Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

MANUSIA, ALAM SEMESTA, DAN AGAMA


Dosen Pembimbing : Dr. Mukhtar Hamzah,, S.E., M.M.
Jurusan : Manajemen / MM 101

DISUSUN OLEH

“KELOMPOK 1”

JURUSAN MANAJEMEN INSTITUT TEKNOLOGI DAN


BISNIS NOBEL INDONESIA MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
Adapun Nama Anggota yang bersangkutan

Daftar nama anggota kelompok 1

1. INCE ADZ ZAHRA ANNUR. SB (2021212801)

2. NUR AZIZAH (2021212716)

3. MARDATILLAH (2021212673)

4. RISKAYANTI (2021212738)

5. NURUL KHATIMAH (2021212779)

6. WULAN SUCIANTI (2021212757)

7. MUH FAWWAZ J. AFIF (2021212670)

8. RIFKY SYAHPUTRA (2021212695)

9. AINUN SAHRATUL NISA 2021212818)

10. TENRI WULANDARI (2021212814)

11. MUTHIA FARAHNI (2021212776)

12. A. MUH RIVALDI (2021212759)

13. MALIKA QUIN (2021212841)

14. AGIL ALHAMDI (2021212796)

15. FAJRI ANDRIAWAN ROSMAN (2021212775)

16. SITI NUR RADIAH (2021212824)

17. DANIAL (2021212731)


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai hubungan manusia dan alam
semesta.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasarpada makalah ini. Oleh
karena itu saya mengundang pembaca untukmemberikan saran serta kritik yang dapat
membangun saya. Kritikkonstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Makassar, 20 Desember 2021

KELOMPOK 1

i
ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat
kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun
yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.

Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada pen-
ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-sung pula ribuan, bahkan jutaan proses
fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam
semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di
dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor
pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian  Manusia, Alam semesta dan Agama

2. Bagaimana Hubungan antara Manusia dan Alam Semesta

3. Bagaimana Hubungan antara Manusia dan Agama

1
1.3.Tujuan :

Untuk mengetahui keterkaitan antara manusia dengan agama dan manusia dengan alam

1.4.Manfaat :

Agar manusia bisa membedakan hubungan antara manusia dengan alam dan agama

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Manusia, Alam, dan Agama

A. Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki derajat paling tinggi diantara mahkluk
lainnya. Keistimewaan ini diperoleh manusia karena fitrah dan anugerah dari yang Maha kuasa
yaitu berupa akal dan perasaan. Dengan fitrah inilah manusia memiliki potensi untuk
mengembangkan kecakapan dan keterampilan agar menjadi makhluk yang bermanfaat dan
bermartabat, sesuai dengan kemampuannya serta diberi tanggungjawab oleh Allah untuk
berperan sebagai khalifah di bumi dan dituntut untuk dapat menjalankan tanggung jawabnya
secara fungsional dan optimal agar perputaran roda kehidupan didunia ini dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan bernegara.

A. Alam Semesta

Istilah alam yang kita pakai adalah “alam semesta, jagat raya, universe (inggris), dalam
bahasa arab disebut ‘alam. Istilah alam dalam al-qur’an datang dalam bentuk jamak [ ‘alamiina],
disebut sebanyak 73 kali yang termaktub dalam 30 surat. Pemahaman kata ‘alamin, bentuk
jamak al-quran tersebut mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi manusia. Bagi kaum
teolog, mendefenisikan alam sebagai “segala sesuatu selain Allah”. Bagi filosof Islam, alam
didefenisikan sebagai “ kumpulan maddat(materi) dan shurat (bentuk) yang ada di bumi dan di
langit. Sedangkan perspektif al-qur’an alam adalah “ kumpulan yang sejenis dari makhluk Tuhan
yang berakal atau memiliki sifat-sifat yang mendekati makhluk berakal.

B. Agama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), agama disebut sebagai sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Sedangkan, menurut Jappy Pellokild, definisi Agama adalah percaya adanya tuhan yang maha
esa dan hukum-hukumnya. Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa, agama
3
merupakan pedoman yang dapat digunakan manusia dalam beriman kepada Yang Kuasa serta
bertindak dan bertingkah laku kepada sesama makhluk ciptaan-Nya.

2.2 Surah dan Penjelasan Hadist tentang Alam

Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya
ayat 30. “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari
air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa,

Adapun bumi dan langit diciptakan Allah untuk manusia. Firman-Nya:

“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan
membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan yang baik-baik.
Yang demikian itu adalah Allah Tuhan-mu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam”

(Surat 40/AI Mu’min 64)

lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan menurunkan air
dari langit.

“Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah
matinya.” (QS`An Nahl 65).

4
Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal ? Padahal waktu itu belum ada awan yang
bisa menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air. Maka satu-satunya
kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah.

“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di
bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS Al- Mu’minun 18 )
“…Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman“ ( QS. Al-Anbiya 30 )
“…Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam “
( QS Tha Ha 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur 45).

Ayat-ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi,
maka sebelum Allah ciptakan hewan, tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah
tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang
menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung
maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.

Ada pula pada Qashidatul Burdah karya Muhammad Sa‘id Al-Bushiri menyebut Nabi
Muhammad SAW sebagai semacam sebab penciptaan alam semesta. Oleh karena itu, Al-Bushiri
menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mungkin berambisi mengejar duniawi.

Dalam larik Qashidatul Burdah berikut ini, Imam Al-Bushiri menyatakan bahwa Nabi
Muhammad SAW yang menjadi sebab penciptaan dunia takkan mungkin berhajat kepada dunia
karena beliau SAW sendiri adalah penghulu dunia:

‫العدم‬
ِ ‫تخرج الدنيا من‬
ِ ‫ضرُو َرةُ َم ْن ** لوالهُ لم‬
َ ‫َو َكيفَ تَ ْدعُو إلَى ال ُّدنيا‬

Artinya, “Bagaimana orang yang kalau bukan karena dirinya niscaya dunia ini takkan
keluar dari ketiadaannya berkepentingan terhadap dunia?”

5
Pernyataan Imam Al-Bushiri tidak berlebihan. Pernyataan Al-Bushiri cukup beralasan 
karena didasarkan pada hadits qudsi riwayat Al-Hakim dan Al-Baihaqi yang menyatakan bahwa
kalau bukan karena Nabi Muhammad SAW, Allah takkan menciptakan Nabi Adam AS.

Artinya, “Dasar atas pernyataan ini adalah hadits riwayat Al-Hakim dan Al-Baihaqi perihal
jawaban Allah SWT kepada Nabi Adam AS yang meminta dengan nama Nabi Muhammad SAW
ampunan terkait kekeliruannya. Nabi Adam AS ketika itu melihat catatan ‘Lâ ilâha illallâh,
Muhammadur Rasûlullâh’ pada tiang-tiang Arasy. Allah menjawab, ‘Kau meminta dengan
namanya (Nabi Muhammad SAW) agar Aku mengampunimu. Sungguh, kalau bukan karenanya,
Aku tidak akan menciptakanmu.’ Jadi, ujud Nabi Adam AS bergantung pada ujud Nabi
Muhammad SAW,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ala Matnil Burdah,
[Surabaya, Al-Hidayah: tanpa catatan tahun], halaman 21). Kalau bukan karena Nabi
Muhammad SAW, niscaya Allah takkan menciptakan Nabi Adam AS. Kalau Nabi Adam AS
tidak diciptakan oleh Allah, niscaya anak Adam atau bani Adam takkan diciptakan. Sedangkan
nyatanya, Allah menciptakan Nabi Adam AS dan anak keturunannya. Allah juga menciptakan
alam semesta ini hanya untuk keperluan manusia. Jadi, hanya karena Nabi Muhammad SAW
Allah menciptakan alam semesta raya ini.

2.3 Surah dan Penjelasan Hadist tentang Manusia

Dalam Alquran dan hadis, tujuan penciptaan manusia pun bukan tanpa alasan dan sia-sia.
Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang paling baik, manusia memiliki tujuan mulia untuk
hidup di muka bumi.

Dengan memahami tujuan penciptaan manusia berdasarkan Alquran dan hadis maka secara
tidak langsung dapat membuat kita lebih bersyukur atas kehidupan yang diberikan Allah SWT.
Selain itu, kita pun juga senantiasa dapat menghargai keberadaan sesama manusia.
6
Maka dari itu, tujuan penciptaan manusia tersebut hendaknya dapat dipahami dengan baik.
Hal ini dapat secara langsung dilihat melalui sejumlah firman Allah SWT dalam Alquran
maupun perkataan Rasulullah dalam hadis riwayat.

Seperti yang tertuang dalam QS At-Thin ayat 4, manusia merupakan satu-satunya makhluk
Allah SWT yang diciptakan secara sempurna melebihi lainnya. Ada pun firman Allah tersebut
yakni berbunyi sebagai berikut,

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam sebaik-baiknya bentuk." (QS. At-Thin: 4)

Dengan bentuk sempurna dan sebaik-baiknya wujud, maka Allah SWT memberikan
tugas serta tujuan penciptaan manusia yang harus dipahami. Untuk itu, hendaknya manusia
selalu taat dengan perintah Allah serta menjauhi larangannya.

Sebab, manusia bisa saja kehilangan kesempurnaannya di mata Allah lantaran beberapa
hal seperti amarah, hasud, tamak, serta menggunjing. Hal itu sebagaimana pesan Rasulullah yang
berbunyi sebagai berikut,

"Ada empat perkara sebagai mutiara manusia, yang dapat hilang dengan empat perkara lain,
ialah: akal dihilangkan oleh marah, Agama dihilangkan oleh hasud, malu dihilangkan oleh
tamak, dan amal salih dihilangkan oleh menggunjing."

Tujuan Penciptaan Manusia

1. Beribadah Hanya Kepada Allah SWT

Tujuan penciptaan manusia yang utama adalah agar senantiasa beribadah serta bertakwa
hanya kepada Allah SWT. Dalam Al-Dzariyat ayat 56, manusia bahkan diperintahkan untuk
mengabdi di jalan kebenaran untuk menyembah Allah SWT. Hal itu sebagaimana bunyi firman
Allah sebagai berikut,

7
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. Al-Dzariyat: 56)

Sehingga, jelas sekali tujuan penciptaan manusia di bumi bukan semata-mata untuk
saling berselisih, berlomba-lomba mencari harta, dan sebagainya. Sebaliknya, hanya satu tujuan
utama diciptakannya manusia untuk bertebaran di muka bumi.

Hal ini pun sebagaimana dijelaskan kembali oleh tafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyah yang berbunyi,

"bahwa tujuan Allah menciptakan kita manusia serta jin dan makhluk lainnya di bumi ini adalah
untuk beribadah kepada-Nya. Allah tidak mungkin menciptakan makhluk begitu saja tanpa
pelarangan atau perintah."

2. Menjadi Khalifah atau Pengurus Bumi

Selanjutnya, tujuan penciptaan manusia berikutnya adalah untuk menjadi khalifah atau
sebagai makhluk yang mampu mengurus segala sesuatunya di bumi. Di tangan manusia lah
segala kesejahteraan dunia bagi semua makhluk berada.

Dengan kesempurnaan akalnya, manusia dirancang Allah SWT untuk mampu mengatur
serta mengelola dengan baik semua potensi bumi dan seisinya. Ada pun hal itu tertuang dalam
QS. Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi sebagai berikut,

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui." (QS. Al-Baqarah: 30)

8
2.4 Surah dan Penjelasan Hadist tentang Agama

Sesuai dengan asal muasal katanya (sansekerta: agama,igama, dan ugama) maka makna
agama dapat diutarakan sebagai berikut: agama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan
manusia dengan raja; igama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan dengan dewa-dewa;
ugama artinya peraturan, tata cara, hubungan antar manusia; yang merupakan perubahan arti
pergi menjadi jalan yang juga terdapat dalam pengertian agama lainnya.

Bagi orang Eropa, religion hanyalah mengatur hubungan tetap (vertikal) anatar manusia


dengan Tuhan saja. Menurut ajaran Islam, istilah din yang tercantum dalam Al-Qur’an
mengandung pengertian hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal) dan hubungan manusia
dengan manusia dalam masyarakat termasuk dirinya sendiri, dan alam lingkungan hidupnya
(horisontal).

"… Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah kuridhai Islam itu jadi agama(din) bagimu …"
(QS 5:3)

"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada
tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia …"
(QS 3:112)

Persamaan istilah agama tidak dapat dijadikan alasan untuk menyebutkan bahwa semua
agama adalah sama, karena adanya perbedaan makna atas istilah agama tersebut, yang berbeda
atas sistem, ruang lingkupnya, dan klasifikasinya.

Karena agama merupakan kepentingan mutlak setiap orang dan setiap orang terlibat
dengan agama yang dipeluknya maka tidaklah mudah untuk membuat suatu defenisi yang
mencakup semua agama, namun secara umum dapat didefenisikan sebagai berikut: agama adalah
kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan-Nya melalui
upacara, penyembahan dan permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau
berdasarkan ajaran agama itu.

9
2.5 Hubungan Manusia dan Alam Semesta

Manusia adalah satu-satunya makhluk di alam yang memiliki kapasitas untuk


menyandang predikat khalifah Tuhan di muka bumi.Makhluk dengan kedudukan agung ini akan
sangat merugi jika mencintai dunia secara berlebihan dan melalaikan posisi tingginya
di jagad raya ini. Pada suatu hari, seseorang bertanya kepada Abu Said
Abul Khayr, seorang tokoh sufi Persia, “Dimana engkau mencari Tuhan?” Abu Said menjawab,
“Di tempat mana engkau telah mencari Tuhan dan tidak menemukan-Nya?” 

Manusia berusaha mengenal dirinya dan mengenal alam semesta.Ia ingin lebih tahu siapa
dirinya dan bagaimana alam semesta. Dua jenispengetahuan ini menentukan evolusi, kemajuan
dan kebahagiaannya. Agama mengajak manusia untuk mengenal dirinya. Pokok-
pokok ajaranagama adalah kenalilah dirimu agar engkau tahu Tuhanmu dan janganmelupakan
Tuhanmu agar kamu tidak lupa akan dirimu. Imam Ali as mengatakan, “Semoga Allah
merahmati manusia yang tahu asal usulnya, tahu keberadaan dirinya, dan tahu hendak ke mana
dirinya.”

Seorang arif berkata bahwa maksud dari mencari Tuhan bukanlahengkau


menemukannya, tapi engkau harus menyelamatkan dirimu darikelalaian dan mengenal dirimu
sendiri. Pengenalan manusia merupakansebuah jalan untuk mengenal Tuhan dan pada dasarnya,
jalanmengenal Tuhan akan melewati gerbang pengenalan manusia itu sendiri. Imam Ali as
berkata, “Barang siapa mengenal dirinya, maka sungguh dia akan mengenal Tuhannya”. Dengan
kata lain, barang siapa yang telah mengenal dirinya tentang bagaimana makhluk yang rendahini
bisa menggapai kesempurnaan, maka ia akan mengenal Tuhannya.Sebab, manusia mengetahui
bahwa selain Tuhan Yang Maha Kuasa,tidak ada makhluk lain yang bisa mengantarkannya dari
segumpal manimenuju kesempurnaan.

Manusia dapat mengenal Tuhan dengan sifat Jamaliyah  (keindahan) dan Jalaliyah
(Keagungan) dengan cara tafakkur,perenungan, dan penyelaman terhadap dirinya sendiri. Imam
Ali as berkata, “Barang siapa yang telah mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya dan

10
karena ia telah mengenal Tuhan, maka ia telah sampai pada ilmu dan pengetahuan tentang
seluruh keberadaan.”

Tujuan utama ilmu agama dan filsafat adalah mengenal manusiadan alam semesta serta
hubungan keduanya dengan Sang Pencipta.Oleh sebab itu, pengenalan terhadap berbagai dimensi
dan karakteristikmanusia akan mendekatkan seseorang pada asal mula penciptaan dan tujuan
dasarnya. Rasul Saw bersabda, “Orang yang paling tahu tentang dirinya, maka ia adalah orang
yang paling mengenal Tuhannya.” Dikisahkan bahwa seorang sufi berkata kepada sahabatnya
demikian, “Wahai Tuhan, kenalkanlah diri Mu kepadaku.” Sementara aku berkata

“Wahai Tuhan, kenalilah aku pada diriku sendiri.”

Hubungan manusia dan alam semesta merupakan sebuah temapenting filsafat. Dengan
kata lain, itu adalah sebuah masalah yangsangat esensial bagi manusia, dimana ia menyimpan
potensi besardalam dirinya. Mereka yang mengkaji tema-tema Ilahiyat dan inginmengetahui
hubungan antara makhluk dan khalik, atau mereka yangingin mengenal dirinya sendiri dan juga
orang-orang yang inginmempelajari metode kehidupannya baik itu dalam dimensi individu,sosial
atau bahkan universal, maka mereka akan berurusan denganmasalah manusia dan alam semesta.
Jika masalah ini terpecahkan,kebanyakan dari problema umat manusia akan terselesaikan.

Menurut kebanyakan orang, manusia adalah manusia dan alamsemesta adalah alam
semesta. Padahal, ada hubungan yang sangaterat dan penuh makna antara manusia dan alam
semesta. Manusiaadalah satu-satunya makhluk hidup yang memiliki ikatan abadi denganseluruh
dimensi alam. Seluruh bagian dan gerakan di alam memilikihubungan satu dengan yang lain.
Ada ikatan erat antara karakteristikdan fenomena-fenomena di alam ini

Segala sesuatu memiliki sebuah tampilan eksternal dan jugadimensi internal. Mungkin
saja sesuatu terlihat kecil secara lahiriyah,tapi dari segi batin sangat besar atau sebaliknya yaitu,
mungkin sajasesuatu tampak besar secara lahiriyah, namun dari segi batin sangatkecil. Alam
penciptaan juga seperti itu. Alam secara lahir tampak besardan agung, tapi pada dasarnya adalah
kecil dan mungil dari segi batin.Sementara manusia terlihat kecil dari sisi lahiriyah, namun pada
dasarnya adalah besar dan luar biasa. Imam Ali as berkata, “Apakah kalian mengira bahwa
kalian hanya tubuh kecil ini, padahal kalian adalah alam yang sangat besar.”
11
Pada kenyataannya, manusia adalah model eksklusif dari seluruhmakhluk hidup dan
bahkan dapat disimpulkan bahwa jejak dan tanda-tanda dari seluruh makhluk di alam semesta
ada dalam diri manusia.

Segala sesuatu yang ada di alam, pada dasarnya juga terdapat dalamdiri manusia. Oleh
karena itu, jika kita mengamati diri dan alam sekitardengan seksama, maka kita akan
menemukan sebuah hubungan yangrumit antara diri kita dan segala sesuatu yang ada di sekitar
kita.Seorang filosof Muslim, Mulla Shadra mengatakan, “Manusia sempurna adalah manusia
yang menyelaraskan dirinya dengan seluruh ketentuan ketentuan illahi

Segala sesuatu yang ada di alam, pada dasarnya juga terdapat dalamdiri manusia. Oleh
karena itu, jika kita mengamati diri dan alam sekitardengan seksama, maka kita akan
menemukan sebuah hubungan yangrumit antara diri kita dan segala sesuatu yang ada di sekitar
kita. Seorang filosof Muslim, Mulla Shadra mengatakan, “Manusia sempurna adalah manusia
yang menyelaraskan dirinya dengan seluruh ketentuan-ketentuan Ilahi.”

Kenyataan bahwa semua makhluk, dengan segala keterbatasan,merupakan tanda-tanda


akan kesucian, keindahan, ilmu pengetahuan,hidup, dan kesempurnaan lainnya dari Tuhan.
Seluruh makhluk tanpaterkecuali, diharuskan untuk memuji dan mengagungkan Tuhan,
danberdasarkan hal tersebut, Mulla Sadra percaya bahwa semua atributkesempurnaan seperti
hidup dan pengetahuan, beredar pada semuamakhluk di seluruh alam raya

Setiap wujud di alam ini pada level keberadaan manapun, memilikisemua sifat
kesempurnaan. Setiap wujud memiliki kehidupan, pengetahuan, kekuatan, kasih sayang, cinta…
sesuai dengan kadar keberadaannya. Sifat-sifat kesempurnaan mengalir di segenap makhlukalam
ini baik yang material maupun yang tidak. Sebagai bentuk ciptaanTuhan yang paling sempurna,
manusia mengemban amanah yang beratdan tanggung jawab yang besar yang tidak dapat
diterima makhluk lain.Manusia adalah perantara antara Pencipta dan makhluk lain mulai
dariyang teratas (Tuhan) ke yang terbawah dari seluruh ciptaan-Nya

Melalui manusialah kesempurnaan dan rahmat turun ke bumi;dalam perjalanan menuju


Tuhan, melalui manusialah seluruh alam rayadapat menggapai Tuhan; dengan kata lain, manusia
adalah penjagaalam, pemelihara, dan penyebab kehidupan di dalamnya.Bagaimanapun juga,
12
sangat menarik bahwa manusia yang sama jugamencari bantuan dari alam dalam pendakiannya
dan pergerakan ke atasmenuju Tuhan; kesempurnaanya tidak mungkin tanpa alam danisinya.
(IRIB Indonesia)

2.6 Hubungan Manusia dan Agama

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah sebagai pencipta alam
semesta. Allah sendiri yang mencipta dan memerintahkan ciptaan-Nya untuk beribadah
kepada-Nya, juga menurunkan panduan agar dapat beribadah dengan benar.

Panduan tersebut diturunkan Allah melalui nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya, dari Adam AS
hingga Muhammad SAW. Nabi-nabi dan rasul-rasul tersebut hanya menerima Allah sebagai
Tuhan mereka dan Islam sebagai panduan kehidupan mereka.

Beribadah diartikan secara luas meliputi seluruh hal dalam kehidupan yang ditujukan
hanya kepada Allah. Kita meyakini bahwa hanya Islamlah panduan bagi manusia menuju
kebahagiaan dunia dan akherat. Islam telah mengatur berbagai perihal dalam kehidupan
manusia. Islam merupakan sistem hidup, bukan sekedar agama yang mengatur ibadah ritual
belaka.

Kemajuan ilmu pengetahuan telah membawa manusia pada tingkat kesejahteraan yang
lebih tinggi, namun dampak negatifnya juga cukup besar berpengaruh pada kehidupan
manusia secara keseluruhan. Sehingga untuk dapat mengendalikan hal tersebut diperlukan
agama, untuk diarahkan untuk keselamatan dan kebahagiaan umat manusia.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai
pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah
Islam. Agama Islam adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan
akalnya memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan
ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Qur’an, menyeimbangkan antara dunia dan
akherat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia

13
akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan
bahagia.

14
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Manusia hidup karena adanya alam, sementara itu alam semestaakan terus hidup dan
berkembang manakala manusia mau melestarikanalam semesta dan bukan merusaknya. Dengan
demikian manusia danalam semesta tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena
dalamkehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasilkebudayaan, setiap hari
manusia melihat dan menggunakan alamsemesta, bahkan kadang kala disadari atau tidak
manusia merusakalam semesta.

Secara sederhana hubungan manusia dan alam semesta adalah sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu
sosiologi manusia dan alam semesta dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya
berbedatetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Allah menciptakan manusiadan alam semesta
maka alam semesta mengatur kehidupan manusiayang sesuai dengannya.

Saran

Telah kita ketahui bahwa alam semesta ini sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh
karena itu manusia sebagai ciptaan yang paling mulia harus menjaga dan melestarikan alam ini.

Sebagai hamba Allah manusia harus mempercayai semua yang telah dijelaskan didalam
al-qur’an dan menjalankan segala perintahnya serta menjauhi larangannya. Makalah Pendidikan
Agama Islam  ini dibuat untuk memenuhui tugas mata kuliah Pendidikan Agama, dan itulah tadi
isi dari semua materi yang penulis ambil dari al-qur’an dan terjemahannya. semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk penulis dan para pembaca.
Penulis mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak sekali kata-kata yang salah
dan tidak benar, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sangat penulis harapkan, karena akan
menjadi suatu pacuan untuk penulis sendiri. Dan penulis ucapkan Terima Kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah ini.

15

Anda mungkin juga menyukai