Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Hukum Bisnis Hijratul Aswad, S.E.,M.Ak

PENYUSUNAN ANATOMI KONTRAK

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Aulia Dina ( 12170320182)


2. Annisa Zahra (12170321674)
3. Ardiansyah Lubis ( 12170314473)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mari kita haturkan Segala puji atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan serta nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis dengan tepat
waktu. Tanpadanya pertolonga dari Nya tentunya kami tidak akan mampu untuk dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan rasa syukur atas segala
kebaikan dan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun pikiran. Dengan
segala karunianya tersebut penulis bisa menulis Makala untuk memenuhi tugas
Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul “Penyusunan Anatomi Kontrak”

Penulis tentunya sangat menyadari bahwa hasil penulisan ini masih tidak sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini. Semua
kritik dan saran ini akan membatu penulis untuk dapat membuat makalah selanjutnya
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Jika terdapat berbagai kesalahan dalam karya
tulis ini, penulis mengucapkan maaf yang sebesar besarnya.

Penulis

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................

Daftar Isi................................................................................................

BAB 1 Pendahuluan..............................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................

C. Tujuan Pembahasan .....................................................................

BAB ii Pembahasan..............................................................................

A...............................................Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sebuah kontrak

B. Tahapan-tahapan dalam Penyusunan sebuah kontrak ...................

C. Kerangka sebuah kontrak.............................................................

D. Contoh-contoh Kontrak.................................................................

BAB III Penutup....................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................

Daftar Isi................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perjanjian (kontrak) mengambil peran penting ketika berbicara mengenai


keperdataan. Berdasarkan Pasal 1313 KUHP, perjanjian merupakan perbuatan yang
mana terdapat satu orang atau lebih mengikatkan dirinya dengan satu orang lainnya atau
lebih.1Adapun pengertian perjanjian menurut R. Subekti yang menjelaskan
bahwasannya perjanjian adalah suatu peristiwa hukum dimana terdapat seseorang yang
berjanji kepada yang lain atau dimana dua orang tersebut saling berjanji untuk
melakukan suatu perbuatan.2 Berdasarkan pengertian perjanjian yang telah dinyatakan,
dapat disimpulkan bahwa dalam perjanjian terdiri dari adanya pihakpihak yang
bersangkutan, persetujuan, adanya pemenuhan prestasi, adanya bentuk perjanjian yang
dapat berupa tulisan atau lisan, serta adanya tujuan yang hendak dicapai. 3Kontrak atau
perjanjian menciptakan suatu perikatan yang melahirkan hakhak dan kewajiban pihak
yang terkait perikatan tersebut. 4Terdapat dua pihak yang terlibat dalam suatu perikatan
yakni pihak pertama yang berhak menuntut sesuatu,yang dapat disebut sebagai kreditur,
sementara pihak kedua adalah pihak yang memenuhi tuntutan prestasi, yang disebut
sebagai debitur. Adanya perjanjian berhubungan erat dengan pembuatan suatu kontrak.
Pembuatan kontrak dilakukan untuk menjamin para pihak menjalankan perjanjian
sesuai dengan hal-hal yang telah disetujui. Gustav Radbruch dalam teorinya yakni
Tujuan Hukum menyebutkan terdapat tiga nilai dasar dalam mencapai tujuan hukum,
diantaranya adalah keadilan hukum, kemanfaatan hukum, serta kepastian hukum.
Pembuatan suatu kontrak dilaksanakan untuk memenuhi tiga tujuan hukum tersebut
yang mana terciptanya kemanfaatan hukum atas perjanjian yang dipertimbangkan untuk
memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada kedua belah pihak, adanya kepastian
hukum yang menjamin para pihak dapat bertindak sesuai dengan aturan dan perjanjian
yang berlaku, serta demi terpenuhinya suatu keadilan sebagai asas prioritas untuk
1
Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
2
Subekti, (2020). Hukum Perjanjian, Jakarta : Intermasa. Hlm 1.
3
AB, Ratna M P., Agni, N Y., dan Rismoyo, A K. (2020). ANALISIS YURIDIS KONSEP PERJANJIAN DALAM
HUKUM PERSAINGAN USAHA. Jurnal Yuridis, 7(2), 279-306.
4
Muhtarom, M. (2014). Asas-Asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan Dalam Pembuatan Kontrak. Jurnal
Suhuf, 26(1), 48-56.
memberikan perlindungan dan keadilan kepada para pihak terutama jika terjadi suatu
sengketa maka para pihak dapat memperjuangkan haknya sesuai dengan apa yang telah
termuat dalam suatu kontrak.5 Penulis menyusun makalah ini untuk membahas lebih
lanjut mengenai hal-hal pokok apa yang perlu diperhatikan dalam pembuatan suatu
kontrak sehingga kontrak tersebut dapat dikatakan sah, bagaimana tahapan pembuatan
kontrak, serta gambaran kerangka kontrak itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diketahui rumusan masalahnya:
1. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan kontrak?
2. Bagaimanakah Tahap Penyusunan Kontrak?
3. Bagaimanakah Kerangka Sebuah Kontrak?
4. Apa Saja Contoh-contoh Kontrak?

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan penulisannya:


1. Untuk Mengertahui Hal-hal Yang Harus Di Perhatikan Dalam Penyusunan
Kontrak
2. Untuk Mengetahui Tahap penyusunan kontrak
3. Untuk Mengetahui Kerangka Sebuah Kontrak
4. Untuk Mengetahui Contoh Kontrak.

5
Muslih, M. (2017). Negara Hukum Indonesia Dalam Perspektif Teori Hukum Gustav Radbruch (Tiga Nilai
Dasar Hukum). Legalitas: Jurnal Hukum, 4(1), 130-152
BAB II
PEMBAHASAN

Perjanjian sebagai bentuk pemenuhan prestasi dari suatu peristiwa yang dilakukan oleh
pihak-pihak itu sendiri. 6Bentuk dari perjanjian disebut dengan kontrak. Kontrak adalah
kesepakatan antara pihak-pihak yang bersepakat untuk membuat suatu perjanjian, yang
mana isi dari kesepakatan tersebut mengikat, seperti hukum. Kontrak setidaknya
memberikan ruang bagi para pihak yang bersepakat untuk membuat kontrak.7Asas
kebebasan berkontrak adalah dasar bahwa dalam berkontrak, para pihak bebas untuk
menentukan substansi dari kontrak tersebut, bebas untuk bersepakat dengan siapa,
namun tetap tidak melanggar dari hukumhukum yang berlaku. Kontrak yang merupakan
sebuah perjanjian, maka terdapat syarat-syarat yang harus memenuhi agar kesepakatan
yang dibuat tidak batal demi hukum atau dibatalkan. Bentuk dari sebuah kontrak, dapat
dituangkan dalam tulisan maupun lisan. Kontrak berbentuk tulisan memiliki kepastian
hukum yang lebih kuat daripada berbentuk lisan, karena apabila terjadi sengketa,
kontrak tertulis dapat dibuktikan.
A. Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sebuah kontrak

Di dalam pembuatan sebuah kontrak memiliki hal hal penting atau pokok
yang harus diperhatikan, hal-hal tersebut adalah sebagai berikut8 :

1. Sistem Pengaturan Hukum Kontrak Sistem Pengaturan hukum kontrak adalah


sistem terbuka (open system), artinya bahwa setiap orang bebas untuk mengadakan
perjanjian, baik yang sudah diatur maupun yang belum diatur di dalam undang
undang.

6
W, Yuliana Yuli, Sulastri, dan R, Dwi Ariyanti. (2018). IMPLEMENTASI UNDANGUNDANG
KETENAGAKERJAAN DALAM PERJANJIAN KERJA ANTARA PERUSAHAAN DAN TENAGA KERJA DI
PERSEROAN TERBATAS (PT). Jurnal Yuridis, 5(2), 189.
7
S, Hengki Firmanda. (2016). HAKIKAT KONTRAK MENURUT ROSCOE POUND DAN RELEVANSINYA
TERHADAP KONTRAK YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP. Jurnal Yuridis, 3(1), 12
8
Sinaga, N A., dan Sulisrudatin, N. (2017). Hal-Hal Pokok Dalam Pembuatan Suatu Kontrak. Jurnal Ilmiah
Hukum Dirgantara-Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, 7(2), 114
Ketentuan ini juga dijelaskan di dalam Pasal 1338 KUHPerdata yaitu 9 “Semua
persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali
selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
ditentukan oleh undang undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad
baik.”
Dan memberi kebebasan kepada para pihak untuk :
a. Membuat atau tidak membuat perjanjian.
b. Mengadakan perjanjian dengan siapapun.
c. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya.
d. Menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.
2. Asas Hukum Kontrak
a. Asas Kebebasan Berkontrak, kebebasan-kebebasan yang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang undangan. Pasal 1338 : Semua perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang undang bagi mereka yang membuatnya.
b. Asas Konsensualisme, Pasal 1320, 1338 KUHPerdata Kata sepakat para pihak
c. Asas Mengikatnya Suatu Perjanjian (Pacta Sunt Servanda), Pasal 1338 ayat (1) :
Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya Janji harus ditepati.
d. Asas Itikad Baik, Pasal 1338 ayat (3) : Bahwa perjanjian harus dilaksanakan
dengan itikad baik.
e. Asas kepribadian (personalitas), selain asas asas diatas Badan Pembinaan Hukum
Nasional Dep. Kehakiman 17-19 Desember 1985 memberikan 8 asas hukum
perikatan nasional : Asas Kepercayaan, Asas Persamaan Hukum, Asas
Keseimbangan, Asas Kepastian Hukum, Asas Moral, Asas Kepatutan, Asas
Kebiasaan, Asas Perlindungan (Protection).
3. Syarat Sahnya Suatu Perjanjian Pasal 1320 KUHPerdata menentukan empat syarat
sahnya perjanjian, yaitu
1. Adanya kesepakatan kedua belah pihak.
2. Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum.

9
Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
3. Adanya objek perjanjian di dalam berbagai literatur disebutkan bahwa yang
menjadi objek perjanjian adalah prestasi (pokok perjanjian). Prestasi terdiri dari
memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu (Pasal1234
KUHPerdata).
4. Adanya causa yang halal. Syarat pertama dan kedua disebut syarat subjektif
karena menyangkut pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Syarat ketiga dan
keempat disebut syarat objektif, karena menyangkut objek dari perjanjian. Apabila
syarat pertama dan kedua tidak terpenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan. Artinya
salah satu pihak dapat mengajukan ke pengadilan untuk membatalkan perjanjian
yang disepakati. Tetapi sepanjang para pihak tidak ada yang keberatan maka
perjanjian itu adalah tetap dianggap sah. Jika syarat ketiga dan keempat tidak
terpenuhi maka perjanjian itu batal demi hukum artinya, bahwa dari semula
perjanjian dianggap tidak pernah terjadi.

B. Tahapan-tahapan dalam Penyusunan sebuah kontrak

Dalam membuat suatu kontrak, terdapat tahapan-tahapan sejak persiapan hingga


pelaksanaan dari perjanjian tersebut. Tahapan-tahapan tersebut ialah :10

1.Pra penyusunan perjanjian

Pra penyusunan perjanjian menjadi tahapan awal untuk mengetahui apa, siapa, dan
bagaimana kontrak tersebut akan dibuat. Dalam pra penyusunan perjanjian terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:

a. Identitas para pihak


Dimaksudkan siapa yang akan melaksanakan kontrak, dengan bersepakat dan
adanya kecakapan dari pihak yang berkontrak.
b. Penelitian awal aspek terkait Penelitian awal dimaksudkan bagi para pihak yang
akan melakukan kontrak, apakah sudah sesuai dengan keinginan para pihak atau
tidak.
c. Pembuatan Memorandum of Understanding (MOU) MOU menurut Black’s Law
Dictionary ialah dasar dari penyusunan kontrak pada masa datang, didasarkan pada

10
Komandoko, G dan Raharjo, H. (2009). 75 CONTOH SURAT PERJANJIAN (SURAT
KONTRAK). Yogyakarta : Pustaka Yustisia. Hlm 15
kesepakatan antara pihak-pihak yang melaksanakan kontrak, baik dilakukan secara
lisan maupun tulisan. 11
d. Negosiasi Negosiasi sebagai sarana komunikasi bagi kedua pihak sebelum
menyusun kontrak agar pelaksanaan kontrak menjadi satu tujuan.
1. Penyusunan perjanjian
a. Pembuatan draf perjanjian Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan draf perjanjian, yaitu:12
1) Judul kontrak, kesesuaian antara judul dengan isi.
2) Pembukaan, berisikan tanggal pembuatan kontrak.
3) Pihak-pihak dalam berkontrak.
4) Racital, latar belakang dari kontrak tersebut dibuat.
5) Isi kontrak, inti kontrak yang akan dilaksanakan oleh pihak yang berkontrak.
6) Penutup, tata cara pengesahan kontrak.
b. Tukar-menukar draft kontrak Tukar-menukar draft bertujuan agar para
pihak yang berkontrak dapat mempelajari dan memahami isi dari kontrak
yang dibuat.
c. Revisi Revisi atau meninjau kembali sebagai upaya perubahanperubahan
dari isi kontrak.
d. Penyelesaian akhir Menyelesaikan kontrak yang sudah dibuat dan
disepakati.
e. Penutup Penandatanganan kontrak untuk dilaksanakan.

3.Pasca penyusunan perjanjian

a. Pelaksanaan dan penafsiran Setelah penandatanganan, kontrak tersebut wajib


dilaksanakan bagi para pihak yang berkontrak. Kewajiban yang harus dilakukan
untuk mendapatkan hak yang akan didapatkan. Penafsiran perjanjian artinya
menafsir bagaimana kontrak yang telah dibuat akan dilakukan.

11
Maharani, C C., dan Amelia, F. (2014). KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF
UNDERSTANDING. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hlm 3
12
Handayani, O. (2021). DIKTAT TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
Hlm 19
b. Alternatif penyelesaian sengketa Pelaksanaan sebuah kontrak tak dapat
dipungkiri dapat terjadi sengketa. Sengketa ialah akibat dari pelaksanaan
perjanjian yang ditafsirkan berbeda oleh pihak yang melaksanakan. 13 Pihak-
pihak yang merasa dirugikan dapat menyelesaikan secara litigasi maupun non-
litigasi.

C.Kerangka sebuah kontrak

Perjanjian yang dibentuk ke dalam bentuk tertulis, maka ada beberapa hal penting
yang tidak boleh luput untuk dicantumkan secara jelas. Beberapa ahli memberikan
pandangan mengenai hal-hal apa saja yang perlu ada di dalam sebuah surat
perjanjian, yaitu : Scott J. Burnham mengemukakan beberapa hal yang perlu
dicantumkan dalam kerangka sebuah kontak, yaitu sebagai berikut :

1. Bagian pembuka (description of instrument).


2. Identitas para pihak (caption).
3. Peralihan / transisi (transition).
4. Latar belakang (recital).
5. Definisi (definition).
6. Klausul transaksi (operative language).
7. Penutup (closing).

Ray Wijaya mengemukakan pula hal-hal mendasar yang perlu ada di dalam
kerangka sebuah kontrak :

1. Judul
2. Pembukaan
3. Komparasi
4. Premis / Recital
5. Isi perjanjian
6. Penutup
7. Tanda tangan para pihak

13
Suyanto, H., Sugiyono, H., dan Oktalia, I. (2020). IMPLEMENTASI EKSEKUSI PUTUSAN BANI DALAM
PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA.Jurnal Yuridis, 7(2), 308.
Memang tidak ada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai bentuk formal / struktur sebuah kontrak. Namun pada dasarnya, beberapa hal
tersebut seperti komparasi, premis, isi, dan penutup seharusnya ada tercantum di dalam
sebuah kontrak.14 Masing-masing bagian tersebut akan diuraikan di bawah ini.

1. Komparisi
Bagian komparisi menerangkan pihak pihak yang melakukan perjanjian. Di
sini yang merupakan pihak tentu saja adalah subyek hukum yaitu manusia
bisa juga badan hukum. Pada kontrak yang sederhana biasanya pihaknya
hanya ada dua yang biasa disebut pihak pertama dan pihak kedua. Pada
perjanjian yang lebih komplek pihaknya bisa saja lebih dari dua.
2. Premise
Dalam bagian premise ini biasanya tertera latar belakang dibuatnya kontrak.
Di Indonesia biasanya premise ini dicantumkan dalam perjanjian. Untuk
kontrak bisnis Internasional ada beberapa Negara khususnya yang menganut
sistem hukum Anglo Saxon tidak mempermasalahkan premise itu harus ada
dalam suatu kontrak.
3. Isi
Mencermati bagian isi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu15 :
a. Cara Penyerahan.
Cara penyerahan barang disini meliputi pengangkutan barang, asuransi,
dan lain-lain. Memahami L/C (Letter of Credit) Incoterm dan UCPDC
(Uniform Customs and Practice for Documentary Credit) adalah suatu
keharusan dalam melakukan kontrak bisnis Internasional.
b. Cara Pembayaran
Pembayaran untuk transaksi bisnis Internasional perlu disepakati para
pihak menggunakan mata uang apa yang dipakai dan bagaimana cara
membayarnya.

14
https://ngobrolinhukum.wordpress.com/2015/10/09/struktur-dasar-surat-perjanjiankontrak/,
Struktur Dasar Surat Perjanjian / Kontrak. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul 22.28).
15
Perludiperhatikan-dalam-kontrak-bisnis-internasional/, Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Kontrak Bisnis Internasional. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul 22.38)
c. Wanprestasi
Jika terjadi wanprestasi salah satu pihak maka harus disepakati tentang
penggunaan mekanisme penyelesaiannya apakah menggunakan litigasi
atau non litigasi. Jika litigasi di mana diselenggarakan litigasi tersebut dan
juga hukum apa yang dipakai untuk menyelesaikannya.
d.Berakhirnya Kontrak
Berakhirnya kontrak harus disebutkan mekanismenya di dalam salah satu
pasal di dalam kontrak. Karena kontrak bisa diakhiri atau berakhir dengan
sendirinya.
e. Bahasa Kontrak
Saat ini kontrak bisnis Internasional yang dilakukan oleh subjek hukum
yang tunduk pada hukum Indonesia wajib menggunakan bahasa Indonesia
(UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan
Lagu Kebangsaan). Di dalam Pasal 31 ayat (1) UU No 24 Tahun 2009
disebutkan Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepahaman
atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi Pemerintah
Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan warga
negara Indonesia.
f. Force Majeure

Force Majeure adalah atau keadaan memaksa (overmacht) dimana posisi


salah satu pihak, misalnya Pihak Pertama gagal melakukan kewajiban
akibat sesuatu yang terjadi diluar kuasa Pihak Pertama. Jadi, dengan
adanya keadaan force majeure tidak ada pihak yang diwajibkan membayar
ganti rugi kepada pihak lain karena wanprestasi.16

D. Contoh-contoh kontrak

Perjanjian sering dijumpai secara lisan maupun tulisan. Berbagai bentuk


kesepakatan dari pihak-pihak yang melakukan, seperti kontrak kerja, akta
jualbeli, kontrak kerjasama antar perusahaan, dan lain-lain. Berikut adalah salah
satu contoh dari kontrak. Contoh ini diambil dari buku berjudul “75 Contoh
Surat Perjanjian (Surat Kontrak)”.
16
Admin DSLA. https://www.dslalawfirm.com/id/force-majeure/, Force Majeure Dalam Perjanjian
Kerjasama Perusahaan. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul 22.41)
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA PEMASARAN BUKU

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama :……………......
Alamat :……………....
Telepon :……………...
Faks. :……………........

Dalam hal ini bertindak atas nama Penerbit ………………... yang selanjutnya

disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama :……………...

Alamat :……………..

Telepon :…………….

Faks :…………….......

Dalam hal bertindak atas nama (-----nama perusahaan-----) yang selanjutnya

disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah bermufakat untuk mengadakan ikatan perjanjian kerja sama

pemasaran dengan syarat dan ketentuan yang diatur sebagai berikut:

Pasal 1

BENTUK KERJA SAMA

1. PIHAK KEDUA berkewajiban memasarkan buku-buku yang diterbitkan PIHAK


PERTAMA sesuai dengan area yang diminta oleh PIHAK PERTAMA, yaitu area
pemasaran Tunggal.

2. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyediakan jumlah buku yang diminta oleh


PIHAK KEDUA dan menyerahkan pada PIHAK KEDUA dalam bentuk titip jual atau
konsinyasi.

3. PIHAK KEDUA berhak untuk menyesuaikan luas area pemasaran sesuai dengan
jumlah buku yang diterima oleh PIHAK KEDUA dari PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA berkewajiban menanggung biaya kirim, biaya penagihan, biaya
administrasi, dan biaya manajemen pemasaran atas buku-buku yang diterimakan oleh
PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK KEDUA berkewajiban menjaga jumlah stok buku yang telah diterima dari
PIHAK PERTAMA, segala risiko kehilangan setelah buku diterima sepenuhnya
menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.

6. PIHAK PERTAMA berkewajiban menanggung segala biaya promosi sesuai


kesepakatan dengan PIHAK KEDUA. Oleh kedua belah pihak, perjanjian kerja sama
promosi akan diatur dengan kesepakatan tersendiri yang tidak terlepas dari perjanjian
ini.

Pasal 2

JANGKA WAKTU

1. Jangka Waktu Perjanjian Kerja Sama ini berlangsung selama ([-----] [---waktu dalam
huruf---]) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian ini ditandatangani.

2. Bilamana salah satu pihak ingin mengakhiri perjanjian ini sebelum jangka waktunya
berakhir maka pihak tersebut harus memberitahukan secara tertulis paling lambat ([-----]
[---waktu dalam huruf---]) bulan sebelumnya.

3. Dalam hal perjanjian ini berakhir, segala kewajiban kedua belah pihak masih
berlangsung sampai dipenuhinya kewajiban tersebut.

Pasal 3

BUKU-BUKU YANG DIPASARKAN

1. Buku yang dipasarkan PIHAK KEDUA adalah buku-buku yang diterbitkan oleh
PIHAK PERTAMA dengan harga jual bruto ditentukan dan menjadi hak PIHAK
PERTAMA.

2. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa buku tersebut pada Pasal 2 ayat 1 adalah buku
yang tidak melanggar hukum. Karenanya segala tuntutan hukum dari PIHAK KETIGA
sehubungan dengan penerbitan dan pemasaran buku ini sepenuhnya menjadi
tanggungan PIHAK PERTAMA, dan karenanya PIHAK KEDUA dibebaskan dari
segala tuntutan hukum.

3. PIHAK PERTAMA aktif dalam hal membuat buku-buku baru minimal ([-----] [---
waktu dalam huruf---]) bulan ([-----] [---jumlah dalam huruf---]) judul.

Pasal 4

POTONGAN HARGA

1. PIHAK PERTAMA memberikan potongan harga sebesar ([-----]% [---jumlah dalam


huruf---]) persen dari harga bruto atas setiap buku yang berhasil dijual oleh PIHAK
KEDUA.

2. Harga bruto buku sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA dengan tanpa
mengabaikan saran yang mungkin muncul dari PIHAK KEDUA.

3. PIHAK KEDUA tidak berhak menaikkan atau menurunkan harga jual bruto tanpa
izin tertulis PIHAK PERTAMA.

Pasal 5

PELANGGARAN AREA PEMASARAN

1. Area pemasaran yang disepakati oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sama sekali tidak dapat dilanggar oleh masing-masing pihak,kecuali sebelumnya telah
dibuat kesepakatan baru secara tertulis oleh kedua belah pihak.

2. Pelanggaran area pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing pihak akan


berakibat adanya sanksi bagi yang melakukan pelanggaran.

3. Sanksi atas pelanggaran area adalah denda sebesar ([-----]% [---jumlah dalam huru--])
persen dari harga bruto.

4. Pihak yang melanggar wajib membayar denda pelanggaran selambatlambatnya ([----]


[---waktu dalam huruf---]) minggu sejak terbukti melakukan pelanggaran wilayah.

5. Pembuktian pelanggaran wajib dilakukan oleh pihak yang merasa wilayahnya


terlanggar.

Pasal 6
LAPORAN PENJUALAN DAN PEMBAYARAN

1. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan penjualan buku bulanan kepada PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya tanggal ([-----] [---tanggal dalam huruf---]) bulan
berikutnya.

2. PIHAK KEDUA wajib membayar lunas buku-buku yang terjual pada bulan yang
bersangkutan seperti dimaksud pada Pasal 6 ayat 1 di atas selambatlambatnya ([-----] [--
waktu dalam huruf---]) bulan sejak batas akhir laporan penjualan bulanan.

3. PIHAK PERTAMA wajib membuat kwitansi penagihan minimal ([-----] [---jumlah


dalam huruf---]) rangkap dan diserahkan ke PIHAK KEDUA selambatlambatnya ([----]
[---waktu dalam huruf---]) minggu sebelum jatuh tempo pembayaran.

4. Atas setiap hari kelambatan, PIHAK KEDUA wajib membayar denda kelambatan
pembayaran pada PIHAK PERTAMA sebesar ([-----]% [---jumlah dalam huruf---])
persen. Denda kelambatan pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak
maksimal ([-----]% [---jumlah dalam huruf---]) persen.

5. Apabila dari transaksi yang telah dibayarkan dari PIHAK KEDUA ke PIHAK
PERTAMA atas transaksi kredit terjadi retur ke PIHAK KEDUA maka PIHAK
KEDUA akan melakukan CN (Credit Nota) kepada PIHAK PERTAMA atas
pembayaran bulan berikutnya.

Pasal 7

PERSELISIHAN DAN LAIN-LAIN

1. Atas terjadi setiap perselisihan, kedua belah pihak bersepakat untuk


menyelesaikannya secara musyawarah menuju mufakat.

2. Apabila musyawarah yang dilaksanakan tidak memberi mufakat maka kedua belah
pihak bersepakat menyelesaikannya melalui hukum pada (-----Kantor Kepaniteraan
Pengadilan Negeri-----).

3. Hal-hal yang belum diatur pada perjanjian ini akan diatur, kemudian secara tertulis
dengan tidak terlepas ada perjanjian ini.

Dibuat di : (---tempat---)
Tanggal :(---tanggal, bulan, dan tahun---)

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(.............................) (.............................)
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kontrak adalah sebuah bentuk perjanjian, yang mana para pihak terikat dalam
perjanjian tersebut. Suatu perjanjian memiliki syarat sah agar perjanjian tersebut dapat
dilakukan, tertuang dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Hal-hal pokok perlu diperhatikan
dalam pembuatan perjanjian, seperti sistem pengaturan hukum kontrak, asas, juga
syaratnya.

Dalam membuat sebuah kontrak, terdapat tahapan-tahapan, yakni pra


penyusunan kontrak, penyusunan kontrak, dan pasca penyusunan kontrak. Kontrak
memiliki kerangka yang terdiri atas identitas para pihak, tanggal pembuatan kontrak,
substansi kontrak, tanda tangan pihak terkait, dan lain-lain. Bentuk kontrak dapat
dilakukan secara lisan atau tulisan, sebagai contohnya surat perjanjian kerjasama
pemasaran buku
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Emirzon, J dan Is, M S. Hukum Kontrak Teori & Praktik, Jakarta: PT. Kencana, Hlm.
10.
Handayani, O. (2021). DIKTAT TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK. Universitas
Bhayangkara
Jakarta Raya. Hlm 19
Komandoko, G dan Raharjo, H. (2009). 75 CONTOH SURAT PERJANJIAN
(SURAT
KONTRAK). Yogyakarta : Pustaka Yustisia. Hlm 15
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2007, hlm. 1.
Jurnal
AB, Ratna M P, Yustisia, N., dan Rismoyo, A K.. (2020). ANALISIS YURIDIS
KONSEP
PERJANJIAN DALAM HUKUM PERSAINGAN USAHA. Jurnal Yuridis, 7 (2),
279-306.
Maharani, C C., dan Amelia, F. (2014). KEDUDUKAN DAN KEKUATAN
HUKUM
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING. Neliti Universitas Sebelas Maret
Surakarta. 3
Muhtarom, M. (2014). Asas-Asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan Dalam
Pembuatan
Kontrak. Jurnal Suhuf, 26(1), 48-56.
Muslih, M. (2017). Negara Hukum Indonesia Dalam Perspektif Teori Hukum Gustav
Radbruch
(Tiga Nilai Dasar Hukum). Legalitas: Jurnal Hukum, 4(1), 130-152.
S, Hengki Firmanda. (2016). HAKIKAT KONTRAK MENURUT ROSCOE
POUND DAN
RELEVANSINYA TERHADAP KONTRAK YANG BERKAITAN DENGAN
LINGKUNGAN
HIDUP. Jurnal Yuridis, 3(1), 12.
Sinaga, N A., dan Sulisrudatin, N. (2017). HAL-HAL POKOK DALAM
PEMBUATAN SUATU
KONTRAK. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara-Fakultas Hukum Universitas
Dirgantara Marsekal
Suryadarma, 7(2), 114.
Suyanto, H, Sugiyono, H dan Oktalia, I. (2020). IMPLEMENTASI EKSEKUSI
PUTUSAN
BANI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA. Jurnal Yuridis, 7(2),
308.
W, Yuliana Yuli, Sulastri, dan R, Dwi Ariyanti. (2018). IMPLEMENTASI
UNDANG-UNDANG
KETENAGAKERJAAN DALAM PERJANJIAN KERJA ANTARA
PERUSAHAAN DAN
TENAGA KERJA DI PERSEROAN TERBATAS (PT). Jurnal Yuridis, 5(2), 189.
Undang-Undang
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Sumber Internet
Admin DSLA. https://www.dslalawfirm.com/id/force-majeure/, Force Majeure
Dalam Perjanjian
Kerjasama Perusahaan. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul 22.41).
M. Battle Son. https://business-law.binus.ac.id/2016/02/26/beberapa-hal-yang-
perludiperhatikan-dalam-kontrak-bisnis-internasional/, Beberapa Hal Yang Perlu
Diperhatikan
Dalam Kontrak Bisnis Internasional. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul
22.38).
https://ngobrolinhukum.wordpress.com/2015/10/09/struktur-dasar-surat-
perjanjiankontrak/,
Struktur Dasar Surat Perjanjian / Kontrak. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021,
pukul
22.28)

Anda mungkin juga menyukai