Anda di halaman 1dari 13

KARAKTER DAN KEISTIMEWAAN FIKIH

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah “Studi

Fikih”

Dosen Pengampu :

Dini Arifah Nihayati,MH

Disusun Oleh :

SALSA BELA YULIETA PUJA KUSUMA

(207210069)

TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

2021
BAB I

A. LATAR BELAKANG

Fikih adalah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-

macam hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi

manusia, baik bersifat individu maupun sosial. Fikih juga berarti

cabang ilmu yang bersifat ilmiah, logis dan memiliki objek dan

kaidah tertentu. Fikih tidak seperti tasawuf yang berisi gerakan hati

dan perasaan. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah

mendefinisikan fikih sebagai pengetahuan seorang muslim tentang

kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah.

Suatu pemikiran tidak lahir pada ruang hampa. Ia muncul

ke permukaan sebagai refleksi dari setting sosial yang

melingkupinya. Begitu pula dengan konsep fiqih. Ia hadir untuk

merespon berbagai problema sosial pada realitas yang terus

bergerak.

Pada keterangan di atas dapat dipahami bahwasannya

penulis tertarik ingin membahas tentang karakteristik fiqih dan

keistimewaanya karena fiqih menjadi syariat untuk umat muslim.

(Anonim1)
RUMUSAN MASALAH

1. Karakteristik Fiqih

2. Keistimewaan Fiqih

BAB II

PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK FIQIH

Hukum fikih memiliki dua kareketer, yaitu al-thabat (permanen dan

konstan) dan al-Murunah (elastis dan dinamis). Hukum Islam senantiasa

berkembang dan perkembangan ini merupakan tabiat Hukum Islam yang

harus hidup. Karakteristik Fiqih terdiri atas enam karakter sebagai berikut:

1. Rabbani

Hukum Islam merupakan ketetapan dari Allah, berbeda dengan

hukum lainnya, seperti hukum positif, adat, dll,. Hal ini bisa dilihat

dari definisi hukum itu sendiri yang memiliki unsur khithabullah (titah

Allah) yang berhubungan dengan perbuatan orang mukallaf. Sehingga

hukum Islam begitu dihormati dan dipatuhi oleh umat Islam. Dan

kepatuhan tersebut diyakini sebagai sebuah ibadah dan satu bentuk

pendekatan kepada Allah.

2. Akhlaqiyyah

Akhlaqiyyah adalah membimbing pada perbaikan akhlak

disamping juga menegakkan kewajiban dan memenuhi hak-hak.

Misalnya, seseorang yang melakukan pembunuhan secara tidak


sengaja, maka akan diberi hukuman memerdekakan budak perempuan

mukmin dan membayar diyat kepada keluarga korban atau berpuasa 2

bulan berturut-turut sebagai bentuk pertobatan kepada Allah SWT23.

Ini dalam rangka untuk membentuk kesadaran dan perbaikan moral.

3. Waqi’i

Hukum Islam menyentuh pada kondisi riil yang terjadi di

masyarakat. Meskipun pada tahap implementasinya dilalui dengan

bertahap (al-tadrij). Ini menunjukkan bahwa hukum Islam tidak terjadi

di luar realitas.

3. Insaniyyah

Insaniyyah adalah hukum Islam yang diturunkan untuk

meningkatkan taraf hidup manusia, membimbing dan memelihara

sifat-sifat kemanusiaannya. Oleh sebab itu, hukum Islam datang

dengan menghormati martabat manusia sebagai kesatuan jiwa dan

raga, rohani dan jasmani. Dia memelihara kemuliaan manusia dan

kemanusiaan secara komprehensip.

5. Tanasuq

Tanasuq adalah keteraturan yang dimaksud dalam hukum Islam

adalah bahwa semua bagian yang dikandungnya berjalan secara teratur

dan seimbang dalam mencapai satu tujuan. Akan tetapi, keteraturan ini

hanya akan bisa didapati oleh seseorang yang melihat hukum Islam

secara keseluruhan. Hukum Islam mengambil jarak yang sama di


antara sisi-sisi yang berlawanan; tidak bersifat kapitalistik ataupun

marxistis.

6. Shumuli

Shumuli adalah hukum Islam tidak hanya mengatur urusan ibadah,

tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan manusia meliputi

hukum keluarga (alahwal al-shakhsiyyah), hukum perdata (al-

madaniyyah), hukum pidana (aljinaiyyah), hukum acara (al-murafaat),

hukum perundang-undangan (aldusturiyyah), hukum tata negara (al-

dauliyyah) serta hukum ekonomi dan keuangan (al-iqtis)adiyyah wa al-

maliyyah) (Faiz Zainuddin,”FORMULASI HUKUM DAN

KARAKTERISTIK FIQIH”, JURNAL AL-HUKMI.Vol. I No.1, Mei

2020, hal.152-154).

B. KEISTIMEWAAN FIQIH

Fiqih merupakan salah satu bidang ilmu dalam syariat islam yang

secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek

kehidupan manusia. Adapun keistimawaanya sebagai berikut:

1. Fiqih Berasaskan Wahyu Allah

Berbeda dengan hukum-hukum positif yang ada, materi-materi

fikih bersumber dari wahyu Allah yang berada dalam Al-Qur'an dan

As-Sunnah. Dalam menyimpulkan hukum syara' (ber-istinbath), setiap

mujtahid harus mengacu kepada nash-nash yang berada dalam kedua

sumber tersebut. Jika para mujtahid melakukan hal ini, maka ijtihad

yang dihasilkan dapat dikatakan sumbernya otentik, bangunannya


kokoh, dan strukturnya kuat, karena dasar dan kaidah yang digunakan

sempurna dan mengakar hingga pada zaman kerasulan dan turunnya

wahyu.

2. Pembahasannya Komprehensif Mencakup Segala Aspek Kehidupan

Bila dibandingkan dengan undang-undang positif yang ada, fikih

Islam mempunyai keunggulan dalam hal objek pembahasannya. Fikih

mengatur tiga hubungan utama manusia, yaitu hubungannya dengan

Sang Pencipta, hubungannya dengan dirinya sendiri, dan hubungannya

dengan masyarakat. Hukum-hukum fikih juga dimaksudkan untuk

mengatur semua manusia, sehingga dia kekal hingga hari akhir.

Hukum-hukumnya mengandung masalah aqidah, ibadah, akhlak, dan

muamalah, sehingga ketika mengamalkannya, hati manusia terasa

hidup, merasa melaksanakan suatu kewajiban dan merasa diawasi oleh

Allah dalam segala kondisi. Pembagian hukum-hukum fiqih sebagai

berikut:

a. hukum-hukum ibadah seperti bersuci, shalat dan lain-lain.

b. hukum-hukum muamalah seperti hukum transaksi, hukum kriminal

dan lain-lain.

c. Al-Ahwal Asy-Syakhshiyyah Yaitu, hukum-hukum yang

berhubungan dengan masalah keluarga,pernikahan dan lain-lain.

d. Al-Ahkaam Al-Muduniyyah (hukum perdata). Yaitu, hukum-hukum

yang berhubungan dengan masalah relasi di antara individu seperti

jual beli, utang oiutang dan lain-lain.


e. Al-Ahkaam Al-Jinaa'iyyah (hukum pidana). Yaitu, hukum-hukum

yang mengatur tindakan kriminal yang dilakukan oleh

seorang mukallaf dan juga bentuk hukuman yang diberikan kepada

pelaku kriminal.

f. Al-Ahkaam Al-Muraafa'aat (hukum proses perbidangan baik kasus

perdata maupun pidana).Yaitu, hukum-hukum yang berhubungan

dengan masalah kehakiman.

g. Al-Ahkaam Ad-Dustuuriyyah (hukum pemerintahan). Yaitu,

hukum-hukum yang berhubungan dengan sistem pemerintahan dan

juga dasar-dasar pemerintahan.

h. Al-Ahkam Ad-Dauliyyah (hukum internasional). Yaitu, hukum-

hukum yang membahas masalah tata tertib hubungan antara negara

Islam dengan negara-negara lainnya.

i. Al-Ahkaam Al-Iqtishaadiyyah wal Maaliyyah (hukum ekonomi dan

keuangan). Yaitu, hukum-hukum yang berhubungan dengan

masalah hak individu dalam masalah harta benda, ekonomi dan

keuangan.

j. Akhlak dan adab (kebaikan dan keburukan). Yaitu hukum-hukum

yang mengatur perilaku manusia supaya prinsip keutamaan, saling

menolong dan lain-lain.


3. Fikih Sangat Kental dengan Karakter Keagamaan (Hukum Halal dan

Haram)

Fiqih memiliki hukum istimewa karena dalam fiqih setiap

pekerjaan dihukumi halal atau haram. Oleh karena itu hukum

muamalat dibagi menjadi dua kategori sebagai berikut:

a. hukum duniawi yaitu keputusan hukum yang didasarkan atas

tindakan atau perilaku lahiriah. Hukum seperti ini tidak ada

hubungannya dengan sikap batiniah seseorang. Inilah yang

dinamakan dengan “hukum pengadilan” (Al-Hukmu Al-Qadhaa’i),

karena seorang hakim memutuskan hukum berdasarkan

pengamatan yang ia mampui saja. Dari sudut lahiriah, keputusan

seorang hakim tidak akan menyebabkan hal yang batil menjadi

kebenaran dan juga sebaliknya.

b. hukum ukhrawi. Yaitu, keputusan hukum yang didasarkan kepada

kondisi yang sebenarnya, meskipun kondisi tersebut tidak

diketahui oleh orang lain. Hukum ini digunakan untuk mengatur

hubungan antara manusia dengan Allah Ta’ala. Hukum ini

dinamakan dengan “hukum agama” (Al-Hukmu Ad-Diyaani) dan

yang digunakan oleh mufti dalam memberikan fatwa.

4. Fiqih Mempunyai Hubungan yang Erat dengan Akhlak

Fikih menekankan keutamaan, idealisme, dan akhlak yang mulia.

Atas dasar itu, maka ibadah disyariatkan untuk membersihkan jiwa dan

menyucikannya, supaya dapat menjauhkannya dari kemungkaran

Sedangkan undang-undang ciptaan manusia, tujuannya hanyalah untuk


mengekalkan peraturan dan ketenteraman masyarakat, walaupun

dengan mengorbankan sebagian prinsip agama dan akhlakJika

hubungan antara agama dan akhlak dengan tingkah laku (tindakan)

manusia diperkuat atau dirapatkan, maka usaha untuk menjaga

kemaslahatan individu dan masyarakat serta kebahagiaan mereka akan

terlaksana. Keterpengaruhan fikih dengan unsur agama dan akhlak

menjadikannya lebih dipatuhi, lebih dihormati dan ditaati. Sedangkan

undang-undang ciptaan kebanyakan orang, banyak yang coba dihindari

dan tidak dilaksanakan.

5. Balasan Di Dunia dan Akhirat Bagi yang Tidak Patuh

Keistimewaan fikih bila dibanding dengan undang-undang ciptaan

manusia ialah, undang-undang ciptaan manusia hanya menetapkan

balasan duniawi saja bagi orang yang tidak patuh. Sedangkan fikih

mempunyai dua jenis balasan, yaitu: pertama, balasan duniawi dalam

bentuk hukuman yang telah ditetapkan oleh nash (hudud) dan yang

tidak ditetapkan oleh nash (ta'zir) bagi kesalahan zahir yang dilakukan

oleh manusia. Kedua, balasan ukhrawi bagi perbuatan hati yang tidak

kelihatan yang dilakukan oleh manusia seperti hasad,

dengki, azam untuk mendatangkan kemudharatan kepada orang lain.

Pahala dalam fikih juga mempunyai dua bentuk yaitu pahala karena

melaksanakan ketaatan dan pahala karena meninggalkan kemaksiatan.

6. Fikih Mempunyai Ciri Sosial Kemasyarakatan

Dalam aturan fikih ada usaha untuk menjaga kepentingan individu

dan kelompok sekaligus, agar kepentingan satu pihak tidak menzalimi


yang lain. Walaupun demikian, jika timbul pertentangan di antara dua

kepentingan, maka kepentingan umum lebih diutamakan. Demikian

juga jika terjadi pertentangan antara kepentingan dua individu, maka

yang diutamakan adalah kepentingan orang yang akan menanggung

kemudharatan yang lebih besar. Hal ini adalah berdasarkan prinsip

“Tidak boleh memudharatkan diri sendiri dan tidak boleh

memudharatkan yang lain,” dan juga prinsip, “Kemudharatan yang

lebih besar ditolak dengan kemudharatan yang lebih kecil.”

Contohnya adalah membatasi wasiat harta hanya sebanyak sepertiga

harta yang dimiliki. Ini adalah untuk menghindari munculnya

kemudharatan di kalangan ahli waris.

7. Fikih Sesuai Untuk Diterapkan Pada Masa Apapun

Prinsip-prinsip utama fikih adalah prinsip-prinsip yang kekal dan

tidak akan berubah seperti prinsip ganti rugi dan lain-lain. Adapun

fikih yang dibangun berdasarkan qiyas, menjaga maslahah dan 'uruf

dapat menerima perubahan dan perkembangan disesuaikan dengan

keperluan zaman, kemaslahatan manusia, situasi dan kondisi yang

berbeda, baik masa maupun tempat, selagi keputusan hukumnya tidak

melenceng dari tujuan utama syariah dan keluar dari asasnya yang

betul. Tetapi ini hanya di dalam masalah muamalah, bukan dalam

aqidah dan ibadah.

8. Tujuan Pelaksaan Fiqih

Tujuan pelaksanaan fikih ialah untuk memberikan kemanfaatan

yang sempurna, baik pada tataran individu atau tataran resmi, dengan
cara merealisasikan undang-undang di setiap negara Islam berdasarkan

fikih. Karena, tujuan akhir dari fikih ialah untuk kebaikan manusia dan

kebahagiaannya di dunia dan akhirat. Sedangkan tujuan undang-

undang ciptaan manusia ialah, semata-mata untuk mewujudkan

kestabilan masyarakat di dunia.

Fikih Islam meliputi berbagai cabang undang-undang seperti

asuransi, sistem keuangan, saham dan lain-lain. Fikih juga dapat diolah

berdasarkan teori-teori umum seperti teori kontrak, teori kepemilikan

dan lain-lain (Anonim2).


BAB III

KESIMPULAN

1. Karakteristik Fiqih

a. Rabbani

b. Akhlaqiyyah

c. Waqi’i

d. Insaniyyah

e. Tanasuq

f. Shumuli

2. Keistimewaan Fiqih

a. Fiqih Berasaskan Kepada Wahyu Allah.

b. Pembahasannya Komprehensif Mencakup Segala Aspek Kehidupan.

c. Fiqih Sangat Kental dengan Karakter Keagamaan (Hukum Halal dan

Haram).

d. Fiqih Mempunyai Hubungan Erat dengan Akhlak.

e. Balasan Didunia dan Akhirat Bagi yan Tidak Patuh

f. Fiqih Mempunyai Ciri Sosial dan Kemasyarakatan.

g. Fqih Sesuai Untuk diterapkan Pada Masa Apapun

h. Tujuan Pelaksanaan Fiqih


DAFTAR PUSTAKA

Zainuddin,faiz.2020.FORMULASI HUKUM DAN KARAKTERISTIK

FIQIH,1(1),152-154.

Anonim1,2013.Latar Belakang Fiqh dan Ushul.

Fiqh,(Online),(https://morimanjusri.wordpress.com/2013/10/11/latarbel

akang- fiqh-dan-ushul-fiqh/,diakses 14 september 2021).

Anonim2,2019.KEISTIMEWAAN FIQIH, (Online),

(https://baitsyariah.blogspot.com/2019/08/keistimewaan-fikih.html,

diakses 14 september 2021).

Anda mungkin juga menyukai