Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kelompok II Hukum Bisnis

MAKALAH

“HUKUM KONTRAK"

OLEH:

Sindi Anggraeni : 21910182

Munir Amin : 21910027

Feri Renaldi : 21910091

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini

dengan materi Hukum Kontrak.

Materi ini bersumber dari berbagai sumber bacaan yang Insya Allah tersusun

dengan ringkas dan mudah untuk difahami dan dimengerti.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari

kata sempurna makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca sehingga penulis bisa melakukan perbaikan

makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat ataupun inpirasi pada

pembaca.

Kendari, September 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah hukum kontrak dalam kasanah keilmuan di Indonesia masih banyak

mengandung berbagai penafsiran. Hukum kontrak merupakan terjemahan dari bahasa

inggris, yaitu contract of law, sedangkan dalam bahasa belanda disebut dengan istilah

overeenscom strecht. Timbulnya perjanjian jenis ini karena adanya asas kebebasan

berkontrak, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1338 KUH Perdata. Pada dasarnya

kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan di antara para pihak.

Perumusan hubungan kontraktual tersebut pada umumnya senantiasa di awali dengan

proses negosiasi diantara para pihak. Melalui negosiasi para pihak berupaya

menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk saling mempertemukan sesuatu yang

diinginkan (kepentingan) melalui proses tawar menawar.

Kontrak mencakup banyak hal dimana dalam pembuatannya terdapat asas-

asas kontrak, syarat sah kontrak yang harus dipenuhi,dan dengan kontrak pula pihak-

pihak yang terkait mendapatkan suatu kejelasan hukum apabila salah satu pihak tidak

memenuhi kewajibannya.Hukum kontrak kita masih mengacu pada Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk Wetboek Bab III tentang perikatan

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan hukum kontrak?

2. Bagaimanakah Teknik penyusunan kontrak?

3. Bagaimanakah peran kontrak dalam sebuah perikatan bisnis?


1.3 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari hukum kontrak.

2. Mahasiswa dapat mengetahui tehnik penyusunan kontrak.

3. Mahasiswa dapat mengetahui peran kontrak dalam sebuah perikatan bisnis


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hukum Kontrak

Kontrak merupakan suatu perjanjian tertulis, yang berarti kontrak dianggap

sebagai suatu pengertian yang lebih sempit dari sebuah perjanjian. Perjanjian

diberlakukan karena terdapat perbedaan kepentingan antara para pihak yang dengan

cara bernegosiasi dirumuskan kedalam klausul-klausul yang terdapat dalam

perjanjian tersebut. Dalam skala yang lebih luas kontrak merupakan sebuah

kesepakatan antara dua pihak yang menjalin kesepakatan di dalam perjanjian kontrak

tersebut. Jadi pada dasarnya kontrak terdapat sebuah hubungan antara kedua belah

pihak tersebut, yang dimana berisi perjanjian yang diterbitkan bagi yang

membuatnya. Kontrak tersebut terbentuk seperti suatu rangkaian kata yang berisi

sebuah kesepakatan dan adanya kesanggupan.

Hukum kontrak diartikan sebagai perjanjian tertulis, namun berdasarkan tata

urutan sumber hukum, yang mana menempatkan undang-undang sebagai urutan

pertama, maka sumber hukumnya. Istilah kontrak mempunyai pengertian lebih sempit

karena ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis. Menurut ajaran

penemuan hukum, kontrak bukan perjanjian tertulis, walaupun hanya dapat

disimpulkan dari Bab II Buku III KUHPerdata, karena tidak ada definisi yang tegas

mengenai kontrak, tetapi KUHPerdata lebih otentik daripada pendapat doktrin. Asas

hukum yang bersifat terbuka membuat orang mempunyai kebebasan untuk

menafsirkan apa yang dimaksud dengan perjanjian/ kontrak.


Suatu kontrak atau perjanjian disusun oleh para pihak karena adanya suatu

kepentingan untuk mewujudkan sesuatu. Kepentingan tersebut pada awalnya bersifat

berbeda atau tidak sama. Kepentingan itu sudah muncul pada saat kesepakatan dibuat

para pihak, namun perkembangan akibat hukum terhadap kesepakatan itu berbeda-

beda.

Definisi hukum kontrak menurut para ahli yang memiliki pandangan mengenai

hukum kontrak sangat banyak, salah satunya Menurut Salim H.S, yaitu definisi

mengenai kontrak atau perjanjian merupakan hukum mengenai keseluruhan antara

kedua belah pihak yang saling berhubungan yang tertuang keinginan kedua belah

pihak yang ada pada dokumen tertulis agar tercapainya suatu tujuan tertentu. Hukum

kontrak disebut juga sebagai hukum pelengkap. Jika para pihak tidak melakukan

pengaturan sendiri pada perjanjian yang dibuat maka disinilah peran dari pasal yang

ada pada hukum kontrak.

Ciri-ciri suatu kontrak hukum bisa dilihat pada adanya sebuah kesepakatan

bersama (mutual consent) para pihak. Kesepakatan inilah yang merupakan

karakteristik dalam pembuatan perjanjian yang berupa sebuah niat yang dapat

diungkapkan kepada pihak lain. Hukum menjadi dasar adanya transaksi bisnis dan

memberikan perlindungan hukum, karena itu pada hukum kontrak tersebut sangatlah

penting di dalam sebuah perekonomian suatu negara yang berdampak kepada

peradaban manusia yang lebih baik. Hal ini bahwa semua perjanjian yang melekat

pada kontrak tersebut berlaku secara sah bagi para pihak yang membuatnya yang

didasarkan pada asas pacta sunt servanda.


2.2 Tehnik Penyusunan Kontrak

Pada dasarnya sebuah perjanjian bermula dari adanya perbedaan atau

ketidaksamaan bagi para pihak, maka perlu sebuah rumusan hubungan kontraktual

yang didasari pada proses negosiasi di antara para pihak. Dengan sebuah proses

negosiasi, para pihak akan berusaha untuk melakukan upaya kesepakatan melalui

proses tawar menawar. Karena umumnya di dalam sebuah perjanjian berawal pada

perbedaan kepentingan masing-masing yang dicoba dipertemukan dalam sebuah

perjanjian. Melalui perjanjian tersebut, perbedaan itu akan diakomodasi dan dibingkai

dengan seperangkat hukum yang dapat mengikat para pihak yang mebuatnya.

Terdapat asas penting pada suatu perjanjian ataupun kontrak yaitu asas

kebebasan konsensualisme, asas kebebasan kontrak, acta pacta sun servanda, dan asas

itikad baik yang akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Asas Konsensualisme, Merupakan perjanjian yang dibuat oleh dua orang atau

lebih yang sudah mengikat sehingga melahirkan kewajiban bagi salah satu

pihak dalam perjanjian tersebut setelah mencapai ksepakatan diantara kedua

pihak.

b. Asas Kebebasan Kontrak, Seseorang pada dasarnya bisa membuat perjanjian

dengan isi yang bebas akan tetapi tidak melawan undang-undang, ketertiban

umum, kesusilaan. Kemudian yang dimaksud dengan undang-undang tersebut

merupakan paraturan perundangundangan yang memiliki sifat memaksa.

c. Acta pacta sun servanda, Asas ini merupakan sebagai pengikat dalam suatu

perjanjian, yang berarti bahwa para pihak yang membuat perjanjian tersebut
terikat didalam sebuah kesepakatan pada perjanjian yang telah mereka buat.

Dengan demikian, perjanjian tersebut yang sudah diperbuat akan berlaku sah

bagi pembuatnya oleh para pihak yang menbuat kontrak itu tersebut.

d. Asas Itikad Baik, Asas ini memiliki arti bahwa pada pelaksanaan perjanjian

harus berdasarkan itikad baik. Itikad baik terdapat pada Pasal 1338 ayat (3)

KUHPerdata. Itikad baik bisa dibedakan dalam arti pengertian secara subjektif

maupun objektif. Itikad baik dalam segi subjektif, berarti perlu adanya sebuah

kejujuran, karena kejujuran sangar erat dengan sikap batin seseorang pada saat

membuat perjanjian. Pada segi objektif harus berdasarkan kepada kepatutan,

yang berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian atau pemenuhan prestasi.

Tahapan dalam pembuatan pelaksanaan serta perencanaan pada suatu kontrak

harus berdasarkan pada tahap kesepakatan para pihak (dengan tahap ini adanya

berupa sebuah tinjauan dari pihak sebagai pembuat atau pihak yang tidak membuat

dalam suatu rancangan kontrak bisnis tersebut). Setelah melalui tahap ini maka

dilanjutkan pada tahap negoisasi serta penandatanganan kontrak bisnis setelah

tercapai negoisasi, yang setelah semua proses ini di lalui maka kontrak bisnis dapat

dilaksanakan sesuai dengan perjanjian yang di buat sebelumnya.

Pembuatan suatu perjanjian pada kontrak minimal harus dicantumkan beberapa

hal di dalam kontrak tersebut. Menurut penulis pembuatan suatu perjanjian pada

kontrak harus didasari sebagai berikut:

1. Kedudukan para pihak dalam kontrak tersebut,

2. Apa yang menjadi objek di dalam kontrak tersebut,

3. Jangka waktu itu berahkir;


4. Kentuan mengenai ingkar janji atau pelangaran bagi mereka yang tidak

melaksanakan sesuai dengan isi kontrak tersebut;

5. Ketentuan mengenai keadaan yang di luar paksaan (overmacht);

6. Mekanisme penyelesaian apabila terjadi perselisihan;

7. Dan terahkir tandatangan oleh pihak yang bersangkutan

Anatomi yang dari kontrak yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan

memiliki sebuah rumusan yang terstruktur. Struktur mengenai rangkaian yang

berupa:

 Judul Kontrak

Pada judul harus jelas, padat dan singkat sehingga diberikan sebuah gambaran

perjanjian yang akan dibuat.

 Awal Kontrak

Pembuatan awal kontrak harus singkat serta memberikan rangkaian perkataan

pembuka, serta tanggal dimulainya kontrak tersebut sebagai bukti dan perbuatan

hukum ara pihak yang dituangkan dalam kontrak tersebut.

 Para Pihak

Pihak-pihak bersangkutan mengikat diri pada suatu perjanjian.

 Premis

Apa yang melatarbelakangi perjanjian yang dibuat, sehingga terjadi

bagaimana kesepakatan dalam kontrak tersebut terjadi harus diuraikan secara singkat.

 Isi Kontrak

Pada tahap ini, isi pada suatu perjanjian diwakili pasal-pasal sertapada tiap
pasal diberikan judul.IIsi pada suatu perjanjian kontrak meliputi tiga (3) yakni

sebagai berikut: accidentalia, naturalia, dan essensali. Terdapat pula unsur yang tidak

kalah penting harusnya terdapat sebuah penyebutan tentang bagaimana mekanisme

penyelesaian mengenai perselisihan ataupun sengketa.

 Akhir Kontrak (penutup)

Pada tahap terahkir penyelesaian dilakukan dengan adanya pengesahan

pihakpihak yang bersangkutan serta juga terdapat saksi pada perjanjian kontrak

tersebut.

2.3 Peran Kontrak dalam Sebuah Perikatan Bisnis

Tidak dapat disangkal bahwa hubungan bisnis dimulai dari kontrak. Tidak

adanya kontrak, tidak mungkin hubungan bisnis dilakukan. Hukum kontrak

mempunyai peranan yang penting dalam dunia bisnis yaitu:

 hukum kontrak sangat menonjolkan sifat perorangan;

 menimbulkan gejala hukum sebagai akibat dari hubungan hukum antara satu

pihak dengan pihak lainnya;

 hukum kontrak berobjek pada suatu benda yaitu hak kebendaan;

 hak yang timbul dari hukum kontrak bersifat tidak mutlak yaitu berlaku bagi

orang yang mengadakan perjanjian;

 adanya pemilihan hukum yang berlaku bagi para pihak

Sehingga hukum kontrak merupakan dasar bagi adanya hubungan bisnis. Agar

suatu perjanjian atau kontrak berlaku sah, seperti yang ditetapkan Pasal 1320 Kitab

UndangUndang Hukum Perdata (KUH Perdata), harus memenuhi 4 (empat) macam


syarat yakni:

a. Sepakat diantara para pihak yang mengikatkan diri pada suatu kontrak tertentu

(Pasal 1321-1328 KUH Perdata)

b. Para pihak tersebut memang cakap melakukan perbuatan hukum yaitu dalam

hal mengadakan kontrak (Pasal 1329-1331 KUH Perdata)

c. Sifat dan luas objek perjanjian kontrak dapat ditentukan (Pasal 1332-1334

KUH Perdata)

d. Klausanya halal atau diperbolehkan sehingga tidak melanggar ketertiban

umum, kesusilaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal

1335-1337 KUH Perdata).

Tujuan dan Fungsi Kontrak dalam Bisnis

1. Menjamin berfungsinya keamanan dan mekanisme pasar secara efisien dan

lancar bagi setiap stakeholder bisnis yang terlibat.

2. Melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha Kecil

Menengah (UKM) merupakan yang paling rentan.

3. Membantu memperbaiki sistem keuangan dan perbankan.

4. Memberikan perlindungan terhadap semua pelaku ekonomi atau pelaku bisnis

yang diatur dalam undang-undang yang berlaku.

5. Mewujudkan iklim bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku bisnis.

Selain perjanjian hukum dibuat untuk menciptakan kehidupan yang aman,

tertib, dan tentram agar tidak ada pihak yang dirugikan. Selain itu, Fungsi kontrak

dalam bisnis diantaranya adalah :


1. Kontrak berfungsi sebagai hukum atau undang-undang. Karena berdasarkan

pasal 1338 KUH Perdata menerangkan bahwa segala perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

Ha ini berarti bahwa Kontrak tersebut berfungsi sebagai hukum yang

mengatur bagi para pihak yang membuatnya. Kontrak ini mengatur mengenai

hak dan kewajiban para pihak. Sehingga dengan adanya Kontrak maka para

pihak terikat dengan ketentuan-ketentuan khusus yang tercantum di dalam

kontrak.

2. Kontrak berfungsi sebagai alat untuk memantau dan mengontrol. Maksdunya

dengan adanya Kontrak, maka Anda dengan mudah dapat memantau dan

mengontrol apakah mitra Anda telah melakukan apa yang telah dijanjikan

atau belum, ataukah malah telah melanggar hal-hal yang telah disepakati di

dalam Kontrak.

3. Kontrak berfungsi untuk mencegah timbulnya masalah di kemudian hari.

Dengan adanya Kontrak maka masing-masing pihak dapat mengetahui hak

dan kewajibannya, sehingga dapat mendukung kelancaran pelaksanaan suatu

hubungan bisnis.

4. Kontrak berfungsi untuk menentukan cara penyelesaian masalah. Misalnya

para pihak memilih untuk menyelesaikan masalah dengan cara kekeluargaan

dengan musyawarah terlebih dahulu, jika masalah tidak selesai melalui cara

kekeluargaan dengan musyawarah, maka para pihak memilih untuk

menyelesaikan melalui jalur Pengadilan atau Arbitrase. Dengan adanya

ketentuan ini maka para pihak tidak kebingungan lagi bagaimana cara
penyelesaiannya jika terjadi masalah di kemudian hari.

5. Kontrak berfungsi sebagai alat bukti jika terjadi perselisihan. Jadi tidak

selamanya suatu hubungan bisnis bisa berjalan dengan mulus, sangat mungkin

terjadi salah satu pihak atau bahkan kedua belah pihak ingkar janji, tidak

melakukan apa yang telah dijanjikannya atau melanggar Kontrak yang telah

dibuat. Sehingga dengan kontrak bisnis mutlak diperlukan sebagai alat bukti

tertulis untuk menggugat mitra Anda yang ingkar janji atau Wanprestasi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hukum kontrak merupakan bagian dari hukum perikatan. Bahkan sebagian

ahli hukum menempatkan sebagai bagian dari hukum perjanjian karena kontrak

sendiri ditempatkan sebagai perjanjian tertulis.Kontrak atau perjanjian ini merupakan

suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau dua orang saling

berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Peranan hukum kontrak dalam kegiatan bisnis di Indonesia antara lain:

sebagai dasar dari adanya hubungan bisnis, hukum kontrak berperan juga dalam

memberikan perlindungan hukum bagi para pihak yang terkait dengan hubungan

bisnis tersebut dan hukum kontrak juga berperan dalam penyelesaian sengketa yang

terjadi antar para pihak dalam perjanjian kontrak, baik melalui non litigasi maupun

melalui litigasi.

3.2 Saran

Makalah ini dibuat untuk menjadi bacaan reveresi kami dalam mengetahui

materi kuliah hukum kontrak.


DAFTAR PUSTAKA

Agung Rio. 2018. Pelaksanaan Perancangan Kontrak Dalam Pembuatan Struktur


Kontrak Bisnis. Jurnal Hukum Kenotariatan. Vol 3 (3).

Anak A,. Marwanto. 2010. Kontrak Sebagai Krenagka Dasar Dalam Kegiiatan Bisnis
Di Indonesia. Hukum Keperdataan. Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Sigit Irianto. 2007. Hukum Kontrak dan Perkembangannya. Doktor Ilmu Hukum.
Fakultas Hukum. UNTAG Semarang.

Wahyuni. 2020. Perlindungan Hukum Kontrak Bisnis Di Indonesia Dalam Prespektif


Keadilan. Jurnal Ilmu Hukum. Vol 4 (2).

Anda mungkin juga menyukai