Anda di halaman 1dari 13

CIRI-CIRI DAN LANDASAN

HUKUM DALAM
EKONOMI ISLAM

Kelompok 2
Dizar Wangsa Samudera 11210930000088
Dony Anggi Wardana 11210930000089
Muhammad Farhan Widyansyah 11210930000093
Ekonomi Islam

Sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang


didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari
keseluruhan nilai tersebut sudah tentu Alquran dan Hadist, Ijma’
dan Qiyas. Karena didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem
ekonomi Islam tentu saja akan berbeda dengan sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis.
Definisi Ekonomi Islam Menurut
Imamudin Yuliadi
1. Ilmu dan aplikasi petunjuk dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam
memperoleh dan menggunakan sumberdaya material agar memenuhi kebutuhan manusia
dan agar dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah dan masyarakat.
2. Ilmu sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam perspektif nilai-
nilai Islam.
3. Suatu upaya sistematik untuk memahami masalah ekonomi dan perilaku manusia yang
berkaitan dengan masalah itu dari perspektif Islam
4. Tanggapan pemikir-pemikir muslim terhadap tantangan ekonomi pada zamannya. Di mana
dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al-Qur'an dan Sunnah disertai dengan argumentasi dan
pengalaman empirik
5. Suatu upaya memusatkan perhatian pada studi tentang kesejahteraan manusia yang dicapai
dengan mengorganisasikan sumberdaya di bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi
Perbedaan Ilmu Ekonomi Islam Dengan
Sistem Ekonomi Islam
Ilmu Ekonomi Islam merupakan suatu kajian yang senantiasa memperhatikan
rambu-rambu metodologi ilmiah. Sehingga dalam proses perkembangannya
senantiasa mengakomodasikan berbagai aspek dan variabel dalam analisis
ekonomi. Ilmu ekonomi Islam dalam batas-batas metodologi ilmiah tidak berbeda
dengan ilmu ekonomi pada umumnya yang mengenal pendekatan kuantitatif dan
kualitatif.

Sistem Ekonomi Islam yang merupakan bagian dari kehidupan seorang muslim
dalam upaya untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam aktivitas ekonomi.
Sistem ekonomi Islam merupakan salah satu aspek dalam sistem nilai Islam yang
integral dan komprehensif.
1. Memelihara fitrah manusia.
Ciri-Ciri 2. Memelihara norma-norma akhlak.
3. Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat.
Ekonomi Islam 4. Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian dari pada ajaran
agama islam.
5. Kegiatan ekonomi islam mempunyai cita-cita luhur, yaitu bertujuan
berusaha untuk mencari keuntungan individu, di samping
melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat.
6. Aktivitas - aktivitas ekonomi islam senantiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan pelaksanaannya dikawal pula pihak pemerintah
7. Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat.
8. Adanya larangan menimbun harta kepada umat Islam. Hal ini
dianggap menghambat aliran harta dari yang kaya kepada yang
miskin dan dianggap sebagai kejahatan besar.
9. Tidak memperbolehkan adanya bunga atau tambahan dari suatu
pinjaman sehingga hutang-piutang hanya memperbolehkan
konsep bagi hasil.
10. Adanya pengakuan terhadap hak individu, namun dibatasi agar
tidak terjadi monopoli yang merugikan masyarakat umum.
Landasan Hukum Ekonomi Islam

Al Qur'an Al Hadist Ijma' Qiyas


1. Al Qur'an
Al-Qur’an secara etimologi yaitu qa-ra-a (bacaan). Sedangkan secara terminologi adalah wahyu
kalam Allah SWT yg diterima melalui Rasul SAW yg disampaikan kepada seluruh umat manusia
dengan tujuan menuntun kehidupan di dunia.Semua ulama sepakat bahwa al-qur’an merupakan
sumber ajaran islam sekaligus sumber hukum islam yang pertama dan paling utama.

Dalil bahwa al-qur’an sebagai sumber hukum pertama dalam islam berdasarkan Q.S. Al-Isra (17):9

Artinya: “Sesungguhnya al qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang mu’min yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan
mendapatkan pahala yang besar”
1. Al Qur'an
Turunnya al-Qur’an
Dari perspektif masa turun, Mekkah “makiyyah”, pada umumnya berisi persoalan-
persoalan aqidah, ayat-ayat yang berhubungan dengan keyakinan, dan hubungan
manusia dengan khaliqnya (Allah).

Fungsi Al-Qur'an
Pertama rahmat karunia Allah SWT pada umat manusia bila mereka menerima dan
mengamalkan isinya, bahagia dunia dan akhirat. Dan kedua hudan (petunjuk) bagi
manusia untuk mengenal Rasul SAW, Mukjizat, bukan ciptaan Rasul SAW tapi ciptaan
Allah SWT dan Rasul sebagai penyampai firman tersebut. al-qur’an kedudukannya
sebagai sumber dari segala sumber hukum.
2.Al-Hadist (as-Sunnah)

Al-Hadits (as-Sunnah) secara etimologi adalah cara, adat istiadat, perilaku


hidup nabi. Sedangkan al-Hadits (as-Sunnah) secara terminologi adalah
tentang apa yang diriwayatkan (disandarkan) dari baginda nabi SAW baik
berupa ucapan, perbuatan, ataupun pengakuan dan sifat nabi SAW. Al-
Hadits disebut juga as-Sunnah.
Jenis Sunnah
Qauliyah, Segala sesuatu yang disandarkan Para ulama sepakat bahwa as-Sunnah dengan ketiga
kepada nabi Muhammad SAW yang berupa bentuknya itu boleh dijadikan hujjah dengan alasan
perkataan maupun ucapan yang berkaitan berdasarkan Q.S. Al-Hasyr (59): 7
dengan akidah, syariah, dan akhlak.

Fi'liyyah, Semua perbuatan dan dan perilaku


Nabi. Seperti melakukan shalat berjamaah,
melakukan ziarah, dll.

Taqririyyah, Sebuah Ketetapan dan


yang artinya: “Dan apa-apa yang disampaikan oleh Rasul
persetujuan nabi SAW terhadap perilaku
maka ambilah dan apa-apa yang ia larang kamu
sahabat baik dengan cara diam seperti
daripadanya maka jauhilah.”[Q.S. Al-Hasyr (59): 7].
mendoakannya atau tidak menyanggahnya.
3.Ijma'
Ijma adalah ushul fiqh adalah Ijma dibagi 2 :
perjanjian para imam Mujahidin 1. ijma‘ bayani, Pendapat para pengacara (fiqh) yang memberikan
di antara umat Islam pada saat pendapat mereka untuk menentukan masalah. Semua pendapat adalah
setelah kematian rasul pada sama dan disepakati (ijmali) menggali Alquran dan memperkenalkan
hukum Syariah pada satu garis hukum baru. Ijma ‘bayani, yaitu Mujahidin telah memberikan
masalah. Ijma ‘adalah prinsip pendapat mereka dengan jelas dalam bentuk bahasa atau tulisan. Ijma
penentuan hukum yang muncul Bayani juga dikenal sebagai Ijma Sahih, Ijma Qauli atau Ijma Haqiqi.
dari pertimbangan suatu 2. Ijma’ Sukuti, Pendapat dari seseorang atau beberapa ahli hukum, akan
peristiwa yang berkembang tetapi ahli- ahli hukum lain tidak membantahnya. Misal shalat tarawih
pesat karena perubahan 20 atau 8 rakaat. Demikian Shalat tarawih merupakan ijma’ sukuti
fenomena masyarakat. dimana mujtahid, secara keseluruhan atau sebagian, tidak
mengungkapkan pandangan mereka dengan jelas dan tegas, tetapi
mereka tetap diam atau tidak menanggapi ketentuan hukum yang
diajukan oleh mujtahid lain yang hidup di zaman mereka. Ijma’ seperti
ini juga disebut ijma’ itibari.
4.Qiyas
Qiyas secara etimologi adalah mengukur Berbagai elemen harmoni harus dipenuhi untuk penampilan
dan menyamakan sesuatu hal dengan hal Qiyas, yaitu:
lain yang sudah ada. Secara terminologi 1. Aashl (kepala sekolah), yang merupakan objek atau
adalah menyamakan hukum sesuatu hal masalah yang sudah memiliki hukum berdasarkan
yang tidak terdapat ketentuannya dalam ketentuan teks (al-Quran dan Sunnah).
qurdits dengan hal lain yang sudah ada 2. Far’u (cabang), yaitu objek (masalah) ditentukan oleh
ketentuan hukumnya dalam qurdits hukum, yaitu masalah yang tidak ada hukum dalam teks.
karena adanya persamaan penyebab. 3. Illat, adalah sifat yang menjadi motif (alasan) dalam
menentukan hukum.
Contoh alqur’an tidak menyebutkan 4. Hukum Al-Ashl, yang diatur dalam teks.
hukum narkoba, narkoba haram karena
disamakan dengan hukum khamr.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai