Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM ISLAM

TUGAS MAKALAH MATA FILSAFAT HUKUM ISLAM

Dosen Pengampu :

Rizal Fahmi, S.Hum. MA

Oleh:

Kelompok 1

Ulfa Findirra (180105059)

Fadhil Nurdiansyah (180105087)

PRODI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

NOVEMBER 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
hingga makalah dengan judul “PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM ISLAM” ini dapat
tersusun hingga selesai. Serta Shalawat dan salam penulis curahkan atas junjungan alam
yakni Nabi Muhammad Saw. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada para
pihak yang telah membantu serta memberi masukan dan dukungan dalam proses
pembuatan makalah ini. Yang mana dalam penyusunan ini penulis juga mengalami
sedikit hambatan dalam proses pencarian bahan referensi yang kurang memadai.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
FILSWAFAT HUKUM ISLAM. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan supayadapat
memberi pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman maka selaku penulis masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna
bagi para pembaca sekalian.

Banda Aceh, 2 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1. Latar Belakang......................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.................................................................................................4
3. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Filsafat hukum Islam adalah kajian filosofis tentang hakikat hukum Islam, sumber
asal muasal hukum Islam dan prinsip penerapannya, serta manfaat hukum Islam bagi
kehidupan masyarakat yang melaksanakannya.1
Filsafat berada pada ranah abstrak, dan filsafat hukum merupakan cabang dari hukum
Islam, filsafat hukum mempunyai fungsi yang strategis dalam pembentukan hukum. Secara
konsep islam menilai hukum tidak hanya berlaku di dunia saja, akan tetapi juga di akhirat,
karena putusan kebenaran, atau ketetapan sangsi, disamping berhubungan dengan manusia
secara langsung, juga berhubungan dengan Allah SWT, maka manusia disamping ia
mengadopsi hukum yang langsung dari wahyu Tuhan dalam bentuk kitab suci, manusia
dituntut untuk selalu mencari formula kebenaran yang berserakan dalam kehidupan
masyarakat, yaitu suatu hukum yang akan mengatur perjalanan masyarakat, dan hukum
tersebut haruslah digali tentang filsafat hukum secara lebih komprehensif. Hukum Islam
mengacu pada pandangan hukum yang mengatakan bahwa hukum Islam mempunyai maksud
dan tujuan.
Tujuan dari adanya hukum Islam adalah terciptanya kedamaian di dunia dan
kebahagiaan di akhirat. Jadi hukum Islam bukan bertujuan meraih kebahagiaan yang
fana‟dan pendek di dunia semata, tetapi juga mengarahkan kepada kebahagiaan yang kekal
diakhirat kelak. Inilah yang membedakannya dengan hukum manusia yang menghendaki
kedamaian di dunia saja. Filsafat hukum lebih mengulas tentang tujuan atau akhir hukum dan
keadilan dianggap sebagai tujuan tertinggi. Hukum islam atau syari‟ah dalam teori klasik
adalah perintah Tuhan yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Hukum Islam
merupakan sistem ketuhanan yang mendahului Negara Islam dan bersifat mengontrol
masyarakat.2

2. Rumusan Masalah
Berikut susunan dari perumusan masalah yang akan menjadi pembahasan makalah ini,
yaitu;
a. Apakah yang dimaksud dengan filsafat hukum Islam ?
1
Muhammad Syukri Albani Nasution, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Rajawali Pers 2014), 4.
2
Muhammad Hasdin Has, “Kajian Filsafat Hukum Islam Dalam Al-Qur‟an”, Jurnal Al-Adl, Vol.
08, No. 02 (Juli 2015), 58.

4
b. Apa saja yang menjadi objek kajian filsafat hukum Islam?
c. Bagaimana kegunaan filsafat hukum Islam?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian filsafat hukum Islam.
b. Untuk mengetahui objek kajian filsafat hukum Islam.
c. Untuk mengetahui kegunaan filsafat hukum Islam.
4.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Hukum Islam


Filsafat menurut bahasa berarti hikmah dan hakim, yang dalam bahasa arab dipakai
kata filsafat dan filisof. Filsafat hukum islam ialah filsafat yang diterapkan pada hukum
islam. Ia merupakan filsafat khusus dan objeknya adalah hukum islam. Maka filsafat hukum
islam adalah filsafat yang menganalisis hukum islam secara metodis dan sistematis sehingga
mendapatkan keterangan yang mendasar, atau menganalisis hukum islam secara ilmiah
dengan filsafat sebagai alatnya.3
Menurut Azhar Basyir, filsafat hukum islam adalah pemikiran secara ilmiah,
sistematis, dapat dipertanggungjawabkan dan radikal tentang hukum islam. Filsafat hukum
islam merupakan anak sulung dari filsafat islam. Dengan kata lain filsafat hukum islam
adalah pengetahuan tentang hakikat, rahasia, dan tujuan hukum islam baik yang menyangkut
materinya maupun proses penetapannya, atau filsafat yang digunakan untuk memancarkan,
menguatkan, dan memelihara hukum islam, sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan Allah
menetapkannya di muka bumi, yaitu untuk kesejahteraan umat manusia seluruhnya. Dengan
filsafat ini, hukum islam akan benar-benar cocok sepanjang masa di semesta alam. Filsafat
Hukum islam adalah kajian filosofis tentang hakikat hukum Islam, sumber asal-muasal
hukum Islam dan prinsip penerapannya serta fungsi dan manfaat hukum Islam bagi
kehidupan masyarakat yang melaksanakannya.4
Maka filsafat hukum islam itu berupaya menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat
yang terjadi di tengah masyarakat. Dengan kata lain filsafat hukum islam bersikap kritis
terhadap masalah-masalah. Jawaban-jawabannya tidak luput dari kritik lebih lanjut, sehingga
ia dikatakan sebagai seni kritik, dalam arti tidak pernah merasa puas diri dalam mencari, tidak
menganggap suatu jawaban sudah selesai, tetapi selalu bersedia bahkan senang membuka
kembali perdebatan.
Filsafat adalah alam berpikir, karena berfilsafat itu sendiri adalah berpikir. Tetapi tidak
semua kegiatan berpikir dikatakan berfilsafat. Berpikir yang disebut berfilsafat adalah
berpikir dengan insaf, yaiu dengan teliti dan menurut suatu aturan yang pasti. Harun Nasution
mengatakan bahwa inisiatif filsafat adalah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas
(tidak terikat dengan tradisi, dogma dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga
sampai ke dasar persoalan.4 Dengan demikian, tugas filosof adalah mengetahui sebab-sebab
sesuatu, menjawab pertanyaanpertanyaan fundamental dan pokok, serta bertanggung jawab,
sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Menurut Azhar Basyir, Filsafat Hukum Islam adalah pemikiran secara ilmiah,
sistematis, dapat dipertanggung jawabkan dan radikal tentang hukum Islam,7 Filsafat Hukum
Islam merupakan anak sulung dari filsafat Islam. Dengan rumusan lain Filsafat hukum Islam
adalah pengetahuan tentang hakikat, rahasia, dan tujuan Islam baik yang menyangkut
materinya maupun proses penetapannya, atau filsafat yang digunakan untuk memancarkan,
menguatkan, dan memelihara hukum Islam, sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan Allah
SWT menetapkannya di muka bumi yaitu untuk kesejahteraan umat manusia seluruhnya.
3
Faturrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997, 14.
4
Hasbi Ash-Shidieqi, Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1993, 34.

6
Dengan filsafat ini hukum Islam akan benar-benar “cocok sepanjang masa di semesta
alam”(salihun likulli zaman wa makan).

B. Objek Kajian Filsafat Hukum Islam


Objek Kajian Filsafat Hukum Islam ada 5, yaitu:
1. Tentang Pembuat Hukum Islam (alHakim) yakni Allah SWT. Yang telah menjadikan
para nabi dan Rasul terutama nabi terakhir Muhammad SAW yang menerima risalah-
Nya berupa sumber ajaran Islam yang tertuang di dalam kitab suci al-Quran Dan
keberadaan Muhammad SAW yang eksistensinya yang mungkin ada (mumkinah al-
Maujudah)
2. Tentang sumber ajaran hukum Islam, berkaitan dengan kalamullah yang tertulis atau
quraniyah dan yang tidak tertulis berupa semua karya cipta-Nya atau ayat-ayat
Kauniyah.
3. Tentang orang yang menjadi subjek atau objek dari kalam ilahi yakni orang Mukallaf,
yang diperintah atau dilarang atau memiliki kebebasan untuk memilih
4. Tentang tujuan Hukum Islam sebagai landasan amaliyah para mukallaf dan balasan-
balasan berupa pahala dari pembawa perintah.
5. Tentang metode yang digunakan para ulama dalam mengeluarkan dalil-dalil dari
sumber ajaran hukum Islam, yakni al-Quran dan al-Hadits serta pendapat para sahabat
yang dijadikan acuan dalam pengamalan.

Maka para ahli Ushul Fiqih, sebagaimana ahli Filsafat Hukum Islam, membagi Filsafat
Hukum Islam kepada dua rumusan, yaitu Falsafat Tasyri‟(Objek Teoritis) dan Falsafah
Syari‟ah atau Asrar Al-Syari‟ah (Objek Praktis).
a. Falsafat Tasyri‟: filsafat yang memancarkan hukumIslam atau menguatkannya dan
memeliharanya. Filsafat ini bertugas membicarakan hakikat dan tujuan penetapan
hukumIslam. Filsafat tasyri terbagi kepada:
1) Da‟aim al-ahkam (dasar-dasar hukum Islam)
2) Mabadi al-ahkam (prinsip-prinsip hukum Islam)
3) Ushul al-ahkam (pokok-pokok hukum Islam) atau mashadir alahkam (sumber-
sumber hukum Islam)
4) Maqashid al-ahkam (tujuantujuan hukum Islam)
5) Qawaid al-ahkam (kaidah-kaidah Hukum Islam)
b. Falsafat Syariah: filsafat yang diungkapkan dari materi-materi hukum Islam seperti
ibadah, mu‟amalah, jinayah, „uqubah, dan sebagainya. Filsafat ini membicarakan
hakikat dan rahasia hukum Islam.

C. Kegunaan Mempelajari Filsafat Hukum Islam


Diantara kegunaan memempelajari Filsafat Hukum Islam:
1. Menjadikan filsafat sebagai pendekatan dalam menggali hakikat, sumber dan tujuan
hukum Islam.
2. Dapat membedakan kajian ushul fiqih dengan filsafat terhadap hukum Islam.
3. Mendudukan Filsafat Hukum Islam sebagai salah satu bidang kajian yang penting
dalam memahami sumber hukum Islam yang berasal dari wahyu maupun hasil ijtihad
para ulama.

7
4. Menemukan rahasia-rahasia syariat diluar maksud lahiriahnya.
5. Memahami ilat hukum sebagai bagian dari pendekatan analitis tentang berbagai hal
yang membutuhkan jawaban hukumiyahnya sehingga pelaksanaan hukum Islam
merupakan jawaban dari situasi dan kondisi yang terus berubah dinamis.
6. Membantu mengenali unsur-unsur yang mesti dipertahankan sebagai kemapanan dan
unsure-unsur yang menerima perubahan sesuai dengan tuntunaan situasional.5

Menurut Juhaya S. Pradja studi Filsafat Hukum Islam berguna untuk menjadikan
hukum Islam sebagai sumber hukum yang tidak kering bagi perundang-undangan dunia. 6
Selain itu, studi Filsafat Hukum Islam akan memberikan landasan bagi politik hukum.
Maksudnya adalah penerapan hukum Islam agar mencapai tujuannya yang paling mendekati
kemaslahatan umat manusia dan menjauhkan dari kerusakan. Filsafat Hukum Islam seperti
filsafat pada umumnya mempunyai dua tugas: tugas kritis dan tugas konstruktif. Tugas kritis
Filsafat Hukum Islam adalah mempertanyakan kembali paradigma-paradigma yang telah
mapan di dalam hukum Islam.Sementara tugas konstruktif Filsafat Hukum Islam adalah
mempersatukan cabang-cabang hukum Islam dalam kesatuan sistem hukum Islam sehingga
nampak bahwa antara satu cabang hukum Islam sengan lainnya tidak terpisahkan. Dengan
demikian Filsafat Hukum Islam mengajukan pertanyaan-pertanyaan: apa hakikat hukum
Islam; hakikat keadilan; hakikat pembuat hukum; tujuan hukum; sebab orang harus taat
kepada hukum Islam; dan sebagainya.

5
Beni Ahmad Saebani, Filsafat Hukum Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm. 62-63.
6
Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam, (Bandung: Pusat Penerbitan UNISBA, 1995) hlm. 25

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Filsafat hukum Islam ialah filsafat yang diterapkan pada hukum islam. Ia merupakan
filsafat khusus dan objeknya adalah hukum Islam. Maka filsafat hukum islam adalah filsafat
yang menganalisis hukum islam secara metodis dan sistematis sehingga mendapatkan
keterangan yang mendasar, atau menganalisis hukum islam secara ilmiah dengan filsafat
sebagai alatnya. Filsafat hukum Islam mengkaji berbagai aspek yang terjadi di tengah
masyarakat.
Dalam mengembangkan hukum Islam maka para mujtahid berijtihad untuk
menemukan berbagai solusi terhadap masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Maka dari
itu filsafat hukum islam selalu berkembang baik dalam bidang ibadah maupun mu‟amalah.
Filsafat Hukum Islam dalam proses berijtihad tidak bisa dibisa dipisahkan satu sama lainnya,
sehingga ia sangat berperan dalam proses pembaharuan Ijtihad. Proses ijtihad dengan Filsafat
hukum Islam akan menghasilkan suatu hukum yang sesuai dengan tujuan hukum, dengan
terlebih dulu memahami beberapa kaidah indukdalam ushul Fiqh dan illat suatu hukum. Dan
adanya upaya pembaharuan hukum dalam Islam sama sekali tidak bisa lepas dari kegiatan
Ijtihad dan Filsfat Hukum.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan, Reformasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2000.
Abdul Wahab Khallaf., Ushul Fikih, terj. Halimuddin, SH Jakarta, Rineke Cipta, 2006,
cetakan V.
Abdul Wahab Khallaf, “Ilm Ushul Fiqh , Kuwait , Dar al Qolam , 1397 H / 1978
M. Amir Syarifudin, Pembaharuan Pemikiran dalam hukum Islam, Padang Angkasaraya, cet.
2, 1993.
Ahmad Rofiq, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia, Yogyakarta, Gema Media, Cet. I ,
2001.

10

Anda mungkin juga menyukai