Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ALAM SEMESTA DAN MANUSIA

DOSEN PENGAMPUN :

DRS H. AHMAD KHAIRUL BADRI, M. Pd. I

Disusun oleh :

NAINA AGUSTINA

SEMESTER : 1 ( SATU )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

STIKIP BUDIDAYA BINJAI

T.A 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahhirabbil’alamin, segala puji bagi ALLAH SWT yang mana telah


memberikan segala nikmat dan karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “ALAM SEMESTA DAN MANUSIA” dengan dosen
pengampun bapak DRS H. AHMAD KHAIRUL BADRI, M. Pd. I. Dan tak
lupa pula sholawat dan salam kami kepada sanjungan kepada kekasih AllAh SWT,
yaitu nabi besar MUHAMMAD SAW. Yang menjadi suri tauladan, yang
membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam terang benderang seperti saat
ini .

Adapun tuuan saya membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas UAS dari
dosen pembimbing DRS H. AHMAD KHAIRUL BADRI, M. Pd. I dalam mata
kuliah agama islam.

Jika dalam penuisan makalah ini ada kesalahan dan kekurangan maka saya
meminta maaf sebesar besarnya, dan semoga makalah ini bagi pembaca dan
penulis khususnya saya sendiri.

BINJAI,6 JANUARI 2024

PENULIS

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG........................................................................................5

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................6

C.TUJUAN..............................................................................................................6

BAB II

PEMBAHASAN........................................................................................................7

1. ALAM SEMESTA
2. Manusia

BAB
III..........................................................................................................16

Kesimpulan

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Semakin modern dan canggihnya ilmu pengetahuan , semakin majunya
peredaran zaman dan manusia pun menjadi beragam. Manusia memang
harus mengetahui apa yang akan dikerjakan sehingga mendapatkan hal-hal
yang baik dan menggunakan akal sehatnya. Dalam hubungan manusia dan
alam semesta, jika bertanya kepada diri sendiri,”Bagaimana saya ada?”. Ia
akan menjawab “Saya entah ada bagaimana!” dengan perentara demikian,
ia akan menjalin kehidupan tanpa pernah merenungkan masalah masalah
seperti itu, ia memahami fakta bahwa “Ia diciptakan”. Dengan mengenal
pemciptanya, Ia berusaha memahami tujuan untuk apa ia “diciptakan”
petunjuk yaitu adalah AL-qur’an mulai dari yang tampak (syahada) sampai
yang tidak tampak (gaib), Dari sampai yang bernyawa sampai yang tak
bernyawa dan dari yang ada di perut bumi sampai yang ada di ruang
angkasa Yang di penuhi Beribu-ribu miliyar bintang. Dan itu membuat kita
bertanya untuk apa alam semesta itu diciptakan? Siapa yang menciptakan
alam semesta ini?
Bagaimana cara terbentukny alam semesta ini? Pertanyan ini membuat
para ilmuan untuk melakukan penelitian dan melahirkan berbagai teori
dalam penciptaan alam semesta. Sebenarnya penciptaan dunia atau alam
semesta ini sudah dijelaskan semua lewat al-qur’an1.

B. RUMUSAN MASALAH

1
Drs. Imam syafe’I M.Ag. dkk, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIA KARAKTER DI
PERGURUAN TINGGI, JAKARTA:PT Rajagrafindo persada, 2012, hlm 2

4
1. Seberapa penting alam ssemesta bagi manusia
2. Apa tujuan penciptaan alam semesta dan amanusia

C. Tujuan
1.

BAB II

5
PEMBAHASAN

1. ALAM SEMESTA
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan di dunia ini, mulai dari
yang tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (ghaib), dari yang
bernyawa sampai yang tidak bernyawa, dan dari yang ada di dalam perut bumi
sampai yang ada di ruang angkasa yang dipenuhi oleh beribu-ribu milliar
bintang Pertanyaan yang perlu diajukan adalah dari mana asal usul alam
semesta ini? Apakah alam semesta ini terjadi dengan sendirinya dan muncul
secara tiba-tiba? Atau ada yang menjadikannya? Pertanyaan ini menarik
perhatian para ilmuwan (saintis) untuk melakukan penyelidikan hingga
melahirkan berbagai teori.2

Materialisme adalah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zar itu


merupakan Namun teori yang berlaku sampai awal abad ke-20 ialah bahwa
alam semesta mempunyai ukuran yang tidak terbatas, ada tanpa awal, dan terus
ada untuk selama-lamanya. Menurut pandangan ini yang disebut "model alam
statis-alam semesta tidak mempunyai awal ataupun akhir. Dengan mengacu
pada filsafat materialis, pandangan ini menolak adanya Pencipta, sambil
berpendapat bahwa alam semesta merupakan sekumpulan zat yang konstan,
stabil dan tidak berubah.

suatu materi yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali materi (zat).
Dengan berakar pada filsafat Yunani Kuno dan semakin diterimanya
materialisme ini di abad ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam
bentuk materialisme dialektis Karl Marx. (Harun Yahya: Mengenal Allah
Lewat Akal: 9-10). Namun sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi
abad ke-20 "model alam semesta statis" telah hancur berkeping-keping (Harun
Yahya, Keajaiban Al-Qur'an: 1).

Meskipun demikian, masih saja ada Saintis di abad modern ini yang
mendukungnya. Di antaranya adalah Stephen Hawking, seorang ilmuwan yang
kepintarannya disejajarkan dengan Albert Einstein, dia berkata bahwa tidak
ada tempat untuk Tuhan bagi teori penciptaan alam semesta (there is no place

2
Drs. Imam syafe’I M.Ag. dkk, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIA KARAKTER DI
PRGURUAN TINGGI, JAKARTA:PT Rajagrafindo persada, 2012, hlm 2-3

6
for God in theories on the creation of the Universe). Menurutnya ada hukum
seperti gravitasi yang bisa diciptakan sendiri oleh alam dari ketiadaan.
(Republika, 15 September 2011, Kolom Islamia: 26).

Tetapi Stephen Hawking sendiri tidak menjelaskan siapa yang menggerakkan


alam itu sendiri kepada terbentuknya suatu hukum seperti gravitasi yang
kemudian menjadi sebab terbentuknya alam semesta. Sebab hal itu tidak
mungkin tanpa ada yang menggerakkannya. Demikianlah hasil pemikiran
ilmuwan (saintis) yang hanya menggunakan kekuatan (daya) pikirnya saja
sehingga tidak mampu menjangkau alam di luar materi (alam ghaib) yang
hanya bisa dijangkau oleh kekuatan rasa (keyakinan).3

Merujuk kepada petunjuk dari Al-Qur'an, dinyatakan urutan hasil ciptaan-


ciptaan Allah Swt. Diawali dengan pertama penciptaan Al-Qur'an dijelaskan
dalam surat Al-Takwir (81) ayat 27, sebagai berikut:
‫ِإْن ُهَو ِإاَّل ِذ ْك ٌر ِلْلَع اِم يَن‬

Al-Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam". (QS Al-
Takwiir [81]: ayat 27)

Dari penjelasan ayat di atas jelas bahwa sebelum diciptakannya alam semesta
ini, Allah Swt. telah menciptakan terlebih dahulu Al-Qur'an sebagai peringatan
bagi alam semesta beserta isinya.

Kedua penciptaan energi panas bumi berupa matahari dijelaskan dalam surat
Al-Hijr (15) ayat 27, sebagai berikut:

‫َو اْلَح اُن َخ َلْقَتُه ِم ن َقْبُل ِم ن َّناِر الَّس ُم وِم‬


Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas".
(QS Al-Hijr [15]: 27)

Dari pengertian QS Al-Hijr (15): 27, jelas bahwa sebelum penciptaan manusia
Allah Swt. terlebih dahulu telah menciptakan "naro" berupa energi yang
berasal dari api yang sangat panas, api yang sangat panas ini secara ilmiah
3
Drs. Imam syafe’I M.Ag. dkk, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KARAKTER DI
PERGURUAN TINGGI, JAKARTA:PT Rajagrafindo persada, 2012, hlm 3-5

7
dapat digambarkan dalam bentuk benda langit yaitu matahari. Informasi ini
sepenuhnya sesuai dengan temuan-temuan para ilmuwan masa kini.
Sebagaimana telah dinyatakan di atas, simpulan yang telah dicapai astrofisika
dewasa ini adalah bahwa seluruh jagad raya, berikut dimensi materi dan waktu,
menjadi ada sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi dahulu kala.
Peristiwa ini yang dikenal dengan sebutan "Big Bang", merupakan katalis
untuk penciptaan alam semesta dari ketiadaan. Semua pihak dari kalangan
ilmiah sepakat bahwa ledakan ini bermula dari sebuah titik tunggal sekitar 15
miliar tahun lalu. (Harun Yahya: Keajaiban Al-Qur'an: 2). Titik tunggal yang
ada sekitar 15 miliar tahun lalu itu menurut para ilmuwan modern adalah
merupakan materi awal bagi terbentuknya alam semesta ini yang pada saat itu
masih berupa asap kosmik panas. Asap kosmik itu mengandung kumpulan gas
berisi partikel-partikel bergerak yang terhubung dengan substansi padat. Dalam
kepadatan yang tak terbatas dan panas tertentu kemudian terjadi ledakan
dahsyat yang menyebabkan materi-materi yang dikandungnya terpisah.
Ledakan dahsyat tersebut menandai dimulainya alam semesta. (Harun Yahya,
Mengenal Allah Lewat Akal: 12-13).4

2. Manusia

Bagi orang yang tidak menggunakan akal sehat, jika ia bertanya kepada diri
sendiri, "Bagaimana saya ada?" ia akan menjawab, "Saya ada entah bagaimana!"
Dengan penalaran demikian, ia akan menjalani kehidupan tanpa pernah
merenungkan masalah-masalah seperti itu.

Akan tetapi, orang yang berakal semestinya merenungkan bagai-mana ia


diciptakan, dan menentukan makna hidupnya sesuai dengan hasil perenungannya.
Dalam perenungan ini, ia tidak perlu takut seperti yang dirasakan sebagian manusia
- untuk mencapai kesimpulan "Saya telah diciptakan". Orang yang tak mau
merenungkan hal ini sebenarnya tidak ingin bertanggung jawab pada sang
Pencipta. Mereka takut harus mengubah gaya hidup, kebiasaan, dan ideologi jika
mengaku telah diciptakan. Oleh karena itu, mereka lari dari ketaatan kepada
Pencipta mereka. Demikianlah sikap yang diambil orang-orang yang menging-kari
Allah dan "mengingkari (tanda-tanda kekuasa-an-Nya) karena kezaliman dan

4
Drs. Imam syafe’I M.Ag. dkk, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KARAKTER DI
PERGURUAN TINGGI, JAKARTA:PT Rajagrafindo persada, 2012, hlm 5

8
kesombongan mereka, padahal hati mereka meyakini kebenarannya" (QS. An-
Naml, 16: 14).

Sebaliknya, seseorang yang menilai kebera-daan dirinya dengan kearifan dan akal
sehat, akan melihat dalam dirinya hanya tanda-tanda pen-ciptaan Allah. Ia
mengakui bahwa keberadaannya bergantung pada kerja sama antara ribuan sistem
rumit, yang tak satu pun ia ciptakan atau ia kenda-ikan, la memahami fakta bahwa
"ia diciptakan". Dengan mengenal Penciptanya, ia berusaha me-mahami untuk
tujuan apa ia "diciptakan" Tuhan.

Bagi siapa pun yang berusaha memahami makna ciptaan Tuhan, terdapat kitab
petunjuk: Al Quran. Kitab ini adalah panduan yang diberikan kepada semua
manusia yang diciptakan Tuhan di muka bumi.

Bahwa fenomena penciptaan itu terjadi sesuai dengan uraian yang ada dalam Al
Quran membawa arti sangat penting bagi orang-orang yang berakal. Pada halaman-
halaman berikut terkan-dung berbagai informasi, bagi mereka yang arif dan berakal
sehat, yang menunjukkan bagai-mana "mereka diciptakan dan keajaiban pen-
ciptaan ini.

Kisah penciptaan manusia berawal di dua tempat yang saling berjauhan. Manusia
menapaki kehidupan melalui pertemuan dua zat terpisah di dalam tubuh lelaki dan
perem-puan, yang diciptakan saling terpisah namun sangat selaras. Jelas, sperma di
dalam tubuh lelaki tidak dihasilkan atas kehendak dan kendali lelaki tersebut,
sebagaimana sel telur di dalam tubuh perempuan tidak terbentuk atas kehendak dan
kendali perempuan tersebut. Sesungguhnya, mereka bahkan tidak menyadari
pembentukan sel-sel ini.

"Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak mem-benarkan (hari
berbangkit)? Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.
Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” 5

ISTILAH PENYEBUTAN MANUSIA DALAM AL-QU’AN

Berbagai istilah yang terdapat dalam al-Qur'an untuk penyebutan "manusia",


sesuai dengan sudut pandang dan titik fokusnya, yaitu:1. Dari aspek historis

5
Andy Hidayanto, dkk. Pendidikan agama islam untuk perguruan tinggi, Fikra publlika:
2020

9
penciptaan, manusia disebut dengan Bani Adam (Azyumardi Azra, 2002:13). Hal
ini terungkap dalamal-Qur'an:

‫) َينَبِني َء اَد َم ُخ ُذ وا ِزيَنَتُك ْم ِع نَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو ُك ُلوا َو اْش َر ُبوا َو اَل ُتْس ِرُفوا ِإَّنُه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفيَن‬

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuk)i mesjid,
makan, minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (al-A'raaf;7:31).

Ketika Allah memanggil manusia dengan "Bani Adam" artinya manusia


seluruhnya terpanggil karena manusia merupakan keturunan Adam. Ayat ini
juga yang menegaskan bahwa manusia di muka bumi ini berasal dari Nabi
Adam.

2. Dari aspek biologis kemanusiaannya disebut dengan basyar, yang


mencerminkan sifat-sifat fisik, kimia biologisnya (Azra, 2002:13). Hal ini
dapat dilihat dalam Q.S al-Mukminun ayat 33:

‫َو َقاَل اْلَم ُاَل ِم ْن َقْو ِمِه اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا َو َك َّذ ُبْو ا ِبِلَقۤا ِء اٰاْل ِخ َرِة َو َاْتَر ْفٰن ُهْم ِفى اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَيۙا َم ا ٰهَذ ٓا ِااَّل َبَشٌر ِّم ْثُلُك ْۙم َيْأُك ُل ِمَّم ا‬
‫َتْأُك ُلْو َن ِم ْنُه َو َيْش َر ُب ِمَّم ا َتْش َر ُبْو َن‬

‫) ِمَّم ا َتْش َر ُبوَن‬

"Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang


mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang Telah kami mewahkan
mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) Ini tidak lain hanyalah manusia seperti
kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu
minum. (al-Mukminun, 23:33)6

Ayat di atas menjelaskan bahwa "orang ini" yaitu Nabi Muhammad SAW adalah
manusia seperti umumnya manusia lain. Nabi Muhammad SAW disamakan dengan

6
Dr. Hj Nurhasanah Bakhitar, pendidikan agama islam di perguruan tinggi umum, Riau:
Aswaja pressindo 2013, hal 19

10
manusia lain dengan menggunakan kata "basyar" yang fokusnya pada aspek fisik
manusia. Aspek fisik manusia antara lain membu- tuhkan makanan dan minuman.
Untuk itu secara kebutuhan dan komposisi fisik, Nabi Muhammad Saw tidak
berbeda dengan manusia lainnya.

3. Dari aspek kecerdasannya (rohaniyah) disebut dengan insan, yakni makhluk


terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan;

‫ َع َّلَم ُه اْلَبَياَن‬: ‫) َخ َلَق اِإْل نَساَن‬

"Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara". (Al- Rahman, 55: 3-4)

Ketika Allah SWT menggunakan term "insan" untuk menyebut manusia, berarti
penekanannnya pada aspek kecerdasan akal dan rohaniyah manusia. Allah SWT
lebih sering menggunakan kata insan dibanding kata basyar. Mengapa? Karena
hakekat manusia itu sebenarnya padarohaniyahnya.

Allah SWT tidak melihat manusia dari segi fisik dan bentuk rupanya. Tetapi Allah
SWT melihat manusia dari segi hati dan perbuatannya (rohaniyah). Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling tinggi taqwanya kepada Allah
SWT.7

4. Dari aspek sosiologisnya, disebut annas yang menunjukkan sifatnya


berkelompok sesama jenisnya (Azra;2002: 14). Ungkapan al-Qur'an dengan
menggunakan term annas antara lain dalam Q.S al-Baqarah ayat 21:

‫َيَأُّيَها الَّناُس اْع ُبُدوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم َو اَّلِذ يَن ِم ن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوَن‬

7
Dr. Hj Nurhasanah Bakhitar, pendidikan agama islam di perguruan tinggi umum, Riau:
Aswaja pressindo 2013, hal 20

11
"Wahai sekalian manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan dari orang-
orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (al-Baqarah, 2: 21).

Kata "annas" merupakan bentuk jama' dari kata "insan". Ketika Allah SWT
menyebut manusia dengan kata annas tetap lebih mengacu pada aspek rohaniyah,
tetapi secara kelompok (makhluk sosial). Allah SWT memanggil manusia dengan
sebutan " annas" sebanyak 179 kali yang berarti keberadaan manusia sebagai
makhluk sosial menempati posisi yang besar (Deden Makbuloh, 2011:56). Allah
lebih sering memanggil manusia dengan sebutan annas dari pada insan. Artinya
keberadaan manusia sebagai makhluk sosial lebih lebih prioritas daripada makhluk
individu. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian tanpa
bantuan orang lain. Sekaya apapun manusia dan sekuat apapun ia, tetap
membutuhkan orang lain. Justru semakin kaya seseorang semakin banyak
membutuhkan orang lain.

Dari aspek sifat (wujud) nya manusia disebut Al-Ins

Al Ins memiliki arti tidak liar atau tidak biadab. Istilah Al Ins berkebalikan dengan
istilah al jins atau jin yang bersifat metafisik dan liar. Jin hidup bebas di alam yang
tidak dapat dirasakan dengan panca indra. Berbeda dengan manusia yang disebut
menggunakan istilah al ins. manusia adalah makhluk yang tidak liar, artinya jelas
dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kata Al Ins disebutkan
sebanyak 18 kali dalam Alquran, masing-masing dalam 17 ayat dan 9 surat,
Quraish Shihab mengatakan bahwa dalam kaitannya dengan jin, maka manusia
adalah makhluk yang kasat mata. Sedangkan jin adalah makhluk halus yang tidak
tampak, ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al-An'aam ayat 112: 8

‫َو َك َذ ِلَك َج َع ْلَنا ِلُك ِّل َني َع ُدًّو ا َش َياِط يَن اِإْل نِس َو اْلِج ِّن ُيوِح ي َبْعُضُهْم ِإَلى َبْع ٍض ُزْخ ُرَف اْلَقْو ِل ُغ ُروًرا َو َلْو َشاَء‬
‫َر ُّبَك َم ا َفَع ُلوُه‬

‫) َفَذ ْر ُهْم َوَم ا َيْفَتُروَن‬

Artinya: Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka
8
Dr. Hj Nurhasanah Bakhitar, pendidikan agama islam di perguruan tinggi umum, Riau:
Aswaja pressindo 2013, hal 21

12
membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan- perkataan yang indah-indah
untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak
mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

6. Dari aspek posisinya disebut 'abdun (hamba) yang menun- jukkan kedudukannya
sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepadaNya.

‫) ِإَّن ِفي َذ ِلَك آَل َيًة ِلُك ِّل َع ْبٍد ُّمِنيٍب‬

"....Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat9

tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepadaNya). (Saba',
34: 9).

Kata "abdun" juga berulang kali diungkap Allah SWT dalam Al-Qur'an yaitu
sebanyak 139 kali. Posisi hamba merupakan posisi awal tujuan penciptaan manusia
itu sendi- ri. Manusia harus selalu menyadari posisi kehambaannya di hadapan
Allah SWT.10

BAB III

Kesimpulan

Alam semesta atau jagat raya ini dapat diartikan sebagai suatu ruangan ataulingkup
atau cakupan yang maha besar di mana di dalamnya terjadi segala sesuatu peristiwa
alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkapoleh
manusia. Alam semesta terbentuk kira-kira ribuan. juta tahun yang lalu yang
bersamaan dengan adanya ledakan besar. Namun bukan hanya teori ledakan besar

10
Dr. Hj Nurhasanah Bakhitar, pendidikan agama islam di perguruan tinggi umum, Riau:
Aswaja pressindo 2013, hal 22

13
saja yang menjadi satu-satunya teoriterbentuknya alam semesta ada teori-teori lain
yang memiliki bukti yang kuat tentangterbentuknya alam semesta seperti teori
dentuman, teori creatio continua, teoriekspansi dan teori-teori lainnya. Bukan
hanya ada teori tapi adanya alam semesta ini juga melelui tahap-tahap. Peristiwa
penciptaan alam semesta terjadi selama enammasa dalam prespektif Islam,
sebagaimana dinyatakan oleh Allah, dan disepakati olehilmuwan ahli ilmu alam
dalam enam tahap. Namun terlepas dari itu semua kami tetap menyadari kalau
adanya alamsemesta ini karena kehendak Nya, karena Beliaulah yang maha kuasa
dan berkehendak dimuka bumi ini atas ciptaannya. Oleh sebab itu kita. tidak boleh
heran bahwa sejak zaman purbakalah hinggasekarang manusia dari berbagai
peradaban mencoba menemukan model terbentuknya bumi sesuai dengan tingkat
perkembangan pengetahuan dan kecendekiaannya. Perkembangan citra manusia
mengenai alam raya seringkali. terikat sangat erat pada pengetahuan apriori yang
diturunkan kepadanya melalui otoritas. Hal inimenyebabkan bahwa pandangan
tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman. Bagaimana
konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan pemikiran apa yang
melandasinya? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada
tingkat kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung padatingkat kemajuan
fisika itu sendiri. Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagadraya ini tidak
terbatas dan besarnya tidak terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton. Konsepsi
mereka yang lain adalah bahwa alam ini tidak berubah.11

Alam semesta beserta segala yang ada di dalamnya tidak terjadi dengan sendirinya.
Semuanya ada yang menciptakan dan hal itu telah dijelaskan di dalam al-qur'an.
Alam semesta sangat penting bagi kehidupan manusia, karena di planet yang
bernama bumi inilah manusia dapat hidup meskipun itu hanya sementara. Allah
SWT tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa ada alasan yang tidak jelas dan
masing masing dari ciptaannnya memiliki manfaatnya masing-masing. dimana
semuanya memiliki tujuan nya masingmasing.contohnya tujuan penciptaan

11
Rudah rajab, dkk. Manusia dan alam semesta, Aceh: 2021

14
matahari bagi bumi adalah supaya tumbuhan di bumi dapat tumbuh dengan baik
dan contoh lainnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
Allah menciptakan manusia memiliki dua tujuan yaitu untuk mengilmui tentang
Allah dan semata-mata hanya beribadah kepada Allah SWT.12

DAFTAR PUSAKA

Kitab suci AL-qur’an ( CORDOBA )

Imam syafei, dkk. (2012) pendidikan agama islam berbasis karakter di perguruan
tinggi ( PT. Raja Grafindo persada: jakarta )

Dr. Nurhasanah bakhtiar, M. Ag (2013) pendidikan agama islam di perguruan


tinggi umum (penerbit: Aswaja pressindo )

Andy Hidayanto, dkk, (2020) pendidikan agama islam untuk perguruan tinggi
(penerbit: Fikra pubika)

12
Rudah rajab, dkk. Manusia dan alam semesta, Aceh: 2021

15
Rudah rajab, dkk(.2021) Manusia dan alam semesta,( Penerbit: SCRIBD )

16
17

Anda mungkin juga menyukai