Anda di halaman 1dari 11

FIQIH MUAMALAH KONTEMPORER

Oleh: Muhammad Qodzafi

Abstrak

Fikih muamalah kontemporer merupakan suatu ilmu yang membahas mengenai


aturan Allah SWT. yang wajib untuk ditaati dan mengatur hubungan antarsesama
manusia dalam kaitannya dengan kehartabendaan dalam bentuk transaksi-transaksi
yang modern atau kekinian. Untuk itu, ilmu fikih muamalah kontemporer ini
sangatlah bersifat urgen sebagai pengantar untuk mahasiswa dan para kalangan
pemerhati ekonomi Islam dalam mempelajari ekonomi Islam secara keseluruhan.

1. Pendahuluan

Fiqih sering disebut sebagai produk yang lahir dari dinamika kehidupan
manusia, dalam pribahasa Latin dari Cicero diungkapkan :Ubi societas ibi ius,
artinya: dimana ada masyarakat disana ada hukum. Masyarakat tidak terlepas dari
dinamika perubaan waktu, tempat dan kondisi sosial masyarakat tersebut. Realitas
masyarakat berkembang terus menerus mulai dari masyarakat purbakala yang primitif
sampai dengan masyarakat yang maju dan moderen saat ini. Kita harus menyadari
bahwa fiqih adalah benda mati tidak berwujud yang menjadi bagian dari karya dan
karsa manusia. Artinya, karena fiqih bukan sumber hidup dan tidak pada posisi untuk
mengubah dirinya, dalam arti apabila fiqih tidak diubah dan dimoderenisasi maka
fiqih tidak akan pernah moderen. Hal ini bermakna bukan hanya fiqih dalam arti
kaidah atau regulasi, melainkan fiqih yang merupakan derifasi Syari‟at Islam dalam
tataran hakiki, yaitu fiqih sebagai pandangan hidup. Syariat Islam yang merupakan
produk prerogatif Allah SWT yang selanjutnya dikemas dalam bentuk fiqih,
diharapkan memberikan kontribusi besar terhadap politik pembaharuan hukum di
muka bumi dan mewarnai positif dalam setiap kali terjadi reformasi yuridis di
negaranegara berpenduduk Islam atau negara Islam dan bahkan di negara non muslim

1
sekalipun. Harapan besar umat Islam terhadap peranan fiqih tersebut bukanlah tanpa
kendala yang menghadang, karena realitas masyarakat yang merasa tidak siap dengan
tawaran fiqih atau hukum Islami masih banyak. Mereka berasumsi bahwa fiqih masih
dinilai sebagai produk Tuhan yang menakutkan, padahal fakta dan rumusan
normanya tidak demikian. Makalah Fiqih Kontemporer ini menawarkan suatu
pemikiran kekinian produk hukum Islam yang aktual, rasional, dan faktual dan
mengeliminer kesan kaku dan inefisien dalam mencari solusi masalah hukum yang
terjadi di tengah masyarakat serta didahului dengan rintisan fiqih periode Rasulullah,
sahabat dan tabi‟in

2. Definisi Fiqih

Fiqih (hukum) merupakan bagian dari unsur ajaran islam sebagai pedoman hidup
bagi manusia terutama dalam melaksan akan tugas kekhalifannya di muka bumi. Fiqh
islam cenderung berbicara tentang sesuatu yang berhubungan dengan boleh atau
tidaknya sesuatu pelaksanaan amaliah, atau dengan kata lain sesuatu yang dikaitkan
dengan halal-haram dalam agama islam.

Menurut etimologi (bahasa), fiqih adalah (‫( )الفهم‬paham), seperti pernyataan: (


‫( الدرس فقهت‬saya paham pelajaran itu.Arti ini sesuai dengan arti fiqih dalam salah satu
hadis riwayat Imam Bukhari berikut:

‫من يرد ا ه به خيرا يفقهه في الد ي‬

“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik di sisiNya,
niscaya diberikan kepadaNya pemahaman (yang mendalam) dalam pengetahuan
agama.”

Pengertian fiqih secara etimologis berakar pada kata kerja yaitu : – ‫ق ًها – ه˵ ˴ ف˴ق‬
ْ – ˶‫ ا˴ ْ ˴ ف ْه˴م ˴ي˵ف[[ق‬kepintaran.
‫ ه˵ ˴ه‬yang artinya pintar, mengerti, dan paham ‫˴ف‬
Menunjukkan kepada “maksud sesuatu” atau “ilmu pengetahuan”. Fiqih menurut
bahasa adalah mengetahui sesuatu dengan mengerti. Dari aspek kebahasaan, fiqih

2
berarti paham (pemahaman), Para pakar „Ushûl Fiqh lebih cenderung kepada batasan
(definisi) Fiqih yang disebut oleh Imam Syafi‟i sebagai : Pengetahuan menyangkut
hukum-hukum syari„î amali, Yang diperolehkan dengan perantaraan dalîl-dalîl yang
bersif terperinci.

Ibnu Manzhur dalam kitabLisan al‟Arab menjelaskan fiqih dari segi bahasa, yaitu
: “Fiqih berarti pengetahuan mengenai sesuatu dan memahaminya. Hal ini umumnya
terkait pengetahuan masalah agama karena keunggulan dan kemuliaannya dari
berbagai bidang ilmu... Fiqih pada dasarnya adalah paham, dikatakan, si fulan diberi
fiqih dalam hal agama, yakni diberi pemahaman mengenai masalah agama.”

Ada beberapa teks yang menjadi penguat bahwa fiqih berarti pengetahuan atau
pemahaman. Diantara teks yang paling populer mengenai hal ini adalah:

1. Firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 122 : “Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama.”

2. Sabda Nabi Muhammad Saw. : “Barang siapa yang dikehendaki menjadi


manusia yang baik, maka Allah akan memberikan pengetahuan agama kepadanya,
sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh melalui belajar.”

3. Hadist Rasulullah yang mendoakan Ibnu „Abbas : “Ya Allah, berikanlah


kepadanya (pengetahuan) agama yang mendalam.”

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat di ketahui bahwa kata “al- „ilm”
mempunyai makna yang lebih lias dari pada kata fiqih, karena kata al-„ilm lebih
umum. Ilmu mencakup sebagai bidang pengetahuan, tidak hanaya terbatas masalah
agama.

Pengertian fiqih dari segi istilah (terminologi), fiqih umumnya disefenisikan


sebagai “pengetahuan tentang hukum-hukum syara‟ yang bersifat amaliah yang
disimpulkan dari dalilnya yang sudah terpereinci.”

3
Berdasarkan defenisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fiqih adaah
pengetahuan atau pemahaman terhadap hukum-hukum syara‟ yang sifatnya amaliyah.
Pengetahuan tersebut diperoleh melalui dalil yang sudah terperinci atau yang tidak
bersifat global.

Menurut Agus Supriyanto sebagaimana dikutip dari M. Ali al-Sayis yang dikenal
dengan Fiqih atau Hukum Islam adalah segala hal yang mengajarkan penyucian jiwa
dan pembentukan moral yang dikenal dengan Akhlak atau Etika Islam, dan segala
tuntunan hidup praktis yang mengatur perbuatan manusia yang menyangkut ibadah
(aktivitas ritual) dan muamalah (aktivitas sosial).

Fiqih atau hukum Islam (Islamic law) merupakan salah satu unsur utama ajaran
Islam. Berbeda dari dua unsur utama ajaran Islam yang lain yakni akidah dan akhlak,
fiqih menempati posisi paling sentral karena ia menandai keislaman seseorang secara
formal. Ini dikarenakan fiqih berisi ajaran Islam yang bersifat praktis implementatif
dan bercorak lahiriah, yang berupa aturan-aturan hidup praktis yang meliputi aspek
ritual (ibadah) dan aspek sosial (muamalah).

Fiqih atauh ukum Islam, secara luas, mencakup baik hukum moral maupun
ketetapan-ketetapan hukum dan perundang-undangan. Sehingga lebih tepat jika
dikatakan bahwa sementara hukum moral diwahyukan dalam wujud teks-teks Al-
Qur‟an dan Sunnah Nabi sebagai kehendaknya, maka adalah tugas kaum muslimin
untuk mewujudkannya dalam bentuk ketetapan-ketetapan hukum dalam berbagai
konteks: sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya. Sebenarnya, sejumlah aturan
hukum telah diberikan oleh Al-Qur‟an untuk mewujudkan kehendakNya. Ketetapan-
ketetapan Al-Qur‟an itu dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yakni „halal‟
(sesuatu yang dibolehkan) dan „haram‟ (sesuatu yang dilarang).

Dua kategori ini kemudian dikembangkan menjadi lima kategori atau yang
dikenal dengan „hukum yang lima‟ (al-ahkam al-khamsah) :

 wajib / fardlu (sesuatu perbuatan yang harus dilakukan)

4
 mandub / sunah (perbuatan yang dianjurkan untuk dilakakan)

 mubah (perbuatan yang boleh dilakukan dan boleh juga ditinggalkan)

 makruh (perbuatan yang dianjurkan untuk ditinggalkan) dan

 haram (suatu perbuatan yang harus ditinggalkan).

Objek kajian fiqih adalah perilaku orang mukallaf. Perilaku mencakup perilaku
hati, seperti niat, mencakup perkataan seperti bacaan dan mencakup tindakan.
Perilaku mukallaf di sini bisa berarti perilaku yang berlandaskan syara‟ baik berupa
kewajiban atau anjuran untuk melakukan (wajib dan mandub), kewajiban atau
anjuran untuk meninggalkan (haram dan makruh), ataupun yang bersifat pilihan,
boleh melakukan atau meninggalkan (mubah).

3. Definisi Muamalah

Menurut bahasa (etimologi) Kata mu‟amalah berasal dari bahasa Arab (‫ال‬Ϥ‫ماع‬Ϡ‫ة‬
(yang secara etimologi sama dan semakna dengan al-mufa‟alah (saling berbuat). Kata
ini menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang
atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing.

Menurut Arwani yang di kutip dari Ali (1996), Adapun mu‟amalah dari kata
„amala yu‟amilu mu‟amalatan yang berarti: beraksi, bekerja, berproduksi, namun
biasanya dengan kaitan hukumnya kata “mu‟amalah” disandingkan dengan kata
“fiqih” yang secara bahasa berarti “pemahaman”.

Menurut istilah (terminologi) Sedangkan fiqih mu‟amalah secara terminologi


didefinisikan sebagai hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakan hukum manusia
dalam persoalan-persoalan keduniaan. Misalnya, dalam persoalan jual beli, utang
piutang, kerja sama dagang, perserikatan dalam penggarapan tanah, dan sewa
menyewa.

5
Mu‟amalah dalah segala aturan agama yang mengatur hubungan antara sesame
manusia, dan antara manusia dengan alam sekitarnya, tanpa memandang agama atau
asal usul kehidupannya. Aturan agama yang yang mengatur hubungan antar sesame
manusia, dapat kita temukan dalam hukum islam tentang perkawinan, perwalian,
warisan, wasiat, hibah, perdagangan, perburuan, perkoperasian dan lain-lain.

Wujud dinamisme dalam segmen muamalah ini bukannya bersifat kebetulan


tanpa antisipasi syara‟. Sebaliknya Syari‟ (Pembuat Syariat/Allah SWT) melalui
wahyu-Nya memang sengaja memberikan aturan-aturan umum berupa teks wahyu
yang kebanyakan bersifat mujmal (global). Acuan moral bagi penerapan fiqih
muamalah berupa kaidah-kaidah umum dan universal. Seperti : bagaimana
menegakkan sendi-sendi keadilan di tengah masyarakat, asas persamaan di depan
hukum, menjauhi kedzaliman, pemaksaan, dan lain sebagainya.

Muamalah merupakan bagian dari hukum Islam yang mengatur hubungan antara
dua pihak atau lebih, baik antara seorang pribadi dengan dengan peribadi lain,
maupun antar badan hukum, seperti perseroan, firma, yayasan, negara, dan
sebagainya.

Awalnya cakupan muamalah didalam fiqih meliputi permasalahan keluarga,


seperti perkawinan dan perceraian. Akan tetapi setelah terjadi disintegrasi di dunia
Islam, khususnya di zaman Utsmani (Turki Ottoman), terjadi perkembangan
pembangian fiqih. Cakupan bidang muamalah dipersempit, sehingga masalah yang
berhubungan dengan hokum keluarga tidak masuk lagi dalam pengertian muamalah.
Hukum keluarga dan segala yang terkait dengannya disebut al-ahwal al-syakhshiyah
(masalah peribadi). Muamalah kemudian difahami sebagai hukum yang berkaitan
dengan perbuatan manusia dengan sesamanya yang menyangkut harta dan hak serta
penyelesaian kasus di antara mereka. Pengertian ini memberikan gambaran bahwa
muamalah hanya mengatur permasalahan hak dan harta yang muncul dari transaksi

6
antara seseorang dengan orang lain, atau antara seseorang dengan badan hukum, atau
antara badan hukum dengan badan hukum yang lain.

Mu‟amalah merupakan aktivitas yang lebih pada tatanan hubungan manusia


dengan manusia lainnya yang berbeda dengan ibadah mahdah yang merupakan
hubungan vertikal murni antara manusia dengan Allah. Mu‟amalah sebagai aktivitas
sosial lebih longgar untuk dikembangkan melalui inovasi transaksi dan produk , maka
wajar bila Al-Syatibi mengatakan: “Mu‟amalah berarti interaksi dan komunikasi
antara orangorang atau antar pihak dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka
beraktualisasi atau dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mu‟amalah yang
dimaksud dalam kajian disini adalah kegiatan manusia yang berkaitan dengan harta
dan aktivitas ekonomi atau bisnisnya yang dilakukan menggunakan akad, baik
langsung maupun tidak,seperti jualbeli, sewa-menyewa gadai, dan seterusnya. Akad-
akad seperti ini secara normatif diatur oleh hukum islam yang disebut dengan fiqih
mu‟amalah.

Jadi, Fiqih mu‟amalah berarti serangkaian aturan hukum islam yang mengatur
pola akad atau transaksi antar manusia yang berkaitan dengan harta . Aturan yang
mengikat dan mengatur para pihak yang melaksanakan mu‟amalah tertentu.

4. Definisi Fiqih Muamalah Kontemporer

Sedikit tetang Fiqih klasik yang teosentris (aliran yang berpegang kepada teks-
teks syari‟at secara kaku) tidak bisa menjawab permasalahan hukum yang timbul di
tengah masyarakat, dan terkesan pasif, kuno, konserfatif dan tidak realistis. Hari ini,
masyarakat berasumsi bahwa fiqih adalah sulit difahami dan dicerna mengingat
bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab dan karya fiqih tidak jarang dalam jumlah
jilid yang banyak, menggunakan tata bahasa (uslub) yang tidak sederhana.

Kata kontemporer secara etimologi berarti masa yang sama atau masa kini.Jadi
fiqih mu‟amalah kontemporer adalah serangkaian aturan hukum Islam yang mengatur
pola akad atau transaksi antar manusia yang berkaitan dengan harta yang terjadi pada

7
masa sekarang atau saat ini. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada saat ini aktivitas
ekonomi sebagai salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia berkembang
cukup dinamis dan begitu cepat. Perkembangan aktivitas ekonomi, khususnya
Lembaga Keuangan dengan berbagai variannya melaju semakin cepat seiring dengan
perkembangan zaman. Terelebih dengan perkembangan alat dan perangkat
komunikasi dan informasi yang sedemikian kencang . Hal ini membuat aktivitas
ekonomi semakin variatif dan semakin intens dilakukan . Kreativitas pengembangan
model transaksi dan produk semakin tinggi.

Adapun yang melatarbelakangi munculnya isu Fiqih Kontemporer yaitu akibat


adanya arus modernisasi yang meliputi hampir sebagian besar negara-negara yang
dihuni oleh mayoritas umat islam. Dengan adanya arus moderenisasi tersebut,
mengakibatkan munculya berbagai macam perubahan dalam tatanan sosial umat
islam, baik yang menyangkut ideologi, politik, sosial, budaya dan sebagainya.
Berbagai perubahan tersebut seakan-akan cenderung menjauhkan umat dari nilainilai
agama.

Berbagai materi fiqih muamalah kontemporer dengan sebaran lebih luas


mencakup tatanan masyarakat modern, misalnya : al-ahwal asysyakhsiyyah (hukum
keluarga), al-ahkam al-madaniyyah (hukum perdata), al-ahkam al-jina‟iyyah (hukum
pidana), ahkam al-murafa‟at (hukum acara), al-ahkam ad-dusturiyyah (hukum
perundang-undangan), dan lain sebagainya.

Fiqih kontemporer adalah hasil ijtihad terhadap masalah hukum Islam yang
terjadi pada masa kekinian / right now, dengan menggali sumber hukum Islam berupa
Alqur‟an dan sunnah dan jurisprudensi ulama terdahulu serta mengintegrasikan iptek
dalam menyimpulkan hasil ijtihad yang berspirit pada kemaslahatan umat manusia di
dunia dan akhirat.

Teks Al-Qur‟an tentunya tidak mengalai perubahan, tetapi pemahaman dan


penerapannya dapat disesuaikan dengan konteks perkembangan zaman. Karena

8
perubanhan sosial merupakan suatu proses kemasyarakatan yang berjalan secara terus
menerus, maka perubahan penerapan dan pemahaman ajaran islam juga harus bersifat
kontinu sepanjang zaman. Dengan demikian islam akan tetap relevan dan aktual, serta
mampu menjawab tantangan modernitas.

Ruang lingkup fiqih kontemporer meliputi aspek hukum keluarga, aspek


ekonomi, aspek pidana, aspek kewanitaan, aspek medis, aspek teknologi, aspek
politik (kenegaraan), dan aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abu Yasid, Islam Moderat, (Jakarta: Erlangga, 2014).

Adin, Ahmad, dan Asih,”Fiqih klasik dan kontemporer”, dalam laman


http://azyieh.blogspot.co.id/2014/11/fiqh-klasik-dan-kontemporer.html, di
unduh pada 26 September 2016.

Agus Arwani, “Epistemologi Hukum Ekonomi Islam (Muamalah)”, dalam jurnal


RELIGIA Vol. 15 No. 1, April 2012. (125-146).

Agus Supriyanto, “Ijtihad: Makna dan Relasinya dengan Syari‟ah, Fiqih, dan Ushul
Fiqih”, dalam jurnal Maslahah, Vol.1, No. 1, Juli 2010, (1-20).

Fadllan, “GADAISYARIAH; Perspektif Fikih Muamalah dan Aplikasinya dalam


Perbankan”, dalam jurnal al-Ihkâm, Vol.1 No.1 Juni 201432 (30-31).

Febby Febiyanti, “Makalah Fiqih Muamalah”, dalam laman


http://justbloggue.blogspot.co.id/2013/07/makalah-fiqih-muamalah.html

Iffatin Nur, Epistemologi Fiqih, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2013).

Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer, (Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada,2016). Nizzaruddin, Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Idea Press, 2003).

Nurfaizal, “Prinsip-Prinsip Muamalah Dan Inplementasinya Dalam Hukum


Perbankan Indonesia “, dalam jurnal Hukum Islam, Vol. XIII No. 1 Nopember
2013, (192-205).

10
Syamsul Hilal ,“Fiqih Dan Permasalahan Kontemporer”, dalam jurnal ASAS Vol. 4,
No 1 (2012) Januari 2012 (1-9). “Makalah Konsep Dasar Fiqih Muamalah” ,
dalam laman http://syariah99.blogspot.co.id/2013/05/konsep-dasar-fiqh-
muamalah.html.

11

Anda mungkin juga menyukai