Disusun
Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritikan dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan Pembahsan...............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
Maslahah..............................................................................................................3
MURSALAH.......................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................15
PEMBAHASAN....................................................................................................15
Kesimpulan.........................................................................................................15
Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
sumber aturan umat Islam yang berlaku di segala tempat dan waktu.
Universalitas al-Qur’an dan sunnah diyakini dan dipandang sangat ideal dalam
akhirat nanti.
itu secara faktual terus berkembang menuju bentuknya yang lebih baik dan
zaman dan modernisasi di satu pihak dan kemaslahatan yang dituntut oleh al-
mursalah adalah sebuah urgensi sarjana muslim untuk mengkaji lebih dalam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahsan
mursalah.
BAB II
MASLAHAH MURSALAH
A. Maslahah Mursalah
yang ditetapkan Allah. Seluruh hukum yang ditetapkan Allah SWT atas
hamba-Nya adalah mengandung Maslahah. Tidak ada hukum syara’ yang sepi
dari mashlahah.
manusia, maka biasanya perbuatan itu terdapat hukum syara’ dalam bentuk
mengandung kerusakan, maka biasanya utnuk perbuatan itu ada hukum syara’
dalam bentuk larangan. Setiap hukum syara’ selalu sejalan dengan akal
1. Pengertian Mashlahah
penambahan “alif” di awalnya yang secara arti kata berarti “baik” lawan kata
“buruk” atau “rusak”. Ia adalah mashdar dengan arti kata shalah ( )صال حyaitu
kebaikan menusia. Dalam artinya yang umum adalah setiap segala sesuatu
yang bermanfaat bagi manusia, baik dalam arti menarik atau menghasilkan
1
Amir Syarifuddin,Ushul Fiqh jilid 2, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.345.
keuntungan atau kesenangan; atau dalam arti menolak atau menghindarkan
dua sisi, yaitu menarik atau mendatangkan kemaslahatan dan menolak atau
menghindarkan kemudhorotan. 2
adalah
kenikmatan” tersebut.
2
Ibid.
3
Ibid. hlm.345.
4. Al-Syatibi mengartikan mashlahah itu dari dua pandangan, yaitu
ما يرجع الى قيام حياة االنسان وتمام عيشته نيله ما تقتضيه اوصا فه
berbuat.
tersebut dapat disimpulkan bahwa mashlahah itu adalah sesuatu yang dipandang
baik oleh akal sehat karena mendatangkan kebaikan dan menghindarkan kan
menetapkan hukum.
pengertian bahasa dan dalam pengertian hokum atau syara’. Perbedaannya terlihat
dari segi tujuan syara’ yang dijadikan rujukan. Mashlahah dalam pengertian bahsa
pengertian mengikuti syahwat atau hawa nafsu. Sedangan pada mashlahah dalam
artian syara’ yang menjdai titik bahasan dalam ushul fiqh, yang selalu menjadi
rujukan nya adalah hokum syara’ yaitu memelihara agama, jiwa, keturunan dan
2. Macam-macam Mashlahah
kehidupan manusia.
Jumhur
keduanya dalam bentuk sifat dan mausuf, atau dalam bentuk khusus yang
bentuk tsulasi yaitu رسل. Secara etimolgis artinya terlepas atau dalam arti
5
Ibid.hlm. 355.
Apa-apa (maslahah) yang tidak ada bukti baginya dari syara’
atau memperhitungkannya.
المصالح المال ئمة لمقا صد الشرع واليشهد لها اصل خاص باالعتبار اوبا اللغاء
atau penolakannya.
dalil khusus yang menyatakan diterimanya maslahah itu oleh syari’ baik
itu oleh jumhur ulama adalah karena adanya dukungan syar’i. 7 Berikut
ijtihad:
6
Rachmat Syafe’I, Ilmu Ushul Fiqh.(Bandung; CV Pustaka Setia, 2010), hlm. 119.
7
Amir Syarifudin, Ushul Fiqh Jiid 2. Hlm. 357
syafi’iyah yang menggunakan metode ini, seperti al-Ghazali
mushaf.
8
Ibid. hlm. 358.
3) Jika penetapan hukum tidak mempertimbangkan aspek
Ushul Fiqh jilid 2, dapat ditambahkan kriteria atau syaratnya yaitu mashlahah
masalahnya tidak diselesaikan dengan cara tertentu, maka umat akan berada
dalam kesempitan hidup, dengan arti harus ditempuh untuk mengindarkan umat
dari kesulitan.
9
H.M Hasbi Umar,Nalar Fiqh Kontemporer. (Jakarta; Gaung Persada Press,2007), hlm.113.
10
Ibid. hlm.114.
a) Bila suatu maslahah ada petunjuk syar’I yang membenarkannya atau
d) Ijithad yang tidak mendapat dukungan dari nash, maka akan memberi
nas atau ijma’ ulama, sebab jarak waktunya sudah begitu jauh. Selain itu,
masyarakat.12
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
12
Ibid. hlm. 364.
Setiap perbuatan yang mengandung kebaikan dalam pandangan manusia,
maka biasanya perbuatan itu terdapat hukum syara’ dalam bentuk suruhan.
kerusakan, maka biasanya utnuk perbuatan itu ada hukum syara’ dalam bentuk
larangan. Setiap hukum syara’ selalu sejalan dengan akal manusia dan akal
masyarakat.
B. Saran
Demikian Makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak