Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

UNSUR-UNSUR DALAM PEMBUATAN KONTRAK, AKTA, MOU, LOI

Disusun Untuk Memenuhi Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Kutsiyatur Rahmah, MH.I
Dosen Pengampu: Desain Kontrak Syariah

Disusun oleh kelompok:


Abdullah: 21382041002
Dewi Arifah: 21382042013
Dewi Hastina Ningsih:21382042038

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MADURA 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihakyang telah meberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalama bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi sebagai penyusun merasa masih banyak kekurangan daam


penyusunan makalah ini karena keerbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Pamekasan, 3 April 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... 1
HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................. 2
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ 3
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakanng ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
BAB II: PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Kontrak ................................................. 6
B. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Akta ....................................................... 7
C. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan MoU ..................................................... 19
D. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan LoI ....................................................... 12
BAB III: PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan bisnis di Indonesia terus mengalami peningkatan yang


signifikan seiring berjalannya waktu. Ini tercermin dari meningkatnya jumlah
investor, baik dari dalam maupun luar negeri yang menyuntikkan modalnya ke
dalam berbagai sektor ekonomi. Kehadiran banyak investor ini memiliki dampak
besar terhadap dunia bisnis, serta berimplikasi pada semakin terbukanya
perekonomian Indonesia di pasar global. Oleh karena itu, Indonesia harus
mengikuti perkembangan hukum yang beredar di pasar global guna menciptakan
kesamaan pandang, kesamaan gerak dan pemahaman yang mengatur aktivitas
bisnis. Dengan demikian, semakin meningkatkan aspek kepastian dan rasa saling
percaya dalam pelaksanaan aktivitas ataupun transaksi-transaksi bisnis itu sendiri.

Di dalam dunia bisnis, kepastian hukum sangat penting untuk mengikat


pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah kesepakatan dan mencegah adanya
pelanggaran atau wanprestasi terhadap kesepakatan tersebut. Dalam konteks
Indonesia, terutama dalam kontrak yang bernilai besar, seringkali terdapat tahapan-
tahapan yang dilalui oleh para pelaku bisnis. Tahapan tersebut meliputi Letter of
Intent (LoI) atau surat minat, yang merupakan langkah awal dari negosiasi menuju
kesepakatan. Setelah melewati tahap Letter of Intent, kemudian dilanjutkan dengan
Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman, dan akhirnya
mencapai tahap Kontrak yang dituangkan secara tertulis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Kontrak?
2. Apa saja Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Akta?
3. Apa saja Unsur-Unsur Dalam Pembuatan MoU?
4. Apa saja Unsur-Unsur Dalam Pembuatan LoI?

4
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Kontrak
2. Unutk Mengetahui Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Akta
3. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Dalam Pembuatan MoU
4. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Dalam Pembuatan LoI

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Kontrak

Perlu diketahui bahwa anatomi kontrak terdiri atas pembukaan, komparisi,


recital/premis/konsideran, isi kontrak, dan bagian penutup1. Unsur-unsur tersebut
tersebut merupakan ruang lingkup dari penjabaran isi kontrak. Adapun, penjabaran
mengenai unsur-unsur kontrak tersebut adalah sebagai berikut2.

1. Unsur Esensialia

Unsur ini merupakan hal-hal pokok yang harus ada dalam suatu kontrak.
Keberadaan klausula- klausula pokok ini menentukan ada atau tidaknya kontrak
yang dimaksud. Sebagai contoh dalam kontrak jual beli, bentuk dari unsur
esensialia adalah adanya barang dan harga. Tanpa kedua unsur tersebut
mengakibatkan kontrak jual beli itu tidak ada.

2. Unsur Naturalia

Klausula yang terdapat dalam unsur naturalia ini tergolong sebagai klausula
penunjang. Unsur tersebut telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Bila
para pihak tidak memperjanjikan lain dari apa yang diatur oleh peraturan
perundang-undangan, maka para pihak diartikan patuh terhadap aturan yang telah
ada. Sebagai contoh, klausula mengenai pajak. Apabila para pihak tidak
menentukan lain mengenai mekanisme dan aturan mengenai pihak yang
berkewajiban untuk membayar pajak, maka para pihak diartikan tunduk pada
peraturan mengenai perpajakan yang telah ada.

3. Unsur Aksidentalia

1
Y. Sogar Simamora, Buku Ajar: Teknik Perancangan Kontrak, Fakultas Hukum, Universitas
Airlangga, 2006, hal. 51.
2
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia dalam Perspektif Perbandingan,
Yogyakarta: FH UII Press, 2013, hal. 48

6
Unsur ini akan mengikat para pihak apabila diperjanjikan. Misalnya
larangan, wanprestasi, ganti rugi, denda, bunga, pemutusan kontrak, force majeure,
asuransi, dan penyelesaian sengketa. Sebagai contoh dalam suatu kontrak, para
pihak bersepakat bahwa penyelesaian sengketa kontrak akan diselesaiakan melalui
arbitrase. Konsekuensinya, para pihak tidak dapat mengajukan penyelesaian
perkara tersebut di luar dari apa yang telah disepakati.

Ketiga unsur tersebut dituangkan dalam kontrak berdasarkan kebutuhan


agar tujuan bersama dan keinginan para pihak dapat terakomodir dengan baik3.

B. Unsur-Unsur Pembuatan Akta


A Pitlo, mengemukakan bahwa akta adalah suatu surat yang ditanda

tangani diperbuat untuk dipakai sebagai alat bukti, dan untukdipergunakan untuk
orang lain, untuk keperluan siapa surat itu dibuat. Menurut Sudikno Mertokusumo,
akta adalah surat yang diberi tanda tangan, yang memuat peristiwa- peristiwa yang
menjadi dasar daripada suatu hak atau perikatan, yang dibuat sejak semula dengan
sengaja untuk pembuktian4.

Akta yang dapat dibuat oleh notaris adalah akta otentik. Adapun yang
dimaksud dengan akta otentik adalah sebagaimana yang telah diatur oleh pasal 1868
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KuhPer), adalah “suatu akta yang didalam
bentuk yang ditentukan oleh undangundang, dimuat oleh atau oleh di hadapan
pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana aktanya
dibuat”5 Notaris dalam melaksanakan dan melakukan tugas jabatannya harus
berhati-hati dan teliti dalam membuat akta, supaya akta yang dibuat tidak cacat
hukum karena harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat umum dan juga
supaya tidak merugikan orang lain.

Akta otentik sebagai alat bukti terkuat mempunyai peranan penting dalam
setiap hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat, baik itu dalam hubungan

3
Khairandy Ridwan, “Hukum Kontrak Indonesia dalam Perspektif Perbandingan”, Yogyakarta:
FH UII Press, 2013.
4
Sudikno Mertokusumo, 2008, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, hlm.110.
5
Kitab Undang-Undang Perdata pasal 1868

7
bisnis, kegiatan dibidang perbankan, di bagian pertanahan, di bagian kegiatan social
dan lain-lain itu memerlukan alat pembuktian tertulis yaitu berupa akta otentik.
Melalui akta otentik yang menentukan secara jelas hak dan kewajiban para pihak
dan menjamin kepastian hukum dan sekaligus diharapkan pula dapat dihindarkan
terjadinya suatu sengketa.

Pasal 1868 Kitab Undang-undang Hukum Perdata mensyaratkan sebuah


akta otentik harus memiliki 3 unsur, yaitu :

a. Akta dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh Undang-Undang.


Sedangkan bentuk akta otentik dijelaskan secara rinci pada pasal 38 UU No.
2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (UUJN).13
b. Akta dibuat oleh seorang pejabat umum atau dihadapan pejabat umum.
c. Pejabat umum itu haruslah mempunyai wewenang untuk membuat akta itu6.

Wewenang utama dari notaris yaitu membuat suatu akta otentik. Sehingga
keotentiksitasan suatu akta notaris bersumber Pasal 1868 K.U.H.Perdata. Suatu akta
otentik disebut memenuhi otentisitas apabila memenuhi unsur yaitu :

1. Akta itu di buat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang


Bentuk yang ditentukan oleh undang-undang bahwa akta tersebut terdiri
dari kepala akta, badan akta, dan akhir akta. Bagian-bagian akta yang terdiri
dari kepala akta dan akhir akta yaitu bagian yang mengandung unsure
otentik artinya apa yang tercantum dalam kepala akta dan akhir akta tersebut
akan menentukan apakah akta itu di buat dalam bentuk yang ditentukan
undang-undang atau tidak.
2. Akta di buat oleh (door) atau di hadapan (ten ouerstaan) seorang pejabat
umum Apabila akta notaris hanya memuat apa yang dialami dan disaksikan
oleh notaris sebagai pejabat umum, maka akta itu dinamakan akta verbal
atau akta pejabat (arrbtelijk akte). Salah satu contoh akta selain memuat
tentang apa yang diperjanjikan atau ditentukan oleh pihakpihak yang

6
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1868

8
menghadap pada notaris, maka akta itu dinamakan akta partij atau akta para
pihak7.
C. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan Memorandum of Understanding
(MoU)

Memorandum of Understanding (MoU) merupakan suatu perbuatan hukum


dari salah satu pihak (subjek hukum) untuk menyatakan maksudnya kepada pihak
lain akan sesuatu yang ditawarkan atau dimilikinya. Dengan kata lain MoU
merupakan perjanjian pendahuluan yang mengatur dan memberikan kesempatan
kepada para pihak untuk melakukan studi kelayakan terlebih dahulu sebelum
membuat perjanjian yang lebih terperinci dan mengikat pada nantinya. Istilah MoU
memuat keinginan masing-masing pihak sekaligus adanya tenggang waktu
pencapaian kesepakatan untuk terjadinya kontrak. MoU oleh para ahli disebut
dengan Nota Kesepakatan, Nota Kesepahaman atau Kontrak Awal8.

Pada hakikatnya Memorandum of Understanding (MoU) merupakan suatu


perjanjian pendahuluan yang nantinya akan diikuti dan dijabarkan dalam perjanjian
lain yang mengaturnya secara lebih detail. Oleh karena itu, dalam Memorandum of
Understanding (MoU) hanya berisikan hal-hal yang pokok saja. Nota kesepahaman
atau MoU selalu dibuat atas dasar kesepakatan. Dimana ketentuan ini telah
dituangkan dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
Perdata). Di samping itu, dasar hukum MoU adalah Pasal 1388 KUH Perdata yang
menyatakan bahwa: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Sedangkan dalam lingkup
internasional, yang menjadi dasar hukum MoU adalah Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional. Hal ini dikarenakan Memorandum of
Understanding dijadikan sebagai salah satu bentuk perjanjian internasional9.

7
Kansil, “Pokok-Pokok Etika Profesi Hukum”, Pradnya Pramita, Jakarta, 1996, Hal. 23.

8
Devi Setiyaningsih dan Ambar Budhisulistyawati, “Kedudukan Dan Kekuatan Hukum
Memorandum Of Understanding (MoU) Sebagai Tahap Prakontrak (Kajian Dari Sisi Hukum
Perikatan)”, Jurnal Privat Law, Vol. 8, No. 2, Juli-Desember 2020, 174.
9
Salim H.S., dkk., Perancangan Kontrak & Memorandum of Understanding, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2007), 48.

9
Ciri-ciri MoU:

a. Isinya ringkas, sering kali hanya satu halaman saja


b. Berisikan hal-hal yang pokok saja
c. Hanya bersifat pendahuluan saja,yang akan diikuti oleh perjanjian lain yang
lebih rinci
d. Mempunyai jangka waktu berlakunya (1 bulan, 6 bulan atau setahun)
apabila dalam jangka waktu tersebut tidak ditindak lanjuti dengan
penandatangan suatu perjanjian yang lebih rinci, maka perjanjian tersebut
akan batal, kecuali diperpanjang oleh para pihak
e. Dibuat dalam bentuk perjanjian dibawah tangan
f. Tidak ada kewajiban yang bersifat memaksa kepada para pihak untuk
melakukan suatu perjanjian yang lebih detail10.

Unsur-unsur MoU:

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang terkandung


dalam Memorandum of Understanding, yaitu sebagai berikut11:

1. Merupakan perjanjian pendahuluan

Memorandum of Understanding merupakan perjanjian atau kesepakatan


awal antara dua atau lebih pihak yang akan terlibat dalam kerja sama atau hubungan
bisnis. Ini berfungsi sebagai titik awal atau kerangka dasar untuk pembuatan
perjanjian atau kontrak yang lebih rinci di masa yang akan datang.

2. Muatan materi merupakan hal-hal yang pokok

Memorandum of Understanding menguraikan muatan materi atau pokok-


pokok dari kesepakatan yang dibuat antara pihak yang terlibat. Ini bisa mencakup
tujuan kerjasama, tanggung jawab masing-masing pihak, batas waktu, dan hal-hal
lain yang memang bersangkutan dengan kerjasama tersebut.

Raden Rijanto, Aspek Hukum Dalam Ekonomi, (Sukabumi: Al Fath Zumar, 2014), 122.
10

Burhanuddin S., Pedoman Penyusunan Memorandum of Understanding (MoU), (Yogyakarta:


11

Medpress Digital, 2013), 8.

10
3. Muatan materi dituangkan dalam kontrak atau perjanjian

Memorandum of Understanding seringkali merupakan tahap awal dalam


pembuatan perjanjian atau kontrak yang lebih formal. Setelah kesepakatan awal
dicapai melalui Memorandum of Understanding, muatan materi yang disepakati
dapat dijadikan dasar untuk menyusun perjanjian atau kontrak yang lebih rinci dan
mengikat di kemudian hari. Hal ini memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk
memperjelas persyaratan, hak serta kewajiban secara lebih rinci.

Contoh surat:

11
D. Unsur-Unsur Dalam Pembuatan LETTER OF INTENT (LoI)

Menurut Law and Business, Letter of Intent adalah sebuah dokumen yang
berisi garis besar dari sebuah perjanjian antara dua pihak atau lebih, sebelum
finalisasi perjanjian. LoI menyerupai kontrak atau perjanjian tertulis, tetapi
biasanya tidak mengikat para pihak sepenuhnya. Namun, dalam praktiknya banyak
juga LoI yang isinya mengikat para pihak, seperti perjanjian formal.

Letter of Intent bukanlah sebuah kontrak atau perjanjian resmi sehingga


tidak dapat dipaksakan secara hukum, LoI hanyalah sebuah dokumen yang
digunakan untuk menyatakan ketertarikan dan keseriusan dalam melakukan
aktivitas bisnis. Artinya, jika LoI diabaikan begitu saja maka tidak akan
menimbulkan konsekuensi apapun bagi pembuatnya. Oleh karena itu, LoI belum
sampai pada titik telah lahir faktor-faktor lahir dalam rangka pemenuhan hak dan
kewajiban oleh dan antara para pihak yang membuatnya12.

Suatu Letter of Intent tidak dimaksudkan untuk mengikat dan tidak


menghalangi pihak dari tawar-menawar dengan pihak ketiga. Para pebisnis
biasanya tidak terikat dengan LoI dan pengadilan juga jarang mengunakan
dokumen ini sebagai dasar keputusan hukum. Namun, ada kalanya pengadilan
menemukan bahwa komitmen telah dibuat atau disepakati meskipun hanya dalam
bentuk LoI13. Dalam hal ini, meskipun LoI tidak mengikat secara hukum tetapi
dapat dmemberikan indikasi tentang niat baik antara kedua belah pihak dalam
menjalin kerjasama di masa depan.

Tujuan Letter of Intent, yaitu sebagai berikut14:

a. Memperjelas poin-poin yang akan dibahas dalam transaksi


b. Melindungi pihak-pihak yang terlibat setelah kesepakatan tercapai

12
Ari Wahyudi Hertanto dan Dewi Lestari, “Memorandum of Understanding Dan Letter of Intent
Aplikasi Dan Kontroversinya Dalam Praktek Hukum Bisnis Nasional”, Jurnal Hukum dan
Pembangunan, Vol. 37, No. 2, Juli 2017, 235-237.
13
Margaretha Donda Daniella, William Tandya Putra dan Erich Widjaja Kurniawan, “Asas Itikad
Baik dalam Memorandum of Understanding Sebagai Dasar Pembuatan Kontrak”, Notaire, Vol. 2,
No. 2, Juni 2019, 236.
14
Wanda Indana, Contoh Letter of Intent (LOI) dan Tips Membuatnya,
https://www.qubisa.com/article/contoh-letter-loi-beasiswa, diakses pada tanggal 2 April 2024.

12
c. Memberi tahu bahwa kedua pihak telah memulai kerjasama

Unsur-Unsur LoI:

1. Identifikasi pihak yang terlibat

Maksud dari identifikasi pihak yang terlibat adalah menjelaskan siapa saja
pihak yang akan terlibat dalam bisnis tersebut. Siapa yang mengajak atau memiliki
niat bisnis, siapa yang diajak berbisnis. Sertakan juga informasi atau profil singkat
instansi yang mengajak berbisnis.

2. Tujuan

Dalam suatu surat tentu memiliki maksud dan tujuan yang ingin
disampaikan. Hal tersebut sama dengan LOI. Dalam LOI juga harus disampaikan
maksud dan tujuan yang akan disepakati bersama. Contohnya seperti pembelian
properti atau kerja sama iklan.

3. Barang atau bentuk kerja sama

Dalam bagian ini, sampaikan apa yang ingin dijadikan kerja sama,
contohnya membeli properti bangunan berupa ruko. Bentuk kerja sama dalam LOI
tuliskan secara rinci. Misalnya, jika kerja sama berupa properti, maka dijelaskan
pula jenis bangunan, lokasinya, bentuk bangunan, luas bangunan, bahkan hingga
warna bangunan dari luar. Pada bagian ini sampaikan juga harga atau jumlah unit
yang ingin dibeli, sehingga pihak lain dapat mempertimbangkan untuk
menyetujuinya berdasarkan dengan harga yang ditulis oleh pihak yang mengajak
berbisnis.

4. Kontak informasi

Meskipun kontak informasi telah dicantumkan pada bagian identifikasi


pihak yang terlibat, namun ada baiknya bila pada akhir LOI cantumkan lagi kontak
informasi yang dapat dihubungi dalam melakukan perjanjian bisnis. Kontak
informasi tersebut sebaiknya juga tercantum lengkap, seperti nomor telepon, email,

13
hingga alamat yang dapat didatangi apabila bisnis tidak berjalan lancar seperti yang
ada pada LOI15.

Contoh surat:

15
Yohana Nabilla Wuryanto, Mengenal Letter of Intent, Pengertian dan Isinya,
https://narasi.tv/read/narasi-daily/letter-of-intent-adalah, diakses pada tanggal 2 April 2024.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Unsur-unsur kontrak tersebut adalah sebagai berikut .

1. Unsur Esensialia, Unsur ini merupakan hal-hal pokok yang harus ada
dalam suatu kontrak. Keberadaan klausula- klausula pokok ini
menentukan ada atau tidaknya kontrak yang dimaksud.
2. Unsur Naturalia, Klausula yang terdapat dalam unsur naturalia ini
tergolong sebagai klausula penunjang. Unsur tersebut telah diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
3. Unsur Aksidentalia, Unsur ini akan mengikat para pihak apabila
diperjanjikan. Misalnya larangan, wanprestasi, ganti rugi, denda, bunga,
pemutusan kontrak, force majeure, asuransi, dan penyelesaian sengketa

Pasal 1868 Kitab Undang-undang Hukum Perdata mensyaratkan sebuah akta


otentik harus memiliki 3 unsur, yaitu :

1. Akta dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh Undang-Undang.


Sedangkan bentuk akta otentik dijelaskan secara rinci pada pasal 38 UU
No. 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (UUJN).13
2. Akta dibuat oleh seorang pejabat umum atau dihadapan pejabat umum.
3. Pejabat umum itu haruslah mempunyai wewenang untuk membuat akta itu

Unsur-unsur yang terkandung dalam (MoU) Memorandum of Understanding,


yaitu sebagai berikut :

1. Merupakan perjanjian pendahuluan, Memorandum of Understanding


merupakan perjanjian atau kesepakatan awal antara dua atau lebih pihak
yang akan terlibat dalam kerja sama atau hubungan bisnis.
2. Muatan materi merupakan hal-hal yang pokok, Memorandum of
Understanding menguraikan muatan materi atau pokok-pokok dari
kesepakatan yang dibuat antara pihak yang terlibat.

15
3. Muatan materi dituangkan dalam kontrak atau perjanjian, Memorandum of
Understanding seringkali merupakan tahap awal dalam pembuatan
perjanjian atau kontrak yang lebih formal.

Unsur-unsur yang terkandung dalam (LoI) Lettetr Of Intent, yaitu sebagai berikut

1. Identifikasi pihak yang terlibat, Maksud dari identifikasi pihak yang


terlibat adalah menjelaskan siapa saja pihak yang akan terlibat dalam
bisnis tersebut.
2. Tujuan, Dalam suatu surat tentu memiliki maksud dan tujuan yang ingin
disampaikan.
3. Barang atau bentuk kerja sama, Dalam bagian ini, sampaikan apa yang
ingin dijadikan kerja sama, contohnya membeli properti bangunan berupa
ruko. Bentuk kerja sama dalam LOI tuliskan secara rinci.
4. Kontak informasi, Meskipun kontak informasi telah dicantumkan pada
bagian identifikasi pihak yang terlibat, namun ada baiknya bila pada akhir
LOI cantumkan lagi kontak informasi yang dapat dihubungi dalam
melakukan perjanjian bisnis.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ari Wahyudi Hertanto dan Dewi Lestari, 2017,“Memorandum of


Understanding Dan Letter of Intent Aplikasi Dan Kontroversinya Dalam Praktek
Hukum Bisnis Nasional”, Jurnal Hukum dan Pembangunan, Vol. 37, No. 2, 235-
237.
Burhanuddin S., 2018, “Pedoman Penyusunan Memorandum of
Understanding (MoU)”, (Yogyakarta: Medpress Digital), 8.
C.S.T. Kansil, 1996,“Pokok-pokok Etika Profesi Hukum”, Prandnya
Pramita, Jakarta.
Devi Setiyaningsih dan Ambar Budhisulistyawati, 2020 “Kedudukan Dan
Kekuatan Hukum Memorandum Of Understanding (MoU) Sebagai Tahap
Prakontrak (Kajian Dari Sisi Hukum Perikatan)”, Jurnal Privat Law, Vol. 8, No. 2,
Juli-Desember, 174.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1868
Margaretha Do nda Daniella, William Tandya Putra dan Erich
Widjaja Kurniawan, 2019, “Asas Itikad Baik dalam Memorandum of
Understanding Sebagai Dasar Pembuatan Kontrak”, Notaire, Vol. 2, No. 2, 236.
Raden Rijanto, 2014, “Aspek Hukum Dalam Ekonomi”, (Sukabumi: Al Fath
Zumar), 122.
Ridwan Khairandy, “Hukum Kontrak Indonesia dalam Perspektif
Perbandingan”
Salim H.S., dkk., 2007, “Perancangan Kontrak & Memorandum of
Understanding”, (Jakarta: Sinar Grafika), 48.
Sudikno Mertokusumo, 2008, “Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty”,
Yogyakarta, hlm.110.
Wanda Indana, 2024, “Contoh Letter of Intent (LOI) dan Tips
Membuatnya”, https://www.qubisa.com/article/contoh-letter-loi-beasiswa, diakses
pada tanggal 2 April.
Y. Sogar Simamora, 2006, “Buku Ajar: Teknik Perancangan Kontrak,
Fakultas Hukum”, Universitas Airlangga, hal. 51.
Yogyakarta: FH UII Press, 2013, hal. 48
Yohana Nabilla Wuryanto, 2024, “Mengenal Letter of Intent, Pengertian
dan Isinya”, https://narasi.tv/read/narasi-daily/letter-of-intent-adalah, diakses pada
tanggal 2 April.

17

Anda mungkin juga menyukai