Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EKONOMI SYARIAH
ALAM SEMESTA
DOSEN PENGAMPU : ELI AGUSTAMI. MA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

MUHAMMAD KAHLIL HANAFIAH : NPM. 71230215008

FAKULTAS EKONOMI SYARIAH


UNIVERRSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
[Type here]

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Alam Semesta baik. Tak lupa, penulis ucapkan terimakasih atas
dukungan rekan rekan semua, makalah ini disusun untik membantu didalam mengetahui
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam yang secara khusus menjelaskan tentang Alam
Semesta.
Setelah mempelajari Makalah ini, kita akan mengetahui apa yang di maksud
Alam Semesta, dengan demikian anda akan mengetahui Peranan penting manusia dialam
semsesta ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada para pembaca yang
senantiasa mendukung dan memberikan kritik dan sarannya yang bisa memperbaiki
makalah ini menjadi lebih baik
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Alam Semesta dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Medan, 10 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

ii BAB I PENDAHULUAN

A. Alam Semesta............................................................................................................... 1
B. Proses Kejadian Alam Semesta .................................................................................... 2
C. Alam Semesta Berjalan Menurut Peredaarnnya Masing-Masing .................................. 2

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................................
3
B. Saran .............................................................................................................................
3

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................


4

0
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alam Semesta

Alam semesta didefenisikan antara lain adalah segala sesuatu yang ada
pada diri manusia dan juga diluar dirinya (tanpa diketahui batas – batasnya) yang
merupakan suatu kesatuan system yang unik dan miterius
Defenisi lainnya menyebutkan bahwa alam semesta adalah segala sesuatu yang
ada atau dianggap ada oleh manusia didunia ini selain Allah swt beserta dzat dan
sifat-sifatnya. Tidak seorangpun tahu kenapa mengapa dan bagaimana allah swt
menciptakan alam semesta ini.
Menurut Haidar Putra Daulay dalam pandangan Islam alam semesta berasal dari
tidak ada menjadi ada. Allah SWT lah yang mengadakannya, karena itu Allah
disebut khaliq dan alam semesta ini disebut dengan makhluk
Terkait hal itu Haidar Putra Daulay merujuk kepada beberapa firman Allah SWT
seperti tertera dibawah ini :

Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya


berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. ( QS Yasin : 82)

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak


melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
1
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.
(QS. Al-Mulk : 3)

Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di


bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah : 29)

Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari
yang tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa
sampai yang tidak bernyawadan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang
ada diruang angkasayang dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Pertanyaan yang
perlu diajukan adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam semesta
ini terjadi dengan sendirinya? Atau ada yang menjadikanya? Pertanyaan ini
menarik para ilmuan (sainitis) untuk melakukan penelitian hingga melahirkan
berbagai teori. Namun teori yang berlaku sampai abad ke-20 ialah bahwa alam
semesta mempunyai ukuran yang tak terbatas, ada tanpa awal, dan terus ada untuk
selama-lamanya.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zat itu
merupakan suatu materi yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali
materi (zat). Dengan berakar pada filsafat yunani kuno dan semakin diterimanya
materialisme ini dii abad ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam
bentuk materialisme dialektis karl marx. Meskipun demikian, masih saja ada
sainitis diabad modern yang mendukungnya. Di antaranya Stephen Hawking,
seseorang ilmuwanyang kepintaranya disejajarkan dengan Albert Einstein, dia
berkata bahwa tidak ada tempat untuk tuhan bagi teori penciptaan alam semesta
(there is no for God in theories on the creation of the Universe). Menurutnya ada
hukum gravitasi yang bisa diciptakan sendiri oleh alam dari ketiadaan.
Tetapi Stephen Hawking sendiri tidak menjelaskan siapa yang
menggerakan alam itu sendiri kepada terbentuknya suatu hukum seperti gravitasi
2
yang kemudian menjadi sebab terbentuknya alam semsesta. Demikianlah hasil
pemikiran (sainitis) yang hanya menggunakan kekuatan (daya) pikiran saja,
sehingga tidak mampu menjangkau alam diluar materi (alam ghaib) yang bisa
dijangkau oleh kekuatan rasa (keyakinan).

B. Proses Kejadian Alam Semesta

Allah Berfirman didalam kitab suci Alquran :

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak


melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.
(QS. Al-Mulk : 3)

Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali


kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun
dalam keadaan payah. (QS. Al-Mulk : 4)
Dengan kekuasaan yang dimilikiNya, Allah Swt menciptakan alam
semesta ini melalui tata susunan yang penuh ke- teraturan baik dari sudut pandang
aspek biologi, fisika, kimia, geologi, serta semua kaidah sains. Alquran juga telah
menggambarkan bahwa alam semesta ini laksana sebuah kita yang disusun oleh
satu wujud yang Maha Arif, dimana setiap baris dan katanyamerupakan tanda
kearifan dari penulisnya.
George politzer dalam bukunya Principles Fundamentaux de Philosophia
dimana dalam bukunya ia mengatakan bahwa alam semesta bukanlah sesuatu

3
yang diciptakan. Sebab jika alam diciptakan maka sudah pasti diciptakan oleh
Tuhan denga seketika dan dari ketiadaan.pandangan kaum materialis tersebut
tentu saha berseberangan dengan Islam, karena didalam Alquran disebutkan ayat
yang membahas penciptaan tentang alam ini sebagaimana firman Allah Swt :

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang


menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah:
"Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika
Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu
itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi
rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah:
"Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang
berserah diri. . (QS. Az-Zumar : 38)

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya
Kami benar-benar berkuasa. (QS. Adz-dzariyat : 38)

Kata musi un dalam ayat diatas juga bias berarti meluaskan. Harun Yahya
menyatakan, mengembangkannya alam semesta berarti jika alam semesta dapat
bergerak mundur ke masa lampau maka ia akan terbukti berasal dari satu titik
tunggal. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume
ini. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hydrogen-helium
dialam semesta bersesuian dengan perhitungan teoritis kensentrasi hydrogen-
helium sisa peninggalan peristiwa big bang. Alquran sangat jelas menerangkan
bahwa awalnya langit merupakan kumpulan asap dan lari asap tersebut
4
terbentuklah benda – benda langit seperti bintang – bintang galaksi dan
sebagainya. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dibawah ini :

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".(QS. Fushshilat : 11)

Jika ada ilmuwan yang berpendapat bahwa alam semseta ini tanpa awal
dan akhir, yang berarti ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan dan
terus ada selamanya (abadi) serta tidak akan berubah, maka kita melihat apa yang
ada disekitar kita.
Disekitar rumah yang kita tempati dengan segala perabotanya, makanan
yang kita makan, pakaian, sepatu dan kendaraan yang kita pakai, gedung-gedung
tinggi yang ada di ibukota tidak ada dengan sendirinya dan tidak muncul dengan
tiba-tiba. Semuanya ada yang menjadikanya dan ada asal usulnya. Tembok-
tembok rumah, gedung misalnya, ia tersusun dari batu bata dan semen yang
terbuat dari kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh dari tanah. Besi kawat dan
paku yang turut memperkokoh rumah/gedung juga berasal dari tanah. Pertanyaan
berikutnya adalah “dari mana asal tanah ini, bumi tempat kita berpijak?” pasti
bumi ini ada asal usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan juga tidak jadi secara
tiba-tiba.
Jika kita tilik lebih jauh lagi, tidak hanya asal usul planet bumi saja, tetapi
alam semesta ini, ternyata alam semesta ini termasuk planet bumi, ada asal
usulnya. Temuan-temuab ilmiah di abad ke-20 dan memasuki abad ke-21, yang
dilakukan oleh para pemikir terkemuka dunia, melalui berbagai percobaan,
pengamatan dan perhitungan, fisika modern telah menemukan bahwa alam
semesta telah memiliki permulaan.bahwa ia muncul dari ketiadaan pada sebuah

5
momen ledakan akbar, yakni ledakan yang teramat besar. Sebaiknya alam semesta
selalu mengalami pergerakan, perubahan, dan pengembangan. Fakta-fakta yang
baru ditemukan ini memukau peti mati teori alam semesta sainitis. Sekarang fakta
ini telah diterima oleh masyarakat ilmiah.

C. Alam Semesta Beredar Menurut Peredarannya Masing - masing

Segala sesuatu ciptaan Allah diawali dengan ketiadaan kemudian baru ada.

Dari ketiadaan itu menjadi ada diawali deengan masa awal. Dan kemudian sifat alam

ini tidak kekal, Karena itu mempunyai masa akhir. Masa awal sesuatu diawali pada

saat keberadaannya. Sedangkan masa akhirnya pada saat ketidakadaannya.

Sebagaimana firman Allh Swt yang berbunyi :

Semua yang ada di bumi itu akan binasa..(QS. Ar-rahman : 26)

Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan


kemuliaan. .QS. Ar-rahman : 27)
Allah Swt menciptakan alam semesta dalam keadaan seimbang, sehingga
kelangsungan hidup dan berbagai proses di alam bisa berjalan dengan baik dan
harmonis. Berdasarkan penelitian para ilmuan, semua proses yang terjadi didunia
ini berjalan secara seimbang, baik yang menyangkut makhluk hidup maupun
benda – benda mati. Dalam ilmu biolagi dikenal siklus rantai makanan yang
melibatkan produsen, konsumen dan pengurai. Jika siklus ini berjalan dengan baik
maka keseimbangan akan tercapai.
Akan tetapi, jika salah satu komponen dalam rantai makanan tersebut hilang
atau berkurang maka akan terjadi ketidak seimbangan yang akan mengakibatkan

6
gangguan di alam. Sebagai contoh, berkurangnya populasi ular disawah akan
mengakibatkan populasi tikus meningkat tajam sehingga merusak hasil pertanian.
Adapun scontoh proses keseimbangan lainnya yang terjadi di alam semesta yakni
seperti siklus air. Jumlah air yang menguap ke udara sama dengan jumlah air hujan
yang turun, sehingga jumlah air di bumi senantiasa tetap. Khusus dalam hal ini,
Allah Swt berfirman :

Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu
Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan
dikeluarkan (dari dalam kubur). (QS. Az-zukhruf : 11)
Adanya hokum alam juga membuktikan akan adanya yang mengatur alam,
yaitu Allah Swt. Ada beberapa hal yang dapat dilihat pada Alquran surat Yasiin
sebagai bagian dari hukum alam yaitu :

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,


baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari
apa yang tidak mereka ketahui. (QS. Yasiin: 36)

Miliaran bintang dan galaksi dialam semesta bergerak dalam keseimbangan


sempurna pada jalur-jalur yang sudah diciptakan oleh mereka. Bintang, planet dan
satelit tidak hanya berputar pada sumbu masing-masing, tetapi juga bergerak
bersama sistem sebagai bagian intergal. Terkadang galasi yang terdiri atas 200-300
miliar bintang bergerak, melewati jalur galaksi lain. Namun ajaibnya tidak terjadi
tubrukan yang merusak keteraturan jagad raya. Kejaiban ini wajib kita renungkan. (
Penemuan ilmiah abad ke-20 yang saling susul dibidang astrofisika biologi
membuktikan bahwa kehidupan dan alam semesta bermula dari penciptaan. Teori
Big Bang menunjukan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Beragam
penemuan telah mengungkapkan bahwa terdapat rancangan agung dan
“penyelarasan” (fine tuning) dalam dunia materi dan dengan demikian pernyataan
materialisme terbukti tidak berdasar. Dari kekuatan ledakan Big Bang hingga sifat
fisika atom, dari tingkat kekuatan empat jenis gaya dasar hingga proses kimiawi

7
bintang, dari jenis cahaya yabg dipancarkan matahari hingga tingkat keenceran air
dari jarak bumi kebulan hingga tingkat gas-gas dalam atmosfer, dari jarak bumi
kematahari hingga sudut kemiringan bumi terhadap bidang orbit dan dari perceptan
perputaran bumi terhadap sumbunya hingga peran laut dan penggunaan dibumi,
setiap detail kecil itu disesuaikan demi kehidupan kita. Saat ini dunia ilmiah
menggambarkan keadaan ini dengan konsep “prinsip antropik” (anttropic principle)
dan “penyelarasan” (fine tuning). Konsep ini merangkum kenyataan bahwa alam
semesta bukan lah sekumpulan zat yang tidak bertujuan, tidak terkendali, dan
terjadi secara kebetulan, melainkan memiliki kegunaan bagi kehidupan manusia dan
telah dirancang dengan ketelitian tertinggi.
Istilah fine-tuning yang mulai digunakan akhir abad ke-20, mewakili kebenran
yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut. Lebih dari seperempat abad terakhir,
sejumlah besar ilmuwan, intelektual, dan penulis telah menunjukan bahwa alam
semesta bukanlah kumpulan kebetukan belaka. Sebaliknya, jagad raya memeiliki
rabcangan dan keteraturan yang luar biasa yang disesuaikan secara ideal untuk
kehidupan manusia dalam setiap detailnya
Semua gerakan fisik di alam semesta berlangsung berkat interaksi dan
keseimbangan keempat gaya yang dikenali fisika modern sebagai gaya gravitasi,
gaya elektromagnetik, gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. Keempat gaya
tersebut memiliki besaran yang sangat berbeda. Michael Denton ahli biologi
molekuler terkenal, menjelaskan keseimbangan luar biasa diantara keempat gayya
tersebut sebagai berikut:
Jika gaya gravitasi, satu triliun lebih kuat, alam semesta akan jauh lebih kecil
dan sejarah hidupnya jauh lebih pendek. Jika grafitasi kurang kuat maka tidak ada
bintang atau gallaksi yang terbentuk. Hubungan dan besaran lainya tidak kurang
kritisnya. Jika gaya nuklir kuat, sedikit lebih lemah saja maka satu-satunya unsur
yang stabil adalah hidrogen. Tidak ada atom lain yang bisa terbentuk. Jika gaya
nuklir kuat sedikit lebih kuat dalam kaitanya dengan elektromagnetisme, maka yang
paling stabil di alam semesta hanyalah inti atom dengan dua proton yang berarti
tidak ada hidrogen dan kalaupun ada bintang atau galaksi yang terbentuk, mereka
sangat berbeda dari bentunya sekarang. Jelas sekali jika semua gaya dan konstanta
ini tidak mempunyai besaran tepat seperti adanya sekarang, maka tidak akan ada
bintang, supernova, planet, atom, dan kehidupan
8
Penyebaran benda-benda langit dan jarak yang begitu besar di antara mereka
yang sangat penting bagi keberadaan kehidupan dibumi. Jarak antara benda benda
langit telah ditetapkan melalui perhitungan yang begitu sesuai dengan aneka gaya
alam semesta sehingga mendukung kehidupan dibumi.

Gravitasi :
 Jika gravitasi lebih kuat, maka atmosfir bumi akan menahan terlalu banyak
ammonia dan metana yang merusak kehidupan.
 Jika gravitasi lebih lemah, maka atmosfir bumi terlalu banyak kehilangan air,
sehingga kehidupan tidak mungkin berlangsung.
Jarak Bumi dan Matahari :
 Jika lebih jauh, bumi menjadi sangat dingin, siklus air di atmosfir akan
terpengaruh, dan bumi memasuki Zaman es.
 Jika bumi lebih dekat dengan matahari, tumbuhan akan terbakar, siklus air di
atmosfer akan terganggu secara permanen, dan kehidupan tidak mungkin
berlangsung.
Ketebalan Kerak Bumi :
 Jika jarak lebih tebal, terlalu banyak oksigen berpindah dari atmosfir ke kerak.
 Jika lebih tipis, aktivitas vulkanik akan terlalu besar sehingga kehidupan tidak
mungkin berlangsung.
Kecepatan Rotasi Bumi :
 Jika rotasi lebih lambat, perbedaan temperatur siang dan malam terlalu besar.
 Jika lebih cepat, kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi dan topan badai
yang terbentuk tidak memungkinakan kehidupan berlangsung.
Medan Magnet Bumi :
 Jika lebih kuat, badai elektromagnetik yang sangat kuat akan timbul.
 Jika lebih lemah, bumi kehilangan perlindungan terhadap partikel-partiklel
yang dilepaskan matahari yang dikenal sebagai “angin surya”. Kedua situasi ini
tidak memungkinkan kehidupan berlangsung.
Efek Albedo (perbandingan Cahaya yang Dipantulkan Bumi) :
 Jika lebih besar, zaman es akan terjadi dengan cepat.

9
 Jika lebih kecil, efek rumah kaca akan menimbulkan pemanasan berlebihan.
Pada awalnya, bumi akan banjir oleh es yang mencair, dan kemudian terbakar.
Perbandingan Oksigen dan Nitrogen di Atmosfer :
 Jika lebih besar, fungsi-fungsi vital akan mengalami percepatan yang
membahayakan.
 Jika lebih kecil, fungsi-fungsi vital akan mengalami perlambatan yang
membahayakan.
Perbandingan Karbondioksida dan Uap Air dalam Atmosfer :
 Jika lebih besar, atmosfer akan lebih panas.
 Jika lebih kecil, temperatur atmosfer akan jatuh.
Ketebalan Lapisan Ozon :
 Jika lebih besar, temperatur bumi akan jatuh drastis.
 Jika lebih kecil, temperatur bumi terlalu tinggi dan tidak ada perlindungan
terhadap radiasi ultraviolet dari matahari.
Aktivitas Gempa :
 Jika lebih besar, terjadi bencana terus menerus bagi makhluk hidup.
 Jika lebih kecil, sumber makanan didasar laut tidak bisa menyebar di dalam air.
Akibatnya, kehidupan dilaut dan samudra serta seluruh makhluk hidup bumi akan
terancam.
Sudut Kemiringan Bumi :
sumbu bumi memiliki kemiringan 23 derajat terhadap bidang orbit. Sudut
kemiringan inilah yang memungkinkan terjadinya musim-musim. Jika sudut ini
llebih besar atau lebih kecil, perbedaan temperatur atara musim akan menjadi
ekstrem dengan musim panas yang terik tak tertahankan dan musim dingin yang
membekukan.
Ukuran Matahari :
Jika matahari lebih kecil, bumi akan membeku. Sebaliknya jika matahari lebih
besar, bumi akan terbakar.
Gaya Tarik antara Bumi dan Bulan :
 Jika lebih besar, gaya tarik bulan akan menimbulkan dampak serius terhadap
kondisi atmosfer bumi, kecepatan rotasi bumi, dan pasang surut laut.
 Jika lebih kecil, akan terjadi perubahan iklim secara ekstrem.

10
Jarak antara Bumi dan Bulan :
Jika lebih dekat, bulan alan jatuh kebumi. Jika lenih jauh, bulan akan
hilang di luar angkasa. Jika jarak keduanya sedikit lebih dekat saja, pengaruh bulan
terhadap pasang surut laut akan mencapai dimensi membahaykan. Ombak
lautanakan membanjiri daratan rendah. Pergesekan yang terjadi sebagai akibatnya
akan meningkatkan temperatur lautan dan keseimbangan temperatur yang penting
bagi kehidupan dilaut, dan kadar oksigen yang kita hirup pun berkurang.
Temperatur Bumi dan Kehidupan Berbasis Karbon :
Keberadaan karbon sebagai basis kehidupan bergantung kepada temperatur
dengan batasan tertentu. Karbon merupakan substansi utama untuk molekul-
molekul organik seperti asam amino, asam nukleat, dan protoein. Molekul-molekuk
organik inilah uang menjafi bahan dasar penyusun kehidupan.karena itu satu-
satunya kehidupan yang ada hanyalah yang berbasis karbon. Dan karenanya
temperatur tidak boleh lebih dari – 20 ̊ C dan tidak boleh lebih tinggi dari 120 ̊ C.
Itulah batasan-batasan temperatur di bumi. Batasan tenmperatur hanyalah salah sat
dari sekian banyak keseimbangan rawan yang penting bagi keberadaan dan
keberlangsungan kehidupan dibumui. Akan tetapi, hal ini saja tidak cukup untuk
membuktikan bahwa bumi jagad raya tidak mungkin muncul akibat sejumlah
peristiwa kebetulan. Konsep fine-tuning dan antropic principle yang mulai
digunakan dalam abad ke-20 merupakan bukti lebih tentang ciptaan Allah Swt, atas
alam semesta. Keselarasan dan perbandingan daalam penciptaan itu digambarkan
dengan ketetapan luar biasa 15 abad yang lalu di dalam Al-Qur’an sebagaimana
firman Allah Swt :

Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah


kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah
orang-orang yang sesat. (QS. Ali Imran: 90)

11
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap
dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara
mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang
sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak
memperoleh penolong. (QS. Ali Imran: 91)

BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Alam semesta ini tidak terbentuk dengan sendirinya ataupun terbentuk secara
kebetulan, melainkan melalui proses yang luar biasa yang tentunya diciptakan oleh
Allah Swt, melalui proses Big Bang, Keseimbangan yang dicapai dengan Big Bang;
pembentukan alam semesta yang seketika meruupakan bukti bahwa alam semesta
tidak muncul secara kebetulan. Serta manusia sebagai mahkluk ciptaan Allah Swt
harus terus menjaga demi kelangsungan hidup yang baik serta hidup yang selalu di
berkahi Allah Swt, dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini harusnya dapat
menjaga bumi ini.

B. SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiswa atau pembaca mampu
mengetahui pentingnya mempelajari tentamg Alam Semesta, Preses Kejadian Alam
Semesta agar kita mengetahui pembentukan alam semesta yang seketika
meruupakan bukti bahwa alam semesta tidak muncul secara kebetulan. Serta
manusia sebagai mahkluk ciptaan Allah Swt harus terus menjaga demi
kelangsungan hidup yang baik serta hidup yang selalu di berkahi Allah Swt.

Demikian makalah Alam Semesta ini dibuat. Semoga Allah SWT


memudahkan kita untuk terus dapat membaguskan bacaan al-quran kita agar dapat
terhindar dari bentuk-bentuk kesalahan.

12
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

1
United Islamic Cultural Centre Of Indonesia, Tajwid Qarabasy, (Jakarta Timur, 2005)
h.5.
2
Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2016), h. 6.
3
Moh. Wahyudi, lmu Tajwid Plus, (Surabaya: Halim Jaya, 2007), h. 3.
4
Kahiruddin Abhaka, Cara Mudah an praktis membaca-menulis huruf Alquran,
(Banjarmasin: Rahmat hafizh Al Mubaraq, 2010), h. 1.

13

Anda mungkin juga menyukai