i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... 1
HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................. 2
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ 3
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakanng ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
BAB II: PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Kontrak ................................................. 6
B. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Akta ....................................................... 7
C. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan MoU ..................................................... 19
D. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan LoI ....................................................... 12
BAB III: PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Kontrak?
2. Apa saja Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Akta?
3. Apa saja Unsur-Unsur Dalam Pembuatan MoU?
4. Apa saja Unsur-Unsur Dalam Pembuatan LoI?
4
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Kontrak
2. Unutk Mengetahui Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Akta
3. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Dalam Pembuatan MoU
4. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Dalam Pembuatan LoI
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Unsur Esensialia
Unsur ini merupakan hal-hal pokok yang harus ada dalam suatu kontrak.
Keberadaan klausula- klausula pokok ini menentukan ada atau tidaknya kontrak
yang dimaksud. Sebagai contoh dalam kontrak jual beli, bentuk dari unsur
esensialia adalah adanya barang dan harga. Tanpa kedua unsur tersebut
mengakibatkan kontrak jual beli itu tidak ada.
2. Unsur Naturalia
Klausula yang terdapat dalam unsur naturalia ini tergolong sebagai klausula
penunjang. Unsur tersebut telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Bila
para pihak tidak memperjanjikan lain dari apa yang diatur oleh peraturan
perundang-undangan, maka para pihak diartikan patuh terhadap aturan yang telah
ada. Sebagai contoh, klausula mengenai pajak. Apabila para pihak tidak
menentukan lain mengenai mekanisme dan aturan mengenai pihak yang
berkewajiban untuk membayar pajak, maka para pihak diartikan tunduk pada
peraturan mengenai perpajakan yang telah ada.
3. Unsur Aksidentalia
1
Y. Sogar Simamora, Buku Ajar: Teknik Perancangan Kontrak, Fakultas Hukum, Universitas
Airlangga, 2006, hal. 51.
2
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia dalam Perspektif Perbandingan,
Yogyakarta: FH UII Press, 2013, hal. 48
6
Unsur ini akan mengikat para pihak apabila diperjanjikan. Misalnya
larangan, wanprestasi, ganti rugi, denda, bunga, pemutusan kontrak, force majeure,
asuransi, dan penyelesaian sengketa. Sebagai contoh dalam suatu kontrak, para
pihak bersepakat bahwa penyelesaian sengketa kontrak akan diselesaiakan melalui
arbitrase. Konsekuensinya, para pihak tidak dapat mengajukan penyelesaian
perkara tersebut di luar dari apa yang telah disepakati.
tangani diperbuat untuk dipakai sebagai alat bukti, dan untukdipergunakan untuk
orang lain, untuk keperluan siapa surat itu dibuat. Menurut Sudikno Mertokusumo,
akta adalah surat yang diberi tanda tangan, yang memuat peristiwa- peristiwa yang
menjadi dasar daripada suatu hak atau perikatan, yang dibuat sejak semula dengan
sengaja untuk pembuktian4.
Akta yang dapat dibuat oleh notaris adalah akta otentik. Adapun yang
dimaksud dengan akta otentik adalah sebagaimana yang telah diatur oleh pasal 1868
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KuhPer), adalah “suatu akta yang didalam
bentuk yang ditentukan oleh undangundang, dimuat oleh atau oleh di hadapan
pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana aktanya
dibuat”5 Notaris dalam melaksanakan dan melakukan tugas jabatannya harus
berhati-hati dan teliti dalam membuat akta, supaya akta yang dibuat tidak cacat
hukum karena harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat umum dan juga
supaya tidak merugikan orang lain.
Akta otentik sebagai alat bukti terkuat mempunyai peranan penting dalam
setiap hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat, baik itu dalam hubungan
3
Khairandy Ridwan, “Hukum Kontrak Indonesia dalam Perspektif Perbandingan”, Yogyakarta:
FH UII Press, 2013.
4
Sudikno Mertokusumo, 2008, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, hlm.110.
5
Kitab Undang-Undang Perdata pasal 1868
7
bisnis, kegiatan dibidang perbankan, di bagian pertanahan, di bagian kegiatan social
dan lain-lain itu memerlukan alat pembuktian tertulis yaitu berupa akta otentik.
Melalui akta otentik yang menentukan secara jelas hak dan kewajiban para pihak
dan menjamin kepastian hukum dan sekaligus diharapkan pula dapat dihindarkan
terjadinya suatu sengketa.
Wewenang utama dari notaris yaitu membuat suatu akta otentik. Sehingga
keotentiksitasan suatu akta notaris bersumber Pasal 1868 K.U.H.Perdata. Suatu akta
otentik disebut memenuhi otentisitas apabila memenuhi unsur yaitu :
6
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1868
8
menghadap pada notaris, maka akta itu dinamakan akta partij atau akta para
pihak7.
C. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Memorandum of Understanding
(MoU)
7
Kansil, “Pokok-Pokok Etika Profesi Hukum”, Pradnya Pramita, Jakarta, 1996, Hal. 23.
8
Devi Setiyaningsih dan Ambar Budhisulistyawati, “Kedudukan Dan Kekuatan Hukum
Memorandum Of Understanding (MoU) Sebagai Tahap Prakontrak (Kajian Dari Sisi Hukum
Perikatan)”, Jurnal Privat Law, Vol. 8, No. 2, Juli-Desember 2020, 174.
9
Salim H.S., dkk., Perancangan Kontrak & Memorandum of Understanding, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2007), 48.
9
Ciri-ciri MoU:
Unsur-unsur MoU:
Raden Rijanto, Aspek Hukum Dalam Ekonomi, (Sukabumi: Al Fath Zumar, 2014), 122.
10
10
3. Muatan materi dituangkan dalam kontrak atau perjanjian
Contoh surat:
11
D. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan LETTER OF INTENT (LoI)
Menurut Law and Business, Letter of Intent adalah sebuah dokumen yang
berisi garis besar dari sebuah perjanjian antara dua pihak atau lebih, sebelum
finalisasi perjanjian. LoI menyerupai kontrak atau perjanjian tertulis, tetapi
biasanya tidak mengikat para pihak sepenuhnya. Namun, dalam praktiknya banyak
juga LoI yang isinya mengikat para pihak, seperti perjanjian formal.
12
Ari Wahyudi Hertanto dan Dewi Lestari, “Memorandum of Understanding Dan Letter of Intent
Aplikasi Dan Kontroversinya Dalam Praktek Hukum Bisnis Nasional”, Jurnal Hukum dan
Pembangunan, Vol. 37, No. 2, Juli 2017, 235-237.
13
Margaretha Donda Daniella, William Tandya Putra dan Erich Widjaja Kurniawan, “Asas Itikad
Baik dalam Memorandum of Understanding Sebagai Dasar Pembuatan Kontrak”, Notaire, Vol. 2,
No. 2, Juni 2019, 236.
14
Wanda Indana, Contoh Letter of Intent (LOI) dan Tips Membuatnya,
https://www.qubisa.com/article/contoh-letter-loi-beasiswa, diakses pada tanggal 2 April 2024.
12
c. Memberi tahu bahwa kedua pihak telah memulai kerjasama
Unsur-Unsur LoI:
Maksud dari identifikasi pihak yang terlibat adalah menjelaskan siapa saja
pihak yang akan terlibat dalam bisnis tersebut. Siapa yang mengajak atau memiliki
niat bisnis, siapa yang diajak berbisnis. Sertakan juga informasi atau profil singkat
instansi yang mengajak berbisnis.
2. Tujuan
Dalam suatu surat tentu memiliki maksud dan tujuan yang ingin
disampaikan. Hal tersebut sama dengan LOI. Dalam LOI juga harus disampaikan
maksud dan tujuan yang akan disepakati bersama. Contohnya seperti pembelian
properti atau kerja sama iklan.
Dalam bagian ini, sampaikan apa yang ingin dijadikan kerja sama,
contohnya membeli properti bangunan berupa ruko. Bentuk kerja sama dalam LOI
tuliskan secara rinci. Misalnya, jika kerja sama berupa properti, maka dijelaskan
pula jenis bangunan, lokasinya, bentuk bangunan, luas bangunan, bahkan hingga
warna bangunan dari luar. Pada bagian ini sampaikan juga harga atau jumlah unit
yang ingin dibeli, sehingga pihak lain dapat mempertimbangkan untuk
menyetujuinya berdasarkan dengan harga yang ditulis oleh pihak yang mengajak
berbisnis.
4. Kontak informasi
13
hingga alamat yang dapat didatangi apabila bisnis tidak berjalan lancar seperti yang
ada pada LOI15.
Contoh surat:
15
Yohana Nabilla Wuryanto, Mengenal Letter of Intent, Pengertian dan Isinya,
https://narasi.tv/read/narasi-daily/letter-of-intent-adalah, diakses pada tanggal 2 April 2024.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Unsur Esensialia, Unsur ini merupakan hal-hal pokok yang harus ada
dalam suatu kontrak. Keberadaan klausula- klausula pokok ini
menentukan ada atau tidaknya kontrak yang dimaksud.
2. Unsur Naturalia, Klausula yang terdapat dalam unsur naturalia ini
tergolong sebagai klausula penunjang. Unsur tersebut telah diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
3. Unsur Aksidentalia, Unsur ini akan mengikat para pihak apabila
diperjanjikan. Misalnya larangan, wanprestasi, ganti rugi, denda, bunga,
pemutusan kontrak, force majeure, asuransi, dan penyelesaian sengketa
15
3. Muatan materi dituangkan dalam kontrak atau perjanjian, Memorandum of
Understanding seringkali merupakan tahap awal dalam pembuatan
perjanjian atau kontrak yang lebih formal.
Unsur-unsur yang terkandung dalam (LoI) Lettetr Of Intent, yaitu sebagai berikut
16
DAFTAR PUSTAKA
17