Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HUKUM BISNIS

Hukum Kontrak dan Hukum Perjanjian

Dosen Pengampu : Made Pradnyan Permana Usadi, S.E., M.M

Disusun Oleh :
Ni Ketut Suasti Rahayu (09)
Ni Kadek Christina Darmayanti (10)
Ni Made Mirah Adi Purnami (11)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

DENPASAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang

"Hukum Kontrak dan Hukum Perjanjian".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut

memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal

jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari

penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami

dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki

makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga

inspirasi untuk pembaca.

Denpasar, Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Kontrak danHukum Perjanjian................................................3

2.2 Syarat Sah Hukum Kontrak dan Hukum Perjanjian...............................................4

2.3 Asas-Asas Hukum Kontrak dan Hukum Perjanjian................................................5

2.4 Poin-Poin Penting yang Harus Diperhatikan dalam Kontrak Kerja.......................7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................9

3.2 Saran.......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kontrak atau perjanjian adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih tentang hal-

hal tertentu yang telah mereka sepakati. Ketentuan umum tentang kontrak diatur dalam

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia. Hukum perjanjian meliputi pengertian

umum dari asas-asas hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara dua pihak

atau lebih berdasarkan perjanjian yang sah. Hukum kontrak Indonesia tetap menggunakan

ketentuan pemerintah kolonial Belanda yang tertuang dalam Buku III KUH Perdata. Buku

III KUH Perdata menganut sistem terbuka, artinya para pihak bebas mengadakan

perjanjian dengan siapa saja, menentukan syarat-syarat berlakunya, dan bentuk perjanjian

itu baik secara tertulis maupun lisan. Selain itu, ia memiliki hak untuk membuat kontrak

sipil dan non-sipil. Ini juga sesuai dengan Pasal 1.338 Ayat (1) KUH, yang menyatakan :

“Semua yang secara sah masuk ke dalam kontrak diatur oleh hukum mereka yang masuk

ke dalamnya”. Mendengar kata kontrak, sekilas kita langsung berpikir bahwa itu adalah

perjanjian tertulis. Dengan kata lain, kesepakatan dianggap dalam arti sempit

kesepakatan. Dalam arti luas, kontrak adalah perjanjian yang mengatur hubungan antara

dua pihak atau lebih.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu kontrak dalam hukum?

2. Hukum perjanjian diatur dimana?

3. Apa syarat sahnya suatu kontrak?

4. Bentuk perjanjian ada berapa?

1
5. Apa perbedaan antara perjanjian dan kontrak?

6. Apa itu perjanjian dalam hukum?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Hukum Bisnis.

2. Untuk menambah wawasan tentang Hukum Kontrak dan Hukum Perjanjian.

3. Untuk mengetahui manfaat dan makna dalam kehidupan sehari-hari mengenai Hukum

Kontrak dan Hukum Perjanjian.

4. Mampu menjelaskan tujuan dari Hukum Kontrak dan Hukum Perjanjian.

5. Mampu menguraikan materi mengenai Hukum Kontrak dan Hukum Perjanjian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Kontrak dan Hukum Perjanjian

Kontrak atau perjanjian adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih tentang hal-

hal tertentu yang telah mereka sepakati. Ketentuan umum tentang kontrak diatur dalam

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia. Ricardo Simanjuntak menjelaskan

bahwa, perjanjian merupakan bagian dari pengertian perjanjian, artinya perjanjian juga

merupakan perjanjian, meskipun perjanjian belum tentu merupakan perjanjian. Perjanjian

yang mempunyai akibat hukum yang mengikat disamakan dengan perjanjian. Perjanjian

tanpa akibat hukum bukanlah suatu kontrak. Dasar untuk menentukan apakah suatu

kontrak mempunyai akibat hukum yang mengikat atau hanya merupakan suatu kontrak

yang berkonsekuensi moral timbul dari kehendak dasar para pihak yang berkontrak.

Hukum perjanjian meliputi pengertian umum dari asas-asas hukum yang mengatur

hubungan-hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan perjanjian yang sah.

Hukum kontrak Indonesia tetap menggunakan ketentuan pemerintah kolonial Belanda

yang tertuang dalam Buku III KUH Perdata. Buku III KUH Perdata menganut sistem

terbuka, artinya para pihak bebas mengadakan perjanjian dengan siapa saja, menentukan

syarat-syarat berlakunya, dan bentuk perjanjian itu baik secara tertulis maupun lisan.

Selain itu, ia memiliki hak untuk membuat kontrak sipil dan non-sipil. Ini juga sesuai

dengan Pasal 1.338 Ayat (1) KUH, yang menyatakan : “Semua yang secara sah masuk ke

dalam kontrak diatur oleh hukum mereka yang masuk ke dalamnya”. Mendengar kata

kontrak, sekilas kita langsung berpikir bahwa itu adalah perjanjian tertulis.

3
Dengan kata lain, kesepakatan dianggap dalam arti sempit kesepakatan. Dalam arti

luas, kontrak adalah perjanjian yang mengatur hubungan antara dua pihak atau lebih. Dua

orang yang bersumpah untuk menikah satu sama lain masuk ke dalam kontrak

pernikahan. Seseorang yang memilih makanan di pasar membuat kontrak untuk membeli

sejumlah tertentu dari makanan itu. Kontrak tidak lain adalah kontrak itu sendiri (kontrak

yang mengikat tentunya). Dalam hukum kontrak Indonesia yang masih menggunakan

acuan hukum dari bekas pemerintahan kolonial Belanda, kontrak yaitu Burgerlijk

Wetboek (BW) disebut overeenkomst, yang dalam bahasa Indonesia berarti kontrak. Salah

satu alasan mengapa banyak kontrak yang dibuat tidak selalu dapat disamakan dengan

kontrak adalah karena kontrak menurut Pasal 1.313 KUH tidak mengandung kata

“kontrak tertulis”. Konsep perjanjian dalam pasal 1313 KUH hanya menyebutkan suatu

perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih.

2.2 Syarat Sah Hukum Kontrak dan Hukum Perjanjian

Untuk dapat dianggap sah secara hukum, ada 4 syarat yang harus dipenuhi sebagaimana

diatur dalam Pasal 1.320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia, yaitu :

1. Persetujuan para pihak.

2. Kapasitas para pihak.

3. Dari hal-hal tertentu yang dapat ditentukan dengan jelas.

4. Alasan Hukum.

Kesepakatan kontrak mengandung arti bahwa, kehendak para pihak yang membuat

kesepakatan adalah konsisten, sehingga tidak boleh ada paksaan, penguasaan dan

penipuan (dwang, dwaling, bedrog) dalam pelaksanaan kesepakatan. Kecakapan hukum

sebagai salah satu syarat sahnya suatu perjanjian mengandaikan bahwa, para pihak dalam

perjanjian itu harus dewasa, sehat jasmani, dan cakap hukum. Menurut Pasal 1.330 BW

4
juncto Pasal 47 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 , seseorang dianggap sudah

dewasa, yaitu dia berusia 18 tahun atau sudah menikah. Jika seseorang yang belum cukup

umur ingin membuat perjanjian, dia atau walinya yang sah dapat mewakilinya.

Sedangkan, orang yang dinyatakan sehat jiwanya tidak dikenakan perwalian menurut

Pasal 1.330 dan Pasal 433 BW.

Dalam hal ini, alasannya adalah tujuan akad. Kesepakatan para pihak dan yurisdiksi

para pihak merupakan syarat sahnya kesepakatan subyektif. Jika tidak dipenuhi, akad

dapat dibatalkan, yaitu selama para pihak tidak memutuskan kontrak, maka kontrak

tersebut sah. Hal tertentu dan alasan halal merupakan syarat sahnya suatu kontrak

substantif. Jika tidak dipenuhi maka akad batal, yaitu dianggap sejak semula tidak pernah

ada akad. Kenyataannya, banyak kontrak yang tidak memenuhi syarat sahnya kontrak

secara umum, misalnya unsur kontraktual dilaksanakan dengan cara yang berbeda dengan

kehendak para pihak dalam kontrak. Saat itu dibuat kontrak-kontrak yang isinya hanya

kehendak pihak lain. Perjanjian semacam itu disebut perjanjian baku.

2.3 Asas-Asas Hukum Kontrak dan Hukum Perjanjian

Menurut teori pada ilmu aturan perdata, diketahui ada 9 asas-asas aturan perikatan yg

tercermin menurut Pasal-Pasal yg terdapat pada KUHP, antara lain :

1. Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Contract)

Dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa

“Semua perjanjian yg dibentuk secara absah berlaku menjadi undang-undang bagi

mereka yg membuatnya.”

Asas ini adalah asas yg menaruh kebebasan pada para pihak untuk membuat :

a. Menciptakan atau nir menciptakan perjanjian.

5
b. Mengadakan perjanjian menggunakan siapapun.

6
c. Memilih isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya.

d. Memilih bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan.

Tetapi kebebasan yg dimaksud pada KUHP pula nir bisa diartikan bahwa kontrak bisa

menggunakan bebas dibentuk tanpa memperhatikan ketentuan aturan yg berlaku.

Kebebasan dalam berkontrak pula permanen wajib memenuhi kondisi sahnya

perjanjian supaya bisa dilaksanakan.

2. Asas Konsensualisme (Concensualism)

Pasal 1320 ayat (1) KUHP sudah memilih bahwa salah satu kondisi sahnya perjanjian

merupakan adanya konvensi antara ke 2 belah pihak.

3. Asas Kekuatan Mengikat (Pacta Sunt Servanda)

Asas ini pula merujuk dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHP, dimana para pihak akan

terikat menggunakan perjanjian yg sudah dibuatnya layaknya Undang-Undang.

4. Asas Itikad Baik (Good Faith)

Asas ini sudah tercantum pada Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yg berbunyi :

“Perjanjian wajib dilaksanakan menggunakan itikad baik.”

Sehingga bisa disimpulkan bahwa, para pihak ketika menciptakan kontrak juga ketika

melaksanakan isi kontrak tadi wajib dilakukan menggunakan itikad & niat baik.

5. Asas Keseimbangan

Asas ini menetapkan adanya suatu posisi tawar yg sama atau seimbang waktu

menciptakan perjanjian pada kedua belah pihak.

6. Asas Kepatutan

Asas ini tercermin menurut Pasal 1339 KUHPerdata yakni:

“Suatu perjanjian nir hanya mengikat buat hal-hal yg secara tegas dinyatakan di

dalamnya, namun pula buat segala sesuatu yg berdasarkan sifat perjanjian, diharuskan

oleh (1) kepatutan, (2) norma, (3) Undang-Undang.”

7
Artinya, kontrak tadi pula wajib memperhatikan kepatutan & keadilan bagi para

pihak.

7. Asas Kepastian Hukum

Asas ini adalah cerminan menurut Pasal 1338 ayat (2) KUHPer yg menyatakan bahwa

pihak pada perjanjian tidak boleh buat membatalkan perjanjian secara sepihak.

8. Asas Kepribadian (Personality)

Asas ini memilih bahwa seorang yg akan melakukan & atau menciptakan kontrak

hanya buat kepentingan perseorangan saja. Hal ini tertulis pada Pasal 1315

KUHPerdata & Pasal 1340 KUHPerdata yg menegaskan bahwa

“Pada umumnya seseorang nir bisa mengadakan perikatan atau perjanjian selain buat

dirinya sendiri.”

Inti ketentuan ini telah kentara bahwa buat mengadakan suatu perjanjian, orang tadi

wajib buat kepentingan untuk dirinya sendiri.

9. Asas Kebiasaan

Maksudnya bahwa perjanjian wajib mengikuti norma yg lazim dilakukan, sinkron

menggunakan isi pasal 1347 BW yg berbunyi hal-hal yg berdasarkan norma

selamanya diperjanjikan dipercaya secara membisu-membisu dimasukkan ke pada

perjanjian, meskipun nir menggunakan tegas dinyatakan. Hal ini adalah perwujudan

menurut unsur alami pada perjanjian.

2.4 Poin-Poin Penting yang Harus Diperhatikan dalam Kontrak Kerja

Ada beberapa poin penting dalam kontrak kerja yang perlu Anda pahami, antara lain :

1. Hak Emisi dan THR

8
Di tempat kerja, setiap perusahaan harus menawarkan tunjangan karyawannya.

Dengan demikian, kewajiban masing-masing perusahaan harus dikelola sesuai dengan

kebijakan.

2. Kebijakan Pemberhentian dan Pemberhentian

Maka Anda harus tahu bahwa surat itu berisi kebijakan pembatalan dan pembatalan

perusahaan. Agar nanti ketika ingin berhenti dan ada masalah yang menyebabkan

PHK, tidak bingung dalam melangkah.

3. Adanya Status Ketenagakerjaan

Selain itu, Anda harus tahu bahwa Anda memiliki status pekerjaan yang jelas setiap

kali Anda bekerja. Bisa jadi karyawan kontrak yang sudah lama bekerja di

perusahaan, atau karyawan tetap.

4. Ada Berapa Jam Kerja dan Liburan

Anda perlu memahami poin ini agar jelas kapan Anda bekerja dan kapan Anda

mengambil cuti. Biasanya kontrak kerja mencantumkan lembur atau tidak. Untuk hari

libur biasanya ada reservasi untuk penjemputan atau saat mendesak.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sekian pembahasan singkat mengenai definisi dari hukum kontrak dan hukum

perjanjian. Memahami pengertian dari hukum kontrak dan hukum perjanjian

memberikan kita pengetahuan tambahan mengenai berbagai hukum yang berlaku

dalam sebuah kontrak dan perjanjian bagaimana prosedur sebuah kontrak dan

perjanjian beserta syarat sah dan asas hukum yang berlaku dalam membuat sebuah

kontrak dan perjanjian oleh seorang pekerja atau pelaku bisnis dalam menyepakati

sebuah kontrak dan perjanjian yang dilakukan antara kedua belah pihak agar terjalin

kesepakatan bersama.

Tanggung jawab pihak pengangkut terhadap barang atas kerusakan jika

diakibatkan oleh kelalaian maka pihak pengangkutlah yang bertanggungjawab

sebagaimana yang dikutip pasal 1366 KUHPerdata, dan proses pertanggungjawabnya

pihak yang dirugikan dapat melapor ke pihak yang berwenang, yang terjadi sesuai

penelitian ini proses penyelesaian di lakukan secara mediasi, dan pihak yang

merugikan dapat mengantikan barang yang rusak atau lain sebagainya dengan denda.

3.2 Saran

Menurut pendapat kami pada era globalisasi seperti sekarang, bangsa

Indonesia butuh untuk melakukan beragam perbaikan disemua bidang. Adapun

bidang dasar yang penting seperti sosial, budaya, politik, hukum, dan bidang

1
ekonomi. Hal tersebut perlu dikerjakan supaya perubahan yang terjadi nantinya akan

menjadi lebih baik lagi. Kita pun perlu untuk menanamkan penerapan nilai-nilai UUD

1945 serta Pancasila, supayaya bangsa Indonesia tetap maju tanpa meninggalkan ciri

khas yang telah ada. Kami yakin jika bangsa ini akan memiliki kehidupan yang lebih

baik apabila berpegang teguh kepada pedoman yang ada, meskipun zaman dan

teknoligi semakin maju.

1
DAFTAR PUSTAKA

https://jdih.banyuwangikab.go.id/ebook/upload/ebook/hukum-kontrak.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hukum-kontrak/

https://www.bpkp.go.id/pustakabpkp/index.php?p=show_detail&id=1507

https://layanan.hukum.uns.ac.id/data/RENSI%20file/Data%20Backup/Done%20To%20Back

Up/MATERI%20HUKUM%20KONTRAK%20(2).docx

https://fh.unair.ac.id/mempelajari-dasar-dasar-hukum-kontrak/

https://www.agamkab.go.id/Agamkab/detailkarya/533/mengenal-perjanjian-dan-kontrak.html

https://libera.id/blogs/hukum-kontrak/

https://repository.uin-suska.ac.id/6416/4/BAB%20III.pdf

https://www.slideshare.net/abdul300483/hukum-perjanjian-hukum-kontrak

https://ansugi.com/id/apa-perbedaan-perjanjian-kontrak-dan-mou/

Anda mungkin juga menyukai