“SENGKETA DAGANG”
DOSEN PENGAMPUH
Mawalid Istiqlal Amd. SH MH.
Disusun Oleh :
Muh Fernanda Yusuf
04020210504
C9/ Hukum Dagang
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas nikmat-Nya lah
akhirnya makalah ini bisa terselesaikan. Kami harap, makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca. Kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunnya. Makalah ini disusun
agar pembaca dapat memperluas ilmu pandangan tentang komunikasi politik yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,referensi,dan berita.
semoga makalah ini bisa memenuhi tugas mata kuliah ini . Kami memohon maaf apabila
terdapat banyak kesalahan dalam kata,laporan,dan lain sebagainya. Kami mengharapkan
kritik dan saran demi penyusunan makalah yang lebih baik lagi. Dengan ini kami
mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT
memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Aamiin…
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................6
1.3 Tujuan...................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................7
2.1 Sengketa Dagang Melalui Proses Litigasi........................................................................7
2.2 Contoh Penyelesaian Sengketa Dagang Melalui Proses
Litigasi..................................13
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
3.2 Saran..................................................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sengketa dapat bermula dari berbagai potensi sengketa, salah satunya yaitu pada sengketa
perdagangan internasional (Huala Adolf, 2015) karena umumnya dalam perdagangan
internasional melibatkan 2 (dua) negara, adanya perbedaan hukum dari negara tersebut yang
saling berbeda satu dengan lainnya, maka benturan- benturan hukum antar negara yang
terlibat tidak dapat dihindari. Perdagangan internasional adalah pertukaran midal, barang
adan jasa melintasi batas-batas negara atau wilayah, industrualisasi, maju transportasi,
globalisasi, perusahaan multinasional, dan outsourcing semua memiliki dampak yang besar
pada sistem perdagangan internasional. Perdagangan internasional merupakan sumber utama
pendapatan ekonomi untuk setiap negara (Huala Adolf, 2016).
Dalam setiap hubungan hukum yang dilakukan secara sengaja, para pihak menghendaki
terjadinya akibat hukum. Namun demikian sering kali akibat hukum yang dikehendaki
tersebut tidak berwujud. Hal ini yang mengakibatkan tidak terlaksananya akibat hukum
karena adanya keenganan para pihak untuk melaksanakan prestasi atau bahkan kemungkinan
adanya perbedaan pendapat para pihak terhadap hak dan kewajiban yang sebelumnya telah
dirumuskan sendiri oleh mereka dalam perjanjian (Faiz Mufidi, 2005).
Banyaknya para pelaku usaha luar negeri dengan pelaku usaha lokal (swasta) yang
melakukan kerjasama di bidang perdagangan sehingga apabila terjadinya sengketa
internasional, perlunya suatu model penyelesaian sengketa yang dapat mengakomodasi
kepentingan- kepentingan para pelaku usaha. Sementara itu penyelesaian sengketa
konvensional yaitu pengadilan (Litigasi) memiliki kekurangan- kekurangan yang membuat
model penyelesaian ini tidak lagi sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman karna terlalu
lama dan formalitas, Sedangkan bagi orang- orang yang bergerak di dunia usaha yang
senantiasa berfikir praktis (Ibid).
Terdapat dua macam bentuk penyelesaian sengketa. Pertama, model litigasi, yaitu
penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh lembaga peradilan, Kedua, Non- litigasi atau
Alternatif Dispute Resulution (ADR), yaitu penyelesaian di luar lembaga peradilan (out of
court dispute settlement). alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesaian
sengketa atau pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian
diluar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian
ahli.”(UU No. 13 thn 1999). Mediasi merupakan suatu proses penyelesaian sengketa antara
para pihak yang berselisih dengan memanfaatkan bantuan pihak ketiga yang independen
untuk bertindak sebagai mediator (penengah), akan tetapi tidak diberi wewenang untuk
mengambil keputusan yang mengikat (Priyatna Abdurrasyid, 2015) Oleh karna itu,
penyelesaian sengketa dagang secara mediasi menjadi cara yang paling banyak diminati
karna tidak perlu waktu yang panjang dan juga biaya yang mahal, hanya saja perlu adanya
pihak ketiga sebagai penegah dalam penyelesaiannya sebagai mediator. Modal utama
penyelesaian sengketa adalah keinginan dan iktikad baik para pihak dalam mengakhiri
persengketaan mereka. Keinginan dan iktikad baik ini, kadang-kadang memerlukan bantuan
pihak ketiga dalam perwujudannya.
Perdagangan atau perniagaan dalam arti umum ialah pekerjaan membeli barang dari suatu
tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang
berikut dengan maksud memperoleh keuntungan. Di zaman yang modern ini perdagangan
adalah pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen untuk membelikan menjual
barang-barang yang memudahkan dan memajukan pembelian dan penjualan.
Hukum dagang sendiri menurut Purwosutjipto adalah hukum perikatan yang timbul dalam
lapangan perusahaan dan menurut Achmad Ichsan adalah jenis khusus dari hukum perdata.
Dalam hukum dagang ini membahas terutama tentang kegiatan perniagaan yang mencakup
tentang perniagaan, jual beli perusahaan, badan-badan usaha, asuransi, pengangkutan, hak
kekayaan intelektual dan lain-lain.
Perdagangan telah menjadi kegiatan sehari-hari dan telah menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari masyarakat. Sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya sengketa dalam
prosesnya. Hal ini karena terdapatnya banyak kepentingan yang berusaha dipertemukan
dalam kegiatan ekonomi ini. Penyelesaian sengketa dagang ini kemudian dapat diselesaikan
dalam beberapa cara yaitu secara litigasi atau melalui prosedur formal beracara di pengadilan
dan secara non-litigasi yang mencakup arbitrase, mediasi, konsiliasi, APS, dan lain
semacamnya.
Menurut Prof. Dr. Komar Kantaatmadja S.H., LLM penyelesaian sengketa dapat digolongkan
dlaam tiga golongan:
• Penyelesaian dengan menggunakan negosiasi baik yang langsung (negotiation simplisiter)
maupun dnegan penyertaan pihak ketiga (mediasi dan konsiliasi)
• Penyelesaian sengketa dengan cara litigasi baik bersifat nasional maupun internasional
• Penyelesaian sengketa dengan cara arbitrase baik bersifat adhoc maupun terlembaga.
Selain itu ada pula bentuk-bentuk alternatif seperti:
• Mini trial
• Mediasi
• Med-arb
Dalam makalah ini akan membahas tentang penyelesaian sengketa dagang melalui litigasi.
1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan penyelesaian sengketa dagang melalui proses litigasi.
2. Untuk mengetahui contoh penyelesaian sengketa dagang melalui saluran litigasi khususnya
peradilan Niaga.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyelesaian sengketa dagang dapat dilakukan secara litigasi dan non-litigasi.penyelesaian
secara litigasi adalah penyelesaian yang dilakukan secara formal beracara dihadapan
pengadilan. Lembaga yang berwenang untuk melakukan penyelesaian sengketa dagang
adalah Pengadilan Umum (Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung),
Pengadilan Niaga, dan Pengadilan Agama.
Telah banyak contoh kasus tentang penyelesaian sengketa secara litigasi yang telah
diselesaikan dalam sistem peradilan Indonesia.
3.2 Saran
1. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan di Indonesia perlu terus dikembangkan untuk
menyelesaikan sengketa-sengketa perdata mengingat jenis transaksi perdagangan dan
perbankan yang terus berkembang dan menghindari penumpukan perkara di pengadilan,
sehingga sengketa-sengketa di bidang perdata atau bisnis dapat diselesaikan dengan cepat dan
dapat memberikan keputusan win-win solution.
2. Penyelesaian sengketa secara mediasi di pengadilan harus segera dilaksanakan secara
konsisten sehingga dapat mengurangi penumpukan perkara di pengadilan. Di samping itu
setiap pengadilan hendaknya memiliki hakim- hakim yang bersertifikat mediator sehingga
memudahkan para pihak untuk melaksanakan mediasi di pengadilan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Huala Adolf. 1991. Arbitrase Komersial Internasional. Jakarta: Rajawali.
Sudargo Gautama. 1976. Kontrak Dagang Internasional. Bandung: Alumni.
Bambang Sutiyoso. 2006. Penyelesaian Sengketa Bisnis. Yogyakarta: Citra Media.
Internet
Marulloh. http://marullohtekindustri.blogspot.com/2012/06/penyelesaian-sengketa -
perusahaan-secara.html diakses pada pukul 13:58 WIB tanggal 05/11/2013
Diana Kusumasari. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4d47fcb095f46/lingkup-
kewenangan pengadilan-niaga diakses pada tanggal 5 nov 2013 jam 7: 57 WIB
Catur Iriantoro. Penyelesaian Sengketa Hak Kekayaan Intelektual Melalui Pengadilan Niaga,
http://www.pn-medankota.go.id/v2/index.php/publikasi/artikel/125-penyelesaian-haki
diakses pada 09-11-2013, 11.49