Anda di halaman 1dari 3

Maslahah Mursalah merupakan istilah yang terdiri dari dua kata,

yakni Maslahah dan Mursalah. Seperti dikutip dari laman Kemenag,


Masalahah merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab yang
berarti sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Sedangkan, istilah
mursalah berasal dari bahasa Arab yang berarti terlepas atau bebas.

Secara terminologi, Masalahah Mursalah adalah prinsip


kemaslahatan yang dipergunakan untuk menetapkan suatu hukum
Islam. Selain itu dapat dipahami pula bahwa Maslahah Mursalah
adalah perbuatan yang mengandung nilai maslahat atau bermanfaat
dan menolak atau mencegah kerusakan.

Untuk lebih memahami apa itu Maslahah Mursalah, berikut adalah


pendapat dari para ulama:

1. Al-Ghazali dalam kitab al-Mustasyfā merumuskan Maslahah


Mursalah adalah apa-apa (maslahah) yang tidak ada bukti baginya
dari syara’ dalam bentuk nash tertentu yang membatalkannya dan
tidak ada yang memperhatikannya.

2. Asy-Syaukani dalam kitab Irsyād al-Fuhūl yang memberikan


definisi Maslahah Mursalah adalah maslahah yang tidak diketahui
apakah syari’ menolaknya atau memperhitungkannya.

3. Ibnu Qudaima dari ulama Hambali memberikan definisi Maslahah


Mursalah adalah maslahat yang tidak ada bukti petunjuk tertentu
yang membatalkannya dan tidak pula yang memperhatikannya.

4. Yusuf Hamid al-‘Alim memberikan rumusan definisi Maslahah


Mursalah adalah sesuatu yang tidak ada petunjuk syara’ tidak untuk
membatalkannya, juga tidak untuk memperhatikannya.

5. Abdul Wahab al-Khallaf memberi rumusan definisi Maslahah


Mursalah adalah maslahat yang tidak ada dalil syara’ datang untuk
mengakuinya atau menolaknya.

6. Muhammad Abu Zahra memberi definisi yang hampir sama


dengan rumusan Jalal al-Din bahwa definisi Maslahah Mursalah
adalah Maslahat yang selaras dengan tujuan syariat Islam dan
petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pembuktian atau
penolakannya.
7. Imam Malik sebagaimana dinukilkan oleh Imam Syatibi dalam
kitab al-I’tishām mendefinisikan Maslahah Mursalah adalah suatu
maslahat yang sesuai dengan tujuan, prinsip, dan dalil-dalil syara’,
yang berfungsi untuk menghilangkan kesempitan, baik yang bersifat
dhārurīyah (primer) maupun hajjīyah (sekunder).

Dari sejumlah penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa


Maslahah Mursalah adalah sebagai berikut:

a. Maslahah Mursalah adalah sesuatu yang baik menurut akal


dengan pertimbangan dapat mewujudkan kebaikan atau
menghindarkan keburukan bagi manusia;

b. Apa yang baik menurut akal itu, juga selaras dan sejalan dengan
tujuan syara’ dalam menetapkan hukum;

c. Apa yang baik menurut akal dan selaras pula dengan tujuan syara’
tersebut tidak ada petunjuk syara’ secara khusus yang menolaknya,
juga tidak ada petunjuk syara’ yang mengakuinya.

Kata ‘urf secara etimologi berarti sesuatu yang dipandang baik. 1 Sedangkan secara
terminologi, seperti dikemukakan Abdul Karim Zaidan, istilah ‘urf berarti sesuatu
yang tidak asing lagi bagi satu masyarakat karena telah menjadi kebiasaan dan
menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perbuatan ataupun perkataan. 2
‘urf adalah keadaan yang sudah tetap dalam diri manusia, dibenarkan oleh akal
dan diterima pula oleh tabiat yang sehat. Definisi ini menjelaskan bahwa
perkataan dan perbuatan yang jarang dilakukan dan belum dibiasakan oleh
sekelompok manusia, tidak dapat disebut sebagai ‘urf. Begitu juga hal-hal yang
sudah menjadi kebiasaan, namun ia bersumber dari nafsu dan syahwat, seperti
minum khamar dan seks bebas, yang sudah menjadi sebuah tradisi sekelompok
masyarakat, tidak bisa dikategorikan sebagai ‘urf. Artinya, ‘urf bukanlah suatu
kebiasaan yang menyimpang dari norma dan aturan. Sedangkan ma’na ‘urf
menurut Dr. H. Rahmad Dahlan adalah seseuatu yang menjadi kebiasaan manusia,
dan mereka mengikutinya dalam bentuk setiap perbuatan yang populer diantara
mereka ataupun

suatu kata yang biasa mereka kenal dengan pengertian tertentu, bukan dalam
pengertian etimologi, dan ketika mendengar kata itu, mereka tidak memahaminya
dalam pengertian lain. Secara umum, adat dapat dipahami sebagai tradisi lokal
yang mengatur tentang interaksi masyarakat. Dalam ensiklopedi disebutkan
bahwa adat adalah “kebiasaan” atau “tradisi” masyarakat yang telah dilakukan
berulang kali secara turun temurun. 3 Dengan demikian, ‘urf itu mencakup sikap
saling pengertian diantara manusia atas perbedaan tingkatan diantara mereka,
baik keumumannya ataupun kekhususannya. Maka ‘urf berbeda dengan ijma’
karena ijma’ merupakan tradisi dari kesepakan mujtahid secara khusus. 4 Dalam
disiplin ilmu fikih ada dua kata yang serupa yaitu ‘urf dan adat. Kedua kata ini
perbedaanya adalah adat di definisikan sebagai suatu perbuatan yang dikerjakan
secara berulang-ulang tanpa hubungan yang rasional. Perbuatan tersebut
menyangkut perbuatan pribadi, seperti kebiasaan seseorang makan tidur.
Kemudian ´urf di definisikan sebagai kebiasaan mayoritas umat baik dalam
perkataan maupun perbuatan. 5
Pengertian Madzhab Sahabat sendiri secara etimologi yaitu kata madzhab
merupakan sighat isim makan dari fi’il madli zahaba yang artinya pergi. Oleh karena
itu,mazhab artinya : tempat pergi atau jalan. Kata-kata yang semakna ialah :maslak,
thariiqah dan sabiil yang kesemuanya berarti jalan atau cara.
Sesuatu disebut mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan itu adalah ciri khasnya.
Menurut para ulama dan ahli agama, yang disebut mazhab adalah metode
yang
dikembangkan setelah pertimbangan dan penelitian yang cermat.madzhab
shahabi
adalah jalan yang ditempuh para sahabat.
Madzhab Shahabi yang juga disebut Qaul Sahabat Merupakan pendapat-pendapat
Shahabat dalam masalah-masalah Ijtihad. Dengan kata lain Qaul Sahabatialah
pendapat
para Sahabat tentang suatu kasus yang dinukil oleh para Ulama, baik berupa fatwa
maupun ketetapan hukum, yang tidak dijelaskan dalam ayat atau hadits.
Ada yang menyebutkan dengan fatwa shahabi. Hampir semua literatur yang
membahas madzhab shahabi menempatkan pada pembahasan tentang dalil syara’ yang
diperselisihkan. Bahkan ada yang memasukkanya pada pembahasan tentang dalil syara’
yang ditolak seperti yang dilakukan imam Asnawi dalam kitabnya Syarh Minhaj al-
Ushul. Hal ini menunjuukkan bahwa madzhab shahabi itu berbeda dengan ijma’
shahabi
yang menempati kedudukan yang tinggi dalam dalil syara’ karena
kehujjahannya
diterima semua pihak, meskipun di kalangan sebagian kecil ulama ada yang menolak
1
kehujjahan ijma’ secara umum.
Sedangkan Pengertian sahabat Rasulullah, seperti dikemukakan oleh Muhammad
Ajjaj al-Khatib ahli hadis berkebangsaan Syiria, dalam karyanya Ushul al-
Hadist
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sahabat adalah setiap orang muslim yang
hidup bergaul dengan Rasulullah dalam waktu yang cukup lama serta menimba ilmu
langsung dari Rasulullah. Seperti Umar ibn Khattab, ‘Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin
Tsabit, Abdullah bin Umar bin Khattab, Aisyah, dan ‘Ali bin Abi Thalib. Mereka ini
merupakan para sahabat yang banyak berfatwa tentang hukum islam

Anda mungkin juga menyukai