Anda di halaman 1dari 65

DERMATITIS SEBOROIK +

HIPERPIMENTASI PASCA INFLAMASI E.C.


PRURITUS SENILIS

Muhammad mu’amin, S.Ked


NIM : 71 2015 016
Pembimbing :
dr. Lucille Annisa Suardin , Sp. KK
• Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untutk segolongan kelainan kulit
yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-
tempat seboroik.1 D.S. adalah dermatosis papulomatosa yang biasanya
mudah dikenali
• Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak
kekuningan, batasnya agak kurang tegas. D.S> yang rinagn hanya mengenai
kulit kepala berupa akuama-skuama halus, mulai sebagai bercak kecil yang
kemudia mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus
dan kasar
• Pruritus berasal dari kata Prurire: gatal; rasa gatal; berbagai macam keadaan
yang ditandai oleh rasa gatal mengemukakan pruritus adalah sensasi kulit
yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk.1,3
• Berdasarkan pemaparan diatas, maka dari itu penulis membuat laporan kasus
ini sebagai tugas maupun bahan belajar pada stase Kulit dan Kelamin di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang BARI.
BAB II
Tinjauan Puataka

• Dermatitis Seboroik
• 2.1.1. Definisi
• Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untutk segolongan kelainan kulit
yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-
tempat seboroik.1 D.S. adalah dermatosis papulomatosa yang biasanya
mudah dikenali
Etiopatogenesis

• Pertumbuhan p. ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi,


baikakibat produk metabolitnya yang masuk kedalam epidermis, maupun
karena sel jamur itu sendiri, melalui aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans.
Status seboroik sering berasosiasi dengan meningginya suseptibilitas terhadap
infeksi piogenik, tetapi tidak terbukti bahwa mikroorganisme inilah yang
menyebabkan DS
Gejala Klinis
• eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak
kurang tegas
• Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis statoides yang dapat disertai eritema
dan krusta-krusta yang tebal. Rambut pada tempat tersebut mempunyai
kecenderungan rontok, mulai disebagian vertex dan frontal.
• Bentuk berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan
berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas kedahi, glabella,
telinga posaurikuar dan leher.
• Pada bentuk yang lebih berat lagi, seluruh kepla tertutupi oleh krusta yang
kotor, dan berbau tidak sedap. Pada bayi, skuama-skuama yang kekuningan
dan kumpulan-kumpulan debris-debris epitel yang lekat pada kulit kepala
disebut cardle cap.
Diagnosis Banding

• Psoriasis
• Pada lipatan paha dan perianal dapat menyerupai kandidosis
• Pada dermatitis atopi keluhan sangat gatal sedangkan pada D.S. tidak begitu
gatal. Pada dermatitis atopi kulit kepala kering dan rambutnya rapuh,
sedangkan pada D.S. kulit berminyak
Tatalaksana

• Nonmedikamentosa
hindari seperti stress emosional, kurang tidur, infeksi, atau defisiensi imun. Mengenai diet
dianjurkan miskin lemak.
• Medikamentosa
• Sistemik: kortikosteroid
• Topical: Ter,
• Resorsin 1-3%
• Sulfur praesipitatum 4-20%
• Krim ketokonazol 2%
prognosis
• Seperti trlahh dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor
konstitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.

Pruritus Senilis
• Definisi
• sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk.
Etiologi

• Dikarenakan proses penuaan, akan terjadi perubahan-perubahan fisik


maupun fungsi dalam tubuh. Pada kulit akan mengalami perubahan struktur
anatomis dan fungsi
Patofisiologi
• Pada orang tua, terjadi perubahan struktur anatomi dari kulit yakni pada
lapisan epidermis tebalnya berkurang, daya adhesi kurang, terjadi perubahan
secara morfologis dan kandungan air pada stratum korneum berkurang
sehingga kulit menjadi kering dan kasar.
• Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamin oleh
ujung saraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya mendorong
untuk menggaruk yang lebih atau meningkat “lingkaran setan pruritus
Bentuk Pruritus:

• Pruritus pada gravidarum


• Pruritus pada hepatikum
• Pruritus pada Senilitas / Senilis
• Pruritus pada Sistem Endokrin
• Pruritus pada penyakit Ginjal
• Pruritus pada neopalstik
• Pruritus pada Mikosis Fungoides
• Pruritus pada neurologik
• Pruritus pada Psokologik
Manifestasi Klinis4
• Garukan yang terus menerus.
• Ekskoriasi, kemerahan, area penonjolan pada kulit (kutil).
• Infeksi, peruhahan pigmentasi kulit.
• Gatal yang amat sangat sehingga menyebabkan ketidakmampuan pada
individu untuk melakukan aktivitas.
Diagnosis Banding4
• Dermatitis kontak iritan subyektif
• Kelainan kulit tidak terlihat tetapi penderita merasa tersengat, pedih, atau
panas terbakar setelah kontak dengan bahan kimia misalnya asam laktat.
• Pruritus pada DM
• Pruritus esensial
• Pruritus yang tidak disertai kelainan pada kulit
Tata Laksana
• Nonmedikamentosa
• Dinginkan kulit dengan kain basah atau air hangat
• Jangan menggaruk terlalu kuat agar tidak timbul ekskoriasi.
• Pengobatan topikal:
• Pemakaian emmolient yang teratur, terutama jika kulit kering.
• Kortikosteroid topical sedang untuk periode waktu yang pendek.
• Antihistamin topical sebaiknya tidak digunakan karena dapat mensensitisasi kulit
dan menimbulkan alergi dermatitis kontak.
Pengobatan dengan medikasi oral mungkin diperlukan, jika rasa gatal cukup
parah dan menyebabkan tidur terganggu:
• Antihistamin: antihistamin yang tidak mengandung penenang memiliki
antipruritus.
• Prognosis
• Individu dengan pruritus senilis memiliki prognosis yang baik, jika dilakukan
penanganan yang adekuat
Hiperpimentasi Pasca Inflamasi
• HIperpigmentasi pasca inflamasi (HPI) adalah kelainan pigmentasi kulit yang
disebabkan oleh peningkatan melanin akibat oleh proses inflamasi.
Hipermelanosis ini dapat terjadi pada epidermis, dermis, atau kedua-duanya
Epidemiologi

• Semua ras rentan terhadap HPI tetapi insiden kelainan kulit ini lebih tinggi
pada orang berkulit hitam
• HPI cenderung terjadi pada pasien berkulit hitam daripada pasien berkulit
putih.
Etiologi

• infeksi seperti dermatofitosis atau eksema virus, reaksi alergi seperti gigitan
serangga atau dermatitis kontak, penyakit papuloskuamous seperti psoriasis
atau liken planus, akibat induksi obat seperti reaksi hipersensitivitas, cedera
kulit karena iritasi dan luka bakar akibat prosedur kosmetik.
Patogenesis

• melanosit diakibatkan oleh leukotrien (LT), seperti LT-C4 dan LT-D4,


prostaglandin E2 dan D2, tromboksan-2, interleukin-1 (IL-1), IL-6, Tumor
Nekrosis Faktor-α (TNF-α), factor pertumbuhan epidermal, dan spesi
oksigen reaktif seperti NO pada epidermis, terjadi peningkatan produksi dan
transfer melanin ke kerainosit sekitarnya.
• dan transfer melanin dirangsang oleh prostanoids, sitokin, kemokin, dan
mediator inflamasi serta spesi oksigen reaktif yang dilepaskan selama
inflamasi.
Gejala Klinis

• macula atau bercak yang tersebar merata


• Warna lesi berkisar antara warna coklat muda sampai hitam dengan
penampakan warna coklat lebih ringan jika pigmen dalam epidermis dan
penampakan warna abu-abu gelap jika pigmen dalam dermis.
Diagnosis

• Anamnesis yang dapat mendukung penegakan diagnosis HPI adalah riwayat


penyakit sebelumnya yang mempengaruhi kulit seperti infeksi, reaksi alergi,
luka mekanis, reaksi obat, trauma (misalnya luka bakar), dan penyakit
inflamasi seperti akne vulgaris, liken planus, dan dermatitis atopi.
• Pemeriksaan lampu Wood dapat digunakan untuk membedakan HPI pada
epidermis dan HPI pada dermis
• biopsy kulit dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain
hiperpigmentasi
Diagnosis Banding

• Melasma
• Lentiginosis
• Efelid
Pengobatan

• Fotoproteksi
• Terapi Medis
Hidrokuinon
Asam azelat
Retinaldehid
• Prognosis
• HPI cenderung memudar seiring waktu dan terapi. Sisa-sisa hiperpigmentasi
epidermal dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama, biasanya 6-12 bulan
setelah penyembuhan proses awal inflamasi.
BAB III
LAPORAN KASUS
• Identitas Pasien
• Nama : Ny. Ns
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 72 tahun
• Tanggal Lahir : 07 Januari 1950
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : jl. Lebak Rt 04 1 ulu Kertapati Palembang
• Suku Bangsa : Palembang
• Tanggal Berobat : Kamis, 05 Oktober 2017
• Keluhan Utama :
• Terdapat sisik berwarna putih halus pada kepala
• Riwayat Perjalanan Penyakit:
• Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh terdapat sisik halus berwarna putih pada
kepala saat sedang menyisir rambut. keluhan sisik disertai dengan rambut rontok,
rambut berminyak, dan gatal pada seluruh tubuh secara terus menerus. 1 minggu
sebelumnya pasien mengaku kulitnya terasa kering dan pecah pecah lalu muncul
gatal gatal tersebut. Pada rambut yang rontok tidak terjadi perubahan warna. Pasien
berobat ke poli RS Bari, pasien diberi obat dan salep tetapi tidak tahu namanya, obat
berwarna putih ada yang besar dan ada yang kecil. Setelah minum obat tersebut
keluhan gatal berkurang dibandiingkan sebelumnya, keluhan sisik berwarna putih
masih tetap,
• Dua bulan yang lalu pasien dating ke poli kulit kelamin RS Bari pasien
mengeluh gatal muncul kembali saat obat habis, sisik pada kepala masih ada,
rambut rontok dan berminyak masih ada tetapi dibanding sebelumnya rontok
berkurang . Kulit kering sudah berkurang dibanding sebelumnya.
• Satu bulan yang lalu pasien mengaku keluhan gatal muncul lagi saat obat
habis, sisik halus berwarna putih berkurang pada saat pasien menyisir rambut.
• Pasien mngaku keluhan muncul lagi saat obat habis. sehari-hari pasien rajin
mandi dan memakai shampoo, tetapi menurut pasien kulit kepala pasien
banyak berkeringat.. pasien merasa dalam beberapa bulan terahir sering
buang air kecil pada malam hari dengan frekuansi 2-3 x sehari, sering merasa
haus dan sering merasa lapar. Pasien mengaku sering terpapar sinar matahari
saat berdagang.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah mengalami bercak kemerahan pada wajah, leher dada, ketiak
dan tagan di 1 tahun yang lalu
• Riwayat asma (-)
• Riwayat rhinitis alergi (-)
• Riwayat alergi makanan (-)
• Riwayat penyakit tiroid (-)
• Riwayat Penyakit dalam Keluarga
• Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga disangkal
• Riwayat asma dan alergi dalam keluarga disangkal.
• Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos Mentis
• Nadi : Tidak diperiksa
• Pernapasan : Tidak diperiksa
• Suhu : Tidak diperiksa
• Berat badan : Tidak diperiksa
Pada colli posterior tampak skuama halus multiple irrguler difuse
Pada regio scapularis dextra et sinistra tampak makula hiperpigmentasi multipel
reguler ukuran 0,1-03 dan 0,2-0,3 diskret sampai konfluen
Pada regio antebrachhi anterior dextra macula hiperpigmentasi multiple
irregular ukuran 0,2-1 dan 0,3 – 2 diskret sampai konfluen
Diagnosis Banding

• Dermatitis seboroik + hiperpigmentasi pasca inflamasi e.c. pruritus sinilis


• Psoriasis + hiperpigmentasi pasca inflamasi e.c. Pruritus diabetes melitus
• Tinea kapitis + Lentiginosis
Diagnosis Kerja

• Dermatitis seboroik + hiperpigmentasi pasca inflamasi e.c. pruritus sinilis


Pemeriksaan Anjuran

• Pemeriksaan KOH 10%.


• Pemeriksaan tetesan lilin da auspitz
• Pemeriksaan gula darah sewaktu
Tatalaksana

• Non Farmakologi
• Memberikan penjelasan mengenai penyakit yang diderita
• Menjelaskan kepada pasien cara memakan obat
• Mengingatkan pasien agar mengurangi makanan mengandung lemak,
mencegah terjadinya stress emosional dan kurang tidur (kurang istirahat).
• Mengingatkan pasien agar jangan menggaruk lokasi lesi
• Jangan menggunakan pakaian yang kasar Karen adapat menstimulasi gatal
• Farmakologi
• Obat sistemik
• Cetirizine 1 x 10 mg selama 2 minggu
• Obat topikal
• Shampoo zinc pyrithione 1 % 2 x seminggu
• Pelembab krim petrolatum 2 x sehari
• Vit C topikal 2 x sehari
Prognosis

• Quo ad vitam : bonam karena penyakit dermatitis ini tidak mengancam nyawa
penderita.
• Quo ad functionam : bonam karena tidak mengakibatkan gangguan fungsi organ tubuh
penderita.
• Quo ad sanationam : dubia ad malam karena prnyakit dermatitis seboroik agak sukar
sembuh meskipun terkontrol.
• Quo ad cosmetica : dubia ad malam karena penyakit ini tidak berbahaya tetapi
menyebabkan gangguan kosmetik, mengingat bahwa penyakit ini sukar
disembuhkan meskipun terkontrol.
BAB IV
ANALISIS KASUS

• Pada kasus ini akan di bahas mengenai seorang pasien Ny. Ns 72 tahun.
Datang dengan keluhan utama sisik halus berwarna putih pada kepala sejak 3
bulan yang lalu. Berdasarkan teori kelainan ini mengarah kearah dermatitis
seboroik, psoriasis dan tinea kapitis
Kasus Dermatitis Seboroik

 pasien berjenis  menyerang laki-laki dan


kelamin perempuan namun lebih sering
perempuan pada laki-laki
 berusia 72 tahun  insidensnya mencapai puncak
pada umur 18-40 tahun, kadang-
kadang pada umur tua
Kasus Dermatitis Seboroik
 Pada regio  eritema dan skuama yang berminyak
colli posterior dan agak kekuningan, batasnya agak
terdapat kurang tegas
skuama yang  ringan hanya mengenai kulit kepala
halus dan berupa skuama-skuama yang halus,
kasar dengan mulai sebagai bercak-bercak kecil
ukuran sebesar yang kemudian mengenai seluruh
uang logam kulit kepala dengan skuama-skuama
cm dan krusta yang halus dan kasar, kelainan
berwarna tersebut disebut Pitiriasis sika
kekuningan (Ketombe, dandruff),
Pembahasan Tatalaksana

• Non Farmakologi
• Edukasi tentang penggunaan krim pelembab diberikan 2 x sehari sehabis
mandi, untuk menjaga kelembapan kulit
• di berikan edukasi agar menghindari menggunakan pakaian yang kasar
• Farmakologi
• Sistemik
• ceterizine 1x10 mg yang diberikan selama 2 minggu
• Topikal
• Shampo zinc pyrithione 1 % 2x seminggu
• Pelembab krim petrolatum
• Formula triluma
• Diberikan obat Antihistamin berupa ceterizine tablet, 1 x 10 mg perhari
dapat diberikan sebagai pengobatan simptomatik.
• Alasan pemilihan obat antihistamin generasi II ini didasarkan karena memiliki
efek antihistamin yang tinggi, obat ini juga memiliki efek sedasi yang
minimal, masa kerjanya panjang dan aktivitas antikolinergiknya minimal,
sehingga pemberiannya cukup 1 kali per hari dengan dosis 10 mg.
• Sedangkan loratadine juga mempunyai efek sedasi dan antikolinergik yang
minimal akan tetapi kurang efektif dalam menghambat pelepasan histamin.
Obat astemizol dan fleksonazil juga tidak dipilih karena selain karena mulai
kerjanya lambat juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme hati
walaupun efek terhadapt jantung minimal.
• Pada kasus ini diberikan pengobatan dengan menggunakan shampoo Zinc
pyrithione Mempunyai sifat antijamur, antibakteri dan anti seboreik sehingga
efektif mengontrol ketombe.
• Ada beberapa pengobatan yang bisa dipilih misal nya coal tar shampoo,
selenium sulfide shampoo, tea tree oil shampoo, dan zinc pyrithione 1%
shampoo, namun pada kasus ini dipilih terapi zinc pyrithione 1% shampoo
diberikan 2x seminggu karena efek topikal merupakan terapi yang aman dan
efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur, antibakteri dan anti seboreik
sehingga efektif mengontrol ketombe.
• Selain itu pasien juga diberikan pelembab emolien berupa krim petrolatum,
diberikan untuk mengatasi xerosis.
• Alasan dipilih bahan emolien karena dapat meningkatkan kandungan air pada
lapisan korneum sehinggal mencegah kulit kering (xerosis). Emolien akan
membentuk lapisan yang berminyak pada permukaan lapisan korneum yang
akan mencegah penguapan air (TEWL), emolien akan meresap kelapisan
atas lapisan korneum sehingga menyerupai fungsi lemak interseluler. Selain
itu emolien juga mempunyai efek tidak langsung sebagai anti inflamasi.
• Pemilihan pemakaian petrolatum karena selain sebaga pelembab, petrolatum
tidak menimbulkan reaksi alergi. Petrolatum terdiri atas campuran beberapa
hidrokarbon, kekurangan petrolatum adalah sifatnya yang berminyak
menimbulkan rasa tidak nyaman oleh karena itu sering di kombinasi dengan
zat yang dapat mengurangi minyak tersebut. Krim lanolin sering
menimbulkan rekasi alergi.
• Pemilihan obat anti hiperpigmentasi dipilih Vitamin C berefek pada beberapa tahap
oksidasi melanogenesis. Mekanisme terjadinya efek pengurangan pigmentasi,
disebabkan oleh karena vitamin C ini mampu berinteraksi dengan ion Cu
(copper/tembaga) pada tempat kerja tirosinase dan mengurangi konversi menjadi
DOPAquinon. Secara umum sediaan vitamin C topical bersifat labil, tetapi di antara
sediaan vitamin C topical ternyata magnesium Lascorbic acid 2 phosphate (MAP)
merupakan yang paling stabil.
• Sedamgkan untuk pemberian obat tunggal hidroquinolon memiliki efek samping
okronosis dan mempunyai efek mutagenic. Asam kojik sering memunculkan efek
iritasi kulit, asam azelat memiliki efek samping dirasakan sedikit rasa menyengat
eritema, gatal, panas dan deskuamasi.
• Berdasarkan teori bahwa prognosis dermatitis seborik baik karena merespon
pengobatan topical dengan baik, namun pada sebagian kasus penyakit ini
sukar untuk disembuhkan meskipun terkontrol,
• Quo ad vitam pada kasus ini adalah bonam karena penyakit dermatitis tidak
mengancam jiwa
• Quo ad fungsional pada kasus ini adalah bonam karena tidak mengakibatkan
gangguan fungsi organ tubuh lainnya
• Quo ad sanationam pada kasus ini adalah dubia ad malam karena kasus dermatitis
seboroik agak sukar sembuh meskipun terkontrol
• Quo ad cosmetic pada kasus ini dubia ad bonam, karena penyakit ini tidak
berbahaya tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, mengingat bahwa sebagian
besar kasus ini agak sukar disembuhkan meskipun terkontrol
• Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai