Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN DAN ANALISA DALAM KONTRAK

1. PENGERTIAN KONTRAK BISNIS;


Kontrak berasal dari istilah perjanjian, kontrak merupakan suatu tindakan yang
dilakukan oleh dua atau lebih pihak dimana masing-masing pihak ada
didalamnya dituntut untuk melakukan satu atau lebih prestasi. Sedangkan bisnis
adalah tindakan yang mempunyai nilai komersial

Teori Hukum tentang Kontrak


Menurut Munir Fuady ada beberapa teori hukum tentang kontrak, yaitu:
Teori-teori Berdasarkan Prestasi Kedua Belah Pihak:
1. Teori hasrat (Will Theory)
Dimana teori hasrat ini menekankan kepada pentingnya hasrat (will atau
intend) dari pihak yang memberikan janji.
2. Teori tawar menawar (Bargaining Theory)
Teori ini mengajarkan bahwa suatu kontrak hanya mengikat sejauh apa
yang dinegosiasikan (tawar menawar) dan kemudian disetujui oleh para
pihak.
3. Teori sama nilai (Equivalent Theory)
Teori ini mengajarkan bahwa suatu kontrak baru mengikat jika para pihak
dalam kontrak tersebut memberikan prestasinya yang seimbang atau sama
nilai (equivalent).
4. Teori kepercayaan merugi (Injurious Reliance Theory)
Teori ini mengajarkan bahwa kontrak sudah dianggap ada jika dengan
kontrak yang bersangkutan sudah menimbulkan kepercayaan bagi pihak
yang bersangkutan, sehingga pihak yang menerima janji tersebut karena
kepercayaannya itu akan menimbulkan kerugian jika janji itu tidak terlaksana

Teori-teori berdasarkan Formasi Kontrak


Dalam ilmu hukum ada empat teori yang mendasar dalam teori formasi kontrak,
yaitu:
1. Teori kontrak de facto
Kontrak de facto (implied in-fact) adalah kontrak yang tidak pernah
disebutkan dengan tegas tetapi ada dalam kenyataan, pada prinsipnya
dapat diterima sebagai kontrak yang sempurna.
2. Teori kontrak ekspresif
Bahwa setiap kontrak yang dinyatakan dengan tegas (ekspresif) oleh para
pihak baik dengan tertulis maupun secara lisan, sejauh memenuhi syarat-
syarat sahnya kontrak, dianggap sebagai ikatan yang sempurna bagi para
pihak.
3. Teori promissory estoppels
Disebut juga dengan detrimental reliance yaitu dengan adanya kesesuaian
kehendak diantara pihak jika pihak lawan telah melakukan sesuatu sebagai
akibat dari tindakan-tindakan pihak lainnya yang dianggap merupakan
tawaran untuk suatu ikatan kontrak.
4. Teori kontrak quasi (pura-pura)
Disebut juga quasi contract atau implied in law yaitu dalam hal tertentu
apabila dipenuhi syarat-syarat tertentu, maka hukum dapat dianggap
adanya kontrak di antara para pihak dengan berbagai konsekuensinya,
sehingga dalam kenyataannya kontrak tersebut tidak pernah ada.

Perancangan dan Analisa Kontrak


Pemahaman tentang hukum kontrak haruslah dapat dikuasai, karena
dalam pembuatan kontrak kepentingan para pihak akan diakomodir dalam
suatu perjanjian yang jelas mempunyai tujuan dan resiko yang dapat timbul
dikemudian hari.

Penyusunan kontrak merupakan persoalan tentang perancangan dan


analisa terhadap kepentingan hukum para pihak yang melakukan
kesepakatan sehingga sangatlah diperlukan guna mencapai tujuan
kesepakatan tersebut. Setiap kontrak tentu mempunyai resiko yang
berbeda-beda berdasarkan kepentingan para pihak apabila suatu kontrak
tidak disusun sesuai dengan ketentuan dan tidak dilakukan analisa kontrak,
karena nantinya ini akan mengikat para pihak di dalam suatu perjanjian.
Dalam melakukan perancangan kontrak dalam bisnis, secara teoritik
harus memahami asas-asas, prinsip-prinsip dan sumber hukum dari
kontrak menurut hukum positif Indonesia seperti KUH Perdata dan
perundangan- undangan yang berkaitan dengan substansi kontrak.

Sedangkan untuk kontrak bisnis internasional harus pula merujuk


kepada hukum kontrak internasional sebagaimana terdapat dalam
UNIDROIT Principle Of International Commercial Contract (2004) dan
UN Convention of the International Sales of Goods (Vienna Convention)
atau Konvensi PBB tentang Kontrak Jual Beli Barang.
Dalam merancang suatu kontrak membutuhkan penguasaan kemahiran
yang meliputi:
1. Kemahiran menulis dengan menggunakan bahasa hukum yang baik,
benar, tepat dan jelas dengan tetap berpedoman pada tata bahasa
Indonesia atau bahasa Inggris (plain English).
2. Kemahiran merancang struktur suatu kontrak sesuai dengan
karakteristik dari masing-masing jenis kontrak, sehingga semua
kepentingan dari para pihak beserta seluruh konsekuensi yuridis yang
ditimbulkan dari kontrak tersebut dapat tertampung dengan tetap
memperhatikan prinsip-prinsip hukum yang sifatnya tidak dapat
disimpangi (mandatory rules).

Disinilah dibutuhkan penguasaan pengetahuan teoritik hukum kontrak


nasional dan internasional serta aspek bisnis dari jenis transaksi yang
bersangkutan termasuk misalnya aspek-aspek manajerial, finansial dan
perpajakan. Terhadap perancangan dan analisa kontrak mempunyai
peranan dalam menyusun suatu kontrak. Peranan disebut juga manfaat
dari posisi dan tujuan yang melakukan perancangan dan
analisa. Perancangan (contract drafter) adalah suatu bentuk kegiatan
melakukan persiapan pembuatan, penyusunan kontrak yang dimulai dari
pengumpulan bahan-bahan hukum, penafsiran dan menuangkan keinginan
para pihak dalam kontrak.
Analisa atau penelaahan yaitu kajian, interpretasi, penafsiran terhadap
suatu rancangan dengan melakukan pembedahan rancangan kontrak
dengan melihat apakah terpenuhinya syarat-syarat sahnya kontrak,
penerapan asas-asas hukum, ketentuan perundang-undangan yang terkait,
keinginan dan perlindungan hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan
perjanjian dalam kontrak.

Dalam penyusunan suatu kontrak, sebelum kontrak ditandatangani


untuk disetujui oleh para pihak yang mengikatkan diri dalam suatu
perjanjian, ada suatu langkah yang mesti dilakukan, yaitu menganalisa
kontrak.

Dan dalam hal melakukan suatu analisa terhadap kontrak dapat


dilakukan dalam dua posisi yang berbeda yaitu ketika dalam posisi
melakukan perancangan kontrak (contract drafter) dan ketika posisi dalam
pihak yang menerima hasil rancangan kontrak dari pihak yang
melakukan contract drafter atau yang membuat rancangan kontrak

2. SYARAT KONTRAK;
Syarat kontrak sendiri merujuk pada ketentuan sebagaimana termuat dalam
ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”)
yang memuat ketentuan syarat subyektif dan syarat obyektif, secara lengkap
sebagai berikut:
1. Kesepakatan Para Pihak (syarat subyektif);
Kesepakatan dalam hal ini artinya tiap-tiap pihak yang melakukan suatu
perjanjian harus menyepakati apa yang diperjanjikan sesuai dengan
kehendaknya sendiri secara sadar tanpa adanya paksaan atau intervensi
dari pihak manapun serta tidak adanya penipuan (Pasal 1321 KUHPerdata)
2. Kecakapan Para Pihak (syarat subyektif);
Kecapakan dalam hal ini artinya setaip pihak yang melakukan perjanjian
adalah seseorang yang dewasa sudah berumur sekurang-kurangnya 21
Tahun atau sudah menikah. tidak dibawah pengampuan, dan tidak sakit
ingatan (Pasal 1330 KUHPerdata).
3. Suatu Hal Tertentu (syarat obyektif);
Yang dimaksud suatu hal tertentu dalam syarat perjanjian agar dinyatakan
sah adalah objek perjanjian yaitu prestasi misalnya memberikan sesuatu,
berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu seperti yang disebutkan
dalam Pasal 1234 KUH Perdata.
4. Causa Halal (syarat obyektif).
Causa Halal atau Suatu Sebab Yang Halal artinya suatu yang diperjanjikan
oleh para pihak merupakan suatu yang tidak dilarang oleh peraturan
perundang-undangan, kemanan dan ketertiban umum (Pasal 1337
KUHPerdata).

Ketentuan sebagaimana disebutkan di atas apabila tidak terpenuhi mempunyai


akibat hukum yang berbeda, apabila syarat subyektif tidak terpenuhi maka
perjanjian dapat dibatalkan namun apabila syarat obyektif tidak terpenuhi
mutatis mutandis perjanjian batal demi hukum

3. ASAS-ASAS KONTRAK BISNIS;


a) Asas konsensualisme (the principle of consensualism) adalah perjanjian itu
terjadi jika telah ada consensus antara pihak-pihak antara pihak-pihak yang
mengadakan kontrak;
b) Asas kebebasan berkontrak (the principle of the binding force of contract)
artinya seorang bebas untuk mengadakan perjanjian, bebas mengenai apa
saja yang hendak di perjanjian, dan bebas pula menentukan bentuk
perjanjiannya.
c) Asas pacta sunt servanda, artinya tiap perjanjian yang dibuat secara sah
dan patut berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
4. BENTUK-BENTUK KONTRAK;
Terdapat 2 (dua) jenis di antaranya:
1) Kontrak Nominaat
a) Perjanjian jual beli (koop en verkoop/Pasal 1457 KUHPerdata)
Yaitu perjanjian/persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan
dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk
membayar (sejumlah uang) yang telah dijanjikan.
b) Perjanjian tukar menukar (Pasal 1541 KUHPerdata)
Persetujuan dengan mana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk
saling memberikan suatu barang secara timbale balik sebagai suatu
ganti barang lainnya
c) Perjanjian sewa menyewa (Pasal 1548 KUHPerdata)
Persetujuan dengan mana pihak mengikatkan dirinya untuk memberikan
kepada pihak yang lainnya kenikmatan suatu barang selama waktu
tertentu dan dengan pembayaran sesuatu harga oleh pihak tersebut.
d) Perjanjian pemberian atau hibah (Pasal 1666 KUHPerdata)
Suatu perjanjian dimana pihak yang satu menyanggupi dan cuma-Cuma
degan secara mutlak memberikan suatu benda pada pihak yang lainnya.
e) Pinjam pakai (Pasal 1740 KUHPerdata)
Perjanjian dimana pihak pertama memberikan suatu benda untuk
dipakai, sedangkan pihak lain (peminjam) berkewajiban mengembalikan
barang tersebut tepat pada waktunya dan dalam keadaan semua.
f) Perjanjian penitipan (Pasal 1694 KUHPerdata)
Perjanjian dimana pihak (penitip barang) menyerahkan sesuatu barang
kepada pihak kedua (penerima) untuk dititipkan dan mengembalikannya
pada waktu yang ditentukan dalam keadaan semula
g) Perjanjian penanggungan (Pasal 1820 KUHPerdata)
Perjanjian dimana satu pihak (penanggung) menyanggupi pada pihak
lainnya (seorang berpiutang) untuk menanggung pembayaran suatu
hutang apabila diberhutang tidak menepati kewajibannya
h) Perjanjian kerja (Pasal 1601 KUHPerdata)
Perjanjian yang dibuat antara pihak dimana terdapat pekerja yang akan
memberikan tenaganya untuk bekerja sesuai dengan perintah pemberi
kerja dan pemberi kerja yang akan memberikan imbalan/upah atas
tenaga yang diberikan oleh pekerja.
i) Perserikatan/persekutuan (Pasal 1618 KUHPerdata)
Perjanjian antara pdua orang yang mengikatkan dirinya untuk bekerja
lama dalam lapangan ekonomi dengan tujuan membagi keuntungan
yang diperoleh, cara pembagian keuntungan tersebut di atur maka
pembagian itu harus didasarkan pada jumlah pemasukan modal masing-
masing
j) Perjanjian penyuruhan/pemberi kuasa (Pasal 1792 KUHPerdata)
Persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada
seorang lain, yang menerimanya untuk atas namanya
menyelenggarakan suatu urusan.
k) Perjanjian Perdamaian (Pasal 1851 KUHPerdata)
Perjanjian dimana pihak-pihak akan menyelesaikan atau menyelesaikan
perkara atau permasalahan hukum

2) Kontrak Innominaat
a) Contract Production Sharing (kontrak bagi hasil)
Soerjono Dirdjosisworo mengatakan bahwa kontrak prodution sharing
adalah kerjasama dengan sistem bagi hasil antara perusahaan negara
dengan perusahaan asing yang sifatnya kontrak. Apabila kontrak telah
habis masa maka mesin-mesin yan dibawa pihak asing tetap tinggal di
Indonesia. Kerjasama dalam bentuk ini merupakan suatu kredit luar
negeri dimana pembayarannya dilakukan dengan ara bagi hasil
terhadap produksi yang telah dihasilkan perusahaan.
b) Kontrak Joint Venture = Kontrak Patungan (Joint Venture Agreement)
Menurut Peter Mahmud, kontrak joint venture adalah suatu kontrak
antara 2 perusahaan untuk membentuk suatu perusahaan baru.
Perusahaan baru inilah yang kemudian disebut perusahaan joint
venture, jenis kontrak ini terbagi menjadi 2 (dua). Pertama, Kontrak Joint
venture domestik : terjadi antara perusahaan domestik yaitu perusahaan
yang terdapat di dalam negeri. Kedua, Kontrak Joint Venture
internasional yaitu apabila salah satu dari perusahaan itu adalah
perusahaan asing. (PMA).
c) dll
5. ANATOMI ATAU BAGIAN KONTRAK;
Secara Umum kontrak terdiri dari:
a) Bagian Pendahuluan: Bagian pendahuluan terdiri atas: Pertama, berisi kata
pembuka termasuk penyingkatan judul perjanjian dan tanggal dibuatkannya
perjanjian; Kedua, berisi elaborasi dari pihak yang mengikatkan diri pada
perjanjian; Ketiga, berisi tentang penjelasan mengapa atau apa yang
melatarbelakangi dibuatkannya perjanjian.
b) Bagian Isi: Bagian isi terdiri pasal-pasal yang terbagi atas:
- Klausula Definisi
Klausula Definisi adalah pasal yang mengatur tentang berbagai definisi,
interpretasi maupun konstruksi dalam perjanjian, contoh Penjual adalah
xxxx, Pembeli adalah xxxxxx
- Klausula Transaksi
Klausula Transaksi adalah pasal-pasal yang mengatur tentang transaksi
yang dilakukan oleh para pihak, Pasal yang mengatur klausula transaksi
dapat lebih dari satu pasal, tertutama apabila transaksi tidak hanya satu
transaksi saja
- Klausula Spesifik
Klausula Spesifik adalah pasal-pasal yang mengatur hal-hal yang secara
khusus dikenal dalam transaksi yang dilakukan
- Klausula Ketentuan Umum
Klausula Ketentuan Umum adalah pasal-pasal yang mengatur hal-hal
yang bersifat antisipatif, atau dalam hal ini ketentuan-ketentuan sesuai
dengan hukum yang berlaku, contoh: dalam hal penyelesaian apabila
terjadi sengketa para pihak sepakat untuk memilih domisili hukum pada
kepaniteraan pengadilan negeri xxx
c) Bagian Penutup
Bagian penutup terdiri atas kata penutup dan lembar tanda tangan
d) Lampiran
Dalam lampiran pada suatu Perjanjian dapat berisi Perjanjian yang akan
datang tetapi sudah dinegosiasikan, Deskripsi barang atau jasa yang akan
ditransaksikan, Legal opinion (pendapat hukum), Financial statemen, Lain-
lain sesuai kebutuhan

6. PENYELESAIAN PERMASALAHAN DALAM KONTRAK;


Ada 2 (dua) macam cara penyelesaian sengketa kontrak, yakni
a) Melalui pengadilan (litigasi) yaitu diselesaikan melalui lembaga pengadilan.
b) Diluar Pengadilan (alternatif penyelesaian sengketa =alternatif dispute
resolution/ADR UUNo 30 tahun 1999) yaitu :konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi dan penilaian ahli.

Anda mungkin juga menyukai