TRANSAKSI EKONOMI”
NIM : 2021041014041
KELAS : A REGULER
PRODI : MANAJEMEN
MANAJEMEN
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Proposal ini
berjudul “Peranan Kontrak Bagi Pelaku Usaha Dalam Setiap Transaksi Ekonomi”.
Penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki, sehingga masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, maka dari itu
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini, semoga makalah yang sederhana ini
dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk Dr. Supriyanto
Hadi, S.H., M.Hum selaku dosen pengajar mata kuliah Hukum Bisnis, dan setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian makalah
ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya kontrak atau perjanjian berawal dari suatu perbedaan atau
ketidaksamaan kepentingan diantara para pihak, yang kemudian melahirkan
hubungan hukum para pihak yang bersepakat, baik itu dibuat secara lisan maupun
tertulis. Perumusan hubungan kontraktual tersebut pada umumnya senantiasa
diawali dengan proses negosiasi di antara para pihak. Perjanjian yang dibuat oleh
kedua belah pihak akan menjadi undang – undang yang mengikat para pihak sejak
disepakati oleh keduanya. Oleh Karena itu, saat perjanjian antara kedua bela pihak
telah disepakati, para pihak harus menaati pelaksanaan perjanjian itu. Serta
merancang desain perjanjian baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Wujud dari
suatu perjanjian haruslah dibangun atas dasar consensus yang lahir dari kebebasan
berkehendak dan dari para pihak yang melakukan suatu perjanjian.
Dalam dunia perdagangan, yang dijalankan dalam berbagai bisnis, baik untuk
menjaga hubungan bisnis, maupun dalam memilih bentuk penyelesaian sengketa
bisnis, perjanjian menjadi pegangan dan tolak ukurnya. Oleh karena itu dalam
membuat perjanjian untuk menjaga dan menyelesaikan sengketa, haruslah
didasarkan kepada ketentuan - ketentuan hukum, untuk menghindari terjadinya
penyelesaian masalah hukum yang terkadang dapat melahirkan masalah hukum
baru.
Berangkat dari tujuan yang ingin dicapai baik oleh kegiatan bisnis maupun
menjalankan perusahaan, maka hukum bisnis adalah setiap perangkat peraturan
hukum para pelaku ekonomi atau para pihak yang menjalankan perusahaan. Pada
kenyataannya, kegiatan menjalankan perusahaan suatu rangkaian yang sangat
kompleks dan tidak terputus-putus, dengan demikian hukum bisnis seharusnya
mampu untuk selalu menyediakan berbagai perangkat pengaturan yang dibutuhkan
oleh kegiatan berusaha didalam masyarakat yang secara terus menerus selalu
berkembang dan bertambah. Sehingga hukum bisnis harus selalu mampu memberi
solusi apabila terjadi berbagai persoalan yang berkaitan dengan kegiatan bisnis pada
umumnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana peranan hukum kontrak dalam kegiatan bisnis di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Kontrak
Meskipun membuat perjanjian bisnis merupakan hal yang penting, masih banyak
orang yang beranggapan bahwa perjanjian kontrak bisnis bukanlah suatu hal yang
penting dan akhirnya hanya melakukan pekerjaan atau kerjasama hanya berdasarkan
perjanjian verbal.
Sehingga ketika ada pihak yang melanggar tidak ada bukti yang sah untuk dapat
menuntut baik berupa wanprestasi dan ganti rugi sebagai bagian dari kesepakatan.
Inilah kenapa setiap pengusaha atau orang yang melakukan perjanjian bisnis harus
melakukan kontrak kerjasama hitam diatas putih agar dapat terlindungi dan tidak
merugikan salah satu pihak.
Prestasi :
Memberikan sesuatu
Berbuat sesuatu
Tidak berbuat sesuatu
Wanprestasi :
Tidak melaksanakan atau memenuhi prestasi
Terlambat memenuhi wanprestasi
Tidak sempurna memenuhi prestasi.
Penentuan sah atau tidaknya kontrak bukan dilihat dari meterai maupun bentuknya
secara tertulis atau lisan, melainkan dilihat dari terpenuhinya syarat sah perjanjian yang
diatur, berdasarkan Pasal 1338 ayat (3) KUHP dan Pasal 1320 ayat (1) KUHP
mengatur tentang perjanjian kontrak secara tertulis maupun secara lisan (verbal).
Selain memiliki dasar hukum, sebuah kontrak dapat dikatakan sah apabila memenuhi
asas sebagai berikut :
5) Kontrak berfungsi sebagai alat bukti jika terjadi perselisihan. Jadi tidak
selamanya suatu hubungan bisnis bisa berjalan dengan mulus, sangat mungkin
terjadi salah satu pihak atau bahkan kedua belah pihak ingkar janji, tidak
melakukan apa yang telah dijanjikannya atau melanggar Kontrak yang telah
dibuat. Sehingga dengan kontrak bisnis mutlak diperlukan sebagai alat bukti
tertulis untuk menggugat mitra Anda yang ingkar janji atau Wanprestasi.
2) Kontrak Tertulis
Kontrak tertulis merupakan kontrak yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk lisan.
Hal ini dapat kita lihat pada perjanjian hibah yang harus dilakukan dengan akta
notaris (Pasal 1682 KUHPerdata).
Contoh : Perjanjian jual beli tanah, Kendaraan pribadi, balik nama ataupun
perjanjian sewa rumah, kendaraan, apartemen dan lainnya.
d. Perjanjian Cuma-Cuma
Yang dimaksud dengan perjanjian cuma-cuma adalah didasarkan pada
keuntungan salah satu pihak dan adanya prestasi dari pihak lainnya. Perjanjian
cuma-cuma merupakan perjanjian yang menurut hukum hanyalah menimbulkan
keuntungan bagi salah satu pihak dan tidak memberikan keuntungan pada.
Definisi
Pernyataan dan Jaminan
Isi Kontrak
Harga
Ketentuan dan Metode Pembayaran
Kewajiban pembayaran
Waktu & Penyerahan
Hak/title
Tanggung jawab & Ganti rugi
Keadaan memaksa/kahar/force majeur
Jangka waktu berlakunya perjanjian
Wanprestasi & Akibat dari wanprestasi
Pengalihan
Pengujian inspeksi dan Sertifikasi
Kerahasiaan
Litigasi/Arbitrasi /Alternative Dispute Resolution
Hukum yang Berlaku
Yurisdiksi
Pengesampingan
Lampiran
Penutup
Praktek ini sering ditemui dalam dunia perbankan, di mana adanya klausula baku
yang membuat nasabah seolah-olah “terpaksa” untuk menyetujui klausul yang
tercantum dalam perjanjian yang telah dibuat oleh bank. Sehingga nasabah tanpa
sadar tidak dapat melakukan negosiasi atau mengubah atau menghilangkan klausul
tersebut.
5. Subjek Kontrak
a. Para pihak yang mengadakan kontrak itu sendiri
b. Para ahli waris mereka dan mereka yang mendapat hak daripadanya
c. Pihak ketiga
6. Akibat Kontrak
Akibat dari kontrak yang sah adalah telah berlakunya sebuah kontrak yang itu
digunakan sebagai UU bagi mereka dengan pihak lainnya. Pasal 1329 dan 1327
KUHP merupakan yang mengatur tentang isi perjanjian.Elemen-elemen isi Kontrak :
Isi perjanjian
Kepatuhan
Kebiasaan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perjanjian (Kontrak) bisnis adalah perjanjian tertulis antara dua lebih
pihak yang mempunyai nilai komersial. Atau dengan kata lain Kontrak Bisnis
merupakan suatu perjanjian dalam bentuk tertulis dimana substansi yang
disetujui oleh para pihak yang terikat di dalamnya bermuatan bisnis.
Kemudian syarat sahnya perjanjian atau kontrak yaitu Sepakat mereka yang
mengikat dirinya, Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, Mengenai
suatu hal tertentu secara yuridis suatu perjanjian harus mengenai hal tertentu
yang telah disetujui. Jadi dalam suatu perjanjian atau kontrak itu ada syarat
yang harus dipenuhi untuk mengikat suatu perjanjian dan ada suatu hukum
yang mengikatnya serta sanksi jika melanggar perjanjian tersebut. Kemudian
suatu perjanjian atau kontrakkan berakhir jika terjadi hal yang membuat
kontrak itu harus berakhir.
B. Saran
Diharapkan dapat membantu pihak mana saja yang ingin membuat
perjanjian/kontrak.