Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Maslahah

• Menurut Jalaluddin Abdurrahman, Maslahah ialah memelihara maksud hukum syara’ terhadap
berbagai kebaikan yang telah digariskan dan ditetapkan batasnya, bukan berdasarkan keinginan
dan hawa nafsu manusia belaka.

• Sedangkan, Imam Al-Ghazali, mendefinisikan maslahah sebagai berikut, “Maslahah itu pada
dasarnya adalah sesuatu yang mendatangkan manfaat atau terhindarnya dari sesuatu yang
dapat menimbulkan kemudharatan.

• Sedangkan, menurut Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip oleh Imam Abu Zahrah, bahwa yang
dimaksud maslahah yaitu pandangan mujtahid tentang perbuatan yang mengandung kebaikan
yang jelas dan bukan perbuatan yang berlawanan dengan hukum syara’.

Pembagian Maslahah

• Maslahah Mu’tabarah:

Al-Maslahah Mu’tabarah merupakan kemaslahatan yang mendapat dukungan oleh shara’ baik dalam
bentuk maupun jenisnya. Maslahah Mursalah:

Maslahah Mursalah berarti Kemaslahatan yang tidak disinggung oleh shara’ juga tidak pula terdapat
dalil-dalil yang diperintah untuk mengerjakan dan meninggalkan, namun apabila dikerjakan akan
mendatangkan kebaikan yang besar atau kemaslahatan.

Maslahah Mulghah:

Al-Maslahah al-Mulghah adalah kemaslahatan yang berlawanan dengan ketentuan nash atau hanya
dianggap baik oleh akal manusia saja, maksudnya maslahat yang tertolak karena ada dalil yang
menunjukkan bahwa ia bertentangan dengan ketentuan dalil yang jelas

Perbedaan Ulama akan Keabsahan Maslahah Mursalah sebagai Sumber Hukum

Beberapa pendapat para ulama yang dianggap paling kuat adalah sebagai berikut:

1. Al-Qadi dan beberapa ahli fiqh lainnya menolak kehujjahan maslahah al-mursalah menjadi
sumber hukum Islam dan menganggap sebagai sesuatu yang tidak ada dasarnya.

2. Imam Malik menganggapnya ada dan memakainya menjadi sumber hukum Islam secara mutlak.

3. Imam Asy-Syafai’I dan para pembesar golongan Hanafiyyah memakai maslahah al-mursalah
dalam permasalahan yang tidak dijumpai dasar hukumnya yang sahih. Namun mereka
mensyaratkan dasar hukum yang mendekati hukum yang sahih. Hal ini senada dengan pendapat
Al-Juwaini.

4. Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa bila kecocokannya itu ada dalam tahap/tingkatan atau
tazayyun (perbaikan), tidaklah dipakai sampai ada dalil yang lebih jelas. Beliau berkata, jangan
sampai para mujtahid menjauhi untuk melaksanakannya.
Revelensi Maslahah Mursalah dengan
Sumber Hukum Lainnya

• Menurut Imam al-Ghazali mengklasifikasikan istislah atau maslahah mursalah sejajar dengan
istihsan di antara metode penalaran yang mempunyai validitas tidak sama seperti yang dimiliki
qiyas.

• Namun menurut Imam Syafi’ menyatakan bahwa maslahah mursalah sama seperti dalam
pengertian qiyas, alasannya karena keduanya memiliki persamaan unsur-unsur, dan syarat
qiyas.

• Artinya, jika terjadi suatu peristiwa yang menuntut penyelesaian status hukumnya, pertama-
tama intelektual hukum Islam harus melacak dan mengidentifikasinya dalam nash (Alquran dan
Sunnah), jika ditemukan hukumnya maka diamalkan sesuai dengan ketentuan nash tersebut,
jika tidak maka diidentifikasi apakah ada ditemukan konsensus ulama tentang hal itu.

• Selanjutnya, jika konsensus ulama tidak ditemukan maka digunakan qiyas, dengan
menganalogikannya dengan peristiwa yang sejenis. Jika qiyas juga tidak mampu menyelesaikan
masalah maka diterapkan metode istihsan. Akhirnya, jika istihsan tidak bisa menyelesaikannya
maka digunakan maslahah mursalah.

Jenis-Jenis Maslahah Mursalah

Dilihat dari segi kekuatannya sebagai hujjah (tendensi) dalam menetapkan hukum, maslahah terbagi
menjadi tiga macam:

• Maslahah Daruriyat Maslahah Daruriyat merupakan kemaslahatan yang menduduki kebutuhan


primer. Kemaslahatan ini erat kaitannya dengan terpeliharanya unsur agama dan dunia.

• Maslahah Hajiyat Maslahah Hajiyat adalah kemaslahatan yang menduduki pada taraf
kebutuhan sekunder. Artinya suatu kebutuhan yang diperlukan oleh manusia agar terlepas dari
kesusahan yang akan menimpa mereka.

• Maslahah Tahsiniyat adalah kemaslahatan yang menempati pada posisi kebutugan tersier yang
dengan memenuhinya dapat menjadikan kehidupan manusia terhindar dan bebas dari keadaan
yang tidak terpuji.

Syarat Maslahah Mursalah

• Hendaknya maslahah al-mursalah digunakan pada suatu obyek kebenaran yang nyata, tidak
kepada obyek yang kebenarannya hanya dalam dugaan.

• Hendaknya maslahah al-mursalah digunakan pada obyek yang bersifat universal bukan pada
obyek yang bersifat individual/khusus.

• Hendaknya tidak bertentangan dengan hukum syara’ yang sudah ditetapkan lleh Nash atau
Ijma’.
Contoh Maslahah Mursalah sebagai Sumber Hukum dalam Ekonomi

Adapun beberapa contoh penggunaan maslahah mursalah dalam perekonomian sebagai berikut:

1. Pendirian lembaga keuangan syariah/bank

2. Kolateral pada pembiayaan mudharabah

3. Investasi harga

4. Larangan Dumping

5. Kartel dan Monopoli

6. Spekulasi Valas

7. Penerapan reveneu sharing pada bagi hasil

8. Kartu kredit syariah

Anda mungkin juga menyukai