Abstract
Provision of credit to Debtor's customers may result in loss or risk to the bank
as creditor if the underlying matters are ignored. To gain confidence and protect
the interests of the bank, the bank must make a careful assessment of the nature,
capability, capital, collateral and business prospects of the debtor's customers,
known as "5C". But in practice the application of 5C principle analysis has not
been implemented maximally, even there is a tendency of banks to provide ease
of requirements to the debtor's customers, because of the target that must be
fulfill by bank.
15
Muchdarsyah Sinungan, Op.
16
Cit., hlm. 26. Thomas Suyatno, Loc. Cit.
untuk dipakai untuk apa saja oleh pada program pemerintah dalam
debitur. Bank dalam memberikan pembangunan.18 Menurut Thomas
kredit selalu memastikan untuk apa Suyatno tujuan pemberian kredit,
penggunaan kredit tersebut, karena terutama oleh bank milik pemerintah
apabila terjadi penyimpangan dari adalah sebagai berikut: 19
tujuan kredit yang telah disepakati 1. Turut mensukseskan program
akan dapat mengancam kepentingan pemerintah di bidang
bank. ekonomi dan pembangunan.
Bank akan melakukan 2. Meningkatkan aktivitas
pengawasan terhadap penggunaan perusahaan agar dapat
kredit yang diberikan tersebut, tetapi menjalankan fungsinya guna
dalam praktik pada beberapa bank menjamin terpenuhinya
kurang ketat dalam melakukan kebutuhan masyarakat.
pengawasan terhadap penggunaan 3. Memperoleh laba, agar
kredit, bahkan hampir tidak ada, kelangsungan hidup perusa-
sehingga kredit dipergunakan untuk haan terjamin dan
kepentingan lain yang tidak sesuai memperluas usahanya.
dengan tujuan. Dengan demikian Memperhatikan tujuan
tujuan kredit sebagaimana yang telah pemberian kredit tersebut dapat
disepakati tidak tercapai. Keadaan disimpulkan bahwa harus ada
ini dapat menggangu pengembalian keseimbangan antara kepentingan
kredit sesuai dengan waktu yang pemerintah, masyarakat dan pemilik
17
telah ditentukan. modal. Dengan demikian tidak ada
Penerima kredit tidak bebas kredit tanpa tujuan, artinya kredit
untuk menentukan sendiri tujuan yang dimohon hanya diberikan
penggunaan kredit dalam perjanjian untuk suatu tujuan tertentu dalam
kredit. Penggunaan kredit terikat
18
Mariam Darus Badrulzaman,
17
Kompilasi Hukum Perikatan, Citra
Djuhaendah Hasan, “Masalah Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 26.
Jaminan Dalam Perjanjian Kredit”,
19
Hasil Penelitian, BPHN, 1992. Thomas Suyatno, Loc. Cit.
peran serta masyarakat untuk ikut a. Ketiadaan kemauan
membangun. membayar (willingness to
pay), terutama akibat
Risiko Pemberian Kredit masalah karakter debitur,
Setiap permohonan kredit dan dapat pula disebab-
yang diajukan oleh calon debitur, kan oleh kelemahan bank
tentu harus dilakukan penilaian dalam melakukan iden-
secara seksama oleh pejabat bank. fikikasi kelayakan debitur
Terlebih lagi untuk pemberian kredit dan atau itikad tidak baik
jangka panjang, seperti kredit Bank dalam kegiatan
investasi. Mengingat semakin lama penyaluran dana.
jangka waktu kredit, maka semakin b. Ketiadaan kemampuan
tinggi faktor ketidakpastian, membayar (ability to
sehingga semakin besar pula risiko pay). yang antara lain
yang dihadapi. disebabkan menurunnya
Risiko kredit (credit risk) kondisi usaha debitur,
adalah suatu risiko kerugian yang baik akibat kesalahan
disebabkan oleh ketidakmampuan/ pengelolaan dan atau
gagal bayar dari debitur atas pengaruh faktor ekonomi
kewajiban pembayaran utangnya makro atau sektor
baik utang pokok maupun bunganya industri tertentu.
ataupun keduanya. Meskipun analis 2. Faktor Internal Bank :
kredit berusaha secara maksimal a. Konsentrasi risiko kredit
dalam menganaliss setiap dalam Portofolio Asset;
permohonan kredit, kemungkinan b. Kelemahan sistem
terjadinya risiko kredit, berupa pengendalian dan proses
kredit macet pasti ada. Manajemen Risiko
Dua faktor utama penyebab Kredit;
terjadinya risiko kredit, adalah : c. Itikad tidak baik
1. Faktor Eksternal Bank : pengurus bank, antara
lain : Kesengajaan
mengabaikan prinsip aktivitas perbankannya. Agar kredit
kehati-hatian dalam tidak macet, maka bank dalam
proses penilaian kela- memberikan kredit, harus berhati-
yakan kredit dan hati dengan menganalisa dan
penyediaan dana lainnya; mempertimbangkan semua faktor
kerjasama/kolusi dengan yang relevan. Untuk itu, juga perlu
debitur. dilakukan pengawasan terhadap
pemberian kredit.
Hal yang penting dilakukan
pihak bank sebelum membuat
Pemberian Kredit Berdasarkan perjanjian kredit dengan nasabah
Penilaian Prinsip 5C debitur adalah melakukan
Dalam proses penyaluran pemeriksaan disertai analisis yang
dana (pemberian kredit ) kepada mendalam mengenai itikad baik dan
masyarakat, bank harus memenuhi kemampuan nasabah debitur dalam
dua prinsip utama bank, yakni mengembalikan kredit atau
prinsip kepercayaan dan prinsip pembiayaannya sehingga bank
kehati-hatian. Prinsip kepercayaan memperoleh keyakinan untuk
memberikan perhatian kepada upaya memberikan kredit atau pembiayaan
bank untuk menempatkan masya- dimaksud. Keyakinan tersebut
rakat (nasabah debitur) pada diperoleh dari hasil penilaian kredit
posisinya yang utama dalam setiap sebelum kredit disalurkan. Penilaian
aktivitas perbankan sehingga atau analisis kredit oleh bank dapat
masyarakat (nasabah kreditur) dilakukan dengan berbagai cara
senantiasa percaya kepada peran untuk mendapatkan kayikan tentang
perbankan sebagai sarana investasi. nasabahnya, seperti : melalui
Adapun prinsip kehati-hatian prosedur yang benar; dalam
memberikan tekanan pada upaya melakukan penilaian kriteria-kriteria
bank untuk memperlakukan dana serta aspek penilaiannya tetap sama;
masyarakat (nasabah kreditur) secara dan dengan ukuran-ukuran yang
cermat dan aman dalam setiap
ditetapkan sudah menjadi standar rasio-rasio keuangan untuk
penilaian setiap bank. menentukan kebutuhan kredit
Secara umum pengajuan yang wajar”.20 Analisis kredit
kredit dapat diajukan oleh bertujuan untuk memperoleh
perorangan atau badan hukum,baik keyakinan apakah nasabah
berupa kredit konsumtif atau mempunyai kemauan dan
produktif. Berkaitan dengan kemampuan memenuhi kewajib-
prosedur pengajuan kredit dan annya kepada bank secara tertib,
penilaian kredit, antara bank yang baik pembayaran pokok
satu dengan bank yang lain tidak pinjaman maupun bunganya,
jauh berbeda. Pada umumnya sesuai dengan kesepakatan
adalah sebagai berikut : dengan bank.
a. Penyerahan berkas oleh Debitur. Menurut konsep manajemen
Pemohon menyerahkan permo- keuangan perbankan, bank
honan kredit dilampiri dengan hendaknya memeriksa aspek-
berkas-berkas yang dibutuhkan. aspek yang dimiliki atau
b. Penyelidikan Berkas. melekat pada nasabah debitur
Penyelidikan bertujuan untuk yang dapat digunakan untuk
mengetahui kelengkapan berkas mengukur kemampuan nasabah
dan persyaratan yang diminta. debitur dalam mengembalikan
Jika belum lengkap mohon untuk pinjamannya kepada bank.
segera dilengkapi. Kriteria penilaian/pemeriksaan
c. Analisis Kredit. yang harus dilakukan oleh bank
Analisis kredit adalah melakukan untuk mendapatkan nasabah
penilaian kredit dalam segala yang benar-benar mengun-
aspek, baik keuangan maupun tungkan dan mampu membayar
non keuangan. Menurut Lukman
Dendawijaya, “Analisis Kredit
20
adalah suatu proses analisis Lukman Dendawijaya, 2005,
hlm, 88
kredit dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan dan
kreditnya, dilakukan dengan masa depan, sehingga usaha
analisa aspek-aspek yang pemohon berjalan dengan
kemudian dikenal dengan baik dan memberikan untung
sebutan Prinsip 5C meliputi : (rendable), dan pada
akhirnya dapat mengem-
1. Watak (Character). balikan kredit yang
Suatu keyakinan bahwa, sifat diterimanya.
atau watak dari orang yang 3. Modal (Capital).
akan diberikan kredit benar- Yaitu modal dari pemohon
benar dapat dipercaya. Hal kredit, untuk mengem-
ini tercantum dalam latar bangkan usahanya. Untuk
belakang nasabah, baik yang melihat penggunaan modal
bersifat latar belakang apakah efektif, dilihat dari
pekerjaan maupun yang laporan keuangan (neraca
bersifat pribadi, seperti : cara dan laporan rugi laba)
hidup atau gaya hidup yang dengan melakukan pengu-
dianutnya, keadaan keluarga, kuran seperti dari segi
hobby, sosial standingnya, likuiditas dan solvabilitas,
moral dan kejujuran rentabilitas dan ukuran
pemohon kredit. lainnya. Capital juga harus
2. Kemampuan (Capacity). dilihat dari sumber mana saja
Untuk melihat nasabah modal yang ada.
dalam kemampuan untuk 4. Jaminan (Collateral).
mengendalikan bisnis, yang adalah kakayaan yang dapat
dihubungkan dengan pendi- diikat sebagai jaminan, guna
dikannya, kemampuannya kepastian pelunasan di
dalam memahami ketentuan- belakang hari, kalau
ketentuan pemerintah, penerima kredit tidak
memimpin, menguasasi melunasi hutangnya.
bidang usahanya, kesung- Jaminan hendaknya melebihi
guhan dan melihat prespektif jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti Menurut Ahmad Rizki
keabsahannya, sehingga jika Srihadi, dalam proses
terjadi masalah atau kredit pengucuran kredit tidak hanya
macet, maka jaminan yang menuntut adanya penilaian
dititipkan akan dapat (assessment) terhadap kualitas
dipergunakan secepat calon penerima kredit,
mungkin. Jaminan tidak berdasarkan prinsip 5C :
hanya berbentuk kebendaan Character, Capacity, Capital,
tapi juga dapat berbentuk Collateral. Condition of
jaminan yang tidak Economy. Tetapi ditambahkan 1
berwujud, seperti : jaminan (satu) prinsip lagi yang disebut
pribadi (borgtocht), Letter of Constraints21, sehingga menjadi
guarantee, Letter of comfort, prinsip 6C.
rekomendasi dan avails. Constraints adalah
5. Kondisi ekonomi (Condition batasan dan hambatan yang tidak
of Economic), yaitu situasi memungkinkan suatu bisnis
politik, social, ekonomi, untuk dilaksanakan pada tenpat
budaya yang dapat mempe- tertentu, misalnya pendirian
ngaruhi keadaan perekono- suatu usaha pompa bensin yang
mian pada waktu dan jangka disekitarnya banyak bengkel las
waktu tertentu, dimana kredit atau pembakaran batu bara. Bank
diberikan bank kepada juga harus mengetahui tang-
pemohon, termasuk prospek gapan masyarakat setempat
usaha dari sektor yang terhadap rencana investasi yang
dijalankan, haruslah prospek akan dilakukan oleh calon
usaja yang benar-benar nasabahnya (debiturnya).
memiliki prospek yang baik, Dari 6 prinsip tersebut,
sehingga kemungkinan kredit yang paling perlu mendapatkan
tersebut bermasalah relatif
kecil.
21
Ahmad Rizki Sridadi, Loc.Cit.
perhatian account officer adalah maupun masa lalunya.
character, dan apabila prinsip ini Personality juga mencakup
tidak terpenuhi, prinsip lainnya sikap, emosi, tingkah laku
tidak berarti. Dengan perkataan dan tindakan masabah dalam
lain, permohonannya harus menghadapi suatu masalah.
ditolak. Menurut salah seorang 2. Party
Analis Kredit, dalam melakukan Yaitu mengklasifikasikan
analisa terhadap prinsip-prinsip nasabah ke dalam klasifikasi
tersebut, terutama yang berkaitan tertentu atau golongan-
dengan watak (character) ini golongan tertentu berdasar-
kadang agak sulit untuk kan modal, loyalitas serta
diprediksi, terutama untuk karakternya. Sehingga
nasabah yang baru pertama kali nasabah daapat digolongkan
mengajukan permohonan kredit. ke golongan tertentu dan
Demikian pula jika ada debitur akan mendapatkan fasilitas
yang mempunyai itikad tidak yang berbeda dari bank.
baik, dia sangat lihai dalam 3. Perpose
menjawab pertanyaan dan Yaitu untuk mengetahui
menunjukkan perilaku yang tujuan nasabah dalam
sangat baik, yang memberikan mengambil kredit, termasuk
kesan bahwa dia dapat dipercaya jenis kredit yang diinginkan.
dan layak untuk mendapat kredit. Tujuan pengambilan kredit
Selain berpedoman pada dapat bermacam-macam.
Prinsip 6C, maka dalam Sebagai contoh apakah untuk
pemberian kredit juga harus modal kerja atau investasi,
melakukan analisis pada prinsip konsumtif atau produktif dan
7P, sebagai berikut : lain sebagainya.
1. Personality 4. Prospect
Yaitu menilai nasabah dari Yaitu untuk memilih usaha
segi kepribadiannya atau nasabah dimasa yang akan
tingkah lakunya sehari-hari datang menguntungkan atau
tidak, atau dengan kata lain 7. Protection
mempunyai prospek atau Tujuannya adalah bagaimana
sebaliknya. Hal ini penting menjaga agar usaha dan
mengingat jika suatu fasilitas jaminan mendapatkan
kredit yang dibiayai tanpa perlindungan. Perlindungan
mempunyai prospek, bukan dapat berupa jaminan barang
hanya bank yang rugi tetapi atau orang atau jaminan
juga nasabah. asuransi.
5. Payment Prinsip 3R dalam kredit juga
Merupakan ukuran bagai- menjadi petimbangan dalam
mana cara nasabah memutus kredit. Prinsip tersebut
mengembalikan kredit yang adalah :
telah diambil atau dari 1. Return
sumber mana saja dana untuk Yaitu penilaian atas hasil
mengembalikan kredit. yang akan dicapai oleh
Semakin banyak sumber perusahaan calon peminjam
penghasilan debitur maka setelah mendapatkan kredit,
akan semakin baik. Sehingga apakah hasil tersebut cukup
jika salah saatu usahanya untuk menutup hasil
merugi akan dapat ditutupi pinjaman serta sekaligus
oleh sektor lainnya. memungkinkan pula usaha-
6. Profitability. nya untuk berkembang terus,
Untuk menganalisa bagai- 2. Repayment
mana kemampuan nasabah Sebagai kelanjutan dari
dalam mencari laba. return di atas, yang
Profitability diukur dari kemudian diperhitungkan
periode ke periode apakah kemampuan, jadwal serta
akan tetap sama atau akan jangka waktu pengembalian.
semakin meningkat, apalagi 3. Risk Bearing Activity
dengan tambahan kredit yang Yaitu sejauh mana ketahanan
akan diperolehnya. suatu perusahaan calon
peminjam untuk menang- dalam Pasal 1 angka 11 Undang-
gung risiko kegagalan Undang Perbankan, yang
andaikata terjadi suatu hal di ditandatangani kedua pihak.
kemudian hari yang tidak f. Realisasi/Pencairan Kredit.
diinginkan. Realisasi kredit adalah tahap
d. Keputusan Pemberian Kredit akhir dalam proses kredit.
Keputusan untuk memberikan Dengan dicairkannya dana
kredit kepada nasabah, selain kepada nasabah debitur, setelah
menggunakan Prinsip 6C, 7P dan penandatangan surat-surat yang
3R, maka penilaian suatu kredit bersangkutan dengan pembukaan
layak atau tidak layak untuk rekening giro atau tanbungan.
diberikan, harus dilakukan
dengan menilai seluruh aspek
yang ada. Penilaian terhadap Kesimpulan
seluruh aspek yang ada dikenal Pemberian kredit kepada
dengan nama studi kelayakan nasabah merupakan salah satau cara
usaha. Penilaian model ini untuk meningkatkan pembangunan.
biasanya digunakan untuk Untuk melindungi bank dari risiko
prosyek-proyek yang bernilai kredit yang berupa kredit macet,
besar dan berjangka waktu maka sebelum melakukan
panjang. penyaluran kredit, bank harus
e. Perjanjian Kredit. melaksanakan prinsip hati-hati yaitu
Hasil analisa yang telah dengan cara terlebih dahulu
dilakukan oleh bank, jika melakukan analisa secara maksimal,
ternyata disetujui permohonan tidak saja berdasarkan berdasarkan
kreditnya, maka persetujuan Prinsip 5C+1C, tapi juga prinsip 7P
pemberian kredit tersebut dan 3R, sehingga dapat
dituangkan dalam suatu meminimalkan terjadinya kredit
perjanjian tertulis antara bank macet.
dan nasabah pemohon kredit
(debitur), sebagaimana diatur Saran
Pejabat perbankan harus Citra Aditya Bakti, Bandung,
lebih hati-hati, teliti dan benar 2001.