musim yang ada di bumi dan benda-benda di
langit tidak saling bertabrakan satu sama lain. Begitu besarnya kuasa Allah kepada hamba-
hambanya, sampai secara jelas kapan waktu-waktu untuk mencari rezeki dan istirahat.

Dari sini dapat diambil hikmah, bahwa memang bentuk kekuasaan Allah SWT ada juga
yang tidak bisa terlihat oleh pandangan mata manusia biasa. Akan tetapi, Maha besar Allah,
kita sebagai hamba-Nya harus mampu mengimani bentuk kekuasaan Allah SWT.

10
Ketika-Alquran-jelaskan-bumi-berenang-diorbitnya. Jurnalis - Kustin Ayuwuragil Desmuflihah
11
Mediaindonesia-Humaniora/4861/Penciptaan-Langit-Dan-Bumi-Beserta-Isinya

13
2. Mengetahui Tentang Wujud Dan Kekuasaan Allah SWT

ayat tersebut dimaknai bahwa sesungguhnya Allah  SWT menyebutkan sedikit dari bukti-
bukti ilmu pengetahuanNya, yang tidak akan pernah habis walaupun tertelan oleh masa. Kita
sebagai hamba-Nya tidak akan melihat kekacauan dan ketidakseimbangan dalam setiap
kekusaan Allah SWT. Hal ini karena tidak ada satupun dari ciptaannya yang melampaui batas
yang telah ditentukan-Nya baik dengan menambah ataupun mengurangi. Jadi, semua yang
ada pada Allah SWT itu sudah atas kehendak-Nya dan berjalan sesuai dengan ketentuan.

Alam ini dan ilmu pengetahuan Allah SWT begitu luas. Jauh lebih banyak yang kita tidak
ketahui dari pada yang kita ketahui. Jauh lebih banyak yang kita tidak pernah alami dari pada
yang kita alami. Oleh karena itu, dalam memandang ciptaan Allah SWT, kita disuruh oleh
Allah untuk memandang berkali-kali sebelum menilai atau menyimpulkan. Karena, kadang
pengetahuan dan pengalaman yang kita dapatkan tidaklah cukup atau belum cukup untuk
menyimpulkan sesuatu secara benar. Dalam kehidupan pun begitu, kadang ada orang-orang
yang sedang dilanda kesempitan yang bahkan menyalahkan Allah SWT dengan menuduh
Allah tidak adil. Padahal, yang terjadi sebenarnya hanyalah akal fikiran mereka yang belum
sampai mengerti dan memahami betapa sangat adilnya Allah.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Langit yang luasnya tak terjangkau oleh perhitungan akal manusia itu ternyata
bukanlah ruang kosong, tetapi berisi bermacammacam benda, baik yang besar seperti
bintang-bintang, planet-planet, satelit-satelit, meteor dan lain sebagainya. Benda-benda
itupun tidak hanya diam dan tenang, tetapi semuanya beredar pada orbit masing-masing
secara seimbang dan serasi sesuai dengan qadar Allah sampai pada waktu yang
ditentukan.

Dalam surah Al-Anbiya’/21:33 dijelaskan bagaimana Allah telah mengatur alam raya
ini dengan sangat teliti dan rapi, sehingga matahari, bulan, siang dan malam mempunyai
garis edar atau orbitnya sendiri-sendiri, dengan itu maka munculnya siang dan matahari
tidak akan mendahului munculnya malam dan bulan.

Semuanya ini membawa kemanfaatan bagi manusia, yaitu munculnya waktu malam
yang gelap sehingga mereka dapat istirahat dengan tenang, dan munculnya waktu siang
yang terang sehingga mereka dapat bekerja dan mencari rezeki, wujudnya keseimbangan
antara hawa sejuk dan panas, musim berputar dan berulang setiap tahun, dan waktu serta
tarikh dapat ditetapkan dengan senang untuk keperluan ibadah maupun mu’amalah. Ini
semua merupakan tanda-tanda yang senang difahami oleh manusia yang menunjukkan
bahwa Allah adalah Zat yang Maha Kuasa.

penjelasan Alquran sesuai dengan penelitian sains yang menjelaskan terjadinya siang
dan malam karena rotasi Bumi pada Matahari. Sementara itu Bumi dan Bulan sendiri juga
memiliki peredaran di dalam orbit yang bentuknya bergelombang seperti sedang
‘berenang’.

B. Kritik dan Saran


Makalah ini masih jauh dari kelayakan, maka dari itu, kritik dan saran dengan cara yang
baik guna perbaikan makalah ini sangat kami harapkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Diskursus Tentang Benda Benda Angkasa Luar


Manfaat Benda Benda Langit Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Sains
Ensiklopedia A-Qur’an: Kajian kosakata Quraish shihab
Kamus Al-Qur’an, Pts Islamika SDN BHD, Hal: 409-410
Tafsir Al-Mukhtasari (imam masjidil haram)
Tafsir Al-Qur’an Web
Philiph, D Stern Our Space Invorment, Hal.71
Mustafa Ks., Al-Qur’an Dalam Menyoroti Proses Kejadian Manusia, Hal.91
Bucalle, Dr. Maurice Bibel Qur’an, dan sains modern, Terj Rasyidi. Jakarta: Bulan
Bintang
Ketika-Alquran-jelaskan-bumi-berenang-diorbitnya. Jurnalis - Kustin Ayuwuragil
Desmuflihah
Mediaindonesia-Humaniora/4861/Penciptaan-Langit-Dan-Bumi-Beserta-Isinya

16

Anda mungkin juga menyukai