Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Korelasi Fiqih Muamalah dengan Filsafat Hukum Islam

Dosen Pengampu:

Ibu Rahmawaty, S.HI., M.Si

Nama Kelompok:

Adyantana Yusuf Sidiq 1941047

Andriawan A. Kasim 1941001

Rahma Linda Rawung 1941012

Rosmita Ali 1941024

EKONOMI SYARIAH (A)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna dalam mengatur segala kehidupan manusia. Terbukti
bahwa islam tidak hanya mengatur ibadah ritual vertical hanya kepada Allah SWT, tetapi
juga mengatur tentang ibadah horizontal yaitu hubungan antara manusia. Dalam istilah lain
hablum minallah wa hablum minannas. Baik buruknya hablum minallah bergantung pada
baik buruknya hablum minannas. Terbukti dari hadits Rasulullah SAW, “barang siapa yang
tidak bisa berterima kasih kepada manusia, maka pasti dia tidak pandai bersyukur kepada
Allah SWT”. Oleh karena itu, hablum minannas dalam praktik muamalah terhadap sesama
manusia harus sejalan dengan tuntunan syara’.

Pemahaman terhadap fiqih muamalah sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Hal ini
dikarenakan fiqih muamalah merupakan aturan yang menjadi pengarahan dan penggerak
kehidupan manusia. Fiqih muamalah menjadi salah satu unsur perekayasaan aturan mengenai
hubungan antar umat manusia.

Maka pada tulisan kali ini, kami akan membahas tentang “Korelasi Fikih Muamalah dengan
Filsafat Hukum Islam”.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian dari Fikih Muamalah.

2. Pengertian dari Filsafat Hukum Islam.

3. Korelasi Fikih Muamalah dengan Filsafat Hukum Islam


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fikih Muamalah

Fikih muamalah terdiri atas dua kata, yaitu fiqh dan muamalat. Pengertian Fikih
menurut bahasa berasal dari kata faqiha, yafqahu, fiqhan yang berarti mengerti, atau
memahami.1 Pengertian Fikih menurut istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Wahab
Khallaf adalah sebagai berikut.

Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’yang bersifat amaliah yang diambil dari
dalil-dalil yang terperinci. Atau fiqh adalah himpunan hukum-hukum syara’ yang bersifat
amaliah yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci.2

Adapun lafal muamalat berasal dari kata ‘amala, yu’amilu, mu’amalatan yang artinya:

Melakukan intruksi dengan orang lain dalam jual beli dan semacamnya.3

Dari pengertian menurut bahasa tersebut dapat dirumuskan pengertian menurut


istiilah bahwa fikih muamalat adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang mengatur
hubungan atau interaksi antara manusia dengan manusia yang lain dalam bidang kegiatan
ekonomi.

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa muamalat mempunyai dua arti, yaitu
arti umus dan arti khusus. Dalam arti umum, muamalat mencakup semua jenis hubungan
antara manusia dengan manusia dalam segala bidang. Dengan demikian, perkawinan juga
masuk dalam muamalat, karena di dalamnya diatur hubungan antara manusia dengan
manusia, yaitu suami dan istri. Dalam arti khusus, muamalat hanya mencakup hubungan
antara manusia dengan manusia, dalam hubungannya dengan harta benda. Dengan demikian,
perkawinan tidak termasuk muamalat dalam arti khusus, karena sasarannya bukan harta
benda, melainkan kenikmatan hubungan antara laki-laki dan perempuan, di samping masalah
keluarga. Oleh karena itu, perkawinan di atur dalam bidang hukum sendiri, yaitu Fiqh
Munakahat.

1
Drs. H. Muslich Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat. (Jakarta : Amzah, 2010 ). hlm. 1
2
Ibid
3
Ibid. hlm. 2
B. Pengertian Filsafat Hukum Islam

Filsafat Hukum Islam terdiri dari 2 kata yaitu Filsafat dan Hukum Islam. Masing-
masing dari 2 kata tersebut memiliki definisi tersendiri. Maka sebelum mengetahui
pengertian dari Filsafat Hukum Islam, maka kita harus memahami pengertian dari filsafat dan
hukum islam tersebut:

1. Pengertian Filsafat
Menurut arti kata, filsafat terdiri atas kata philein yang berarti cinta dan
Sophia yang berarti kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Cinta berarti
hasrat yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Jadi filsafat artinya hasrat
atau keinginan yang sungguh akan kebenaraan sejati.
Menurut pengertian khusus, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaraan. Filsafat adalah
ilmu pengetahuan tentang hakikat. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa
hakikat atau sari atau inti sari atau esensi segala sesuatu. Dengan cara ini maka
jawaban yang akan diberikan berupa kebenaran yang hakiki. Ini sesuai dengan arti
filsafat menurut kata-katanya.
Dengan pengertian khusus, karena filsafat telah mengalami perkembangan
yang cukup lama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks maka timbul
berbagai pendapat tentang arti filsafat dengan kekhususan masing-masing.
2. Pengertian Hukum Islam
Hukum islam sebenarnya merupakan istilah khas Indonesia, sebagai
terjemahan al-fiqh al-islami atau dalam konteks tertentu dari al-syari’ah al-Islami.
Istilah ini dalam wacana ahli hukum barat digunakan Islamic law. Adapun dalam Al-
Qur’an maupun Sunnah istilah tersebut tidak dijumpai.4 Dalam Ensiklopedia Hukum
Islam kata “hukum” berasal dari kata Arab al-hukm berarti menetapkan sesuatu atas
sesuatu atau meniadakannya. Secara Bahasa, al-hukm berarti juga mempunyai
pengertian al-qada’ (ketetapan) dan al-mani’(pencegahan).5
Perkataan Hukum Berasal dari bahasa Arab, mengandung sejumlah arti, yaitu
putusan (judgement, verdict, decision), ketetapan (provision), perintah (command),
pemerintahan (government), kekuasaan (authority, power), hukuman (sentence).
Dalam bahasa Arab, kata hukum tersebut dari kata kerja hakama-yahkumu tersebut

4
Bashori Akmal, Filsafat Hukum Islam. ( Jakarta : KENCANA, 2020 ). hlm 24
5
Ibid
berhubungan dengan keputusan atau perintah yang bijak. Dengan demikian, hukum
juga diartikan dengan kebijakan. Adapun pengertian hukum secara umum, misalnya
terungkap dalam bahasa “Anda memutuskan sesuatu dengan begitu dan begini, baik
keputusan tersebut mengikat orang lain atau tidak”.
Jadi, jika kata “hukum” dirangkai dengan kata “islam” bermakna, hasil daya
upaya para ahli hukum dalam menerapkan syariat islam sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.6 N.J Coulsen menambahkan bahwa, Hukum Islam merupakan
sekumpulan peraturan tentang ekspresi praktis keyakinan religius dan aspirasi
Muslim.
Jadi, hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari
agama Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh
Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan
benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia
lain dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan benda alam sekitarnya.
Menurut Amir Syarifuddin sebagaimana dikutip oleh Kutbuddin Aibak, hukum islam
adalah seperangkat peraturan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku
manusia mukalaf yang diakui dan diyakini berlaku mengikuti untuk semua yang
beragama islam.7
3. Pengertian Filsafat Hukum Islam.
Ditinjau dari sudut kebahasaan, filsafat (philosophy) berasal dari kata philo
(suka, cinta) dan shopia (kebijaksanaan). Jadi philosophia berarti cinta kebijaksanaan
dan kebenaran (hub al-hikmah).8 Adapun menurut istilah filsafat adalah usaha
menafsirkan segala sesuatu berdasarkan akal pikiran (rasionalisme) dan seluruh alam
semesta (empirisme) secara sistematis, mendalam, radikal dan komperhensif9 untuk
mencapai kebijaksanaan.
Maka, untuk mencapai kebijaksanaan seseorang manusia harus melalui
beberapa tahap pemikiran di atas yang diawali dengan berpikir. Ciri-Ciri berpikir
filosofis tersebut antara lain sebagai berikut:

6
Ibid, hlm 25
7
Kutbuddin Aibak, “Otoritas dalam Hukum Islam (Telaah Pemikiran Khaled M. Abou El Fadl)”. Disertasi.
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), hlm. 94.
8
Bashori Akmal, Filsafat Hukum Islam. ( Jakarta : KENCANA, 2020 ). Hlm 39
9
Ibid
a. Skeptic (meragukan) sesuatu dengan jalan merenung (kontemplasi). Namun
bukan melamun, juga berpikir secara kebetulan yang bersifat untung-
untungan, melainkan secara mendalam, sistematik universal10 atas sebuah
permasalahan yang di gali dari Al-Qur’an dan Sunnah
b. Rasional, artinya harus mendasarkan pada kaidah berpikir yang benar (logis)
c. Radikal, artinya berpikir mendalam, sampai ke akar-akarnya hingga tidak ada
lagi yang tersisa. Artinya, hingga menyentuh akar persoalan dan esensi.
d. Sistematis, maksudnya adalah dalam berpikir, masing-masing saling
keterkaitan satu sama lain secara teratur, dilakukan dengan metode berpikir
tertentu.11
e. Koheren, artinya bahwa dalam berpikir unsur-unsurnya tidak boleh
mengandung uraian yang bertentangan satu sama lain namun juga memuat
uraian secara logis.
f. Komperhensif, yakni berpikir secara menyeluruh, artinya melihat objek tidak
hanya dari satu sisi/sudut pandang melainkan secara multidimensional.
g. Universal, maksudnya adalah ialah muatan kebenarannya sampai tingkat
universal, mengarah pada pandangan dunia, tidak dibatasi hanya pda
kepentingan kelompok tertentu, tetapi seluruhnya.12
Dilihat dari wataknya tersebut, filsafat hukum islam sebagaimana filsafat
hukum umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjangkau oleh ilmu
hukum. Ia mempunyai dua tugas yakni, tugas kritis dan tugas konstruktif. Tugas kritis
hukum islam adalah mempertanyakan kembali paradigm-paradigma yang telah mapan
dalam hukum islam. Adapun tugas konstruktif ialah mempersatukan cabang-cabang
hukum islam dalam kesatuan sistem hukum islam sehingga Nampak bahwa antara
satu cabang dengan cabang hukum demgan lainnya tidak terpisah.13
Dengan demikian, filsafat hukum islam adalah pemikiran ilmiah, sistematik,
dan bersifat radikal tentang hukum islam dengan filsafat sebagai alatnya serta bisa
dipertanggungjawabkan.

10
Ibid, hlm 41
11
Ibid
12
Ibid
13
Ibid
C. Korelasi Fikih Muamalah dengan Filsafat Hukum Islam
Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’yang bersifat amaliah yang diambil
dari dalil-dalil yang terperinci. Atau fiqh adalah himpunan hukum-hukum syara’ yang
bersifat amaliah yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Dan Muamalat adalah
Melakukan intruksi dengan orang lain dalam jual beli dan semacamnya. Dengan Ringkas
kata, fikih muamalat adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang mengatur hubungan
atau interaksi antara manusia dengan manusia yang lain dalam bidang kegiatan ekonomi.
Fikih Muamalah dalam kinerjanya banyak banyak memakai argumentasi logika dan
filsafat. Ketergantungan fikih muamalah terhadap logika dan filsafat hanya dalam
dimensi metodelogis bukan dalam dimensi metafisis. Metodelogi filsafat yang
diadopsinya itulah yang kemudian melahirkan hukum-hukum fikih muamalah.
Filsafat Hukum Islam, baik dalam pengertian syariat maupun pengertian Ushul Fiqih
tersebut sama. Sebagaimana telah di jelaskan tentang muamalah secara luas yakni
ketetapan yang diberikan oleh Tuhan yang langsung berhubungan dengan kehidupan
sosial manusia, terbatas pada pokok-pokoknya saja.  Penjelasan Nabi SAW mengatakan,
kalaupun ada, tidak perlu terinci seperti halnya dalam bidang ibadah. Karena Fiqih
Muamalah sifatnya terbuka maka dikembangkan melalui ijtihad manusia yang memenuhi
syarat untuk melakukan usaha itu. Dalam soal muamalah berlaku asas umum yakni pada
dasarnya semua perbuatan boleh dilakukan kecuali kalau mengenai perbuatan itu ada
larangan didalam al-Qur’an dan al-Hadits. Dalam Fiqih Muamalah dapat di lakukan
modernisasi, asal saja itu sesuai atau sekurang-kurangnya tiak bertentangan dengan jiwa
Hukum Islam/Ushul Fiqih14
Berdasarkan argumentasi di atas itulah, maka Fikih Muamalah dimasukkan ke dalam
ruang lingkup Filsafat Islam. Namun secara spesifik, antara kedua disiplin ilmu ini
terdapat perbedaan-perbedaan. Fikih Muamalah secara khusus adalah ilmu tentang hukum
syara’ yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dalam kegiatan ekonomi
yang berdiri atas dasar agama, sedangkan objeknya menetapkan dalil bagi hukum dan
menetapkan hukum bagi dalil.

14
Ali Muhammad Daud, Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum di Indonesia. (Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada, 2005) hlm 55-56
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Fikih muamalat adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang mengatur hubungan
atau interaksi antara manusia dengan manusia yang lain dalam bidang kegiatan ekonomi.
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa muamalat mempunyai dua arti, yaitu arti
umus dan arti khusus. Dalam arti umum, muamalat mencakup semua jenis hubungan antara
manusia dengan manusia dalam segala bidang. Dengan demikian, perkawinan juga masuk
dalam muamalat, karena di dalamnya diatur hubungan antara manusia dengan manusia, yaitu
suami dan istri. Dalam arti khusus, muamalat hanya mencakup hubungan antara manusia
dengan manusia, dalam hubungannya dengan harta benda. Dengan demikian, perkawinan
tidak termasuk muamalat dalam arti khusus, karena sasarannya bukan harta benda, melainkan
kenikmatan hubungan antara laki-laki dan perempuan, di samping masalah keluarga.

Menurut arti kata, filsafat terdiri atas kata philein yang berarti cinta dan Sophia yang
berarti kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Cinta berarti hasrat yang berkobar-
kobar atau yang sungguh-sungguh. Jadi filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguh
akan kebenaraan sejati. hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari
agama Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah.
Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda dalam
masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan
manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat,
Dengan demikian, filsafat hukum islam adalah pemikiran ilmiah, sistematik, dan bersifat
radikaltentang hukum islam dengan filsafat sebagai alatnya serta bisa
dipertanggungjawabkan.

Fikih Muamalah dimasukkan ke dalam ruang lingkup Filsafat Islam. Namun secara
spesifik, antara kedua disiplin ilmu ini terdapat perbedaan-perbedaan. Fikih Muamalah secara
khusus adalah ilmu tentang hukum syara’ yang mengatur hubungan manusia dengan manusia
lain dalam kegiatan ekonomi yang berdiri atas dasar agama, sedangkan objeknya menetapkan
dalil bagi hukum dan menetapkan hukum bagi dalil.
DAFTAR PUSTAKA

Akmal Bashori, Filsafat Hukum Islam:Paradigma filosofis mengais kebeningan Hukum


Tuhan. (Jakarta : KENCANA, 2020)

Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat. (Jakarta : Amzah, 2010 ).

Kutbuddin Aibak, “Otoritas dalam Hukum Islam (Telaah Pemikiran Khaled M. Abou El
Fadl)”. Disertasi. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014)

Prof H. Muhammad Daud Ali, Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum di
Indonesia. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005)

Anda mungkin juga menyukai