Nur Asiah
UIN Alauddin Makassar Dpk Universitas Hasanuddin
Email: asiah.amin76@gmail.com
Abstract: In essence, all the laws that have been established by God Almighty it
has benefits because all legal aspects either the command or prohibition provides
benefits in human beings. However, when humans find a problem that does not
have sharih argument,then benefit consideration and prevention of damages
becomes urgent in law enforcement.In its application as evidence, scholars are
divided into two groups: first, scholars who received istishlah as evidence under
the condition that the beneficiaries is essential and it is not the alleged
beneficiaries, it is general, personal, and it is not contrary to the arguments of
syara’.Secondly, scholars who deny the application of istishlah as evidence in
establishing Islamic law.
Abstrak: Pada hakikatnya, semua hukum yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
itu mengandung maslahat, karena seluruh aspek hukum baik itu perintah maupun
larangan memberikan manfaat pada diri manusia. Akan tetapi ketika manusia
terbentur pada suatu masalah yang tidak terdapat dalil sharihnya maka
pertimbangan kemaslahatan dan pencegahan terhadap kemudharatan kemudian
menjadi hal yang urgen dalam penetapan hukum. Akan tetapi dalam aplikasinya
sebagai hujjah, ulama terbagi menjadi dua golongan: pertama, ulama yang
menerima istishlah sebagai hujjah dengan ketentuan yakni maslahat itu adalah
maslahat hakiki dan bukan dugaan, bersifat umum dan bukan pribadi dan tidak
bertentangan dengan dalil syara’. Kedua, ulama yang menolak aplikasi istishlah
sebagai hujjah di dalam penetapan hukum Islam.
atas, masih banyak rumusan lainnya Khalifah Abu bakar yang tidak
tentang mashlahah mursalah, tetapi dilakukan pada masa Nabi.
mengingat pengertiannya hampir sama, Alasan yang mendorong sahabat
maka tidak perlu disebutkan semua. semata-mata karena mashlahat,
Sebab meskipun berbeda, namun yaitu untuk menjaganya dari
perbedaannya itu tidak sampai kepunahan dan oleh karena
membawa perbedaan hakikatnya. banyaknya huffadz yang gugur
Dari beberapa definisi di atas dalam perang
dapat dipahami bahwa mashlahah 2. Kebijakan Khalifah Umar bin
mursalah atau istishlah adalah cara Khattab kepada para pegawai
menetapkan hukum terhadap suatu negeri untuk memisahkan harta
peristiwa yang tidak terdapat dalil kekayaan pribadinya dengan
syara’ yang bersifat melegitimasi atau harta yang di dapat dari
menolaknya dengan pertimbangan kekuasaannya agar mereka dapat
dapat mewujudkan kemaslahatan atau konsentrasi dalam pelaksanaan
menghindarkan keburukan bagi tugasnya dan tercegah dari
manusia dengan tetap selaras dan tindakan manipulasi dan korupsi.
sejalan dengan maqashid al-syari’. 3. Pentadwinan Al-Qur’an menjadi
Pada dasarnya pembentukan satu mushaf dan penyeragaman
hukum itu bertujuan untuk merealisir qira’ah pada masa Khalifah
kemaslahatan manusia yakni menarik Utsman bin Affan.
manfaat, menghilangkan kesusahan dan 4. Penetapan hukum bakar terhadap
menolak kemudharatan. Kemaslahatan kelompok Syi’ah Rafidhah pada
itu sendiri tidak terbatas jumlahnya dan masa Ali bin Abi Thalib.
tidak terhingga jenisnya. Ia senantiasa
bertambah dan berkembang mengikuti B. Kehujjahan Istishlah
situasi dan kondisi masyarakat. Mengenai kehujjahan istishlah,
Penetapan suatu hukum adakalanya terdapat perbedaan di kalangan ulama
memberi manfaat kepada suatu dalam hal boleh atau tidaknya
masyarakat pada masa tertentu, tetapi menggunakan mashlahah dalam
pada masa lain kemaslahatan tersebut menanggulangi suatu persoalan.
dianggap sudah tidak cocok lagi. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
Adapun kemaslahatan yang 1. Imam Malik dan Imam Ahmad
sangat diperlukan oleh masyarakat dan serta para pengikut mazhabnya,
muncul setelah selesainya wahyu mereka berpendapat bahwa
diturunkan dan tidak ada dalil yang istishlah adalah salah satu
memerintahkan agar diperhatikan atau metode yang diakui oleh syariat
tidak, inilah yang disebut dengan untuk menetapkan hukum yang
istishlah. tidak ada nashnya. Dan
Di antara contoh penerapannya mashlahah yang dianggap sah
adalah praktek-praktek para sahabat untuk ditentukan menjadi hukum
dalam berbagai hal karena adanya syar’i adalah mashlahat yang
alasan maslahat secara mutlak, bukan
tidak mempunyai ketentuan
karena adanya dalil yang menunjukkan syara’. Ulama Malikiyah dan
hukum hal tersebut seperti: Hanabilah menerima bahkan
1. Penulisan mushaf pada masa menerapkan istishlah sebagai
152 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor 2, Desember 2016: 147 - 160
14
Muhammad Abu Zahrah, op. cit., h.
427.
15
Abd. Wahab Khallaf, 1972, op. cit.
16
Amir Syarifuddin, op. cit., h. 342.
DAFTAR PUSTAKA