Anda di halaman 1dari 10

REVIEW JURNAL

Pengantar Hukum Ilmu Ekonomi

Dosen Pengampu:

Al Ustadzah Fadhila Sukur M.H

Oleh :

Nabila Farhani
422021323104

HUKUM EKONOMI SYARI'AH


FAKULTAS SYARI'AH
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
MANTINGAN NGAWI JAWA TIMUR INDONESIA
1442-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Karena telah memberikan kelancaran dan

kemurahan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan Judul “Sengketa
Ekonomi”. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari adanya kekurangan dalam


penyusunan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak saya harapkan demi
menyempurnakan tugas makalah ini. Saya ucapkan terima kasih kepada Ustadzah Fadhila
Sukur Indra, S.HI., M.E., sebagai pengampu dalam makalah, sehingga makalah ini dapat
selesai tepat waktu. Saya berharap dari makalah yang saya susun ini dapat bermaanfaat dan
menambah wawasan bagi saya maupun pembaca.

Aamiin.

Karangbanyu, 06 Desember 2021

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................3

PENDAHULUAN .............................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG .....................................................................................4


B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................6

BAB III PENUTUP .........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................11


SENGKETA EKONOMI

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dapat kita saksikan bertambahnya kegiatan bisnis yang jumlah transaksinya


ratusan yang setiap harinya tidak mungkin dapat menghindari dari persengketaan.
Semakin banyak pertransaksian semakin banyak pula jumlah persengketan yang
meminta untuk di selesaikan dengan cepat.

Sengketa ekonomi biasanya disebut-sebut sebagai sebuah problem dalam


perekonomian dalam sebuah Negara. Secara khusus sengketa ekonomi diartikan
sebagai sebuah konflik atau pertentangan yang terjadi berkaitan masalah-masalah
ekonomi.

Oleh karena itu, permasalahan ini perlu dipikirkan dan diselesaikan secara
cepat, efektif, dan efisien. Agar tidak mengalami kemunduran bahkan kerugian yang
besar.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja jenis-jenis sengketa ekonomi?


2. Apa saja bentuk-bentuk dari sengketa?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui jenis-jenis sengketa ekonomi


2. Untuk mengetahui bentuk dari sengketa
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sengketa

Pengertian sengketa dalam kamus Bahasa Indonesia, berarti pertentangan


ataukonflik, Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan antara orang-
orang,kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi terhadap satu objek
permasalahan.
AliAchmadSengketa adalah pertentangan antara dua pihak atau lebih yang beraw
al dari prsepsi yang berbedatentang suatu kepentingan atau hak milik yang dapat
menimbulkan akibat hukum bagi keduanya.
Winardi Pertentangan atau konflik yang terjadi antara individu–individu atau
kelompok– kelompok yang mempunyai hubungan atau kepentinganyang sama
atas suatu objek kepemilikan, yang menimbulkan akibat hukum antarasatu dngan
yang lain.
Dari ketiga pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwasannya
sengketa adalah perilaku pertentangan antara dua orang atau lebih yang dapat men
imbulkan suatu akibat hukum dan karenanya dapat diberi sangsi hukum bagi salah
satu diantara keduanya.1

Sengketa dalam ekonomi syariah dapat berupa wanprestasi (ingkar janji)


dimana suatu keadaan yang dikarenakan kelalainnya tidak dapat memenuhi target
yang telah ditentukan dalam perjanjian dan Perbuatan Melawan Hukum, Tiap
perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut. Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah dapat dilakukan
dengan musyawarah, mediasi maupun dengan pengadilan.2
Dalam konteks hukum, khususnya hukum kontrak yang dimaksud dengan
sengketa adalah perselisihan yang terjadi antara para pihak karena adanya
pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah dituangkan dalam suatu kontrak,
baik sebagian maupun keseluruhan. Dengan perkataan lain telah terjadi
wanprestasi.3
1

3
Wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalainnya dan
kelalaianya debitur tidak dapat memenuhi prestasi yang telah ditentukan dalam
perjanjian dan bukan dalam keadaan memaksa.4
Berdasarkan KUH Perdata pasal 1313,5 bentuk-bentuk wanprestasi yaitu :
1. Tidak memenuhi prestasi sama sekali
2. Memenuhi Prestasi tapi tidak tepat waktunya
3. Memenuhi Prestasi tapi tidak sesuai
B. Jenis-Jenis Sengketa Ekonomi
1. Sengketa perniagaan
2. Sengketa perbankan
3. Sengketa keuangan
4. Sengketa penanaman modal
5. Sengketa perindustrian
6. Sengketa HKI
7. Sengketa konsumen
8. Sengketa perburuhan
9. Sengketa perusahaan
10. Sengketa pekerjaan
11. Sengketa hak
12. Sengketa property
13. Sengketa kontrak

Akibat wanprestasi, dikenakan sanksi berupa ganti rugi,pembatalan


kontrak, peralihan resiko, maupun membayar biaya perkara. Dalam ekonomi
syariah, sengketa bisa ditimbulkan dari perbuatan hukum bisnis syariah dan bisa
juga karena kesalahpahaman 2 orang yang berakad (terikat perjanjian) terhadap
yang disepakati sejak didirikan 2003 lalu, sengketa yang diselesaikan melalui
Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas) terhitung hanya belasan. Dari
jumlah tersebut sengketa perbankan lah yang mendominasi, selain ada pula
perselisihan mengenai asuransi syariah. Sementara data April 2017 menunjukan
bahwa dari 618 sengketa yang diterima Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi
Indonesia (BMAI), sebanyak 298 kasus sengketa selesai di tingkat mediasi dan 60
kasus selesai di tingkat ajudikasi, 149 kasus tidak melanjutkan mediasi dan 109
4

5
kasus diluar jurisdiksi BMAI.Nasabah masih enggan membawa sengketa asuransi
ke langkah mediasi dan arbitrase apalagi kepengadilan.6
C. Bentuk Sengketa
Secara garis besar, sengketa ekonomi syari’ah dapat diklasifikasikan
menjadi tiga bagian, antara lain yaitu:
a. Sengketa di bidang ekonomi syari’ah antara lembaga keuangan dan lembaga
pembiayaan syari’ah dengan nasabahnya
b. Sengketa di bidang ekonomi syari’ah antara lembaga keuangan dan lembaga
pembiayaan syari’ah.
c. Sengketa di bidang ekonomi syari’ah antara orang-orang yang beragama Islam,
yang mana akad perjanjiannya disebutkan
dengan tegas bahwa kegiatan usaha yang dilakukan adalah berdasarkan prinsip-
prinsip syari’ah.
Dalam penyelesaian hukum terkait dengan sengketa, sebagaimana dalam
pasal 2 UU no 14 tahun 1970 yang berwenang memeriksa dan mengadili hanya
badan peradilan yang bernaung dibawah kekuasaan kehakiman dan berpuncak di
Mahkamah Agung, menyatakan bahwa yang berwenang dan berfungsi
melaksanakan peradilan hanya badan-badan peradilan yang dibentuk berdasarkan
Undang-undang. Dan diperkuat dalam Perma no 14 tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah.
Berdasarkan Pasal 1851,1855,1858 KUHP,Penjelasan Pasal 3 UU No. 14
Tahun 1970 serta UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa, maka terbuka kemungkinan para pihak menyelesaikan
sengketa dengan menggunakan lembaga selain pengadilan (non litigasi), seperti
arbitrase atau perdamaian (islah)7

Upaya pertama dilakukan oleh para pihak yang berselisih, sebelum dibawa
ke pihak ketiga (mediator) atau ke pengadilan (Litigasi) adalah dengan cara
perdamaian ( Shulhu). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wahbah Zulhaily
shulhu adalah ”akad untuk mengakhiri semua bentuk pertengkaran atau
perselisihan.”8. Dasar dari upaya ini dari al-Qur’an (sūrah al-Hujurāt ayat 10).

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sengketa ekonomi merupakan permasalahan dalam ranah perekonomian yang
terjadi karena adanya perselisihan atau konflik dalam ekonomi.
B. Saran
Dengan penjelasan yang telah di jabarkan, beserta pengertian yang cukup
detail, maka diharapkan pemerintah dapat menyelesaikan persengketaan yang terjadi
di ranah perekonomian khususnya diindonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai