Anda di halaman 1dari 15

“Makalah Hukum Bisnis”

TRANSAKSI DALAM BISNIS DAN SURAT BERHARGA

Dosen Pengampu : Ramiah Lubis , S.H. ,M.H.


Kelas : HKI 5 (21145)
Disusun Oleh :

Kelompok IV

1. SERLI INDRI YANI (2130101159)

2. YESI RISQI ANITA (2120101075)

3. ZIYAULHAQ (2130101143)

Program Studi Hukum Keluarga Islam

Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt. atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hukum Bisnis dalam Konteks ‘Transaksi Dalam
Bisnis dan Surat Berharga’ ” tepat waktu. Tak lupa kami ucapkan terima kasih pada semua pihak
yang berperan dan berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak kekuarangan yang terdapat pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan
evaluasi kami dalam pembuatan makalah kami. Semoga makalah ini dapat berguna bagi berbagai
pihak terutama bagi para pembaca.

Palembang, 23 maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 4


1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3. Tujuan .............................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 6

A. Pengertian Transaksi Bisnis ……………………………………………………………6


B. Jenis Transaksi Bisnis..................................................................................................... 6
C. Pengelompokkan Transaksi Bisnis................................................................................ 7
D. Transaksi Bisnis Berdasarkan Sumbernya……………………………………………8
E. Surat Berharga………………………………………………………………………….9

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 12


3.2 Daftar Pustaka ................................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia bisnis berkembang seiring dengan Dalam perkembangan yang paling


perkembangan peradaban manusia. Semakin mutakhir, muncul sebuah model atau sistem
modern sebuah peradaban semakin modem transaksi bisnis yang sangat inovatifdankreatif
pulalah bentuk dan pola hubungan bisnis yang mengikuti high-tech improvement ( kemajuan
ada. Dari sinilah di dunia bisnis dikenai ada teknologi tinggi ) di bidang komunikasi dan dua
model utama, yaitu bisnis konvensional informasi. Canggihnya teknologi modem saat yang
merujuk kepada nilai dan tata cara yang ini dan terbukanya jaringan informasi global
tradisional, yang lazim dikenai dengan bisnis yang serba transparan, yang menurut Alvin klasik
atau konvensional, dan bisnis modem Toffler adalah gejala masyarakat gelombang yang
merujuk kepada nilai-nilai serta perilaku ketiga/ telah ditandai dengan kemunculan modern
yang bersifat kontemporer. Masing- internet, cybemet, atau world wide web ( www ) masing
model bisnis memiliki cara, perma- yaknl sebuah teknologi yang memungkinkan salahan,
konsekuensijuridis, dan solusi yang adanya transformasi informasi secara cepat berbeda. ka
seluruh dunia melalui dunia maya.

Pada gilirannya, perubahan interaksi dan interelasi manusia tersebut di atas memasuki
wilayah hubungan dagang atau bisnis. Transaksi bisnis {commerce), dengan adanya teknologi
cyber dan internet tersebut di atas, tidak lagi hanya bisa dilaksanakan secara langsung
{facetoface, directseliing) melainkan dapatpula dilaksanakan dengan menggunakan jasa
layanan internet, intranet, extranet, dan elektronet lainnya.1

Secara umum, bisnis dalam islam menjelaskan adanya transaksi yang bersifat fisik,
dengan menghadirkan benda tersebut ketika kita bertansaksi atau tanpa menghadirkan benda
yang dipesan, tetapi dengan ketentuan harus dinyatakan sifat benda secara jelas, baik
diserahkan secara langsung maupun diserahkan kemudian sampai batas waktu yang
dijanjikan.Transaksi as-salam merupakan bentuk transaksi dengan system pembayaran secara
tunai/ disegerakan tetapi penyerahan barang ditangguhkan.Sedang transaksi al-istisna

1
AivinToffler. 1982, The Third Wave.Tomlo. NewYork. London. Sydney: Bantam Books. Him. 155-167, 194-
204. Tengaral (forecasting) semacam ini juga disampaikan oieh John Naisbitt danPatricia Abdurdence daiam
bukunyayangsangat terkenal. Megatrend2000.

4
merupakan bentuk transaksi dengan system pembayaran secara disegerakan atau secara
ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan barang yang ditangguhkan.2

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang disebut dengan Transaksi Bisnis?


2. Apa saja jenis-jenis transaksi bisnis?
3. Sebutkan pengelompokan Trasnsaksi bisnis !
4. Apa yang disebut dengan surat berharga ?
5. apa dasar hukum dari surat berharga ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Transaksi bisnis, dan mengetahui jenis-jenis transaksi bisnis,
serta pengelompokan Trasnsaksi bisnis.
2. Untuk mengetahui apa itu surat berharga, dan mengetahui dasar hukum dari surat berharga.

2
Pujiyanti, S., & Wahdi, A. (2020). Transaksi Bisnis Online dalam Perspektif Islam. SERAMBI: Jurnal Ekonomi
Manajemen Dan Bisnis Islam, 2(2), 91 - 102

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Transaksi Bisnis

Transaksi Bisnis adalah suatu transasi keuangan antara dua pihak atau lebih yang
melibatkan pertukaran barang, uang, ataupun jasa. Untuk melakukan transaksi bisnis,
pertukaran bisnis harus dapat diukur dalam nilai moneter sehingga dapat di catatUntuk
melakukan transaksi bisnis, pertukaran bisnis harus dapat diukur dalam nilai moneter sehingga
dapat dicatat untuk tujuan akuntansi.

Transaksi bisnis adalah peristiwa yang melibatkan pertukaran barang, uang, maupun
jasa antara dua pihak atau lebih. Transaksi bisnis bisa sesingkat pembelian tunai atau tahan
lama seperti kontrak layanan yang diperpanjang selama bertahun-tahun.

Bisnis yang ditransaksikan bisa antara dua pihak yang berhubungan dan melakukan
transaksi untuk keuntungan bersama, atau antara badan usaha, seperti toko ritel, dan pelanggan.
Intinya, transaksi bisnis adalah hubungan dua pihak untuk saling menguntungkan atau antara
entitas bisnis serta pelanggan, seperti toko dan orang yang membeli barang.

1. Jenis Transaksi Bisnis

adapun jenis dari transaksi bisnis sebagai berikut,

Transaksi Sederhana, Beberapa transaksi adalah pertukaran sederhana. Membayar dua


dolar untuk secangkir kopi adalah transaksi bisnis. Memotong rambut, makan di restoran,
bahkan membeli sesuatu yang mahal seperti mesin cuci atau pengering bisa menjadi transaksi
sederhana. Kebanyakan transaksi sederhana adalah peristiwa tunggal yang mungkin atau
mungkin tidak berulang dan terjadi antara vendor dan pelanggan.

Transaksi Kompleks, Banyak transaksi yang kompleks. Pembelian barang dengan


kredit melibatkan serangkaian transaksi sebelum pembelian dapat diselesaikan. Menyiapkan
liburan melalui agen perjalanan memerlukan pemesanan hotel, penerbangan, mungkin
perjalanan kereta api atau perahu, tur dan membuat pengaturan lain, yang semuanya

6
memerlukan transaksi bisnis. Mendapatkan hipotek untuk membeli rumah atau bangunan
memerlukan banyak transaksi dengan pemberi pinjaman, perusahaan judul, agen real estat,
pembeli, penjual, penjamin emisi pinjaman dan banyak lagi.

Transaksi yang Sedang Berlangsung, Beberapa transaksi bisnis sedang berlangsung.


Hubungan Anda dengan bank Anda adalah transaksi bisnis berkelanjutan yang dapat mencakup
beberapa jenis transaksi. Kontrak antara pemasok atau vendor dan bisnis lain dapat melibatkan
beberapa transaksi bisnis antara vendor, karyawannya, pemasoknya, pelanggannya, dan pasar
pelanggan. Ada juga transaksi internasional antar negara, pinjaman dari satu pemerintah ke
pemerintah lain atau penjualan barang dan jasa bisa menjadi transaksi berkelanjutan yang
sangat kompleks.

2. Pengelompokkan Transaksi Bisnis

Transaksi bisnis dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu transaksi berdasarkan pihak
yang melakukannya dan transaksi berdasarkan sumbernya. Berikut penjelasannya,

Transaksi Bisnis Berdasarkan Pihak yang Melakukannya, Berdasarkan pihak yang


melakukan transaksi atau kegiatan bisnis, transaksi bisnis dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

a.Transaksi Bisnis Eksternal Transaksi bisnis eksternal adalah segala transaksi atau
kejadian bisnis yang berhubungan dengan pihak di luar perusahaan. Transaksi eksternal
biasanya berkaitan erat dengan usaha mendapatkan laba dari kegiatan operasional
perusahaan atau dengan kegiatan perputaran modal guna menjalankan kegiatan
operasional perusahaan. Adapun contoh-contoh dari transaksi bisnis eksternal, yaitu:

 Pembelian bahan baku produk


 Pembelian perlengkapan untuk menjalankan usaha
 Pembayaran untuk sewa gedung
 Pembelian tempat usaha

b.Transaksi Bisnis Internal Transaksi bisnis internal adalah segala transaksi atau
kejadian bisnis yang berhubungan dengan pihak di dalam perusahaan atau dengan kata
lain, pihak dalam perusahaan merupakan bagian-bagian dari perusahaan itu sendiri.
Transaksi internal biasanya berhubungan dengan segala sesuatu yang menjalankan
kegiatan operasional perusahaan. Adapun contoh-contoh dari transaksi internal, yaitu:

7
 Pembayaran gaji pegawai
 Penggunaan perlengkapan perusahaan
 Pemanfaatan nilai guna mesin

3.Transaksi Bisnis Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumber transaksi atau kegiatan bisnis, transaksi bisnis dibagi ke dalam
dua jenis. Jenis transaksi tersebut adalah :

a.Transaksi Usaha

Transaksi usaha adalah segala transaksi atau kegiatan ekonomi yang berkaitan
dengan

kegiatan usaha atau operasional perusahaan.

Berikut adalah beberapa contoh transaksi usaha yang dilakukan perusahaan:

 Pendapatan yang diperoleh perusahaan dari operasional.


 Penjualan barang dagangan baik tunai maupun kredit.
 Pembelian bahan baku untuk produksi.
 Pendapatan yang belum diterima atau piutang.
 Pendapatan yang diterima di awal atau di muka.

b.Transaksi Modal

Transaksi modal adalah segala transaksi atau kegiatan ekonomi yang berkaitan
dengan modal perusahaan, pemilik perusahan, atau penanam saham (investor). Berikut
adalah beberapa contoh transaksi modal yang terjadi dalam perusahaan:

 Penyerahan investasi atau dana modal dari pemilik perusahaan.


 Penanaman investasi atau dana modal dari investor.
 Pengambilan dana oleh pemilik perusahan, atau yang disebut juga prive atau
drawing.
 Pembayaran gaji pegawai perusahaan.
 Pembayaran biaya-biaya rutin seperti biaya listrik, telepon, air, dan lain
sebagainya.

8
B. Surat Berharga

1. Pengertian Surat Berharga

Hukum surat berharga merupakan salah satu dari ruang lingkup hukum bisnis yang
berkembang dengan cepat di Indonesia. Surat berharga adalah sebuah dokumen yang
diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah
uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut,
baik pihak yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa
surat berharga tersebut dialihkan.3

Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit
atau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari
penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal maupun pasar uang.
Surat berharga adalah sepucuk surat yang bernilai uang, serta memberikan hak kepada
pemegangnya atas apa yang tercantum di dalamnya. Dan surat berharga ini mudah dan dapat
diperdagangkan.4

Surat berharga dalam bahasa lain disebut juga sebagai commercial paper atau
negotiable instrument. Dikatakan surat berharga karena surat tersebut memiliki harga atau nilai
ekonomis tertentu. Dikatakan commercial paper, karena surat tersebut memang seringkali tidak
hanya dijadikan pengganti uang atau sebagai alat pembayaran, tapi karena surat-surat tersebut
juga dijadikan objek perdagangan. Dikatakan negotiable instrument karena surat-surat tersebut
dapat diperjualbelikan, tentu saja dengan nilai yang tidak selalu sama dengan nilai yang
diebutkan dalam surat tersebut (Nominal Value). Inilah mengapa surat berharga disebut pula
sebagai commercial paper, karena menjadi objek transaksi commercial di samping sebagai alat
pembayaran pengganti uang tunai.5

Bentuk pertama dari surat berharga yang diakui ke dalam hukum positif Common Law
adalah bill of exchange (wesel). Bills of exchange pertama kali dipakai oleh para kreditur (cikal
bakal bank) dan para pedagang di Florence dan Venesia, untuk memfasilitasi pemberian kredit
bagi para pedagang yang beroperasional lintas Negara. Pengaruh ini datang ke Inggris melalui

3
Zainal Asikin, Hukum Dagang, Cet. I, (Jakata: Rajawali Pers, 2013)
4
Zainal Asikin, Hukum Dagang, Cet. I, (Jakata: Rajawali Pers, 2013), h. 73
5
Agus Sardjono, Pengantar Hukum Dagang, Cet. I, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 133-134

9
Perancis pada awal abad ke 14 M. Para pedagang Inggris memakai bills of exchange sebagai
instrumen pengganti uang, untuk menghindari kesulitankesulitan yang akan timbul apabila
harus mengirimkan atau menerima uang tunai dari dan ke luar negeri. Para pedagang tersebut
melalui selembar bills of exchange memberikan perintah kepada pihak ketiga di luar negeri
untuk membayarkan sejumlah uang kepada debiturnya yang berada di luar negeri (Ogden,
1938: 20).

Bentuk surat berharga kedua yang dikenal adalah Promissory Notes atau surat
kesanggupan, sebagai surat pengakuan utang. Bentuk ini sebenarnya sudah dikenal sejak jaman
sebelum masehi, banyak juga dipakai oleh Bangsa Romawi. Namun kondisi dapat diperdagan
gkannya (negotiability), surat promes i ni baru berkembang pada masa-masa keemasan para
pedagang (abad pertengahan).6

Penyebaran surat promes ke Inggris kurang lebih terjadi pada masa pemerintahan Ratu
Anne, para pedagang dan masyarakat awam sering kali saling menerbitkan surat promes
sebagai alat bukti pengakuan utang antara para penerbit (debitur) dan para kreditur. Dalam
praktik penggunaan, surat promes ini sering kali berpindahtangan, sehingga kemudian banyak
muncul perkaraperkara berdasarkan penerbitan dan peralihan surat promes. Sehingga Parlemen
dan legislator di Inggris merasa perlu untuk mempertimbangkan perlakuan bagi surat promes
sebagai surat yang diakui sebagai surat berharga sama seperti Bills of Exchange. Pertimbangan
yang dipakai adalah karena notes5 sudah lama dipakai dan banyak dikenal oleh kalangan para
pedagang dan tidak bertentangan dengan aspek-aspek Kristiani 6. (Ogden, 1938: 22). Ada bukti
kodifikasi hukum mengenai pengakuan promissory notes yaitu:

“Promissory notes diatur sebagaimana bills of exchange, pasal ketiga dan pasal
keempat Anne, mengakui bahwa promissory notes akan dapat dibayarkan kepada seseorang,
atas nama atau atas unjuk, dapat diperdagangkan seperti bill of exchange yang diterbitkan di
Inggris (inland bills of exchange), sebagaimana kebiasaan para pedagang …”

Dengan adanya peraturan tersebut maka promissory notes, diakui oleh hukum gereja
dan kebiasaan perdagangan dalam negeri Inggris sebagai instrumen dalam perdagangan dan
satu jenis dengan bills of exchange sebagai surat berharga (Ogden, 1938: 23).

6
Aspek Kristiani (Canon law berdasarkan agama Katolik Roma khususnya) melarang praktik perdagangan yang
menerapkan bunga (interest/usury), padahal banyak pedagang khususnya para perantara dan kreditur yang dalam
praktik menerapkan bunga. Hanya para pedagang Arab yang tidak menerapkan bunga secara tegas dalam praktik
mereka.

10
Sumber hukum surat berharga untuk Negara-negara penganut sistem hukum Common
Law adalah Bills of Exchange Act 1882 (BEA), yang sampai saat ini masih berlaku di Negara-
negara anggota persemakmuran dengan cara diserap dalam hukum positif mereka. Inggris
sebagai pimpinan Negara Persemakmuran, memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi
perkembangan hukum di Negara-negara anggota Persemakmuran. Termasuk mengenai hukum
surat berharga. Sebagai contoh yang terjadi di Malaysia dan Singapura, undang-undang surat
berharga di kedua Negara tersebut berposisi in pari materia7 dengan Bills of Exchange Act
1882 Inggris. Pengaturan mengenai Promissory Notes (suratsan ggup) di Inggri s berdasarkan
BEA 1882, di Mal aysi a berdasarkan BEA 1949 dan di Singapura berdasarkan Revised BEA
1985 memiliki kesamaan, dengan perbedaan-perbedaan minor, menyangkut kedaulatan
masing-masing negara.

Surat Berhargasalah satu bentuk derivatif dari surat berharga syariah, di samping Surat
Utang Negara (SUN), telah memiliki pengaturan yang cukup lengkap, mulai dari Undang-
Undang No. 19 tahun 2008 tentang SBSN, Peraturan Pemerintah No.56/2008 tentang
Perusahaan Penerbit SBSN, Peraturan Pemerintah No. 57/2008 tentang Pendirian
Perusahahaan Penerbit SBSN maupun Fatwa DSN-MUI seperti Fatwa MUI No. 69/DSN-
MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara dan Fatwa MUI No. 70/DSN-
MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan Surat Berharga Negara serta Peraturan-peraturan
Menteri lainnya.7

2.Dasar Hukum Surat Berharga

Pengaturan surat berharga terbagi menjadi 2 (dua) yaitu surat berharga yang diatur di
dalam KUHD dan surat berharga yang diatur di luar KUHD.

Surat berharga yang diatur, surat sanggup, promese, serta kuitansi-kuitansi atas tunjuk.
Sistematika peraturan untuk surat berharga yang diatur dalam KUHD adalah:

 Wesel, yang diatur dalam Buku I Titel keenam bagian pertama sampai dengan
bagian kedua belas KUHD.
 Surat sanggup diatur dalam Buku I Titel keenam dalam bagian tiga belas
KUHD.
 Cek diatur dalam Buku I Titel ketujuh dalam bagian kesepuluh KUHD.

7
Burhanuddin S., Hukum Surat Berharga Syariah Negara dan Pengaturannya, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2011), h. 5

11
 Kwitansi-kwitansi atas tunjuk diatur dalam Buku I Titel ketujuh dalam bagian
kesebelas KUHD
Jadi pengaturan surat berharga itu semua ada di dalam Buku I Titel 6 dan 7 KUHD.8

8
Zainal, Hukum Dagang, h. 78

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Transaksi Bisnis adalah suatu transasi keuangan antara dua pihak atau lebih yang
melibatkan pertukaran barang, uang, ataupun jasa. Untuk melakukan transaksi bisnis,
pertukaran bisnis harus dapat diukur dalam nilai moneter sehingga dapat di catatUntuk
melakukan transaksi bisnis, pertukaran bisnis harus dapat diukur dalam nilai moneter sehingga
dapat dicatat untuk tujuan akuntansi.

Hukum surat berharga merupakan salah satu dari ruang lingkup hukum bisnis yang
berkembang dengan cepat di Indonesia. Surat berharga adalah sebuah dokumen yang
diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah
uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut,
baik pihak yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa
surat berharga tersebut dialihkan.

Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit
atau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari
penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal maupun pasar uang.
Surat berharga adalah sepucuk surat yang bernilai uang, serta memberikan hak kepada
pemegangnya atas apa yang tercantum di dalamnya. Dan surat berharga ini mudah dan dapat
diperdagangkan.

13
3.2 DAFTAR PUSTAKA

AivinToffler. 1982, The Third Wave.Tomlo. NewYork. London. Sydney: Bantam Books.

John Naisbitt&Patricia Abdurdence daiam buku Megatrend 2000.

Burhanuddin S., Hukum Surat Berharga Syariah Negara dan Pengaturannya, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2011).

Pujiyanti, S., & Wahdi, A. (2020). Transaksi Bisnis Online dalam Perspektif Islam. SERAMBI:

Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis Islam, 2(2).

Aspek Kristiani (Canon law berdasarkan agama Katolik Roma khususnya) melarang praktik

perdagangan yang menerapkan bunga (interest/usury), padahal banyak pedagang khususnya

para perantara dan kreditur yang dalam praktik menerapkan bunga. Hanya para pedagang Arab

yang tidak menerapkan bunga secara tegas dalam praktik mereka.

Zainal Asikin, Hukum Dagang, Cet. I, (Jakata: Rajawali Pers, 2013).


Agus Sardjono, Pengantar Hukum Dagang, Cet. I, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014).

14
15

Anda mungkin juga menyukai