1. Al-Qadi dan beberapa ahli fiqh lainnya menolak kehujjahan maslahah al-mursalah
menjadi sumber hukum Islam dan menganggap sebagai sesuatu yang tidak ada
dasarnya.
2. Imam Malik menganggapnya ada dan memakainya menjadi sumber hukum Islam
secara mutlak.
3. Imam Asy-Syafai’I dan para pembesar golongan Hanafiyyah memakai maslahah al-
mursalah dalam permasalahan yang tidak dijumpai dasar hukumnya yang sahih.
Namun mereka mensyaratkan dasar hukum yang mendekati hukum yang sahih.
4. Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa bila kecocokannya itu ada dalam
tahap/tingkatan atau tazayyun (perbaikan), tidaklah dipakai sampai ada dalil yang
lebih jelas. Adapun bila neraca pada martabat penting maka boleh memakainya,
tetapi harus memenuhi beberapa syarat.
Adapun dalil tentang ke-hujjah-an maslahah al-mursalah adalah sebagai berikut
1. Kehidupan manusia akan terus berkembang, kemaslahatan manusia akan
terus berubah dan bertambah, jika tidak ada ketentuan hukum yang
menjelaskan tentang status semua kemaslahatan itu, maka manusia akan
merasa kesulitan. Menyulitkan manusia itu bertentangan dengan tujuan
Syari’ah yaitu untuk menjaga dan mewujudkan kemaslahatan manusia.
2. Sesungguhnya sudah banyak orang yang menggunakan maslahah mursalah,
yakni dari para Sahabat, para Tabi’in dan para mujtahid. Mereka menggunakan
maslahah mursalah untuk kebenaran yang dibutuhkan, seperti Sahabat Abu
Bakar mengumpulkan mushaf-mushaf lalu dibukukan menjadi Al-Qur’an.
Aplikasi Maslahah Mursalah di Zaman Kontemporer
Di zaman sekarang ini kita akan menghadapi kesulitan menemukan dalil
Nash atau petunjuk syara’ untuk mendudukkan hukum dari kasus yang muncul.
Untuk kasus tertentu kemungkinan kita akan kesulitan untuk menggunakan
metode Qiyas dalam menetapkan hukumnya karena tidak dapat ditemukan
padanannya dalam Nash (Alquran dan Sunnah) atau ijma' ulama, sebab jarak
waktunya begitu jauh. Selain itu mungkin ada beberapa persyaratan Qiyas yang
sulit terpenuhi.
Dalam kondisi demikian, kita akan berhadapan dengan beberapa kasus yang
secara rasional dapat dinilai baik buruknya untuk menetapkan hukumnya, tetapi
sulit menemukan dukungan hukumnya dari Nash. Dalam upaya untuk mencari
solusi agar seluruh tindak-tanduk umat Islam dapat ditempatkan dalam tatanan
hukum agama, Maslahah Mursalah itu dapat dijadikan salah satu alternatif
sebagai dasar dalam berjihad untuk mengurangi atau menghilangkan
kekhawatiran akan tergelincir pada sikap semaunya dan sekehendak nafsu, maka
dalam berjihad dengan menggunakan masalah Mursalah itu sebaiknya dilakukan
secara bersama-sama
BERPIKIRLAH POSITIF.
TIDAK PEDULI SEBERAPA KERAS
KEHIDUPANMU.
-ALI BIN ABI THALIB