Anda di halaman 1dari 12

Metode maslahah mursalah dan urf berikut

contohnya

KELOMPOK 11:
Abdul Yahya (2286208046)
Ahmad Rangga Saputra (2286208090)
Iffat Hummam (2286208018)
Pengertian Maslahah
• Menurut Jalaluddin Abdurrahman, Maslahah ialah memelihara maksud
hukum syara’ terhadap berbagai kebaikan yang telah digariskan dan
ditetapkan batasnya, bukan berdasarkan keinginan dan hawa nafsu manusia
belaka.

• Sedangkan, Imam Al-Ghazali, mendefinisikan maslahah sebagai berikut,


“Maslahah itu pada dasarnya adalah sesuatu yang mendatangkan manfaat
atau terhindarnya dari sesuatu yang dapat menimbulkan kemudharatan.

• Sedangkan, menurut Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip oleh Imam Abu


Zahrah, bahwa yang dimaksud maslahah yaitu pandangan mujtahid tentang
perbuatan yang mengandung kebaikan yang jelas dan bukan perbuatan yang
berlawanan dengan hukum syara’.
Pembagian Maslahah
• Maslahah Mu’tabarah: • Maslahah Mursalah: • Maslahah Mulghah:

Al-Maslahah Mu’tabarah Maslahah Mursalah berarti Al-Maslahah al-Mulghah


merupakan kemaslahatan yang Kemaslahatan yang tidak adalah kemaslahatan yang
mendapat dukungan oleh disinggung oleh shara’ juga berlawanan dengan
ketentuan nash atau hanya
shara’ baik dalam bentuk tidak pula terdapat dalil-dalil dianggap baik oleh akal
maupun jenisnya. Sehingga yang diperintah untuk manusia saja, maksudnya
dapat diartikan bahwa mengerjakan dan maslahat yang tertolak
maslahah mu’tabarah yaitu meninggalkan, namun karena ada dalil yang
karena adanya dalil khusus apabila dikerjakan akan menunjukkan bahwa ia
yang menjadi dasar bentuk dan mendatangkan kebaikan bertentangan dengan
jenis kemaslahatan. yang besar atau ketentuan dalil yang jelas.
kemaslahatan.
Perbedaan Ulama akan Keabsahan Maslahah Mursalah
sebagai Sumber Hukum
Beberapa pendapat para ulama yang dianggap paling kuat adalah sebagai berikut:
1. Al-Qadi dan beberapa ahli fiqh lainnya menolak kehujjahan maslahah al-mursalah
menjadi sumber hukum Islam dan menganggap sebagai sesuatu yang tidak ada dasarnya.
2. Imam Malik menganggapnya ada dan memakainya menjadi sumber hukum Islam secara
mutlak.
3. Imam Asy-Syafai’I dan para pembesar golongan Hanafiyyah memakai maslahah al-
mursalah dalam permasalahan yang tidak dijumpai dasar hukumnya yang sahih. Namun
mereka mensyaratkan dasar hukum yang mendekati hukum yang sahih. Hal ini senada
dengan pendapat Al-Juwaini.
4. Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa bila kecocokannya itu ada dalam tahap/tingkatan
atau tazayyun (perbaikan), tidaklah dipakai sampai ada dalil yang lebih jelas. Adapun bila
neraca pada martabat penting maka boleh memakainya, tetapi harus memenuhi beberapa
syarat. Beliau berkata, jangan sampai para mujtahid menjauhi untuk melaksanakannya.
Revelensi Maslahah Mursalah dengan
Sumber Hukum Lainnya
• Menurut Imam al-Ghazali mengklasifikasikan istislah atau maslahah mursalah
sejajar dengan istihsan di antara metode penalaran yang mempunyai validitas tidak
sama seperti yang dimiliki qiyas.
• Namun menurut Imam Syafi’ menyatakan bahwa maslahah mursalah sama seperti
dalam pengertian qiyas, alasannya karena keduanya memiliki persamaan unsur-
unsur, dan syarat qiyas.
• Artinya, jika terjadi suatu peristiwa yang menuntut penyelesaian status hukumnya,
pertama-tama intelektual hukum Islam harus melacak dan mengidentifikasinya
dalam nash (Alquran dan Sunnah), jika ditemukan hukumnya maka diamalkan
sesuai dengan ketentuan nash tersebut, jika tidak maka diidentifikasi apakah ada
ditemukan konsensus ulama tentang hal itu.
• Selanjutnya, jika konsensus ulama tidak ditemukan maka digunakan qiyas, dengan
menganalogikannya dengan peristiwa yang sejenis. Jika qiyas juga tidak mampu
menyelesaikan masalah maka diterapkan metode istihsan. Akhirnya, jika istihsan
tidak bisa menyelesaikannya maka digunakan maslahah mursalah.
Dalam studi ekonomi syariah dapat ditemukan ketentuan hukum
ekonomi syariah yang didasarkan kepada kaidah maslahah
mursalah. Bahwa maslahah mursalah akan memperhatikan
adanya manfaat dan mudharat pada suatu kegiatan ekonomi.
Contoh Adapun beberapa contoh penggunaan maslahah mursalah dalam
Maslahah perekonomian sebagai berikut:
Mursalah
sebagai Sumber 1. Pendirian lembaga keuangan syariah/bank
Hukum dalam 2. Kolateral pada pembiayaan mudharabah
Ekonomi
3. Investasi harga
4. Larangan Dumping
5. Kartel dan Monopoli
6. Spekulasi Valas
7. Penerapan reveneu sharing pada bagi hasil
8. Kartu kredit syariah
• Hendaknya maslahah al-mursalah digunakan
pada suatu obyek kebenaran yang nyata, tidak
Syarat Maslahah kepada obyek yang kebenarannya hanya dalam
Mursalah
dugaan.
Mengenai berbagai
persyaratan untuk membuat • Hendaknya maslahah al-mursalah digunakan
dalil maslahah almursalah pada obyek yang bersifat universal bukan pada
yang akan diterapkan untuk obyek yang bersifat individual/khusus.
menggali suatu hukum, ialah:
• Hendaknya tidak bertentangan dengan hukum
syara’ yang sudah ditetapkan lleh Nash atau
Ijma’.
• Maslahah Daruriyat Maslahah Daruriyat merupakan kemaslahatan
yang menduduki kebutuhan primer. Kemaslahatan ini erat kaitannya
dengan terpeliharanya unsur agama dan dunia. Keberadaan maslahah
dharuriyat ini bersifat penting dan merupakan suatu keharusan yang
menuntut setiap manusia terlibat di dalamnya dan merupakan suatu
keharusan yang menuntut setiap manusia terlibat di dalamnya dan
Jenis-Jenis
merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia.
Maslahah Mursalah
• Maslahah Hajiyat Maslahah Hajiyat adalah kemaslahatan yang
Dilihat dari segi kekuatannya menduduki pada taraf kebutuhan sekunder. Artinya suatu kebutuhan
sebagai hujjah (tendensi) yang diperlukan oleh manusia agar terlepas dari kesusahan yang akan
dalam menetapkan hukum, menimpa mereka.
maslahah terbagi menjadi tiga
• Maslahah Tahsiniyat Maslahah Tahsiniyat adalah kemaslahatan yang
macam: menempati pada posisi kebutugan tersier yang dengan memenuhinya
dapat menjadikan kehidupan manusia terhindar dan bebas dari keadaan
yang tidak terpuji. Dengan memenuhi masalah ini, seseorang dalam
memenuhi maslahah ini tidak mengakibatkan rusaknya tatanan
kehidupan dan hubungan antar sesama manusia serta tidak
menyebabkan kesulitan yang berarti untuk kehidupan manusia
Dalil Maslahah Mursalah

Dalil dalil Ulama yang menjadikan hujjah Maslahah Mursalah adalah Jumhur Ulama umat Islam berpendapat,
bahwa Maslahah Mursalah itu adalah hujjah syari’at yang dijadikan dasar pembentukan hukum, dan bahwasannya
kejadian yang tidak ada hukumnya dalam nash dan ijma atau qiyas atau istihsan itu disyariatkan pada hukum yang
dikehendaki oleh maslahah umum, dan tidaklah berhenti pembentukan hukum atas dasar maslahah itu karena adanya
saksi syari’ yang mengakuinya. Dalil mereka mengenai hal ini ada dua hal antara lain :

‫ فلول لم‬،‫ او لهما أن مصالح الناس تتجدد وال تتناهى‬:‫ودليلهم على هذا أمران‬

‫ ولما يقتضيه تطورهم واقتصر‬،‫تشرع األحكام لما يتجدد من مصالح الناس‬

‫ لعطلت آثير من مصالح‬/‫التشريع على المصالح التى اعتبرها الشارع فقط‬

‫ ووقف التشريع عن مسارة تطورات الناس‬،‫الناس فى مختلف االزمنة واالمكنة‬

‫ وهذا ال يتفق وما قصد بالتشريع من تحقيق مصالح الناس‬،‫ومصالحهم‬.

Yang berarti : Bahwa maslahah umat manusia itu selalu baru dan tidak ada habisnya. Maka seandainya tidak
disyariatkan hukum mengenai kemaslahatan manusia yang baru dan mengenai sesuatu yang dikehendaki oleh
perkembangan mereka, serta pembentukan hukum itu hanya berkisar atas maslahah yang diakui syari’ saja, maka
berarti telah ditinggalkan beberapa kemaslahatan umat manusia pada berbagai zaman dan tempat.
Contoh Urf

• Urf qauli, yaitu kebiasaan yang • 'Urf fi'li, yaitu kebiasaan yang berlaku
berlaku dalam penggunaan kata- dalam perbuatan. Contoh kebiasaan
kata atau ucapan saling mengambil rokok diantara
sesama teman tanpa adanya ucapan
meminta dan memberi, tidak dianggap
mencuri.
Kesimpulan
maslahah mursalah adalah alat penting dalam hukum Islam yang memungkinkan
fleksibilitas dan adaptasi terhadap perubahan sosial dan budaya. Ini membantu menjaga
relevansi dan efektivitas hukum Islam dalam berbagai konteks dan situasi.

Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan maslahah mursalah harus dilakukan
dengan hati-hati dan pertimbangan mendalam untuk memastikan bahwa keputusan
yang diambil tidak bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai dasar Islam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai