• Dermatitis Seboroik
• 2.1.1. Definisi
• Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untutk segolongan kelainan kulit
yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-
tempat seboroik.1 D.S. adalah dermatosis papulomatosa yang biasanya
mudah dikenali
Etiopatogenesis
• Psoriasis
• Pada lipatan paha dan perianal dapat menyerupai kandidosis
• Pada dermatitis atopi keluhan sangat gatal sedangkan pada D.S. tidak begitu
gatal. Pada dermatitis atopi kulit kepala kering dan rambutnya rapuh,
sedangkan pada D.S. kulit berminyak
Tatalaksana
• Nonmedikamentosa
hindari seperti stress emosional, kurang tidur, infeksi, atau defisiensi imun. Mengenai diet
dianjurkan miskin lemak.
• Medikamentosa
• Sistemik: kortikosteroid
• Topical: Ter,
• Resorsin 1-3%
• Sulfur praesipitatum 4-20%
• Krim ketokonazol 2%
prognosis
• Seperti trlahh dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor
konstitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.
•
Pruritus Senilis
• Definisi
• sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk.
Etiologi
• Semua ras rentan terhadap HPI tetapi insiden kelainan kulit ini lebih tinggi
pada orang berkulit hitam
• HPI cenderung terjadi pada pasien berkulit hitam daripada pasien berkulit
putih.
Etiologi
• infeksi seperti dermatofitosis atau eksema virus, reaksi alergi seperti gigitan
serangga atau dermatitis kontak, penyakit papuloskuamous seperti psoriasis
atau liken planus, akibat induksi obat seperti reaksi hipersensitivitas, cedera
kulit karena iritasi dan luka bakar akibat prosedur kosmetik.
Patogenesis
• Melasma
• Lentiginosis
• Efelid
Pengobatan
• Fotoproteksi
• Terapi Medis
Hidrokuinon
Asam azelat
Retinaldehid
• Prognosis
• HPI cenderung memudar seiring waktu dan terapi. Sisa-sisa hiperpigmentasi
epidermal dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama, biasanya 6-12 bulan
setelah penyembuhan proses awal inflamasi.
BAB III
LAPORAN KASUS
• Identitas Pasien
• Nama : Ny. Ns
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 72 tahun
• Tanggal Lahir : 07 Januari 1950
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : jl. Lebak Rt 04 1 ulu Kertapati Palembang
• Suku Bangsa : Palembang
• Tanggal Berobat : Kamis, 05 Oktober 2017
• Keluhan Utama :
• Terdapat sisik berwarna putih halus pada kepala
• Riwayat Perjalanan Penyakit:
• Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh terdapat sisik halus berwarna putih pada
kepala saat sedang menyisir rambut. keluhan sisik disertai dengan rambut rontok,
rambut berminyak, dan gatal pada seluruh tubuh secara terus menerus. 1 minggu
sebelumnya pasien mengaku kulitnya terasa kering dan pecah pecah lalu muncul
gatal gatal tersebut. Pada rambut yang rontok tidak terjadi perubahan warna. Pasien
berobat ke poli RS Bari, pasien diberi obat dan salep tetapi tidak tahu namanya, obat
berwarna putih ada yang besar dan ada yang kecil. Setelah minum obat tersebut
keluhan gatal berkurang dibandiingkan sebelumnya, keluhan sisik berwarna putih
masih tetap,
• Dua bulan yang lalu pasien dating ke poli kulit kelamin RS Bari pasien
mengeluh gatal muncul kembali saat obat habis, sisik pada kepala masih ada,
rambut rontok dan berminyak masih ada tetapi dibanding sebelumnya rontok
berkurang . Kulit kering sudah berkurang dibanding sebelumnya.
• Satu bulan yang lalu pasien mengaku keluhan gatal muncul lagi saat obat
habis, sisik halus berwarna putih berkurang pada saat pasien menyisir rambut.
• Pasien mngaku keluhan muncul lagi saat obat habis. sehari-hari pasien rajin
mandi dan memakai shampoo, tetapi menurut pasien kulit kepala pasien
banyak berkeringat.. pasien merasa dalam beberapa bulan terahir sering
buang air kecil pada malam hari dengan frekuansi 2-3 x sehari, sering merasa
haus dan sering merasa lapar. Pasien mengaku sering terpapar sinar matahari
saat berdagang.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah mengalami bercak kemerahan pada wajah, leher dada, ketiak
dan tagan di 1 tahun yang lalu
• Riwayat asma (-)
• Riwayat rhinitis alergi (-)
• Riwayat alergi makanan (-)
• Riwayat penyakit tiroid (-)
• Riwayat Penyakit dalam Keluarga
• Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga disangkal
• Riwayat asma dan alergi dalam keluarga disangkal.
• Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos Mentis
• Nadi : Tidak diperiksa
• Pernapasan : Tidak diperiksa
• Suhu : Tidak diperiksa
• Berat badan : Tidak diperiksa
Pada colli posterior tampak skuama halus multiple irrguler difuse
Pada regio scapularis dextra et sinistra tampak makula hiperpigmentasi multipel
reguler ukuran 0,1-03 dan 0,2-0,3 diskret sampai konfluen
Pada regio antebrachhi anterior dextra macula hiperpigmentasi multiple
irregular ukuran 0,2-1 dan 0,3 – 2 diskret sampai konfluen
Diagnosis Banding
• Non Farmakologi
• Memberikan penjelasan mengenai penyakit yang diderita
• Menjelaskan kepada pasien cara memakan obat
• Mengingatkan pasien agar mengurangi makanan mengandung lemak,
mencegah terjadinya stress emosional dan kurang tidur (kurang istirahat).
• Mengingatkan pasien agar jangan menggaruk lokasi lesi
• Jangan menggunakan pakaian yang kasar Karen adapat menstimulasi gatal
• Farmakologi
• Obat sistemik
• Cetirizine 1 x 10 mg selama 2 minggu
• Obat topikal
• Shampoo zinc pyrithione 1 % 2 x seminggu
• Pelembab krim petrolatum 2 x sehari
• Vit C topikal 2 x sehari
Prognosis
• Quo ad vitam : bonam karena penyakit dermatitis ini tidak mengancam nyawa
penderita.
• Quo ad functionam : bonam karena tidak mengakibatkan gangguan fungsi organ tubuh
penderita.
• Quo ad sanationam : dubia ad malam karena prnyakit dermatitis seboroik agak sukar
sembuh meskipun terkontrol.
• Quo ad cosmetica : dubia ad malam karena penyakit ini tidak berbahaya tetapi
menyebabkan gangguan kosmetik, mengingat bahwa penyakit ini sukar
disembuhkan meskipun terkontrol.
BAB IV
ANALISIS KASUS
• Pada kasus ini akan di bahas mengenai seorang pasien Ny. Ns 72 tahun.
Datang dengan keluhan utama sisik halus berwarna putih pada kepala sejak 3
bulan yang lalu. Berdasarkan teori kelainan ini mengarah kearah dermatitis
seboroik, psoriasis dan tinea kapitis
Kasus Dermatitis Seboroik
• Non Farmakologi
• Edukasi tentang penggunaan krim pelembab diberikan 2 x sehari sehabis
mandi, untuk menjaga kelembapan kulit
• di berikan edukasi agar menghindari menggunakan pakaian yang kasar
• Farmakologi
• Sistemik
• ceterizine 1x10 mg yang diberikan selama 2 minggu
• Topikal
• Shampo zinc pyrithione 1 % 2x seminggu
• Pelembab krim petrolatum
• Formula triluma
• Diberikan obat Antihistamin berupa ceterizine tablet, 1 x 10 mg perhari
dapat diberikan sebagai pengobatan simptomatik.
• Alasan pemilihan obat antihistamin generasi II ini didasarkan karena memiliki
efek antihistamin yang tinggi, obat ini juga memiliki efek sedasi yang
minimal, masa kerjanya panjang dan aktivitas antikolinergiknya minimal,
sehingga pemberiannya cukup 1 kali per hari dengan dosis 10 mg.
• Sedangkan loratadine juga mempunyai efek sedasi dan antikolinergik yang
minimal akan tetapi kurang efektif dalam menghambat pelepasan histamin.
Obat astemizol dan fleksonazil juga tidak dipilih karena selain karena mulai
kerjanya lambat juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme hati
walaupun efek terhadapt jantung minimal.
• Pada kasus ini diberikan pengobatan dengan menggunakan shampoo Zinc
pyrithione Mempunyai sifat antijamur, antibakteri dan anti seboreik sehingga
efektif mengontrol ketombe.
• Ada beberapa pengobatan yang bisa dipilih misal nya coal tar shampoo,
selenium sulfide shampoo, tea tree oil shampoo, dan zinc pyrithione 1%
shampoo, namun pada kasus ini dipilih terapi zinc pyrithione 1% shampoo
diberikan 2x seminggu karena efek topikal merupakan terapi yang aman dan
efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur, antibakteri dan anti seboreik
sehingga efektif mengontrol ketombe.
• Selain itu pasien juga diberikan pelembab emolien berupa krim petrolatum,
diberikan untuk mengatasi xerosis.
• Alasan dipilih bahan emolien karena dapat meningkatkan kandungan air pada
lapisan korneum sehinggal mencegah kulit kering (xerosis). Emolien akan
membentuk lapisan yang berminyak pada permukaan lapisan korneum yang
akan mencegah penguapan air (TEWL), emolien akan meresap kelapisan
atas lapisan korneum sehingga menyerupai fungsi lemak interseluler. Selain
itu emolien juga mempunyai efek tidak langsung sebagai anti inflamasi.
• Pemilihan pemakaian petrolatum karena selain sebaga pelembab, petrolatum
tidak menimbulkan reaksi alergi. Petrolatum terdiri atas campuran beberapa
hidrokarbon, kekurangan petrolatum adalah sifatnya yang berminyak
menimbulkan rasa tidak nyaman oleh karena itu sering di kombinasi dengan
zat yang dapat mengurangi minyak tersebut. Krim lanolin sering
menimbulkan rekasi alergi.
• Pemilihan obat anti hiperpigmentasi dipilih Vitamin C berefek pada beberapa tahap
oksidasi melanogenesis. Mekanisme terjadinya efek pengurangan pigmentasi,
disebabkan oleh karena vitamin C ini mampu berinteraksi dengan ion Cu
(copper/tembaga) pada tempat kerja tirosinase dan mengurangi konversi menjadi
DOPAquinon. Secara umum sediaan vitamin C topical bersifat labil, tetapi di antara
sediaan vitamin C topical ternyata magnesium Lascorbic acid 2 phosphate (MAP)
merupakan yang paling stabil.
• Sedamgkan untuk pemberian obat tunggal hidroquinolon memiliki efek samping
okronosis dan mempunyai efek mutagenic. Asam kojik sering memunculkan efek
iritasi kulit, asam azelat memiliki efek samping dirasakan sedikit rasa menyengat
eritema, gatal, panas dan deskuamasi.
• Berdasarkan teori bahwa prognosis dermatitis seborik baik karena merespon
pengobatan topical dengan baik, namun pada sebagian kasus penyakit ini
sukar untuk disembuhkan meskipun terkontrol,
• Quo ad vitam pada kasus ini adalah bonam karena penyakit dermatitis tidak
mengancam jiwa
• Quo ad fungsional pada kasus ini adalah bonam karena tidak mengakibatkan
gangguan fungsi organ tubuh lainnya
• Quo ad sanationam pada kasus ini adalah dubia ad malam karena kasus dermatitis
seboroik agak sukar sembuh meskipun terkontrol
• Quo ad cosmetic pada kasus ini dubia ad bonam, karena penyakit ini tidak
berbahaya tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, mengingat bahwa sebagian
besar kasus ini agak sukar disembuhkan meskipun terkontrol
• Terima kasih