Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM PEMBERIAN KREDIT

SEBAGAI PERLINDUNGAN BANK


Niniek Wahyuni, S.H.,M.Hum
wahyuni.nwlimatuju@gmail.com
Abstrak
Pemberian kredit kepada nasabah Debitur, dapat menimbulkan kerugian atau
risiko bagi bank selaku kreditur apabila hal-hal yang mendasar diabaikan. Untuk
memperoleh keyakinan dan melindungi kepentingan bank, maka bank harus
melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan
dan prospek usaha dari nasabah debitur, yang dikenal dengan “5C”. Namun
dalam praktiknya penerapan analisis prinsip 5C ini belum dapat dilaksanakan
secara maksimal, bahkan ada kecenderungan bank memberikan kemudahan
persyaratan kepada nasabah debitur, karena adanya tutuntan target yang harus
dipenuhi bank.

Kata Kunci : Prinsip 5C. Kredit, Perlindungan Bank.

Abstract
Provision of credit to Debtor's customers may result in loss or risk to the bank
as creditor if the underlying matters are ignored. To gain confidence and protect
the interests of the bank, the bank must make a careful assessment of the nature,
capability, capital, collateral and business prospects of the debtor's customers,
known as "5C". But in practice the application of 5C principle analysis has not
been implemented maximally, even there is a tendency of banks to provide ease
of requirements to the debtor's customers, because of the target that must be
fulfill by bank.

Keywords: Principle 5C. Credit, Bank Protection.


*Niniek Wahyuni, S.H.,M.Hum. Dosen Fakultas Hukum Universitas Kadiri

Pada prinsipnya bank Undang Perbankan), yaitu bahwa


merupakan lembaga intermediary. kegiatan utama bank adalah
Fungsi utama bank sebagaimana penghimpunan dana dan penyaluran
disebutkan pada Pasal 3 Undang- dana kepada masyarakat.
Undang Nomor 7 Tahun 1992 Penghimpunan dana dalam bentuk
Tentang Perbankan sebagaimana simpanan giro, tabungan dan
telah diubah dengan Undang- deposito tersebutlah, yang kemudian
Undang Nomor 10 Tahun 1998 disalurkaannya kembali kepada
(selanjutnya disebut Undang- masyarakat yang membutuhkannya.
Penyaluran dana tersebut katkan kualitas dan kuantitas kredit
dapat diwujudkan dalam bentuk perbankan dengan tetap memelihara
pinjaman atau lebih dikenal dengan kestabilan ekonomi, terutama lebih
kredit. Kredit adalah penyediaan memperlancar kredit perbankan bagi
uang atau tagihan yang dapat dunia usaha, dengan tetap
dipersamakan dengan itu, berpedoman pada asas-asas
berdasarkan persetujuan atau perkreditan yang sehat.
kesepakatan pinjam meminjam Pemberian kredit melahirkan
antara bank dan orang lain yang suatu hubungan hukum dengan
mewajibkan pihak peminjam untuk segala konsekuensi yuridis yang
melunasi hutangnya setelah jangka dapat menimbulkan kerugian atau
waktu tertentu dengan jumlah/bunga, risiko bagi bank selaku kreditur
dengan imbalan atau pembagian apabila hal-hal yang mendasar
keuntungan. Untuk itu bank terabaikan. Risiko adalah potensi
memperoleh keuntungan yang kerugian akibat terjadinya suatu
didapat dari perbedaan suku bunga peristiwa tertentu. Sementara itu
antara kegiatan penyaluran dana dan risiko kerugian adalah kerugian yang
penghimpunan dana tersebut. terjadi sebagai konsekuensi langsung
Sejalan dengan dinamika dan atau tidak langsung dari kejadian
perkembangan industri jasa risiko. Kerugian itu bisa berbentuk
perbankan, serta untuk finansial atau non finansial.1
memperkokoh fungsi perbankan Sedangkan yang dimaksud risiko
sebagai agent of development, maka kredit adalah risiko akibat kegagalan
industri jasa perbankan dituntut nasabah atau pihak lain (debitur)
untuk selalu dapat menciptakan dan dalam memenuhi kewajiban kepada
menunjang peningkatan partum- bank sesuai dengan perjanjian yang
buhan ekonomi yang mengarah
kepada peningkatan taraf hidup
1
Bambang Rianto Rustam,
rakyat banyak. Selain itu,
Manajemen Risiko Perbankan Syariah
pemerintah terus mengupayakan di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta,
2013, hlm, 30.
langkah-langkah untuk mening-
disepakati. Kegagalan membayar adagium yang berbunyi : “Bisnis
yang dilakukan oleh debitur dapat perbankan adalah bisnis risiko” dan
dibedakan menjadi dua jenis gagal dengan pertimbangan risiko inilah,
bayar, yaitu : a) Yang mampu setiap pemberian kredit hendaknya
(gagal bayar dengan sengaja), dan b) dijiwai oleh asas konservatif dengan
Gagal bayar karena bangkrut, yaitu semangat menghindarkan diri dari
tidak mampu membayar kembali pemberian kredit yang spekulatif dan
utangnya. berisiko tinggi. Hal ini berarti bahwa
Risiko kredit dapat bank-bank dalam setiap proses
bersumber dari berbagai aktivitas pemberian kredit, terlebih dahulu
bisnis bank. Pada sebagian besar haruslah dilakukan analisis yang
bank, pemberian pinjaman modal mendalam terhadap setiap
pada debitur merupakan sumber permohonan kredit yang
risiko kredit yang terbesar. Selain itu diterimanya, dalam berbagai
bank menghadapi risiko kredit dari aspeknya.
berbagai instrumen keuangan seperti Penyebab utama terjadinya
surat berharga, akseptasi, transaksi risiko kredit adalah terlalu
antar bank, transaksi pembiayaan mudahnya bank memberikan
perdagangan, transaksi nilai tukar, pinjaman atau melakukan investasi
dan derivative, serta kewajiban karena terlalu dituntut untuk
komitmen dan kontigensi. Risiko memanfaatkan kelebihan likuiditas.
kredit juga dapat meningkat karena Akibatnya, penilaian/analisis kredit
terkonsentrasinya penyediaan dana kurang cermat dalam mengantisipasi
pada debitur. berbagai kemungkinan risiko usaha
Pada hakekatnya kredit yang dibiayainya.
adalah penanaman dana dalam Untuk meminimalkan risiko
bentuk “risk assets”. Penyaluran kredit macet dalam pemberian kredit
dana dalam bentuk kredit kepada dan melindungi kepentingan bank
nasabah debitur, terdapat risiko tidak sebagai kreditur, diperlukan adanya
kembalinya dana atau kredit yang jaminan pemberian kredit dalam arti
disalurkan tersebut sehingga ada keyakinan atas kemampuan dan
kesanggupan debitur untuk melunasi bunga, imbalan atau pembagian hasil
hutangnya sesuai yang diperjanjikan. keuntungan selama masa kredit
Untuk memperoleh keyakinan dan tersebut berlangsung.2
melindungi kepentingan bank, maka Pengertian kredit menurut
bank harus melakukan penilaian Pasal 1 angka 11 Undang Undang
yang seksama terhadap watak, No mor 10 Tahun 1998 tentang
kemampuan, modal, agunan dan Perubahan atas Undang Undang
prospek usaha dari nasabah debitur, Nomor 7 Tahun 1992 tentang
yang dikenal dengan “5C” Perbankan adalah :
Berdasarkan latar belakang “penyediaan uang atau tagihan
masalah tersebut, maka isu hukum yang dapat dipersamakan dengan
yang akan dibahas dalam penulisan itu berdasarkan persetujuan atau
ilmiah ini adalah Penerapan Prinsip kesepakatan pinjam meminjam
5C’ Dalam Pemberian Kredit antara bank dengan pihak lain
Sebagai Perlindungan Bank. yang mewajibkan peminjam
2. Pembahasan untuk melunasi hutangnya
Perjanjian Kredit setelah jangka waktu tertentu
Yang dimaksud dengan dengan jumlah bunga, imbalan
perkreditan adalah suatu penyediaan atau pembagian hasil
uang atau yang dipersamakan keuntungan”.
dengannya, yang didasari atas Kata kredit berasal dari
perjanjian pinjam meminjam antara bahasa latin creditus yang
pihak kreditur (bank, perusahaan merupakan bentuk past participle
atau perorangan) dengan pihak dari kata credere yang berarti to
debitur (peminjam), yang trust atau faith. Kata trust itu berarti
mewajibkan pihak debitur untuk
melunasi hutangnya dalam jangka
waktu tertentu, di mana sebagai
2
Munir Fuady (1), Pengantar
imbalan jasanya, kepada pihak
Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern
kreditur (pemberi pinjaman) di Era Global, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002, hlm. 111
diberikan hak untuk mendapatkan
kepercayaan.3 Maksud dari percaya layak untuk diberikan, untuk dapat
adalah ia percaya kepada penerima terlaksananya pelepasan kredit,
kredit bahwa kredit yang terlebih dahulu haruslah dengan
disalurkannya pasti akan diadakannya suatu persetujuan atau
dikembalikan sesuai perjanjian. kesepakatan dalam bentuk perjanjian
Sedangkan bagi si penerima kredit kredit. Salah satu dasar yang cukup
merupakan penerimaan kepercayaan jelas bagi bank mengenai keharusan
sehingga mempunyai kewajiban adanya suatu perjanjian kredit adalah
untuk membayar sesuai jangka terdapat dalam Pasal 1 angka 11
waktu. Undang Undang Perbankan, dimana
Black’s Law Dictionary disebutkan “bahwa kredit diberikan
memberikan pengertian kredit, yaitu berdasarkan persetujuan atau
:“The ability of a businessman to kesepakatan pinjam meminjam
borrow money, or to obtain goods antara bank dan pihak lain”.
on time, inconsequence of the Pencantuman kata-kata
favorableopinion held by the persetujuan atau kesepakatan pinjam
particular lender, as to his solvency meminjam di dalam definisi atau
and reliability”4 pengertian kredit sebagaimana
Terhadap pemberian kredit disebut dalam Pasal 1 angka (11)
oleh bank kepada nasabahnya, maka tersebut dapat mempunyai beberapa
akan selalu dimulai dengan maksud, sebagai berikut :5
permohonan oleh nasabah yang 1. Bahwa pembentuk undang-
bersangkutan. Apabila bank undang bermaksud untuk
menganggap permohonan tersebut menegaskan bahwa
hubungan kredit bank adalah
hubungan kontraktual antara
3
Munir Fuady(2), Hukum
Perkreditan Kontemporer, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1996, hlm. 5. 5
H.R. Daeng Naja, Hukum
4
Bryan A. Garner, Black’s Law Kredit dan Bank Garansi The Bankers
Dictionary, seventh edition, St. Paul Hand Book. Citra Aditya Bakti,
Min., 1999, hlm. 375. Bandung, 2005, hlm. 181-182
bank dan nasabah debitur unsur yang sering disebut sebagai
yang berbentuk pinjam- unsur-unsur kredit, yaitu:6
meminjam. 1. Kepercayaan, yaitu
2. Bahwa pembentuk undang- keyakinan pemberi kredit
undang bermaksud untuk bahwa kredit yang
mengharuskan hubungan diberikannya akan diterima
kredit bank dibuat kembali dalam jangka waktu
berdasarkan perjanjian tertentu di kemudian hari.
tertulis. Sutan Remy Sjahdeini
Namun demikian yang lebih mengatakan bahwa hubungan
penting daripada dasar diadakannya antara bank dengan penerima
perjanjian kredit, adalah filosofi dari kredit (nasabah debitur),
keharusan adanya suatu perjanjian mempunyai sifat hubungan
kredit atas setiap pelepasan kredit kepercayaan yang membe-
bank kepada nasabahnya. Adapun bankan kewajiban keper-
filosofi tersebut adalah berfungsinya cayaan (fiduary obligations)
perjanjian kredit tersebut sebagai kepada bank terhadap
alat bukti dan sebagaimana diketahui nasabahnya, maka
bahwa surat-surat perjanjian yang masyarakat bisnis dan
ditandatangani adalah suatu akta. perbankan Indonesia telah
melihat pula bahwa
Unsur-unsur Kredit hubungan antara bank dan
Pemberian kredit berarti
6
memberikan kepercayaan kepada Rudyanti Dorotea Tobing,
Hukum Perjanjian Kredit, Konsep
debitur oleh kreditur, meskipun Perjanjian Kredit Sindikasi yang
kepercayaan tersebut mengandung Berasaskan Demokrasi Ekonomi,
Laksbang Grafika, Yogjakarta, 2014,
risiko yang tinggi. Karena itu dalam
hlm. 181-182. Lihat juga Kasmir, Bank
pemberian kredit terdapat beberapa dan Lembaga Keuangan Lainnya,
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1998,
hlm. 78-79
nasabah debitur adalah adalah lebih tinggi daripada
hubungan kepercayaan. Dari nilai uang yang akan diterima
pengertian kredit, hubungan pada waktu pengembalian
antara bank dengan nasabah kredit di kemudian hari.
debitur bukan sekedar 3. Degree of Risk, yaitu adanya
hubungan kontraktual belaka, tingkat risiko yang akan
tetapi juga merupakan dihadapi sebagai akibat
hubungan kepercayaan. Di jangka waktu yang
dalam bisnis yang diberikan memisahkan antara pem-
atau yang diterima sebagai berian kredit dan
penukar uang, barang atau pengembalian kredit di
jasa adalah kepercayaan. kemudian hari. Makin lama
Karena bank hanya bersedia jangka waktu pengembalian
memberikan kredit kepada kredit berarti makin tinggi
nasabah debitur atas dasar pula tingkat risikonya.
kepercayaan bahwa nasabah Karena ada unsur risiko ini
debitur mampu dan mau maka suatu perjanjian kredit
membayar kembali kreditnya perlu suatu jaminan.8
tersebut.7 4. Prestasi yang diberikan
2. Waktu, yaitu jangka waktu adalah suatu prestasi yang
antara masa pemberian kredit dapat berupa barang, jasa
dan masa pengembalian atau uang. Dalam
kredit. Di sini terkandung arti perkembangan perkreditan di
bahwa nilai uang pada waktu alam modern maka yang
pemberian kredit (nilai agio) dimaksud dengan prestasi
dalam pemberian kredit
7
Sutan Remy Sjahdeini,
Kebebasan Berkontrak dan
Perlindungan yang Seimbang Bagi
8
Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Muchdarsyah Sinungan, Dasar-
Bank di Indonesia, Institut Bnakir dasar dan Teknik Managemen Kredit,
Indonesia, Jakarta, 1993, hlm. 175. Bina Aksara, Bandung, 1991, hlm. 3-4.
adalah uang.9 Secara teori Menurut Kasmir12, di
kredit dapat diberikan dalam samping ke empat unsur
bentuk uang atau pun barang tersebut maka di dalam kredit
tetapi dalam kehidupan juga mengandung unsur
ekonomi modern selalu yang ke 5, yaitu kesepakatan
didasarkan pada uang, maka antara si pemberi kredit
kredit dalam bentuk uang ini dengan si penerima kredit.
yang banyak dilakukan.10 Kesepakatan ini dituangkan
Dalam Undang Undang dalam suatu perjanjian di
Perbankan, objek kredit mana masing-masing pihak
berbentuk uang atau tagihan menandatangani hak dan
yang dapat dipersamakan kewajibannya masing-
dengan (Pasal 1 angka (11) masing.
dan tidak dalam bentuk Ahmad Rizki Sridadi
barang. Dengan demikian sebagaimana mengutip dari Rivai
dalam hukum Indonesia menambahkan beberapa unsur-unsur
dewasa ini kredit perbankan dalam perjanjian kredit sebagai
objeknya selalu dalam berikut :13
bentuk uang atau tagihan dan 1. Adanya dua pihak, yaitu
apabila dalam perjanjian pemberi kredit dan penerima
kredit perbankan dengan kredit;
pembelian barang, maka
akan merupakan kredit yang
bertujuan untuk membeli
12
Kasmir, Bank dan Lembaga
barang atau benda tertentu.11
Keuangan Lainnya, RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 1998, hlm. 78-79
9 13
Ibid. Ahmad Rizki Sridadi, Aspek
10
Hukum Dalam Bisnis, Departemen
Thomas Suyatno, Dasar-dasar Manajemen Fakultas Ekonomi
Perkreditan, Gramedia, Jakarta, 1990, Universitas Airlangga, Airlangga
hlm. 12-13. University Press, Surabaya, 2009, hlm.
11
Ibid. 188.
2. Adanya kepercayaan atas yang menentukan batal atau
dasar credit rating; tidak batalnya perjanjian lain
3. Adanya persetujuan untuk yang mengikutinya, misal-
menyediakan kredit dari nya perjanjian pengikatan
pemberi kredit dan jaminan.
membayar kredit oleh 2. Perjanjian kredit berfungsi
penerima kredit baik secara sebagai alat bukti mengenai
tertulis, lisan, atau instrument batasan-batasan hak dan
(credit instrument); kewajiban di antara kreditur
4. Adanya penyerahan barang, dan debitur.
jasa, atau uang dari pemberi 3. Perjanjian kredit berfungsi
kredit kepada penerima sebagai alat untuk melakukan
kredit; monitoring kredit.
5. Adanya unsur waktu;
6. Adanya unsur risiko; dan Tujuan Kredit
7. Adanya unsur bunga Tujuan kredit adalah untuk
(interest) sebagai kompensasi mengembangkan pembangunan
kepada penerima kredit. dengan berdasarkan prinsip ekonomi
Perjanjian kredit mempunyai yaitu dengan pengorbanan sekecil-
fungsi yang sangat penting dalam kecilnya dapat diperoleh keuntungan
pemberian, pengelolaannya, maupun yang sebesar-besarnya, maka pada
penatalaksanaan kredit. Menurut Ch. umumnya tujuan kredit secara
Gatot Wardoyo, sebagaimana ekonomis adalah untuk mendapat
dikutip Daeng Naja, fungsi keuntungan. Karena itu bank akan
perjanjian kredit, diantaranya :14 memberikan kredit apabila ia yakin
1. Sebagai perjanjian-perjanjian bahwa calon debitur itu akan mampu
pokok, artinya perjanjian mengembalikan kredit disertai bunga
kredit merupakan sesuatu sebagaimana telah disepakati.
Kepentingan dan keuntungan
14
H.R. Daeng Naja, Op. Cit., yang diharapkan baik oleh
hlm. 182-183.
masyarakat maupun oleh bank,
tercermin dalam dua kegiatan pokok hanya untuk mendapat keuntungan
yaitu to receive deposits and to make semata-mata terdapat pada negara
loans. Para penyimpan dana liberal.16 Di Indonesia sebagai
mengharapkan mendapat keun- negara yang sedang membangun,
tungan dari bunga, sedangkan pihak tujuan utama kredit adalah untuk
bank memperoleh keuntungan mensukseskan pembangunan, karena
dengan mengoperkan dana tersebut itu ada beberapa program kredit
dalam bentuk kredit. Dengan ini berupa bantuan dari pemerintah
timbul saling membutuhkan antara dengan tujuan membantu
bank dan masyarakat.15 masyarakat untuk ikut berperan serta
Dari faktor kemampuan dan di dalam pembangunan.
kemauan tersebut, tersimpul unsur Setiap kredit selalu
keamanan (safety) dan sekaligus mempunyai tujuan dan tujuannya
juga unsur keuntungan (profitability) tersebut biasanya dicantumkan
suatu kredit. Kedua unsur tersebut sebagai nama kredit (misal Kredit
saling berkaitan. Keamanan atau Investasi, Kredit Konsumtif, Kredit
safety yang dimaksudkan adalah Kendaraan Bermotor, Kredit
bahwa prestasi yang diberikan dalam Pemilikan Rumah). Dengan
bentuk uang, barang atau jasa itu demikian tidak ada pemberian kredit
betul-betul terjamin pengem- tanpa tujuan, artinya kredit yang
baliannya sehingga profitability dimohon hanya diberikan untuk
yang diharapkan dapat menjadi suatu tujuan tertentu dalam peran
kenyataan. Karena itu keuntungan serta masyarakat untuk ikut
atau profitability merupakan tujuan membangun.
yang terjelma dalam bentuk bunga Kredit selalu bertujuan,
yang diterima. karena itu tidak mungkin kreditur
Menurut Thomas Suyatno memberikan kredit kepada debitur
tujuan kredit semacam itu yang dengan asal saja tanpa tujuan atau

15
Muchdarsyah Sinungan, Op.
16
Cit., hlm. 26. Thomas Suyatno, Loc. Cit.
untuk dipakai untuk apa saja oleh pada program pemerintah dalam
debitur. Bank dalam memberikan pembangunan.18 Menurut Thomas
kredit selalu memastikan untuk apa Suyatno tujuan pemberian kredit,
penggunaan kredit tersebut, karena terutama oleh bank milik pemerintah
apabila terjadi penyimpangan dari adalah sebagai berikut: 19
tujuan kredit yang telah disepakati 1. Turut mensukseskan program
akan dapat mengancam kepentingan pemerintah di bidang
bank. ekonomi dan pembangunan.
Bank akan melakukan 2. Meningkatkan aktivitas
pengawasan terhadap penggunaan perusahaan agar dapat
kredit yang diberikan tersebut, tetapi menjalankan fungsinya guna
dalam praktik pada beberapa bank menjamin terpenuhinya
kurang ketat dalam melakukan kebutuhan masyarakat.
pengawasan terhadap penggunaan 3. Memperoleh laba, agar
kredit, bahkan hampir tidak ada, kelangsungan hidup perusa-
sehingga kredit dipergunakan untuk haan terjamin dan
kepentingan lain yang tidak sesuai memperluas usahanya.
dengan tujuan. Dengan demikian Memperhatikan tujuan
tujuan kredit sebagaimana yang telah pemberian kredit tersebut dapat
disepakati tidak tercapai. Keadaan disimpulkan bahwa harus ada
ini dapat menggangu pengembalian keseimbangan antara kepentingan
kredit sesuai dengan waktu yang pemerintah, masyarakat dan pemilik
17
telah ditentukan. modal. Dengan demikian tidak ada
Penerima kredit tidak bebas kredit tanpa tujuan, artinya kredit
untuk menentukan sendiri tujuan yang dimohon hanya diberikan
penggunaan kredit dalam perjanjian untuk suatu tujuan tertentu dalam
kredit. Penggunaan kredit terikat
18
Mariam Darus Badrulzaman,
17
Kompilasi Hukum Perikatan, Citra
Djuhaendah Hasan, “Masalah Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 26.
Jaminan Dalam Perjanjian Kredit”,
19
Hasil Penelitian, BPHN, 1992. Thomas Suyatno, Loc. Cit.
peran serta masyarakat untuk ikut a. Ketiadaan kemauan
membangun. membayar (willingness to
pay), terutama akibat
Risiko Pemberian Kredit masalah karakter debitur,
Setiap permohonan kredit dan dapat pula disebab-
yang diajukan oleh calon debitur, kan oleh kelemahan bank
tentu harus dilakukan penilaian dalam melakukan iden-
secara seksama oleh pejabat bank. fikikasi kelayakan debitur
Terlebih lagi untuk pemberian kredit dan atau itikad tidak baik
jangka panjang, seperti kredit Bank dalam kegiatan
investasi. Mengingat semakin lama penyaluran dana.
jangka waktu kredit, maka semakin b. Ketiadaan kemampuan
tinggi faktor ketidakpastian, membayar (ability to
sehingga semakin besar pula risiko pay). yang antara lain
yang dihadapi. disebabkan menurunnya
Risiko kredit (credit risk) kondisi usaha debitur,
adalah suatu risiko kerugian yang baik akibat kesalahan
disebabkan oleh ketidakmampuan/ pengelolaan dan atau
gagal bayar dari debitur atas pengaruh faktor ekonomi
kewajiban pembayaran utangnya makro atau sektor
baik utang pokok maupun bunganya industri tertentu.
ataupun keduanya. Meskipun analis 2. Faktor Internal Bank :
kredit berusaha secara maksimal a. Konsentrasi risiko kredit
dalam menganaliss setiap dalam Portofolio Asset;
permohonan kredit, kemungkinan b. Kelemahan sistem
terjadinya risiko kredit, berupa pengendalian dan proses
kredit macet pasti ada. Manajemen Risiko
Dua faktor utama penyebab Kredit;
terjadinya risiko kredit, adalah : c. Itikad tidak baik
1. Faktor Eksternal Bank : pengurus bank, antara
lain : Kesengajaan
mengabaikan prinsip aktivitas perbankannya. Agar kredit
kehati-hatian dalam tidak macet, maka bank dalam
proses penilaian kela- memberikan kredit, harus berhati-
yakan kredit dan hati dengan menganalisa dan
penyediaan dana lainnya; mempertimbangkan semua faktor
kerjasama/kolusi dengan yang relevan. Untuk itu, juga perlu
debitur. dilakukan pengawasan terhadap
pemberian kredit.
Hal yang penting dilakukan
pihak bank sebelum membuat
Pemberian Kredit Berdasarkan perjanjian kredit dengan nasabah
Penilaian Prinsip 5C debitur adalah melakukan
Dalam proses penyaluran pemeriksaan disertai analisis yang
dana (pemberian kredit ) kepada mendalam mengenai itikad baik dan
masyarakat, bank harus memenuhi kemampuan nasabah debitur dalam
dua prinsip utama bank, yakni mengembalikan kredit atau
prinsip kepercayaan dan prinsip pembiayaannya sehingga bank
kehati-hatian. Prinsip kepercayaan memperoleh keyakinan untuk
memberikan perhatian kepada upaya memberikan kredit atau pembiayaan
bank untuk menempatkan masya- dimaksud. Keyakinan tersebut
rakat (nasabah debitur) pada diperoleh dari hasil penilaian kredit
posisinya yang utama dalam setiap sebelum kredit disalurkan. Penilaian
aktivitas perbankan sehingga atau analisis kredit oleh bank dapat
masyarakat (nasabah kreditur) dilakukan dengan berbagai cara
senantiasa percaya kepada peran untuk mendapatkan kayikan tentang
perbankan sebagai sarana investasi. nasabahnya, seperti : melalui
Adapun prinsip kehati-hatian prosedur yang benar; dalam
memberikan tekanan pada upaya melakukan penilaian kriteria-kriteria
bank untuk memperlakukan dana serta aspek penilaiannya tetap sama;
masyarakat (nasabah kreditur) secara dan dengan ukuran-ukuran yang
cermat dan aman dalam setiap
ditetapkan sudah menjadi standar rasio-rasio keuangan untuk
penilaian setiap bank. menentukan kebutuhan kredit
Secara umum pengajuan yang wajar”.20 Analisis kredit
kredit dapat diajukan oleh bertujuan untuk memperoleh
perorangan atau badan hukum,baik keyakinan apakah nasabah
berupa kredit konsumtif atau mempunyai kemauan dan
produktif. Berkaitan dengan kemampuan memenuhi kewajib-
prosedur pengajuan kredit dan annya kepada bank secara tertib,
penilaian kredit, antara bank yang baik pembayaran pokok
satu dengan bank yang lain tidak pinjaman maupun bunganya,
jauh berbeda. Pada umumnya sesuai dengan kesepakatan
adalah sebagai berikut : dengan bank.
a. Penyerahan berkas oleh Debitur. Menurut konsep manajemen
Pemohon menyerahkan permo- keuangan perbankan, bank
honan kredit dilampiri dengan hendaknya memeriksa aspek-
berkas-berkas yang dibutuhkan. aspek yang dimiliki atau
b. Penyelidikan Berkas. melekat pada nasabah debitur
Penyelidikan bertujuan untuk yang dapat digunakan untuk
mengetahui kelengkapan berkas mengukur kemampuan nasabah
dan persyaratan yang diminta. debitur dalam mengembalikan
Jika belum lengkap mohon untuk pinjamannya kepada bank.
segera dilengkapi. Kriteria penilaian/pemeriksaan
c. Analisis Kredit. yang harus dilakukan oleh bank
Analisis kredit adalah melakukan untuk mendapatkan nasabah
penilaian kredit dalam segala yang benar-benar mengun-
aspek, baik keuangan maupun tungkan dan mampu membayar
non keuangan. Menurut Lukman
Dendawijaya, “Analisis Kredit
20
adalah suatu proses analisis Lukman Dendawijaya, 2005,
hlm, 88
kredit dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan dan
kreditnya, dilakukan dengan masa depan, sehingga usaha
analisa aspek-aspek yang pemohon berjalan dengan
kemudian dikenal dengan baik dan memberikan untung
sebutan Prinsip 5C meliputi : (rendable), dan pada
akhirnya dapat mengem-
1. Watak (Character). balikan kredit yang
Suatu keyakinan bahwa, sifat diterimanya.
atau watak dari orang yang 3. Modal (Capital).
akan diberikan kredit benar- Yaitu modal dari pemohon
benar dapat dipercaya. Hal kredit, untuk mengem-
ini tercantum dalam latar bangkan usahanya. Untuk
belakang nasabah, baik yang melihat penggunaan modal
bersifat latar belakang apakah efektif, dilihat dari
pekerjaan maupun yang laporan keuangan (neraca
bersifat pribadi, seperti : cara dan laporan rugi laba)
hidup atau gaya hidup yang dengan melakukan pengu-
dianutnya, keadaan keluarga, kuran seperti dari segi
hobby, sosial standingnya, likuiditas dan solvabilitas,
moral dan kejujuran rentabilitas dan ukuran
pemohon kredit. lainnya. Capital juga harus
2. Kemampuan (Capacity). dilihat dari sumber mana saja
Untuk melihat nasabah modal yang ada.
dalam kemampuan untuk 4. Jaminan (Collateral).
mengendalikan bisnis, yang adalah kakayaan yang dapat
dihubungkan dengan pendi- diikat sebagai jaminan, guna
dikannya, kemampuannya kepastian pelunasan di
dalam memahami ketentuan- belakang hari, kalau
ketentuan pemerintah, penerima kredit tidak
memimpin, menguasasi melunasi hutangnya.
bidang usahanya, kesung- Jaminan hendaknya melebihi
guhan dan melihat prespektif jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti Menurut Ahmad Rizki
keabsahannya, sehingga jika Srihadi, dalam proses
terjadi masalah atau kredit pengucuran kredit tidak hanya
macet, maka jaminan yang menuntut adanya penilaian
dititipkan akan dapat (assessment) terhadap kualitas
dipergunakan secepat calon penerima kredit,
mungkin. Jaminan tidak berdasarkan prinsip 5C :
hanya berbentuk kebendaan Character, Capacity, Capital,
tapi juga dapat berbentuk Collateral. Condition of
jaminan yang tidak Economy. Tetapi ditambahkan 1
berwujud, seperti : jaminan (satu) prinsip lagi yang disebut
pribadi (borgtocht), Letter of Constraints21, sehingga menjadi
guarantee, Letter of comfort, prinsip 6C.
rekomendasi dan avails. Constraints adalah
5. Kondisi ekonomi (Condition batasan dan hambatan yang tidak
of Economic), yaitu situasi memungkinkan suatu bisnis
politik, social, ekonomi, untuk dilaksanakan pada tenpat
budaya yang dapat mempe- tertentu, misalnya pendirian
ngaruhi keadaan perekono- suatu usaha pompa bensin yang
mian pada waktu dan jangka disekitarnya banyak bengkel las
waktu tertentu, dimana kredit atau pembakaran batu bara. Bank
diberikan bank kepada juga harus mengetahui tang-
pemohon, termasuk prospek gapan masyarakat setempat
usaha dari sektor yang terhadap rencana investasi yang
dijalankan, haruslah prospek akan dilakukan oleh calon
usaja yang benar-benar nasabahnya (debiturnya).
memiliki prospek yang baik, Dari 6 prinsip tersebut,
sehingga kemungkinan kredit yang paling perlu mendapatkan
tersebut bermasalah relatif
kecil.
21
Ahmad Rizki Sridadi, Loc.Cit.
perhatian account officer adalah maupun masa lalunya.
character, dan apabila prinsip ini Personality juga mencakup
tidak terpenuhi, prinsip lainnya sikap, emosi, tingkah laku
tidak berarti. Dengan perkataan dan tindakan masabah dalam
lain, permohonannya harus menghadapi suatu masalah.
ditolak. Menurut salah seorang 2. Party
Analis Kredit, dalam melakukan Yaitu mengklasifikasikan
analisa terhadap prinsip-prinsip nasabah ke dalam klasifikasi
tersebut, terutama yang berkaitan tertentu atau golongan-
dengan watak (character) ini golongan tertentu berdasar-
kadang agak sulit untuk kan modal, loyalitas serta
diprediksi, terutama untuk karakternya. Sehingga
nasabah yang baru pertama kali nasabah daapat digolongkan
mengajukan permohonan kredit. ke golongan tertentu dan
Demikian pula jika ada debitur akan mendapatkan fasilitas
yang mempunyai itikad tidak yang berbeda dari bank.
baik, dia sangat lihai dalam 3. Perpose
menjawab pertanyaan dan Yaitu untuk mengetahui
menunjukkan perilaku yang tujuan nasabah dalam
sangat baik, yang memberikan mengambil kredit, termasuk
kesan bahwa dia dapat dipercaya jenis kredit yang diinginkan.
dan layak untuk mendapat kredit. Tujuan pengambilan kredit
Selain berpedoman pada dapat bermacam-macam.
Prinsip 6C, maka dalam Sebagai contoh apakah untuk
pemberian kredit juga harus modal kerja atau investasi,
melakukan analisis pada prinsip konsumtif atau produktif dan
7P, sebagai berikut : lain sebagainya.
1. Personality 4. Prospect
Yaitu menilai nasabah dari Yaitu untuk memilih usaha
segi kepribadiannya atau nasabah dimasa yang akan
tingkah lakunya sehari-hari datang menguntungkan atau
tidak, atau dengan kata lain 7. Protection
mempunyai prospek atau Tujuannya adalah bagaimana
sebaliknya. Hal ini penting menjaga agar usaha dan
mengingat jika suatu fasilitas jaminan mendapatkan
kredit yang dibiayai tanpa perlindungan. Perlindungan
mempunyai prospek, bukan dapat berupa jaminan barang
hanya bank yang rugi tetapi atau orang atau jaminan
juga nasabah. asuransi.
5. Payment Prinsip 3R dalam kredit juga
Merupakan ukuran bagai- menjadi petimbangan dalam
mana cara nasabah memutus kredit. Prinsip tersebut
mengembalikan kredit yang adalah :
telah diambil atau dari 1. Return
sumber mana saja dana untuk Yaitu penilaian atas hasil
mengembalikan kredit. yang akan dicapai oleh
Semakin banyak sumber perusahaan calon peminjam
penghasilan debitur maka setelah mendapatkan kredit,
akan semakin baik. Sehingga apakah hasil tersebut cukup
jika salah saatu usahanya untuk menutup hasil
merugi akan dapat ditutupi pinjaman serta sekaligus
oleh sektor lainnya. memungkinkan pula usaha-
6. Profitability. nya untuk berkembang terus,
Untuk menganalisa bagai- 2. Repayment
mana kemampuan nasabah Sebagai kelanjutan dari
dalam mencari laba. return di atas, yang
Profitability diukur dari kemudian diperhitungkan
periode ke periode apakah kemampuan, jadwal serta
akan tetap sama atau akan jangka waktu pengembalian.
semakin meningkat, apalagi 3. Risk Bearing Activity
dengan tambahan kredit yang Yaitu sejauh mana ketahanan
akan diperolehnya. suatu perusahaan calon
peminjam untuk menang- dalam Pasal 1 angka 11 Undang-
gung risiko kegagalan Undang Perbankan, yang
andaikata terjadi suatu hal di ditandatangani kedua pihak.
kemudian hari yang tidak f. Realisasi/Pencairan Kredit.
diinginkan. Realisasi kredit adalah tahap
d. Keputusan Pemberian Kredit akhir dalam proses kredit.
Keputusan untuk memberikan Dengan dicairkannya dana
kredit kepada nasabah, selain kepada nasabah debitur, setelah
menggunakan Prinsip 6C, 7P dan penandatangan surat-surat yang
3R, maka penilaian suatu kredit bersangkutan dengan pembukaan
layak atau tidak layak untuk rekening giro atau tanbungan.
diberikan, harus dilakukan
dengan menilai seluruh aspek
yang ada. Penilaian terhadap Kesimpulan
seluruh aspek yang ada dikenal Pemberian kredit kepada
dengan nama studi kelayakan nasabah merupakan salah satau cara
usaha. Penilaian model ini untuk meningkatkan pembangunan.
biasanya digunakan untuk Untuk melindungi bank dari risiko
prosyek-proyek yang bernilai kredit yang berupa kredit macet,
besar dan berjangka waktu maka sebelum melakukan
panjang. penyaluran kredit, bank harus
e. Perjanjian Kredit. melaksanakan prinsip hati-hati yaitu
Hasil analisa yang telah dengan cara terlebih dahulu
dilakukan oleh bank, jika melakukan analisa secara maksimal,
ternyata disetujui permohonan tidak saja berdasarkan berdasarkan
kreditnya, maka persetujuan Prinsip 5C+1C, tapi juga prinsip 7P
pemberian kredit tersebut dan 3R, sehingga dapat
dituangkan dalam suatu meminimalkan terjadinya kredit
perjanjian tertulis antara bank macet.
dan nasabah pemohon kredit
(debitur), sebagaimana diatur Saran
Pejabat perbankan harus Citra Aditya Bakti, Bandung,
lebih hati-hati, teliti dan benar 2001.

dalam melakukan analisa terhadap Muchdarsyah Sinungan, Dasar-


permohonan kredit oleh calon dasar dan Teknik Managemen
Kredit, Bina Aksara, Bandung,
nasabah debitur, berdasarkan Prinsip
1991.
5C+1C, 7P dan 3R.
Munir Fuady (1), Pengantar Hukum
Bisnis, Menata Bisnis Modern
Daftar Bacaan di Era Global, Citra Aditya
Ahmad Rizki Sridadi, Aspek Hukum Bakti, Bandung, 2002.
Dalam Bisnis, Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Munir Fuady (2), Hukum
Universitas Airlangga, Perkreditan Kontemporer,
Airlangga University Press, Citra Aditya Bakti, Bandung,
Surabaya, 2009. 1996.
Bambang Rianto Rustam,
Manajemen Risiko Perbankan Rudyanti Dorotea Tobing, Hukum
Syariah di Indonesia, Salemba Perjanjian Kredit, Konsep
Empat, Jakarta, 2013. Perjanjian Kredit Sindikasi
yang Berasaskan Demokrasi
Bryan A. Garner, Black’s Law Ekonomi, Laksbang Grafika,
Dictionary, seventh edition, Yogjakarta, 2014.
St. Paul Min., 1999.
Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan
Djuhaendah Hasan, “Masalah Berkontrak dan Perlindungan
Jaminan Dalam Perjanjian yang Seimbang Bagi Para
Kredit”, Hasil Penelitian, Pihak Dalam Perjanjian Kredit
BPHN, 1992. Bank di Indonesia, Institut
Bankir Indonesia, Jakarta,
H.R. Daeng Naja, Hukum Kredit dan
1993.
Bank Garansi The Bankers
Hand Book. Citra Aditya Thomas Suyatno, Dasar-dasar
Bakti, Bandung, 2005. Perkreditan, Gramedia,
Jakarta, 1990.
Kasmir, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya,
RajaGrafindo Persada, Jakarta,
1998.

Mariam Darus Badrulzaman,


Kompilasi Hukum Perikatan,

Anda mungkin juga menyukai