ALAM SEMESTA
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Pengembangan studi alquran dan Al hadist Tarbawi “
Disusun oleh :
1. FITRIANA
2. NURIKA SANGIDATUL UMMAH
2. Pandangan Modern
Menurut Hubble bahwa alam semesta ini tidak statis, melainkan merupakan alam
yang dinamis, seperti model Friedman. Hubble melakukan observasi tentang alam
melalui teropong bintang terbesar di dunia, melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita,
yang menurut analisis terhadap spektrum cahayanya tampak menjauhi galaksi kita
dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi, yang terjauh bergerak
paling cepat meninggalkan kita.
Menurut Gamow, Alpher dan Robert Herman, bahwa terjadi ledakan yang maha
dahsyat yang melemparkan materi seluruh jagat raya ke semua arah, yang kemudian
membentuk bintang-bintang dan galaksi karena tidak mungkin materi seluruh alam itu
berkumpul di suatu tempat dalam ruang alam tanpa meremas diri dengan gaya
gravitasinya yang sangat kuat, sehingga volumenya menjauhi titik, maka disimpulkan
bahwa dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos terlempar dengan
kecepatan yang sangat tinggi keluar dari keberadaannya dalam volume yang sangat
kecil.
Sehingga menurut mereka alam semesta lahir dari sebuah singularitas dengan
keadaan ekstrem.
B. Alam Semesta dalam Perspektif Islam
Alam semesta menurut Islam adalah diciptakan pada suatu waktu dan akan
ditiadakan pada saat yang lain. Pandangan Einstein tentang alam semesta sangat
bertentangan dengan konsep alam menurut Al-Qur’an. Karena semula alam tiada tetapi
kemudian, sekitar 15 milyard tahun yang lalu, tercipta dari ketiadaan. Sedangkan
perbandingan konsepsi fisika tentang penciptaan alam dengan ajaran Al-Qur’an dapat
kita lihat dalam surat Al-Anbiya’ ayat 30 yang berbunyi:
Artinya : Dan tidaklah oarang-orang kafir itu mengetahui bahwa langit (ruang alam) dan
bumi (materi alam) itu dahulu sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya
itu. (Q.S. Al-Anbiya’ : 30).
C. Ayat-ayat yang Berhubungan dengan Alam Semesta
Di antara ayat-ayat yang dijadikan sebagai bukti otentik tentang penciptaan alam
semesta dalam Al-Qur’an yaitu:
1. Surat Al-Baqarah ayat 29
Bahwa Allah SWT setelah merici ayat-ayat-Nya tentang diri manusia dengan
mengingatkan awal kejadian, sampai kesudahannya dan menyebutkan bukti
keberadaan serta kekuasaan-Nya kepada Makhluk-Nya melalui apa yang mereka
saksikan sendiri pada diri mereka, kemudian Dia menyebutkan ayat-ayat-Nya atau bukti
lain yang ada di cakrawala melalui apa yang mereka saksikan, yaitu penciptaan langit
dan bumi, untuk menunjukkan kekuasaan-Nya yang meliputi segala-galanya dan
menunjukkan betapa banyak karunia-Nya kepada umat manusia dengan menjadikan
segala yang di bumi sebagai bekal dan persediaan untuk dimanfaatkan. Untuk itu Allah
SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
Penjelasan
Menurut Syekh Ahmad Musthofa Al-Maraghi makna ayat: 2
(Dialah Tuhan yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu) yaitu :
Dalam memanfaatkan benda-benda di bumi ini dapat ditempuh melalui salah
satu dari dua cara, yaitu:
1. Memanfaatkan benda-benda itu dalam kehidupan jasadi untuk memberikan potensi
pada tubuh atau kepuasan padanya dalam kehidupan duniawi.
2. Dengan memikirkan dan memperhatikan benda-benda yang tidak dapat diraih oleh
tangan secara langsung, untuk digunakan sebagai bukti tentang kekuasaan
penciptanya dan dijadikan santapan rohani.
3. Dengan ayat ini kita mengetahui bahwa pada dasarnya memanfaatkan segala
benda di bumi ini dibolehkan. Tidak seorangpun mempunyai hak mengharamkan
sesuatu yang telah dihalalkan oleh Allah kecuali dengan izin-Nya sebagaimana telah
difirmankan pada ayat 10 surat Yunus.
(kemudian Dia menuju langit) yaitu: Kata samaa artinya sesuatu yang jauh berada di
atas kepala kita. Dan kata Istawaa berarti langsung menuju tujuan tanpa
kecenderungan mengerjakan sesuatu yang lain di tengah-tengah menciptakannya.
(lalu menciptakan tujuh langit) yaitu: Maksud dari ayat tersebut, Allah menyempurnakan
penciptaan langit hingga menjadi tujuh langit.
Menurut Quraisy Shihab makna ayat :3
Makna yaitu: Kata Istawaa pada mulanya berarti tegak lurus, tidak
bengkok. Selanjutnya kata itu dipahami secara majazi dalam arti menuju ke sesuatu
dengan cepat dan penuh takad bagaikan yang berjalan tegak lurus tidak menoleh ke kiri
dan ke kanan.
ماءBBBتوى إلى السBBB اسyaitu: Kehendak Allah untuk mewujudkan sesuatu seakan-akan
kehendak tersebut serupa dengan seseorang yang menuju ke sesuatu untuk
mewujudkannya dalam bentuk seagung dan sebaik mungkin.
واهنBB فسyaitu:Bahwa langit itu dijadikanNya dalam bentuk sebaik mungkin, tanpa
sedikit aib/kekurangan apapun. Seperti dalam surat al-Mulk ayat 03.
Menurut Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasqy makna ayat:4
ماءBBBتوى إلى السBBB( ثم اسkemudian Dia menuju langit) yaitu: Summa dalam ayat ini
menunjukkan ‘ataf khabar kepada khabar, bukan ‘ataf fi’il kepada fi’il yang lain. Istawaa
ilas samaa yaitu berkehendak atau bertujuan ke langit. Makna lafadz ini mengandung
pengertian kedua lafadz tersebut, yakni berkehendak dan bertujuan, karena ia
dimuta’addi-kan denagn memakai huruf ila.
Di dalam ayat Fushilat terkandung dalil yang menunjukkan bahwa Allah SWT memulai
ciptaan-Nya dengan menciptakan Bumi, kemudian menciptakan tujuh lapis langit.
Memang demikianlah cara membangun sesuatu, yaitu dimulai dari bagian bawah,
setelah itu baru bagian atasnya. Makna ayat ini juga diterangkan dalam surat an-
Naazi’aat 27-33:5
Apakah kalian yang lebih sulit penciptaannya atau langit? Allah telah
membinanya. Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya, dan Dia
menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan
bumi sesudah dihamparkan-Nya. Ia memancarkan darinya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya
dengan teguh, (semua itu) untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang
ternak kalian.
Menurut Ali Ibnu Abu Talhah, dari Ibnu abbas, bahwa As-Daha
(Penghamparan),dilakukan sesudah penciptaan langit dan bumi. As-Saddi telah
mengatakan di dalam kitab tafsirnya, dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas,
juga dari Murrah, dari Ibnu Mas’ud, serta dari sejumlah sahabat sehubungan dengan
makna surat al-Baqarah ayat 29. bahwa Arasy Allah SWT berada di atas air, ketika itu
Allah belum menciptakan makhluk, maka Dia mengeluarkan asap dari air tersebut, lalu
asap (agar) tersebut membumbung di atas air hingga letaknya berada di atas air,
dinamakanlah sama (langit).
Kemudian air dikeringkan, lalu Dia menjadikannya bumi yang menyatu. Setelah
itu bumi dipisahkan-Nya dan dijadikan-Nya tujuh lapis dalam 2 hari, yaitu Ahad dan
Senin. Allah menciptakan bumi di atas ikan besar, dan ikan besar inilah yang
disebutkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Qolam ayat 1 :
Sedangkan ikan besar (nun) berada di dalam air. Air berada di atas permukaan
batu yang licin, sedangkan batu yang licin berada di atas punggung malaikat. Malaikat
berada di atas batu besar, dan batu besar berada di atas angin. Batu besar inilah yang
disebut oleh Luqman bahwa ia bukan berada di langit dan juga di bumi.
Kemudian ikan besar itu bergerak, maka terjadilah gempa di bumi, lalu Allah
memancangkan gunung-gunung di atasnya hingga bumi menjadi tenang, gunung-
gunung itu berdiri dengan kokohnya di atas bumi. Berdasarkan firman Allah dalam surat
al-Anbiya’ : 31:
Bahwa asap itu merupakan uap dari air tadi. Kemudian asap dijadikan langit
tujuh lapis dalam dua hari, yaitu hari Kamis dan Jum’at. Sesungguhnya hari Jum’at
dinamakan demikian karena pada hari itu diciptakan langit dan bumi secara bersamaan.
Setelah Allah menyelesaikan penciptaan apa yang Dia sukai, lalu Dia menuju
Arasy, sebagaimana dalam firman-Nya surat al-Hadid ayat 4 yaitu :
Dia menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia berkuasa di
atas Arasy.
Ibnu Jaris mengatakan. Telah menceritakan kepadanya Al-Musanna, telah
menceritakan kepada kami Abdullah Ibnu Saleh, telah menceritakan kepadaku Abu
Ma’syar, dari Sa’id Ibnu Abu Sa’id, dari Abdullah Ibnu Salam yang mengatakan bahwa
sesungguhnya Allah memulai penciptaan makhluk-Nya pada hari Ahad, menciptakan
berlapis-lapis bumi pada hari Ahad dan Senin, menciptakan berbagai makanan dan
gunung pada hari Selasa dan Rabu, lalu menciptakan langit pada hari Kamis dan
Jum’at. Hal itu selesai di akhir hari Jum’at yang pada hari itu juga Allah menciptakan
Adam dengan tergesa-gesa. Pada saat itulah kelak hari qiamat akan terjadi
Menurut Sayyid Quthb makna surat al-Baqarah ayat 29 yaitu Banyak sekali
uraian para Mufassir dan Teolog tentang penciptaan langit dan bumi, mereka berbicara
tentang apa yang ada sebelum penciptaan dan sesudahnya dan juga tentang istawaa.
Mereka lupa bahwa sebelum dan sesudah adalah dua istilah yang digunakan manusia
dan keduanya itu tidak menyentuh sisi Allah dan istawaa adalah istilah kebahasaan
yang disini hanya menggambarkan bagi manusia (makhluk terbatas ini), suatu
substansi yang tidak terbatas.
Pesan dari ayat ini adalah bumi diciptakan untuk manusia, dimana Allah
menciptakan bumi agar manusia berperan sebagai khalifah, berperan aktif dan utama
dalam peristiwa-peristiwa serta pengembangannya. Dia adalah pengelola bumi dan
pemilik alat, bukan dikelola oleh bumi dan menjadi hamba yang diatur atau dikuasai
oleh alat. Tidak juga tunduk pada perubahan dan perkembangan yang dilahirkan oleh
alat-alat, sebagaimana diduga bahkan dinyatakan oleh paham materialisme.
Informasi Allah ini bertujuan mengecam orang-orang kafir yang
mempersekutukan Allah, padahal Dia adalah pencipta yang menguasai alam raya ,yang
menghamparkan bumi manusia dan menyerasikan langit agar kehidupan di dunia
menjadi nyaman. Semua iti tidak ada tempatnya untuk dibahas karena keterbatasan
akal manusia, sekaligus karena membahasnya dan mengetahuinya sekalipun tidak
berkaitan dengan tujuan penciptaan manusia dan sebagai hamba Allah dan khalifah di
dunia. Demikianlah segmen surat ini, semuanya difokuskan pada masalah keimanan,
dan seruan untuk memilih rombongan konvoi orang-orang yang beriman dan bertaqwa.
2. Surat Al-Mulk ayat 1-4
Yaitu surat yang menunjukkan tentang seluruh kerajaan (kekuasaan) ada dalam tangan
Allah. Surat al-Mulk ayat 1 berbunyi :
Penjelasan
Menurut Prof. Dr. Hamka makna ayat:7
Demikianlah bahwa Tuhan Maha Kuasa dan Menentukan. Sehingga hidup dan
mati manusia, musibah atau keselamatan itu adalah pertemuan di antara ketentuan
dengan ketentuan, baik yang kecil maupun besar ataupun yang diketahui manusia
maupun sebaliknya. Namun seluruh keadaan dalam alam ini tidaklah ada yang terlepas
dari ketentuan yang telah ditentukan Tuhan, yang kadang-kadang disebut juga hukum
sebab akibat.
Surat Al-Mulk ayat 2 berbunyi:
Penjelasan
Menurut prof. Dr. Hamka makna ayat:8
Penjelasan
Menurut Sayyid Quthb makna ayat :
Penjelasan
Menurut Prof.Dr. Hamka makna ayat :10
Makna yaitu: Maha mulia dan luhur Allah yang maha tinggi dan
maha besar, yang melimpahkan kepada makhluknya bermacam-macam
kebaikan .Yang mankerajaan langit dan bumi dalam genggaaman kekuasaan dan
berbuat sesuatu sekehendakNya. Ibnu Abbas berkata: DitanganNyalah segala
kerajaan, Dia memulyakan dan menghinakan orang yang dikehendaki, menghidupkan
dan mematikan, menjadikan kaya dan fakir, serta memberi dan mencegah.
DAFTAR PUSTAKA