Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kontrak Bisnis”
ini dengan baik. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengantar Hukum dan Etika Bisnis.

Makalah ini membahas mengenai kontrak bisnis, yang meliputi pengertian


kontrak bisnis, bentuk-bentuk kontrak bisnis, jenis-jenis kontrak bisnis, subjek
kontrak bisnis, syarat-syarat sah nya kontrak bisnis, asas kontak bisnis, penyusunan
kontrak bisnis, dasar perlindungan hukum kontrak bisnis serta tujuan dan manfaat
dari kontrak bisnis. Pembahasan dalam makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai kontrak bisnis beserta hal-hal terkait
lainnya.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan


baik dari segi materi maupun penulisan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya khususnya
dan pembaca pada umumnya.

Meulaboh, 5 Desember 2023


Penulis

Elsa Aprilla
2205906030119

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................5
BAB.3 PEMBAHASAN...............................................................................................6
3.1 Definisi Kontrak Bisnis........................................................................................6
3.2 Bentuk-Bentuk Kontrak Bisnis............................................................................6
3.3 Jenis-Jenis Kontrak Bisnis...................................................................................7
3.4 Subyek Kontrak Bisnis......................................................................................10
3.5 Syarat – Syarat Sahnya Kontrak Bisnis.............................................................11
3.6 Asas – Asas Hukum Kontrak Bisnis..................................................................11
3.7 Penyusunan Kontrak Bisnis...............................................................................14
3.8 Dasar Perlindungan Hukum Kontrak Bisnis......................................................16
3.9 Tujuan Dan Manfaat Kontrak Bisnis.................................................................18
BAB.4 PENUTUP......................................................................................................19
4.1 Kesimpulan........................................................................................................19
4.2 Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21

2
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kontrak bisnis pada dasarnya digunakan untuk mengatur hubungan dan
kesepakatan hukum antara dua pihak atau lebih dalam melakukan suatu transaksi
bisnis dan komersial. Kontrak bisnis berfungsi sebagai payung hukum yang mengikat
para pihak untuk memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing sesuai
kesepakatan bersama.

Dalam setiap transaksi bisnis, kontrak diperlukan untuk memberikan


kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat. Tanpa adanya kontrak yang jelas
dan rinci, dapat menimbulkan ketidakjelasan, kesalahpahaman, bahkan sengketa di
antara para pihak di kemudian hari.

Jenis kontrak bisnis sangat beragam, disesuaikan dengan transaksi bisnis yang
dilakukan seperti jual-beli barang atau jasa, sewa-menyewa aset, utang-piutang, kerja
sama operasional atau manajemen, waralaba, transfer teknologi, dan lain sebagainya.

Inti dari kontrak bisnis adalah adanya kesepakatan para pihak yang
dituangkan secara tertulis, lengkap, dan rinci menyangkut hak dan kewajiban masing-
masing pihak, objek yang diperjualbelikan atau dikerjasamakan, nilai transaksi, cara
dan jangka waktu pembayaran, sanksi atas pelanggaran, hingga penyelesaian
sengketa bilamana terjadi.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kontrak bisnis?
2. Apa saja bentuk-bentuk kontrak bisnis?
3. Apa saja jenis-jenis kontrak bisnis?
4. Siapa sajakah subjek kontrak bisnis?
5. Apa saja syarat-syarat sah nya kontrak bisnis?
6. Apa saja asas-asas hukum kontrak bisnis?
7. Bagaimanakah proses penyusunan kontrak bisnis?
8. Apa yang menjadi dasar perlindungan hukum kontrak bisnis?
9. Apa tujuan dan manfaat dari kontrak bisnis?

4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Subekti (2008)

Kontrak bisnis adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang
lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari
peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan
perikatan.

Menurut M. Yahya Harahap (2005)

Kontrak bisnis merupakan suatu perhubungan hukum kekayaan/harta benda


antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat
hukum. Kontrak bisnis melahirkan hak dan kewajiban bagi para pihak untuk
melaksanakan suatu prestasi.

Menurut Munir Fuady (2013)

Kontrak bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu persetujuan dengan mana dua
orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam
lapangan harta kekayaan yang timbul dari kata sepakat mereka.

Menurut Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani (2013)

Pengertian kontrak bisnis merujuk pada suatu perjanjian tertulis yang dibuat
oleh para pihak berdasarkan kata sepakat bersama dan ditujukan untuk tujuan bisnis
dan komersial. Kontrak bisnis bersifat mengikat secara hukum bagi yang
membuatnya

5
BAB.3 PEMBAHASAN

3.1 Definisi Kontrak Bisnis


Kontrak atau perjanjian adalah hubungan hukum antara dua pihak atau lebih
berdasarkan kata sepakat yang menimbulkan hak dan kewajiban.

Bisnis adalah semua kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-perorangan


maupun kelompok-kelompok tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan dan
menjual barang serta jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.

Kontrak bisnis adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk mengatur
hubungan bisnis. Kontrak tersebut menggariskan syarat dan rincian perjanjian,
termasuk persyaratan dan tanggung jawab masing-masing pihak.

Kontrak bisnis berisikan identitas lengkap para pihak yang mengadakan


perjanjian, seperti nama, alamat, jabatan, dan informasi lainnya. Selain itu, kontrak
juga memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup, jangka waktu, hak dan kewajiban
masing-masing pihak secara rinci.

Kontrak bisnis bersifat mengikat secara hukum bagi para pihak yang
membubuhkan tanda tangan. Artinya, mereka wajib melaksanakan substansi kontrak
dan tidak dapat mengingkarinya secara sepihak. Apabila terjadi pelanggaran oleh
salah satu pihak, pihak yang dirugikan dapat menuntut secara hukum atau
menyelesaikan masalah melalui arbitrase yang disepakati.

3.2 Bentuk-Bentuk Kontrak Bisnis


a) Kontrak Bisnis Tertulis
Kontrak bisnis tertulis merupakan perjanjian yang dibuat secara resmi
dalam format dokumen cetak, dan ditandatangani serta mengikat para pihak
secara hukum. Ciri-ciri kontrak bisnis tertulis:
- Dibuat secara resmi dalam format tertulis

6
- Memuat identitas lengkap pihak-pihak yang berkontrak
- Berisi kesepakatan yang rinci, seperti: objek, nilai, tanggung jawab
para pihak, jangka waktu, dan lainnya
- Ditandatangani oleh perwakilan resmi para pihak
- Mengikat secara hukum bagi yang membubuhkan tanda tangan

Contoh kontrak bisnis tertulis:

 Perjanjian kerja sama usaha patungan


 Kontrak jual beli tanah atau properti
 Perjanjian distribusi antara produsen dan distributor
b) Kontrak Bisnis Tidak Tertulis
Kontrak bisnis tidak tertulis dilakukan secara lisan berdasarkan
kesepakatan para pihak, tanpa dibuat dalam dokumen tertulis.
Contoh kontrak bisnis tidak tertulis:
 Transaksi jual beli barang tunai di pasar tradisional
 Kesepakatan lisan antar pedagang di pasar
Meski tanpa bukti tertulis, kontrak lisan tetap mengikat secara hukum.
Namun, rawan menimbulkan sengketa karena sulit membuktikannya.

3.3 Jenis-Jenis Kontrak Bisnis


1. Kontrak Timbal Balik
Kontrak timbal balik merupakan perjanjian yang menimbulkan hak
dan kewajiban yang seimbang di antara para pihak secara timbal balik atau
saling membalas. Contoh kontrak timbal balik adalah jual beli, sewa
menyewa, tukar menukar, kerja sama usaha, dan lain-lain.
Misalnya dalam perjanjian jual beli tanah, penjual berkewajiban untuk
menyerahkan hak kepemilikan tanah kepada pembeli dan berhak menerima
pembayaran uang dari pembeli. Sementara itu, pembeli berkewajiban

7
membayar sejumlah uang kepada penjual sesuai harga yang disepakati dan
berhak mendapatkan penguasaan penuh atas tanah tersebut.

2. Kontrak Cuma-Cuma dan Kontrak Atas Beban


Kontrak cuma-cuma hanya menimbulkan kewajiban dan manfaat bagi
salah satu pihak saja, seperti perjanjian hibah dan pinjam pakai. Contoh, Ali
memberikan (menghibahkan) sebidang tanah kepada Budi tanpa pembayaran
apapun dari Budi.
Sedangkan kontrak atas beban hanya menimbulkan kewajiban pada
satu pihak saja, seperti perjanjian penjaminan (borgtocht), di mana si
penjamin bertanggung jawab apabila si terjamin cidera janji.

3. Kontrak Bernama dan Tak Bernama


Kontrak bernama adalah perjanjian yang telah diatur secara tegas di
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), seperti jual beli,
sewa menyewa, tukar menukar, dan lain-lain. Sedangkan kontrak tidak
bernama adalah perjanjian baru yang belum diatur secara rinci oleh undang-
undang, seperti waralaba, lisensi, manajemen artis, kontrak alih teknologi, dan
lain-lain.
Meski tak diatur rinci, kontrak tak bernama tetap mengikat para pihak
secara hukum selama memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian.

4. Kontrak Campuran
Kontrak campuran merupakan kontrak gabungan dari dua atau lebih
kontrak yang telah bernama menjadi satu perjanjian baru. Misalnya, kontrak
Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer) yang merupakan perpaduan
kontrak sewa (menyewa) dan kontrak jual beli dalam satu rangkaian
perjanjian.

8
5. Kontrak Obligatoir
Kontrak obligatoir adalah kontrak yang melahirkan hak dan kewajiban
antar para pihak untuk memberikan prestasi dan kontra prestasi. Contoh,
dalam kontrak jual beli, penjual wajib menyerahkan barangnya dan pembeli
wajib membayar harga pembelian sesuai kesepakatan.

6. Kontrak Kebendaan
Kontrak kebendaan adalah kontrak yang objek perjanjiannya berkaitan
dengan pengalihan hak kepemilikan atas suatu benda, seperti jual beli, tukar
menukar, hibah benda bergerak atau tidak bergerak. Dalam kontrak-kontrak
tersebut terdapat pengalihan hak kepemilikan dari satu pihak ke pihak lainnya
.
7. Kontrak Konsensual dan Kontrak Riil
Kontrak konsensual adalah perjanjian yang terjadi sejak dicapainya
kata sepakat mengenai hal-hal pokok dalam kontrak tersebut. Contoh kontrak
konsensual adalah jual beli, di mana perjanjian jual beli sudah sah sejak
penjual dan pembeli sepakat mengenai barang dan harga, meskipun barang
belum diserahkan.
Sementara kontrak riil adalah perjanjian yang baru terjadi setelah
dilakukannya penyerahan nyata benda yang menjadi objek kontrak. Contoh
kontrak riil adalah perjanjian pinjam meminjam uang, baru sah setelah uang
secara fisik diserahkan kepada peminjam.

8. Kontrak/Perjanjian yang Bersifat Istimewa


Kontrak yang bersifat istimewa adalah perjanjian dengan syarat-syarat
khusus yang berbeda dari perjanjian-perjanjian biasa. Beberapa contoh
kontrak istimewa antara lain:
 Perjanjian Perkawinan, mengatur harta bersama suami istri

9
 Perjanjian Perwalian, pengampuan seseorang yang tidak cakap hukum
 Kontrak garansi, memberikan garansi khusus terhadap produk/jasa
 Perjanjian konsinyasi, penitipan barang untuk dijualkan.

3.4 Subyek Kontrak Bisnis


1. Para pihak yang mengadakan kontrak itu sendiri
 Merupakan pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam
perjanjian/kontrak
 Bisa terdiri dari individu/perorangan atau badan hukum/korporasi
 Mereka yang secara sukarela menyatakan kesepakatan dan
mengikatkan diri dalam kontrak
 Memiliki hak dan kewajiban sesuai yang ditetapkan dalam kontrak
Contoh: penjual dan pembeli dalam kontrak jual beli

2. Para ahli waris mereka dan mereka yang mendapat hak dari padanya
 Termasuk pihak-pihak yang menerima peralihan hak dari para pihak
dalam kontrak
 Seperti ahli waris yang mendapat hak karena pewarisan
 Atau pihak lain yang mendapatkan hak berdasarkan pengalihan hak
dalam kontrak
 Memiliki hak dan kewajiban para pihak semula sesuai kontrak
Contoh: ahli waris pembeli yang menerima hak atas barang yang dibeli

3. Pihak ketiga
 Pihak diluar para pihak yang mengadakan kontrak
 Terdampak akibat kontrak namun tidak terlibat langsung
 Tidak memiliki hak dan kewajiban berdasarkan kontrak

10
Contoh: tetangga yang terganggu akibat aktivitas sesuai kontrak

3.5 Syarat – Syarat Sahnya Kontrak Bisnis


1. Sepakat
Harus ada kesepakatan antara para pihak yang membuat kontrak.
Sepakat berarti ada pernyataan kehendak yang sama antara para pihak dan
tidak ada paksaan dari salah satu pihak.

2. Cakap
Para pihak harus cakap menurut hukum untuk membuat suatu
perikatan/kontrak. Cakap artinya sudah dewasa dan sehat akal pikirannya.
Mereka yang tidak cakap misalnya anak di bawah umur dan orang gila.

3. Objek yang sesuai


Objek dari kontrak tersebut harus jelas dan dibenarkan oleh hukum.
Misalnya kontrak mengenai barang yang melanggar hukum adalah tidak sah.

4. Clausula yang halal


Isi dari kontrak atau klausul-klausulanya tidak boleh bertentangan
dengan undang-undang, kepentingan umum, dan kesusilaan. Misalnya
perjanjian untuk hal-hal yang ilegal seperti penipuan adalah batal demi
hukum.

3.6 Asas – Asas Hukum Kontrak Bisnis


1. Asas Konsensualisme
Asas ini menyatakan bahwa kontrak terjadi karena adanya persesuaian
kehendak (konsensus) di antara para pihak. Konsensus itu ditandai dengan

11
adanya penawaran (offer) dari satu pihak dan penerimaan (acceptance) dari
pihak lain.
Contoh:
Andi menawarkan mobil Honda Jazz-nya untuk dijual kepada Budi seharga
Rp180 juta. Budi menerima tawaran tersebut dan setuju untuk membeli mobil
itu seharga yang ditawarkan Andi. Dengan demikian terjadi konsensus dan
kontrak jual beli mobil antara Andi dan Budi.

2. Asas Kepercayaan
Asas ini mengharuskan para pihak memenuhi perjanjian berdasarkan
kepercayaan bahwa pihak lainnya juga akan memenuhi prestasinya. Jadi
terdapat unsur saling percaya di antara para pihak dalam kontrak.
Contoh:
Citra memesan kue tart kepada Bakeri X senilai Rp750.000 dan membayar
lunas. Citra percaya Bakeri X akan mengirimkan kue sesuai pesanan.
Sebaliknya Bakeri X percaya Citra telah membayar dengan jujur sesuai harga
yang disepakati.

3. Asas Kekuatan Mengikat


Kontrak yang dibuat secara sah oleh para pihak mengikat layaknya
undang-undang. Mereka wajib melaksanakan substansi kontrak sesuai isi dan
kesepakatan yang dibuat.
Contoh:
Doni membuat perjanjian sewa menyewa rumah dengan Derby selama 2
tahun dengan harga Rp5 juta per bulan. Mereka terikat pada isi perjanjian
tersebut dan wajib melaksanakannya.

12
4. Asas Persamaan Hak
Semua pihak memiliki kedudukan yang sama dalam membuat maupun
melaksanakan kontrak. Tidak ada dominasi suatu pihak atas pihak lainnya.
Contoh:
Dalam perjanjian kerja sama antara pengusaha Mega dengan pengrajin
furniture Rani, keduanya memiliki hak yang sama dalam proses negosiasi
maupun pelaksanaan isi perjanjian.

5. Asas Keseimbangan
Asas ini memberikan keseimbangan antara hak dan kewajiban para
pihak, serta keseimbangan timbal balik prestasi.
Contoh:
Dina berhak menerima gaji bulanan dari perusahaan X sebesar Rp5 juta
sebagai karyawan. Sebagai imbangannya, Dina berkewajiban bekerja dengan
baik untuk kepentingan perusahaan X.

6. Asas Moral
Para pihak harus beritikad baik, jujur, terbuka, dan tidak curang agar
tidak merugikan pihak lain. Mereka juga tidak boleh mengambil keuntungan
secara berlebihan.
Contoh:
Heru menjual tanahnya yang ternyata tanah sengketa kepada Toni tanpa
memberitahu status tanah yang sebenarnya, maka Heru dianggap melanggar
asas moral.

7. Asas Kepatutan
Isi kontrak dan pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan rasa
keadilan dan kelayakan. Harus sesuai tata nilai yang berlaku di masyarakat.

13
Contoh:
Syarat yang dicantumkan distributor elektronik ke dealer untuk membeli
minimum 100 unit TV dalam sebulan dianggap kurang layak dan adil untuk
dealer kecil.

8. Asas Kebiasaan
Kebiasaan yang berlaku di masyarakat dapat dijadikan pedoman dalam
kontrak apabila isinya tidak diatur secara tegas oleh para pihak.
Contoh:
Dalam jual beli tanah, biaya balik nama biasanya ditanggung pembeli jika
tidak ditentukan lain dalam kontrak.

9. Asas Kepastian Hukum


Memberikan kepastian hukum kepada pihak dalam kontrak, agar
mereka mengetahui hak dan kewajibannya, serta akibat hukum dari perjanjian
yang dibuat.
Contoh:Pasal-pasal dalam kontrak kerja antara A dan B telah mengatur hak
cuti, pesangon, dan lainnya secara rinci sehingga memberi kepastian hukum
bagi para pihak.

3.7 Penyusunan Kontrak Bisnis


1. Pra Kontrak

a) Negoisasi
Para pihak melakukan pembicaraan awal untuk menyepakati hal-hal pokok
perjanjian. Contoh: negoisasi harga jual beli barang, negoisasi desain
bangunan yang akan dikerjakan kontraktor.

14
b) Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU)
Jika negoisasi berhasil, dibuat MOU yang berisi kesepakatan para pihak atas
hal-hal yang telah dinegoisasi. MOU bersifat tidak mengikat.
c) Studi Kelayakan
Melakukan studi apakah kontrak layak dilaksanakan. Contoh: studi kelayakan
pembangunan pabrik, studi pemasaran produk yang akan diproduksi.
d) Negoisasi Lanjutan
Melanjutkan negoisasi hal-hal yang belum disepakati bersama.

2. Kontrak

a) Penulisan Naskah Awal


Menyusun draft awal kontrak berdasarkan hasil negoisasi dan MOU.
b) Perbaikan Naskah
Melakukan pembahasan untuk perbaikan dan finalisasi naskah kontrak.
c) Penulisan Naskah Akhir
Penulisan naskah kontrak final yang disepakati para pihak.
d) Penandatanganan
Penandatanganan kontrak oleh para pihak menandakan kesepakatan atas
seluruh isi kontrak.

3. Pasca Kontrak

a) Pelaksanaan Kontrak
Para pihak melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kontrak.
b) Penafsiran Kontrak
Jika terjadi perbedaan penafsiran atas klausul kontrak.
c) Penyelesaian Sengketa
Jika terjadi sengketa dalam kontrak, diselesaikan sesuai klausul penyelesaian
sengketa.

15
3.8 Dasar Perlindungan Hukum Kontrak Bisnis
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

KUHPerdata mengatur asas-asas umum hukum perjanjian/kontrak, termasuk


syarat sahnya suatu perjanjian, wanprestasi dan berakhirnya perjanjian.

a) Syarat Sahnya Perjanjian (Pasal 1320 KUHPerdata).


- Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
 Harus ada kesepakatan para pihak mengenai hal-hal pokok
perjanjian
 Tidak boleh ada kekhilafan, paksaan, atau penipuan
- Kecakapan membuat perikatan
 Para pihak harus cakap menurut hukum
 Bagi yang tidak cakap harus diwakili, seperti anak oleh orang
tua
- Suatu hal tertentu
 Objek perjanjian harus jelas dan dapat ditentukan
 Tidak dapat dibuat perjanjian dengan objek tidak jelas
- Suatu sebab yang halal
 Isi perjanjian tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum.
b) Wanprestasi (Pasal 1243 KUHPerdata)
Debitur dinyatakan wanprestasi jika cidera janji, yakni tidak memenuhi
prestasi atau terlambat memenuhi prestasi sesuai perjanjian.
c) Berakhirnya Perjanjian (Pasal 1381 KUHPerdata)
- Karena kesepakatan para pihak
- Tujuan perjanjian telah tercapai
- Jangka waktu perjanjian berakhir
- Salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya (wanprestasi)

16
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa UU ini mengatur tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian
sengketa, yang bisa dicantumkan dalam kontrak sebagai cara penyelesaian sengketa.

- Ruang Lingkup
UNDANG-UNDANG ini berlaku terhadap setiap arbitrase dan APS
yang dilaksanakan di wilayah hukum Indonesia oleh para pihak yang sepakat
secara tertulis untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase atau APS
(Pasal 1 Ayat 10).
- Pilihan Penyelesaian Sengketa
Para pihak dalam perjanjian dapat memilih apakah sengketa akan
diselesaikan melalui arbitrase, konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau
penilaian ahli (Pasal 1 Ayat 10).
- Syarat Formulasi Arbitrase
Ketentuan yang memuat pilihan penyelesaian sengketa melalui
arbitrase harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh para pihak (Pasal
7 Ayat 1). Ketentuan ini harus dimasukkan dalam klausul arbitrase dalam
kontrak.
- Duduk Perkara yang Dapat Diajukan ke Arbitrase
Semua sengketa perdata yang menurut hukum dapat diadakan
perdamaian padanya, kecuali sengketa yang khusus diatur dalam UU
tersendiri (Pasal 5).
- Putusan Arbitrase Bersifat Final dan Mengikat
Putusan arbitrase merupakan putusan yang bersifat final dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat para pihak (Pasal 60). Putusan wajib
dilaksanakan dengan itikad baik oleh para pihak.

17
3.9 Tujuan Dan Manfaat Kontrak Bisnis
Tujuan Kontrak Bisnis

1. Sebagai bukti kesepakatan para pihak yang berkontrak mengenai hak dan
kewajibannya masing-masing. Dengan adanya kontrak, maka akan ada
kejelasan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak.
2. Mengikat para pihak untuk memenuhi kontrak. Setelah kontrak disepakati
dan ditandatangani, maka kedua belah pihak memiliki kewajiban untuk
memenuhi isi dari kontrak tersebut.
3. Memberi kepastian hukum kepada para pihak. Dengan adanya kontrak
tertulis, maka kedua belah pihak akan memiliki kepastian hukum dalam
pelaksanaan kontrak.
4. Mengurangi atau mencegah terjadinya sengketa antara para pihak. Dengan
adanya kontrak yang jelas dan rinci, maka potensi perselisihan dapat
dikurangi.
5. Sebagai alat bukti jika terjadi sengketa di kemudian hari. Kontrak bisnis
dapat berfungsi sebagai alat bukti yang kuat jika suatu saat terjadi sengketa di
antara para pihak.

Manfaat Kontrak Bisnis

1. Menjamin kepastian pelaksanaan kewajiban dan pemenuhan hak masing-


masing pihak
2. Memberikan landasan hukum yang kuat dalam hubungan bisnis para pihak
3. Melindungi kepentingan bisnis masing-masing pihak sesuai kesepakatan
bersama
4. Mengurangi potensi terjadinya risiko atau kerugian bisnis di kemudian hari
5. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pihak karena adanya payung
hukum yang jelas
6. Mencegah timbulnya sengketa atau perselisihan di kemudian hari

18
BAB.4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kontrak bisnis adalah perjanjian mengikat secara hukum yang dibuat oleh dua
pihak atau lebih untuk mengatur hubungan bisnis mereka. Kontrak bisnis penting
untuk memberikan kepastian hukum dan melindungi kepentingan para pihak.

Terdapat berbagai bentuk, jenis, dan subjek kontrak bisnis. Kontrak bisnis
harus memenuhi syarat sahnya perjanjian dan berpedoman pada berbagai asas hukum
kontrak untuk terciptanya perjanjian yang adil dan berimbang.

Proses penyusunan kontrak bisnis dimulai dari tahap pra kontrak, penulisan
kontrak, hingga pasca kontrak. Kontrak bisnis memberikan payung hukum dan
perlindungan bagi para pihak berdasarkan KUHPerdata, UU Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa, serta ketentuan perundang-undangan terkait lainnya.

Tujuan kontrak bisnis adalah untuk memberikan bukti kesepakatan, mengikat


para pihak, memberikan kepastian hukum, mencegah sengketa, dan sebagai alat bukti
jika terjadi sengketa. Adapun manfaatnya adalah menjamin pelaksanaan kewajiban
para pihak dan melindungi kepentingan bisnis mereka.

19
4.2 Saran
1. Hendaknya kontrak bisnis dibuat secara tertulis agar lebih jelas, rinci, dan
mengikat secara hukum. Kontrak yang jelas dan lengkap dapat
meminimalisasi potensi sengketa.
2. Para pihak disarankan memahami benar seluruh isi kontrak sebelum
menandatanganinya, agar tidak dirugikan di kemudian hari. Jika perlu,
mintalah pendapat ahli hukum.
3. Kontrak sebaiknya disusun oleh pihak netral yang memahami kepentingan
dan kebutuhan para pihak agar tercapai kesepakatan yang adil dan saling
menguntungkan.
4. Hendaknya isi kontrak mencantumkan klausul penyelesaian sengketa dan
sanksi secara tegas agar lebih memberikan kepastian hukum bagi para pihak.

20
DAFTAR PUSTAKA

Fuady, Munir. 2013. Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis). Bandung: Citra
Aditya Bakti

Harahap, M. Yahya. 2005. Segi-segi Hukum Perjanjian. Bandung: Alumni

Salim HS dan Septiana Nurbani, Erlies. 2013. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis
dan Desertasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Subekti. 2008. Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa

Widjaja, Gunawan dan Yani Ahmad. 2001. Hukum Tentang Perlindungan Konsumen. Jurnal
Hukum Bisnis. Volume 1.
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/JHB/article/view/553

Setiawan, Budi. 2018. Pelaksanaan Kontrak Kerja Antara Perusahaan Swasta dengan
Pekerja. Skripsi. Universitas Lampung. http://digilib.unila.ac.id/33066/

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian


Sengketa

Hukumonline. 2022. Kontrak atau Perjanjian: Pengertian dan Unsur. [online] Tersedia di:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt54f69b4b54988/kontrak-
atau-perjanjian--pengertian-dan-unsur/ [Diakses 12 Desember 2023]

Rusjdi, Muhammad. 2021. Asas-Asas Hukum Perikatan Yang Terpenting. [online] Tersedia di:
https://www.dictio.id/t/asas-hukum-perikatan-apa-saja-asas-asas-yang-
penting/15473/2 [Diakses 5 Desember 2023]

Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. 2022. Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. [online] Tersedia di:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135059/uu-no-30-tahun-1999 [Diakses 5
Desember 2023]

21

Anda mungkin juga menyukai