Anda di halaman 1dari 22

Hukum Islam

BELLA
SAFITRI
MIRANDA
ADELIA
PERMATA
APRIYANTI
SARI

Kelompok
3
Definisi Hukum Islam:
Hukum yang bersumber dan merupakan
bagian dari ajaran Islam.
Hukum Islam

Syariat Fiqh

Ditetapkan secara Ditetapkan pokok-


langsung dan pokoknya saja dan
tegas oleh Allah perlu dikembangkan
dengan ijtihad
Syariat landasan fiqh
SYARIAT FIQH
Fiqh ialah pemahaman
orang tentang syariat

1. Hasil karya manusia


1. Wahyu Allah di dalam Al-Quran dan
2. Bersifat fleksibel dan elastis
Sunnah Rosul
3. Tidak harus berlaku universal
2. Bersifat konstan dan tetap berlaku
4. Dapat disesuaikan dengan situasi
di sepanjang zaman, abadi
dan kondisi
3. Tidak boleh disesuaikan dengan situasi
5. Mengenal perubahan,
dan kondisi
6. Instrumental
4. Fundamental
7. Ruang lingkup terbatas
5. Ruang lingkup lebih luas
8. Disandarkan pada ulama mujtahid
6. Menunjukkan kesatuan dalam Islam
Sifat Hukum Islam Bidimensional

Adil

Individualistik dan Kemasyarakatan

Bidang Hukum Islam

Ibadah Muamalah
Hukum Islam Vs Demokrasi
Pancasila
Hukum Islam: syariat Demokrasi Pancasila:
dan Fiqih OTODA
Sumber: al-Quran Sumber: Pancasila
dan Hadith dan UUD 1945
Madzhab Fiqih: Maliki, OTODA: Jatim,
Hanafi, SyafiI, Hanbali Kaltim, Sulsel,dll
Pancasila Vs al-Quran
Ketuhanan Yang Maha Surat al-Ikhlas ayat 1
Esa Surat al-Maidah ayat
Kemanusiaan yang adil 35
dan beradab Surat ali Imron ayat
Persatuan Indonesia 103 dan 105
Kerakyatan yang Surat Syura ayat 28
dipimpin oleh hikmat Surat al-Nisa ayat 135
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan
perwakilan
Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat
Indonesia
Agama Demokrasi

Agama berasal dari wahyu


Demokrasi berasal dari pergumulan
pemikiran filofis manusia
Tidak ada yang mampu menjelaskan
secara eksplisit adanya hubungan
simbiosis-mutualisme antara agama dan
demokrasi
Tetapi. . .
Dalam kaitan yang bersifat dialektis agama
dan demokrasi saling mendukung.
agama demokrasi

Agama memberikan dukungan positif


terhadap demokrasi
Demokrasi memberikan peluang bagi
proses pendewasaan kehidupan
beragama.
Latar Belakang
Pada tataran teologisnya,
menyediakan formulasi-
Agama formulasi etika dan moral yang
dapat dikembangkan dalam
konteks demokrasi.

Paradigma yang paling


mendasar karena hakikat etika.
Demokrasi Sebagai satu-satunya bentuk
kenegaraan yang memiliki
legitimasi etika.
Jadi. .
Agama dan demokrasi mempunyai
kandungan etis yang sama.
Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem
yang mengukuhkan konsep-konsep Islami
yang sudah lama berakar.

Konsep-konsep Islami :
o Musyawarah (syura)
o Persetujuan (ijma)
o Penilaian Interpretative yang mandiri
(Ijtihad)
Musyawarah
Musyawarah merupakan konsekuensi politik
kekhalifahan manusia.
Masalah musyawarah juga dijelaskan di Al-
Quran surat al-Syura : 28, yang isinya kepada
para pemimpin dalam kedudukan apapun
untuk menyelesaikan masalah yang
dipimpinnya dengan cara musyawarah.
Dengan demikian, tidak akan terjadi
kesewenang-wenangan dari seorang
pemimpin terhadap rakyat yang dipimpinnya.
Persetujuaan
Persetujuan (konsensus) telah lama diterima sebagai
konsep pengesahan resmi dalam hukum Islam.
Konsensus memainkan peranan yang menentukan
dalam perkembangan hukum Islam dan memberikan
sumbangan yang sangat besar pada tafsir hukum.
Konsep konsensus memberikan dasar bagi penerimaan
sistem yang mengakui suara mayoritas.
Dikarenaka tidak adanya rumusan yang pasti mengenai
stuktur negara dalam Al-Quran, legitimasi negara
bergantung pada sejauh mana organisasi dan kekuasaan
negara mencerminkan kehendak umat. Atas dasar inilah
konsensus dapat menjadi legitimasi sekaligus prosedur
dalam suatu demokrasi islam.
Ijtihad
Konsep ini merupakan langkah kunci menuju
penerapan perintah Tuhan disuatu tempat atau
waktu.
Ijtihad dapat berupa seruan untuk melakukan
pembaharuan radikal.
Dalam Islam kekuasaan berasal dari kerangka Al-
Quran.
Saat ini yang harus dilakukan adalah melakukan
ijtihatuniversal di semua tingkatan. Sudah
selayaknya saat ini dilakukan pemikiran ulang yang
mendasat untuk membuka jalan bagi munculnya
eksplorasi. Inovasi dan kreatifitas.
Pengertian Ham dalam Islam
Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian
yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi
negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah SAW
pernah bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan
kehormatanmu haram atas kamu." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka
negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi ini,
melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak
ini.
Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial
bagi setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga
perbedaan muslim dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan itu
kewajiban negara, melainkan negara diperintahkan untuk berperang
demi melindungi hak-hak ini.
Hak Asasi Manusia Menurut
Islam
Petunjuk Ilahi yang berisikan hak dan kewajiban telah disampaikan
pada umat manusia dari manusia itu ada. Diutusnya manusia pertama ke
dunia mengindikasikan Allah telah memberi petunjuk kepada umat
manusia. Lalu ketika umat manusia lupa dengan petunjuk tersebut, Allah
mengutus Nabi dan rasul-Nya agar dapat mengingatkan mereka tentang
keberadaan-Nya. Nabi Muhammad diutus untuk umat manusia sebagai
nabi terakhir agar menyampaikan dan memberi teladan kehidupan yang
sempurna kepada seluruh umat manusia sesuai dengan jalan Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa menurut pandangan Islam,
konsep HAM bukan hasil dari pemikiran manusia, tetapi merupakan
hasil dari wahyu Ilahi yang diturunkan melalui para nabi dan rasul sejak
permulaan umat manusia di atas bumi.
Aspek khas dalam konsep HAM Islami adalah tidak
adanya orang lain yang dapat memaafkan pelanggaran hak-
hak jika pelanggaran itu terjadi atas seorang yang harus
dipenuhi haknya. Bahkan suatu negara islam pun tidak dapat
memaafkan pelanggaran HAM tersebut dan harus
memberikan sanksi kecuali bila pihak yang dilanggar HAM-
nya memaafkan pihak yang melanggar tersebut.
Dalam rangka memperingati abad ke-15 H, pada tanggal
12 Dzulkaidah atau 19 September 1981 para ahli hukum
Islam mengemukakan UNIVERSAL ISLAMIC
DECLARATION OF HUMAN RIGHTS yang diangkat dari
Alquran dan sunah Rasulullah SAW.
Pernyataan HAM menurut ajaran islam ini terdiri XXIII
bab dan 63 pasal yang meliputi seluruh aspek hidup dan
kehidupan manusia.
Perbedaan Prinsip antara Konsep HAM
dalam Pandangan Islam dan Barat
Ada perbedaan prinsip antara hak asasi musia dilihat dari
sudut pandang barat dan islam. Menurut pemikiran barat, hak
asasi manusia semta-mata bersifat antroposentris yaitu segala
sesuatu berpusat pada manusia. Dengan demikian, manusia
yang sangat dipentingkan. Sebaliknya, dilihat dari sudut
pandang Islam, hak-hak asasi manusia bersifat teosentris.Yaitu
segala sesuatu berpusat kepada Tuhan.
Dengan demikian Tuhan yang sangat dipentingkan. A.K.
Brohi mengatakan: berbeda dengan pendekatan barat,
strategi islam sangat mementingkan penghargaan kepada hak-
hak asasi dan kemerdekaan dasar manusia sebagai sebuah
aspek kwalitas dari kesadaran keagamaan yang terpatri
didalam hati, pikiran dan jiwa para penganutnya. Perspektif
islam sungguh-sunggguh bersifat teosentris.
Petunjuk Ilahi yang berisikan hak dan kewajiban telah
disampaikan pada umat manusia dari manusia itu ada.
Diutusnya manusia pertama ke dunia mengindikasikan Allah
telah memberi petunjuk kepada umat manusia. Lalu ketika
umat manusia lupa dengan petunjuk tersebut, Allah
mengutus Nabi dan rasul-Nya agar dapat mengingatkan
mereka tentang keberadaan-Nya.
Nabi Muhammad diutus untuk umat manusia sebagai
nabi terakhir agar menyampaikan dan memberi teladan
kehidupan yang sempurna kepada seluruh umat manusia
sesuai dengan jalan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa
menurut pandangan Islam, konsep HAM bukan hasil dari
pemikiran manusia, tetapi merupakan hasil dari wahyu Ilahi
yang diturunkan melalui para nabi dan rasul sejak permulaan
umat manusia di atas bumi.

Anda mungkin juga menyukai