DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat,bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Judul makalah ini ialah
“Pengertian Filsafat Hukum Islam”.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
B. Saran .......................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat hukum Islam adalah kajian filosofis tentang hakikat hukum
Islam,sumber asal muasal hukum Islam dan prinsip penerapannya, serta
manfaat hukumIslam bagi kehidupan masyarakat yang melaksanakannya.1
Filsafat berada pada ranah abstrak, dan filsafat hukum merupakan
cabang darihukum Islam, filsafat hukum mempunyai fungsi yang strategis
dalam pembentukan hukum. Secara konsep islam menilai hukum tidak
hanya berlaku didunia saja, akan tetapi juga di akhirat, karena putusan
kebenaran, atau ketetapan sangsi, disamping berhubungan dengan manusia
secara langsung, juga berhubungan dengan Allah SWT, maka manusia
disamping ia mengadopsi hukumyang langsung dari wahyu Tuhan dalam
bentuk kitab suci, manusia dituntut untuk selalu mencari formula
kebenaran yang berserakan dalam kehidupan masyarakat,yaitu suatu
hukum yang akan mengatur perjalanan masyarakat, dan hukum tersebut
haruslah digali tentang filsafat hukum secara lebih komprehensif.2
Hukum Islam mengacu pada pandangan hukum yang mengatakan
bahwahukum Islam mempunyai maksud dan tujuan. Tujuan dari adanya
hukum Islam adalah terciptanya kedamaian di dunia dan kebahagiaan di
akhirat. Jadi hukum Islam bukan bertujuan meraih kebahagiaan yang
fana‟dan pendek di dunia semata, tetapi juga mengarahkan kepada
kebahagiaan yang kekal diakhirat kelak. Inilahyang membedakannya
dengan hukum manusia yang menghendaki kedamaian didunia saja.
Filsafat hukum lebih mengulas tentang tujuan atau akhir hukum dan
keadilan dianggap sebagai tujuan tertinggi. Hukum islam atau syari‟ah
dalam teori klasik adalah perintah Tuhan yang di wahyukan kepada Nabi
1
Muhammad Syukri Albani Nasution, Filsafat Hukum Islam. (Jakarta: Rajawali Pers
2014), 4
2
Mohammad Moslehuddin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis: Filsafat
Hukum, (yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, januari 1997), h. 35
1
Muhammad saw.Hukum Islam merupakan sistem ketuhanan yang
mendahului Negara Islam dan bersifat mengontrol masyarakat.3
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis akan membahas
lebih rinci terkait “Pengertian Filsafat Hukum Islam” pada sub bab
selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian filsafat hukum Islam?
2. Apa sajakah obyek filsafat Hukum Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian filsafat hukum Islam.
2. Untuk menjelaskan obyek filsafat hukum Islam.
3
Muhammad Hasdin Has, “Kajian Filsafat Hukum Islam Dalam Al-Qur‟an”, Jurnal Al-Adl ,
Vol.08, No. 02 (Juli 2015), 58
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Faturrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997, 14.
5
Hasbi Ash-Shidieqi, Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1993, 34.
3
mencari, tidak menganggap suatu jawaban sudah selesai, tetapi selalu
bersedia bahkan senang membuka kembali perdebatan.
Filsafat hukum islam sebagaimana filsafat lainnya menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjangkau oleh ilmu hukum. Filsafat
hukum islam itu mempunyai dua tugas yaitu:6
1. Tugas Kritis, yaitu mempertanyakan kembali paradigm-
paradigma yang telah mapan di dalam hukum islam.
2. Tugas Kontruktif, yaitu mempersatukan cabangcabang hukum
islam dalam kesatuan sistem hukum islam sehingga Nampak
bahwa antara satu cabang hukum islam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan: apa hakikat hukum islam: dan lain-lain.
6
Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam, Bandung : Pusat Penerbit Universitas LPPM,
1995, 15.
7
The Liang Gie, Suatu Konsepsi Bidang Filsafat, alih bahasa Ali Mudhafir (Yogyakarta:
Karya Kencana, 1977),h. 5.
4
sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar persoalan.8 Dengan
demikian, tugas filosof adalah mengetahui sebab-sebab sesuatu, menjawab
pertanyaanpertanyaan fundamental dan pokok, serta bertanggung jawab,
sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
8
Faturrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Cet..1, Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997,
37.
5
Islam (al-islām, ( اإل سال مmemiliki arti "penyerahan", atau
penyerahan diri sepenuhnya. Sebagai ajaran, Islam adalah agama yang
mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan
sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau
lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimah bagi
perempuan.
6
Umat Islam juga meyakini Al-Qur'an sebagai kitab suci dan
pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad.
melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di
dalamnya. Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan Al-Qur'an
hingga akhir zaman dalam suatu ayat. Kitab lain yang wajib diimani
adalah kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum Al-Qur'an,
yaitu Zabur, Taurat, Injil dan suhuf para Nabi-nabi yang lain.
Kata falsafah dalam bahasa Arab diserap dari bahasa Yunani, sama
halnya dengan kata filsafat dalam bahasa Indonesia. Namun demikian,
padanan katanya menurut para ahli adalah kata hikmah. Sehingga
kebanyakan penulis Arab menempatkan kata hikmah di tempat kata
falsafah, menempatkan kata hakim di tempat kata filosof, dan sebaliknya.
7
B. Obyek Filsafat Hukum Islam
Para ahli ushul fiqh sebagaimana ahli Filsafat Hukum Islam
membagi filsafat Hukum Islam kepada dua bagian,yaitu Falsafat Tashri‟
dan Falsafat Shari‟ah.
a. Falsafar Tashri‟, yakni filsafat yang memancarkan hukum
Islam atau menguatkannya dan memeliharanya. Filsafat ini
membicarkan hakikat dan tujuan penetapan hukum Islam.
Filsafat tashri‟ terbagi kepada:
1. Da‟im Al-Ahkam (dasar-dasar hukum Islam)
2. Mabadi‟ Al-Ahkam (Prinsip-prinsip Hukum Islam)
3. Ushul/Mashadir Al-Ahkam (pokok-pokok/sumbersumber
Hukum Islam
4. Maqashid Al-Ahkam (tujuan-tujuan Hukum Islam)
5. Qawa‟id Al-Ahkam (kaidah-kaidah hukum Islam)
b. Falsafat Shari‟ah, yakni filsafat yang diungkapkan dari materi-
materi hukum Islam, seperti ibadah, mu‟amalah, jinayah,
„uqubah, dan sebagainya. Filsafat ini bertugas menemukan
rahasia dan hakikat Hukum Islam. Termasuk dalam pembagian
filsafat Shari‟ah adalah:
1. Asrar Al-Ahkam (rahasia-rahasia hukum Islam)
2. Khasa‟is Al-Ahkam (keistimewaan hukum Islam)
3. Mahasin/Mazaya Al-Ahkam (keutamaan-keutamaan hukum
Islam)
4. Thawabi‟ Al-Ahkam (karakteristik hukum Islam)
8
Sebagaimana watak filsafat, Filsafat Hukum Islam berusaha
menangani pertanyaan-pertanyaan fundamental secara ketat, konsepsional,
metodis, koheren, sistematis, radikal, universal, konprehensif, rasional,
serta bertanggung jawab. Arti pertanggungjawaban ini adalah adanya
kesiapan untuk memberikan jawaban yang objektif dan argumentatif
terhadap segala pertanyaan, sangkalan dan kritikan terhadap Hukum Islam.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat hukum Islam adalah kajian filosofis tentang hakikat hukum
Islam,sumber asal muasal hukum Islam dan prinsip penerapannya, serta
manfaat hukumIslam bagi kehidupan masyarakat yang melaksanakannya.
Filsafat berada pada ranah abstrak, dan filsafat hukum merupakan
cabang dari hukum Islam, filsafat hukum mempunyai fungsi yang strategis
dalam pembentukan hukum. Secara konsep islam menilai hukum tidak
hanya berlaku didunia saja, akan tetapi juga di akhirat, karena putusan
kebenaran, atau ketetapan sangsi, disamping berhubungan dengan manusia
secara langsung, juga berhubungan dengan Allah SWT, maka manusia
disamping ia mengadopsi hukumyang langsung dari wahyu Tuhan dalam
bentuk kitab suci, manusia dituntut untuk selalu mencari formula
kebenaran yang berserakan dalam kehidupan masyarakat,yaitu suatu
hukum yang akan mengatur perjalanan masyarakat, dan hukum tersebut
haruslah digali tentang filsafat hukum secara lebih komprehensif. Hukum
Islam mengacu pada pandangan hukum yang mengatakan bahwa hukum
Islam mempunyai maksud dan tujuan.
B. Saran
Dalam Penulisan dan pembutan makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami
(penulis) butuh saran dan kritik yang konstruktif agar penulis dapat lebih
baik dalam penyusunan makalah selanjutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Djamil Faturrahman, Filsafat Hukum Islam, Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997.
11