Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGANTAR HUKUM BISNIS

URGENSI KONTRAK DALAM MENJAGA KEADILAN


DAN DINAMISASI BISNIS DI INDONESIA

Dosen Pengampu : Isnu Harjo Prayitno, SH, MH

Disusun Oleh Kelompok 5

Nama Anggota : Bima Milenia Agung (191010504549)


Danita Arie Andini (191010504530)
Dinniyah Garita Putri (191010504553)
Karama Ramadhan (191010504644)
Muhammad Andhika (191010504588)
Prodi : Manajemen / Reg. A / A-637
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Barat, Kec. Pamulang, Kota Tangerang
Selatan, Banten 15417 / (021) 7412566
info@unpam.ac.id
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatakan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahamat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Urgensi Kontrak Dalam Menjaga Keadilan Dan Dinamisasi Bisnis di
Indonesia” dengan tepat waktu.

Makalah ini kami susun tidak hanya sekedar untuk melengkapi tugas mata
kuliah Pemgamtar Hukum Bisnis namun juga untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi semua kalangan.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna sehingga kami
sangat mengharap kritik dan saran demi perbaikan makalah – makalah yang akan
datang.

Pamulang , 12 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................iii-iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perjanjian Kontrak.............................................................................3

2.2 Syarat Sahnya Kontrak.........................................................................................4

2.3 Asas-Asas dalam Perjanjian Kontrak...................................................................4

2.4 Sumber Hukum Perjanjian Kontrak.....................................................................5

2.5 Macam-Macam Perjanjian Kontrak.....................................................................5

2.6 Resiko,Wanprestasi dan Keadaan Memaksa........................................................6

2.7 Berakhirnya Kontrak............................................................................................7

2.8 Penyelesaian Sengketa Perjanjian........................................................................8

ii
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................11

3.2 Saran.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam menjalankan bisnis, seringkali orang melupakan betapa pentingnya


kontrak yang harus dibuat sebelum bisnis itu sendiri berjalan di kemudin hari.
Baik di Indonesia maupun di dunia internasional, kerja sama bisnis di antara para
pihak dirasaka lebih mempunyai kepastian hukum bisa dengan suatu kontrak
secara tertulis. Sebelum kontrak dibuat, biasanya akan didahului dengan
pembicaraan pendahuluan seterusnya pembicaraan berikutnya
(negosiai/komunikasi) untuk mematangkan kemungkinan yang terjadi, sehinngga
kontrak yang akan ditandatangani telah betul-betul matang (lengkap dan jelas).
Sekalipun demikian selengkap-lengkapnya suatu kontrak (perjanjian), selalu saja
ada kekurangan-kekurangan di sana-sini. Demikian Pula halnya dengan si
pembuat kontrak, selalu ada pihak-pihak yang beritikad tidak baik, yang
mengakibatkan terjadinya sengketa para pihak 
yang membuat kontrak.

Dengan adanya sengketa dalam bisnis tentunya harus diselesaikan dengan


segera, agar bisnis yang telah berjalan tidak mengalami kerugiaqn besar. Menurut
jalur hukum, ada 2 (dua) kemungkinan/cara yang dapat ditempuh untuk
menyelesaikannya, yaitu pertama, jalur pengadilan, dan kedua, jalur arbitrase
(perwasitan). Namun ada pula yang menambahkan cara penyelesaian sengketa
dengan cara yang ketiga yaitu melalui jalur negosiasi (perundingan). Kedua jalur
hukum ini sudah sering dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, maupun cara
negosiasi seperti yang lazim dipergunakan.

2
1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari perjanjian?


2. Apa saja syarat sahnya perjanjian?
3. Apa saja asas dalam perjanjian?
4. Apa yang dimaksud dengan sumber hukum perjanjian?
5. Apa saja macam-macam perjanjian?
6. Bagaimanakah penyelesaian sengketa perjanjian?
7. Apa yang dimaksud dengan Risiko, Wanprestasi & Keaadan
memaksa?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari perjanjian.
2. Untuk mengetahui syarat sahnya perjanjian.
3. Untuk mengetahui asas-asas dari perjanjian.
4. Untuk mengetahui pengertian dari sumber hukum perjanjian.
5. Untuk mengetahui macam-macam perjanjian.
6. Dapat menyelesaikan sengketa dalam perjanjian.
7. Untuk mengertian pengertian dari risiko,wanprestasi dan keadaan
memaksa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perjanjian (Kontrak)

Kontrak atau contracts (dalam bahasa Inggris) dan overeenkomst (dalam


bahasa Belanda).  Kontrak adalah suatu perjanjian (tertulis) antara dua atau
lebih orang (pihak) yang menciptakan hak dan kewajiban untuk melakukan
atau tidak melakukan suatu hal tertentu. 

Pengertian perjanjian dikemukakan pakar dan referensi lainnya di bawah


ini:
Subekti mengartikan perjanjian (kontrak) dengan suatu peristiwa dimana
seorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji
untuk melaksanakan suatu hal (Subekti: 1984: 1).

Sedangkan dalam KUHP istilah perjanjian (kontrak) dibahas dalam buku


III tentang perikatan, dalam pasal 1313 merumuskan perjanjian sebagai
berikut: “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang lain atau
lebih”.
Menurut Satrio, unsur-unsur perjanjian ada 6, yaitu:
a. Ada pihak-pihak
b. Ada persetujuan antara para pihak
c. Ada tujuan yang akan dicapai suatu perjanjian
d. Ada prestasi yang dilaksanakan
e. Ada bentuk tertentu 

Menurut P.S. Atiyah, kontrak memiliki tiga tujuan, yaitu:


Pertama, janji yang telah diberikan harus dilaksanakan dan memberikan
perlindungan terhadap suatu harapan yang pantas;
Kedua, agar tidak terjadi suatu penambahan kekayaan yang tidak halal;

2
Ketiga, agar dihindarinya suatu kerugian. 
2.2. Syarat Sahnya Perjanjian (kontrak)

Menurut pasal 1320 KUHP kontrak adalah sah bila memenuhi syarat-
syarat sebagi berikut:
a. Syarat subjektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontrak dapat
dibatalkan, meliputi:

1) Kecakapan untuk membuat kontrak (dewasa dan tidak sakit ingatan);

2) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

b. Syarat objektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontraknya batal demi
hukum, meliputi:

1) Suatu hal (objek) tertentu

2) Sesuatu sebab yang halal 

2.3. Asas-Asas Dalam Perjanjian (kontrak)

Berbagai asas dalam berkontrak adalah sebagai berikut:


a) Asas kebebasan berkontrak (open system)

Asas kebebasan berkontrak adalah setiap orang boleh mengadakan


perjanjian apa saja dan dengan siapa saja. Isi dari perjanjian juga terserah para
pihak yang akan melakukan perjanjian (kontrak).
b) Asas konsensual atau asas kekuasaan bersepakat

Asas konsensual adalah perjanjian itu ada sejak tercapai kata sepakat
antara pihak yang mengadakan perjanjian.
c) Asas facta sun servanda

Perjanjian (kontrak) itu merupakan undang-undang bagi para pihak yang


membuatnya (mengikat para pihak). 

2
Di samping itu, beberapa asas lain dalam standar kontrak:

 Asas kepercayaan
 Asas persamaan hak
 Asas keseimbangan
 Asas moral
 Asas kepatutan
 Asas kebiasaan
 Asas kepastian hukum

2.4. Sumber Hukum Perjanjian (kontrak)


Sumber hukum perjanjian (kontrak) bersumber dari undang-undang dijelaskan:
a) persetujuan para pihak (kontrak)
b) undang-undang, selanjutnya yang lahir dari UU ini dapat di bagi:
 1) undang-undang saja,
 2) undang-undang karena suatu perbuatan, selanjutnya yang lahir dari undang-
undang karena suatu perbuatan dapat dibagi:

 yang dibolehkan
 yang berlawanan dengan hukum (Abdul R. Saliman: 2004: 14).

2.5. Macam Macam Perjanjian (Kontrak) Dalam Bisnis


Berikut ini beberapa contoh yang terjadi dalam praktek bisnis pada umumnya,
antara lain:
1. Perjanjian Kredit
Perjanjian kredit dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Perjanjian uang (contoh: perjanjian kartu kredit)

2
 Perjanjian kredit barang (contoh: perjanjian sewa beli, perjanjian sewa
guna usaha). (Abdul R. Saliman: 2005: 49).

2. Perjanjian leasing (kredit barang)

Perjanjian leasing adalah perjanjian yang pembayarannya dilakukan secara


angsurannya lunas dibayar.

3. Keagenan  dan Distributor

Keagenan perjanjian adalah hubungan hukum antara pemegang


merek(principal) dan suatu perusahaan dalam penunjukan untuk melakukan
perakitan / pembuatan / manufaktur serta penjualan / distribusi barang modal atau
produk industri tertentu.

4. Perjanjian franchising dan lisensi

Franchising adalah pemilikan dari sebuah merek dagang, nama dagang,


sebuah rahasia dagang, paten, atau sebuah produk yang memberikan lisensi ke
pihak lain (biasa disebut “franchisee”) untuk menjual atau memberi pelayanan
dari produk di bawah nama franchisor.

2.6. Risiko, Wanprestasi & Keadan memaksa


1. Risiko
Menurut Soebekti (2001:144), risiko berarti kewajiban untuk memikul
kerugian jika ada suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa
benda yang di maksudkan dalam kontrak. Disini berarti beban untuk memikul
tanggung jawab dari risiko itu hanyalah kepada salah satu pihak saja.

2. Wanprestasi
Dalam perjanjian (kontrak) terkadang ada perselisihan-perselisihan,
perselisihan ini dikarenakan ada salah satu pihak yang tidak melaksanakan apa

2
yang diatur dalam perjanjian (kontrak), dan ini disebut wanprestasi. Bentuk-
bentuk wanprestasi:
1. tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.
2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan.
3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat.
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian (kontrak) tidak boleh
dilakukannya.

Akibat dari wanprestasi itu biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi,
pembatalan kontrak, peralihan risiko, maupun membayar biaya perkara. 

3. Keadaan memaksa
Menurut Soebekti (2001: 144), untuk dapat dikatakan suatu “keadaan    memaksa”
bila keadaan itu:

 Diluar kekuasaannya
 Memaksa; atau
 Tidak sapat diketahui sebelumnya.
Keadaan memaksa ada yang bersifat mutlak (absolute),contohnya, bencana
alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan lain-lain. Sedangkan yang
bersifat tidak mutlak (relative), contohnya berupa suatu keadaan dimana kontrak
masih dapat dilaksanakan, tetapi dengan biaya yang lebih tinggi, misalnya terjadi
perubahan harga yang tinggi secara mendadak akibat dari regulasi pemerintah
terhadap produk tertentu; krisis ekonomi yang mengakibatkan ekspor produk
terhenti sementar; dan lain-lain. 

2.7. Berakhirnya kontrak


Secara umum tentang pembatalan  perjanjian tidak mungkin dilaksanakan,
sebab dasar perjanjian adalah kesepakatan tersebut. Namun demikian pembatalan
perjanjian dapat dilakukan apabila:
 Jangka waktu perjanjian telah berakhir
 Salah satu pihak menyimpang dari apa yang diperjanjikan, dan

2
 Jika ada bukti kelancaran dan bukti penghianatan(penipuan).
Adapaun prosedur pembatalan perjanjian adalah dengan cara terlebih dahulu
kepada pihak yang tersangkut dalam perjanjian tersebut diberitahukan, bahwa
perjanjian atau kesepakatan yang telah diikat akan dihentikan (dibatalkan), dalam
hal ini harus diberitahukan  alasan pembatalan. Setelah waktu berlalu, maksudnya
agar pihak yang  tersangkut dalam perjanjian mempunyai waktu untuk bersiap-
siap menghadapi risiko pembatalan.

Sedangkan dalam praktek bisnis berakhirnya kontrak dapat disebabkan :


a) Pembayaran
b) Penawaran tunai diikuti oleh penyimpangan produk yang hendak dibayarkan
itu di suatu tempat
c) Pembauran utang
d) Kompensasi
e) Percampuran utang pembebasan utang
f) Hapusnya produk yang dimakudkan dalam kontrak
g) Pembatalan kontrak
h) Akibat berlakunya suatu syarat pembatalan
i) Lewat waktu

2.8.penyelesaian Sengketa Perjanjian


a) Jalur Pengadilan

Apabila terjadi sengketa dari sebuah kontrak (breachof contract),tentunya akan


diselesaikan secara perdata. Penyelesaian kasus ini tentunya harus didahului
dengan adanya surat gugatan ke pengadilan di wilayah hukum tergugat berada.

Proses di pengadilan ini pada umumnya akan  diselesaikan melalui usaha


perdamaian oleh hakim pengadilan perdata. Perdamaian bias dilakukan di luar
pengadilan . jika hal ini bisa dicapai, maka akibatnya gugatan akan dicabut oleh
penggugat dengan atau tanpa persetujuan tergugat. Tetapi perdamaianpun dapat
diselesaikan di muka pengadilan, kemungkinan ini diadakan atas anjuran hakim.

2
Jika perdamaian telah disepakati para pihak, maka sewaktu sidang berjalan
akan dibuatkan akta perdamaian, dalam hal ini kedua belah pihak dihukum untuk
mentaati persetujuan yang dibuat. Akta perdamaian ini mempunyai kekuatan
hukum yang sama dengan suatu vonis hakim. Apabila jalan perdamaian tidak
dapat diselesaikan oleh para pihak, proses penyelesaian selanjutnya akan
memakan waktu yang panjang.

b) Jalur Arbitrase 

Dasar hukum arbitrase adalah bahwa menurut hukum dianggap wajar


apabila dua orang atau pihak yang terlibat dalam suatu sengketa mengadakan
persetujuan dan mereka menunjuk seorang pihak ketiga yang mereka berikan
wewenang untuk memutus sengketa. Mereka pun berjanji untuk tunduk kepada
putusan yang akan diberikan oleh pihak ketiga tersebut.

Arbitrase adalah cara penyelesaian  suatu sengketa perdata diluar peradilan


umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara  tertulis oleh
pihak yang bersengketa, putusan arbitrase mengikat para pihak dan bersifat final.

Arbiter  adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang
bersengketa atau yang ditunjuk oleh pengadilan negeri atau lembaga
arbitrase,untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan 
penyelesaiannnya melalui arbitrase.

Syarat untuk ditetapkan menjadi arbiter:

 Beriman dan bertakwa kepada kepada Tuhan Yang maha Esa


 Cakap melakukan tindakan hukum
 Warga Negara Indonesia
 Berumur sekurang kurangnya 45 tahun
 Berpendidikan sekurang kurangnya SI
 Berbadan sehat menurut keterangan dokter

2
 Mengetahui peraturan perundang undangan ketenagakerjaan yang
dibuktikan dengan sertifikat atau bukti kelulusan telah mengikuti ujian
arbitrase
 Memiliki pengalaman dibidang hubungan industrial sekurang kurangnya 5
tahun.
Penyelesaian  perselisihan perjanjian (kontrak) bisnis melalui arbiter
dilakukan atas dasar kesepakatan para pihak yang berselisish kesepakatan tersebut
dibuat dalam bentuk surat perjanjian arbitrase, rangkap 3 dan masing masing
pihak mendapatkan satu yang mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Adapun surat perjanjian arbitrase sekurang kurangnya memuat:


1. Nama lengkap dan alamat atau tempat kedudukan para pihak yang berselisih
2. Pokok-pokok persoalan yang menjadi perselisihan dan yang diserahkan
arbitrase untuk diselesaikan dan diambil putusan 
3. Jumlah arbiter yang disepakati
4. Pernyataan para pihak yang berselisih untuk tunduk dan menjalankan
keputusan arbitrase
5. Tanggal dan tempat pembuatan surat perjanjian, dan tanda tangan para pihak
yang berselisih.

Penyelesaian perselisihan perjanjian (kontrak) melalui arbitrase, arbiter harus


mengupayakan perdamaian kedua belah pihak yang berselisih. Apabila
perdamaian terjadi, maka arbiter wajib membuat akta perdamaian yang
ditandatangani oleh para pihak yang berselisish dan arbiter atau majlis arbiter.

2
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kontrak adalah peristiwa di mana dua orang atau lebih saling berjanji
untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya secara
tertulis. Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada
seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu
hal.

Perjanjian diatur dalam pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata


(KUH Perdata), yaitu “suatu perbuatan yang mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Berbeda dengan
perikatan yang merupakan suatu hubungan hukum, perjanjian merupakan suatu
perbuatan hukum. Perbuatan hukum itulah yang menimbulkan adanya hubungan
hukum perikatan, sehingga dapat dikatakan bahwa perjanjian merupakan sumber
perikatan. 

Suatu kontrak dianggap sah (legal) dan mengikat, maka perjanjian tersebut
harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain:
1.      Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
2.      Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
3.      Mengenai suatu hal tertentu Secara yuridis suatu perjanjian harus mengenai
hal tertentu yang telah disetujui.

Pelaksanaan perjajian sendiri adalah realisasi atau pemenuhan hak dan


kewajiban yang telah diperjanjikan oleh pihak- pihak supaya perjanjian itu
mencapai tujuannya. Sedangkan  dalam pembatalan sendiri terjadi karena tidak

2
memenuhi syarat subyektif, dan  karena adanya wanprestasi dari debitur.

Perjanjian (Kontrak) baik di dunia bisnis maupun non bisnis ialah hal yang
sangat penting untuk diperhatikan karena menyangkut sebuah kepastian,
kejujuran, konsisten terhadap apa yang telah di sepakati dan hasil apa yang telah
disepakati berhubungan dengan rekan/pihak yang berkontrak dengan kita, baik
maupun buruk hasil kontrak terebut.

3.2 Saran

Diharapkan pembaca dapat menambah pengetahuan setelah membaca


makalah ini. Untuk memulai didunia usaha sebaiknya kita harus mengetahui seluk
beluk dari kontrak bisnis. Agar lebih memiliki kepastian hukum yang jelas secara
tertulis.

2
DAFTAR PUSTAKA

Saliman, Abdul Rasyid. 2005. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan
Contoh Kasus. Jakarta: Prenada Media.
Ibrahim, Johannes & Sewu, Lindawaty. 2003. Hukum Bisnis dalam Persepsi
Manusia Modern. Bandung: Refika Aditama.

Abdullah, Junaidi. 2010. Aspek Hukum dalam Bisnis. Kudus: Nora Media
Enterprise.

Anda mungkin juga menyukai