Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Sewa Guna Usaha (Leasing)”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun makalah kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang........................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perjanjian ............................................................................................. 5
2.1.1 Syarat Sahnya Perjanjian ........................................................................ 7
2.2 Wanprestasi dan akibatnya ................................................................................... 14
2.3 Sewa Guna Usaha(Leasing) ................................................................................. 15
2.3.1 Jenis-Jenis Leasing................................................................................. 15
2.3.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat..................................................................... 17
2.3.3 Perjanjian Sewa Guna Usaha (Leasing)................................................. 17
2.3.4 Sangsi-sangsi Sewa Guna Usaha (Leasing)........................................... 18
2.4 PT. Sinar Mitra Sepadan Finanace........................................................................ 18
2.5 Kerangka Berfikir …………………………………………....…………………. 19
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodelogi Penelitian ……………………………………..…………………… 20
3.1.1 Metode Pendekatan …………………………………………………... 20
3.2 Jenis Penelitian…………………………………………………………………. 20
3.2.1 Tipe Penelitian …………………………………………………...…… 20
3.2.2 Lokasi Penelitian …………………………….………………………. 21
3.3 Sumber Data dan Jenis Data ………………………………………...………….. 21
3.4 Metode Pengumpulan Data …………………………………………………….. 22
3.5 Metode Pengolahan Data …………………………………………………….… 24
1.2Rumusan Masalah
LANDASAN TEORI
Dengan adanya perjanjian tersebut, maka akan timbul suatu hubungan hukum
dimana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lainnya, begitu pula
sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa, perjanjian akan menimbulkan suatu perikatan,
atau dengan kata lain perjanjian merupakan salah satu sumber perikatan. Berdasarkan
Pasal 1233 KUHPerdata sumber perikatan adalah perjanjian dan undang-undang.
Perikatan dan perjanjian diatur dalam Buku Ketiga KUHPerdata. Dari perumusan
perjanjian tersebut dapat disimpulkan unsur perjanjian sebagai berikut:
1. Adanya pihak-pihak
Persetujuan disini bersifat tetap, dalam arti bukan baru dalam tahap
berunding. Perundingan itu sendiri adalah merupakan tindakan-tindakan
pendahuluan untuk menuju kepada adanya persetujuan.
Bila telah ada persetujuan, maka dengan sendirinya akan timbul suatu
kewajiban untuk melaksanakannya.
Dalam suatu perjanjian bentuk itu sangat penting, karena ada ketentuan
undang-undang bahwa hanya dengan bentuk tertentu maka perjanjian
mempunyai kekuatan mengikat sebagai bukti.
Jika semua unsur yang ada tadi kita hubungkan dengan ketentuan syarat
sahnya perjanjian (Pasal 1320 KUHPerdata) maka dapat disimpulkan:
d. Adanya kausa yang halal, yang mendasari perjanjian itu sendiri meliputi
unsur tujuan yang akan dicapai
Perjanjian oleh hukum dianggap sah apabila mengikat kedua belah pihak,
maka perjanjian tersebut haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu syarat-syarat
sahnya suatu perjanjian adalah adanya kesepakatan antara para pihak yang akan
mengadakan perjanjian, harus dilakukan oleh orang yang cakap secara hukum, harus
mempunyai obyek tertentu, dan karena suatu sebab yang halal. Syarat- syarat sahnya
perjanjian tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Wewenang berbuat
Wanprestasi atau yang disebut juga dengan istilah breach of contract adalah
tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang
dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak tertentu seperti yang disebutkan dalam
kontrak yang bersangkutan.
Wujud prestasi yang lainnya adalah berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu.
Berbuat sesuatu adalah melakukan sesuatu perbuatan yang telah ditetapkan dalam
perjanjian. Sedangkan tidak berbuat sesuatu adalah tidak melakukan sesuatu
perbuatan sebagaimana juga yang telah ditetapkan dalam perjanjian, manakala para
pihak telah menunaikan prestasinya maka perjanjian tersebut akan berjalan
sebagaimana mestinya tanpa menimbulkan persoalan. Namun kadangkala ditemui
bahwa debitur tidak bersedia melakukan atau menolak memenuhi prestasi
sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian. Hal inilah yang disebut dengan
wanprestas
14 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya
a. Debitur sama sekali tidak berprestasi, dalam hal ini kreditur tidak perlu
menyatakan peringatan atau teguran karena hal ini percuma sebab debitur
memang tidak mampu berprestasi.
b. Debitur salah berprestasi, dalam hal ini debitur sudah beritikad baik untuk
melakukan prestasi, tetapi ia salah dalam melakukan pemenuhannya.
c. Debitur terlambat berprestasi, dalam hal ini banyak kasus yang dapat
menyamakan bahwa terlambat berprestasi dengan tidak berprestasi sama
sekali
15 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
pemilikan (hak opsi) barang modal tersebut oleh Lessee pada akhir masa
perjanjian.
2. Barang modal dalam operating lease biasanya berupa barang yang mudah
terjual kontrak sewa gua usaha berakhir.
3. Besarnya harga sewa lebih kevil dari pada harga ditambah keuntungan yang
diharapkan lessor.
5. Jangka waktu kontrak sewa relative lebih pendek jika dibandingkan dengan
umur ekonomis barang modal.
6. Kontrak sewa guna usaha dapat dibatalkan sepihak oleh lessee dengan
mengembalikan barang modal kepada lessor.
7. Pada masa akhir kontrak sewa guna usaha, lessee tidak diberikan hak opsi
sehingga wajib mengembalikan barang modal kepada lessor.
1. Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak atau tidak bergerak yang
berumur maksimum sama dengan kegunaan ekonomis barang tersebut.
16 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
4. Jangka waktu berlakunya kontrak leasing relative panjang.
6. Kontrak sewa guna usaha tidak dapat dibatalkan sepihak oleh lessor
7. Pada masa akhir kontrak lessee diberi hak opsi untuk mengembalikan atau
membeli barang modal tersebut atau memperpanjang masa kontraknya.
perjanjian antara lessors dengan lesse dan dalam hal ini supplier juga
dapat bertindak sebagai lessor.
4 . Asuransi
17 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
e. Syarat-syarat kepemilikan
f. Biaya-biaya yang dikenakan
g. Sangsi-sangsi apabila lesse ingkar janji
Salah satu anak cabang PT Sinar Pada tahun 2019, SMMA bergabung menjadi
pemegang saham Perusahaan dan melalui grup bisnisnya, terus berkembang dengan
pesat melalui penyediaan layanan keuangan terintegrasi, termasuk asuransi,
multifinance, perbankan, sekuritas, fintech, dan layanan lainnya.
18 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
2.5 Kerangka Berfikir
LESSOR LESSEE
Mekanisme Perjanjian
Leasing
Upaya Penyelesai
19 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
pembiyaan tersebut. Dalam masa berlangsungnya perjanjian leasing tersebut para
pihak mempunyai tanggung jawab masing-masing yang di atur dalam perjanjian.
Apabila salah satu pihak tidak memenuhi unsure – unsur perjanjian maka dilakukan
langkah-langkah upaya hukum untuk menyelesaikan permasalahan perjanjian akibat
adanya yang melakukan wanprestasi terhadap isi perjanjian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodelogi Penelitian
20 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
disiplin ilmu Dalam penulisan ini, penulis menggunakan spesifikasi penelitian yang
bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melukiskan tentang
sesuatu hal di daerah tertentu dan pada saat tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti
sudah mendapatkan atau mempunyai gambaran yang berupa data awal tentang
permasalahan yang akan diteliti, serta dalam penelitian ini akan digambarkan
peraturan perundang-undangan mengenai tanggung jawab lessee dan lessor terhadap
praktek perjanjian leasing di PT Sinar Mitra Sepadan Finance cabang Gresik Melalui
penggambaran tersebut kemudian dilakukan analisa
pihak yang terkait langsung dengan masalah yang diteliti. Penelitian data
praktek dan pendapat tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan tanggung
jawab lessee dan lessor terhadap praktek perjanjian leasing di PT Sinar Mitra
2. Data Sekunder
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data-data yang berhasil diperoleh ini
21 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat
terdiri dari:
a. Undang-Undang Dasar1945;
b. Hasil-hasilpenelitian;
sekunder,seperti:
a. Kamus;
b. Ensiklopedia;
23 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
Contoh Form Perjanjian Jual Beli :134edws=[,
24 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
25 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
26 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
3.5 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahaan data dalam penelitian ini meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Data
Pemeriksaan data yaitu pembenaran apakah data yang terkumpul
melalui studi pustaka, dan dokumen yang sudah dianggap lengkap, relevan,
jelas, tidak berlebihan, tanpakesalahan.
2. Penandaan Data
Penandaan data yaitu memberikan catatan atau tanda yang menyatakan
jenis sumber data seperti perundang-undangan, buku literatur, atau dokumen.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini pada PT Sinar Mitra Sepadan Finance Cabang
Gresik, beralamat di Jalan Dokter Wahidin Sudirohusodo Ruko Green Garden
Blok A5 Nomor 39 Kebomas Gresik
4. Sistematisasi Data
5. Analisis Data
27 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
BAB IV
Ada dua istilah yang menunjuk pada pertanggung jawaban dalam kamus
hukum, yaitu liability dan responsibility. Liability merupakan istilah hukum yang luas
yang menunjuk hamper semua karakter risiko atau tanggung jawab, yang pasti, yang
bergantung atau yang mungkin meliputi semua karakter hak dan kewajiban secara
actual atau potensial seperti kerugian, ancaman, kejahatan, biaya atau kondisi yang
menciptakan tugas untuk melaksanakan undang-undang.
a. adanya perbuatan;
28 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
Yang dimaksud kesalahan adalah unsur yang bertentangan dengan
hukum. Pengertian hokum tidak hanya bertentangan dengan undang-undang
tetapi juga kepatutan dan kesusilaan dalam masyarakat.
3. Prinsip Praduga Untuk Tidak Selalu Bertanggung Jawab Prinsip ini adalah
kebalikan dari prinsip yang kedua, prinsip praduga untuk tidak selalu
bertanggung jawab hanya dikenal dalam lingkup transaksi konsumen yang
sangat terbatas. Contoh dari penerapan prinsip ini adalah pada hokum
pengangkutan. Kehilangan atau kerusakan pada bagasi kabin atau bagasi
tangan, yang biasanya dibawa dan diawasi oleh penumpang (konsumen)
adalah tanggung jawab dari penumpang. Dalam hal ini pengangkut (pelaku
usaha) tidak dapat dimintakan pertanggung jawabannya. Pihak yang
dibebankan untuk membuktikan kesalahan itu ada pada konsumen.
29 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
4.2 Hambatan-Hambatan Dalam Perjanjian Leasing
Pada prinsipnya ada tiga macam penghambat dan putusnya perjanjian leasing yaitu :
1.Konsensus,
2.Wanprestasi,
3.Force Majeure.
Wanprestasi atau breach of contract merupakan salah satu sebab hingga berjalannya
kontrak menjadi terhenti. Dalam hal ini yang di maksud dengan wanprestasi adalah
salah satu pihak atau lebih tidak melaksanakan prestasinya sesuai dengan kontrak.
Walaupun hak milik belum beralih kepada lessee sebelum hak opsi beli dilaksanakan
oleh pembeli, tetapi karena lessor memang dari semula bertujuan hanya sebagai
penyandang dana, bukan pemilik, maka sudah selayaknya jika beban resiko dari suatu
leasing yang dalam keadaan force majeure dibebankan kepada lessee.Namun
demikian pengaturan tentang resiko ini tetap penting mengingat jika terjadi sesuatu
dan lain hal yang menyebabkan pihak asuransi tidak dapat atau tidak mau membayar
seluruhnya atau sebagian dari ganti kerugian jika terjadi force majeure, misalnya
dengan alasan bahwa asuransi bukan untuk “all risk” karena ada “dispute” dengan
melihat sebabnya terjadi peristiwa force majeure tersebut, oleh karena itu dalam hal
seperti ini pihak lessee-lah yang akhirnya menjadi pihak yang harus menanggung
resiko.
30 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
BAB V
A. Kesimpulan
Jika ternyata pihak lessee tidak mengindahkan somasi yang telah diberikan
pihak lessor tersebut, maka dengan terpaksa pihak lessor harus menempuh dengan
cara terakhir yakni, obyek leasing ditarik dari pihak lessee, cara ini ditempuh oleh
pihak lessor untuk pengamanan asset perusahaan yaitu obyek leasing tersebut.
Wanprestasi yang terjadi dalam praktek perjanjian leasing sebagian besar dilakukan
oleh pihak lessee.
B. Saran
32 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, S.E. M.M. , Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Revisi 2008
Dahara Djoko Prakoso, 1996, Leasing dan Permasalahan, Semarang: Effhar & Prize
Neni Sri Imaniyati. 2009. Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan
Kegiatan Ekonomi.
33 | S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I N U G R E S I K