Disusun oleh:
Mahardika Nur Hidayatullah (F0223091)
Muhammad Rigan Kadaffi (F0223103)
Muhammad Zainul Muttaqin (F0223104)
Muhammad Rifqi Azizy (F0223102)
Muhammad Naufal Fikri (F0223100)
Bab 1 : Pendahuluan
Dalam dunia bisnis yang berkembang pesat, hukum bisnis memiliki peranan penting
dalam mengatur berbagai aspek bisnis. Tujuannya adalah agar aktivitas bisnis berjalan
dengan tertib, aman, dan melindungi kepentingan semua pihak terlibat, termasuk konsumen
dan pelaku bisnis itu sendiri. Ini termasuk regulasi tentang perusahaan, pasar modal,
investasi, perlindungan konsumen, persaingan usaha, dan penyelesaian sengketa bisnis.
Hukum bisnis juga berfungsi sebagai sumber informasi bagi praktisi bisnis untuk memahami
hak dan kewajiban mereka. Lingkupnya mencakup berbagai aspek, seperti kontrak, badan
usaha, pasar modal, hingga perdagangan internasional. Sumber hukum bisnis berasal dari
peraturan perundang-undangan, perjanjian, dan pendapat para ahli hukum.
Secara keseluruhan, hukum bisnis mengintegrasikan aspek-aspek hukum perdata, publik, dan
dagang untuk menciptakan lingkungan bisnis yang berkeadilan dan dinamis. Dengan
demikian, hukum bisnis menjadi landasan yang penting dalam menjalankan aktivitas bisnis
secara efisien dan berkelanjutan.
Bab 2 : Hukum Perdata Dan Hukum Dagang Dalam Hubungannya Dengan Bisnis
Bab II buku ini membahas bagaimana hukum berperan dalam dunia bisnis, dengan
fokus pada empat jenis hukum utama: Hukum Perdata, Hukum Dagang, Hukum
Pidana Khusus, dan Peraturan di luar KUHPerdata dan KUHDagang.
2. Hukum Dagang: adalah cabang khusus dari Hukum Perdata, yang lebih
berfokus pada aspek perdagangan seperti pembukuan, surat berharga, dan pedagang
perantara. Penting bagi pelaku bisnis untuk memahami Hukum Dagang agar mereka
dapat menjalankan operasi bisnis mereka dengan benar. Contoh pasal terkait adalah Pasal
1 KUHDagang yang menegaskan bahwa ketentuan KUHPerdata juga berlaku dalam
hukum dagang, kecuali jika diatur secara khusus dalam KUHDagang.
Pemahaman yang baik tentang semua jenis hukum ini sangat penting bagi pelaku
bisnis agar mereka dapat mengelola usaha mereka secara sah dan efektif, serta
menghindari masalah hukum yang mungkin muncul.
Manusia sebagai Makhluk Sosial: Secara kodrati, manusia diciptakan sebagai makhluk
sosial yang membutuhkan interaksi dengan sesama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks bisnis maupun sosial, kita sering kali
terlibat dalam berbagai bentuk perikatan atau perjanjian.
Pentingnya Kontrak dalam Bisnis: Dalam dunia bisnis, kontrak atau perjanjian merupakan
dasar yang sangat penting. Setiap langkah dalam aktivitas bisnis, mulai dari transaksi
sederhana hingga kerjasama kompleks, memerlukan adanya kontrak yang jelas sebagai
landasan hukum.
Kontrak Tertulis dalam Masyarakat Modern: Di era modern, untuk memastikan transaksi
mengikat secara hukum, perjanjian harus dituangkan secara tertulis. Hal ini bertujuan untuk
memberikan kepastian hukum apabila terjadi wanprestasi atau cidera janji, sehingga pihak
yang dirugikan dapat menuntut pemenuhan prestasi sesuai dengan apa yang telah disepakati.
B. Pelaku Bisnis dalam Perjanjian: Pelaku bisnis atau usaha, yang disebut subjek
hukum, dapat memiliki hak dan kewajiban serta kewenangan untuk membuat
perjanjian, seperti perjanjian jual beli.
C. Bentuk Perjanjian: Perjanjian umumnya tidak terikat pada bentuk tertentu dan bisa
dibuat secara lisan. Namun, praktik umum saat ini adalah membuat perjanjian secara
tertulis, seringkali di hadapan Notaris, untuk memudahkan pembuktian jika terjadi
sengketa.
b. Perbuatan Melawan Hukum: Ganti rugi karena perbuatan melawan hukum diberikan
ketika seseorang melakukan kesalahan yang merugikan pihak lain, tanpa adanya
perjanjian, seperti diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata.
G. Tahapan-Tahapan Kontrak/Perjanjian:
1. Tahap Pra Kontrak
- Identifikasi Para Pihak: mengenal pihak-pihak yang terlibat.
- Penelitian Awal Aspek Terkait: Memeriksa aspek-aspek penting sebelum
kontrak.
- pembuatan MoU: Menyusun Memorandum of Understanding.
- Negosiasi: Diskusi dan kesepakatan atas syarat dan ketentuan.
2. Tahap Penyusunan Kontrak
- Pembuatan Draf Pertama: Termasuk judul, pembukaan, isi, dan penutup
kontrak.
- Saling Menukar Draf Kontrak: Pihak-pihak bertukar draf untuk review.
- Revisi (jika perlu): Mengubah draf berdasarkan masukan.
- Penyelesaian Akhir: Finalisasi draf kontrak.
- Penandatanganan Kontrak: Pihak-pihak menandatangani kontrak yang telah
disepakati.
3. Tahap Pasca Kontrak
- Pelaksanaan dan Penafsiran: Eksekusi kontrak dan penafsiran jika ada
ketidakjelasan.
- Alternatif Penyelesaian Sengketa: Menentukan metode penyelesaian sengketa,
melalui pengadilan atau di luar pengadilan
Anatomi Kontrak/Perjanjian
1. Pendahuluan
- sub bagian pembukaan.
- pencantuman identitas para pihak.
- penjelasan latar belakang kontrak.
2. Isi Kontrak
- Klausula definisi.
- Klausula transaksi.
- Klausula spesifik.
- Klausula ketentuan umum.
3. Penutup
- Kata penutup.
- Ruang untuk tanda tangan para pihak.
I. Jenis-Jenis Kontrak/Perjanjian
a. Hukum Kontrak Nominaat:
1. Perjanjian jual beli (koop en verkoop / pasal 1457 BW).
Yaitu suatu perjanjian/persetujuan dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak
yang lain untuk membayar harga (sejumlah uang) yang telah
dijanjikan. ada macam-macam jual beli sebagai berikut:
a. Jual beli dengan percobaan (koop op proef) yaitu jual beli yang
berlakunya masih ditangguhkan pada hasil-hasil percobaan
dalam satu masa.
b. Jual beli dengan contoh (koop op monster) yaitu jual beli yang
disertai dengan contoh-contoh jenis barang yang ditawarkan.
c. Beli sewa (huurkoop) adalah perjanjian jual beli dimana si
pembeli menjadi pemilik mutlak dari barang yang dibelinya itu,
pada saat pencicilan terakhir telah dibayar, sedangkan selama
barang itu belum lunas dibayar, kedudukan si pembeli lama
dengan seorang penyewa.
penjual mempunyai kewajiban :
- Menyerahkan barangnya serta menjamin si pembeli
dapat memiliki barang itu dengan tentram dan aman
- Bertanggung jawab terhadap cacat-cacat tersembunyi
(bukan barang curian)
3. Kontrak Karya
Kontrak karya merupakan kontrak yang dikenal dalam bidang
pertambangan di luar minyak dan gas bumi, seperti kontrak karya
dalam penambangan batu bara, emas, tembaga, dan pertambangan
umum.
4. Kontrak Kerja Konstruksi
Adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi (pasal 1 ayat 5 UU No. 8 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi).
Dokumen-dokumen yang berkaitan erat dengan kontrak konstruksi,
meliputi;
a. Surat perjanjian;
b. Dokumen lelang;
c. Usulan atau penawaran;
d. Berita acara;
e. Surat pernyataan dari pengguna jasa;
f. Surat pernyataan dari penyedia jasa.
5. Kontrak Beli Sewa (Huurkoop: Belanda, Hire Purchase: Inggris).
Kontrak beli sewa adalah perjanjian jual beli dimana si pembeli
menjadi pemilik mutlak dari barang yang dibelinya itu, pada saat
pencicilan terakhir telah dibayar, sedangkan selama barang itu belum
lunas dibayar kedudukan si pembeli sama dengan seorang penyewa.
Jika si pembeli sewa tidak mau membayar sewanya, perjanjian dapat
dibatalkan/diputuskan.
Dasar hukum kontrak beli sewa adalah :
A. Yurisprudensi MA tanggal tanggal 16 Desember 1957 dalam
perkara NV Handelsmaatchappij L Auto (penggugat) melawan
Yordan (Tergugat).
B. Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 34/KP/II/S0
tentang Perizinan Beli Sewa (hire purchase, jual beli dengan
angsuran dan sewa(renting).
Hak penjual sewa (kreditur) :
1. Hak penjual sewa (kreditur) adalah menerima uang
pokok beserta angsuran setiap bulan dari pembeli sewa
(debitur).
2. Hak pembeli sewa adalah menerima barang yang yang
dibelisewakan setelah pelunasan terakhir.
Kewajiban penjual sewa (kreditur):
a. Menyerahkan barang kepada pembeli sewa (debitur)
b. Mengurus balik narn.a atas barang yang dibelisewakan kalau
kendaraan bermotor)
c. Memperpanjang STNK dan pajak yang diperlukan (kalau kendaraan
bermotor)
d. Merawat barang yang dibelisewakan sebaik-baiknya.
7. Kontrak Franchise
Franchise berasal dari bahasa Perancis yaitu franchir yang mempunyai
arti mempunyai kebebasan para pihak. Pasal 1 (1) PP no. 16 tahun
1997 tentang waralaba, franchise atau waralaba diartikan sebagai
perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan
atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau
ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan dan penjualan barang dan atau jasa.
8. Perjanjian/Kontrak Kredit
Perjanjian kredit dapat diartikan suatu perjanjian pinjam-meminjam
antara kreditur dengan debitur yang berupa suatu penyediaan uang atau
yang dipersamakan dengannya, yang mewajibkan pihak debitur untuk
melunasi hutangnya dalam. jangka waktu tertentu, dimana sebagai
imbalan jasanya, kepada pihak kreditur (pemberi pinjaman) diberikan
hak untuk mendapatkan bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan selama masa kredit tersebut berlangsung.
J. Berakhirnya Kontrak
Berakhirnya kontrak merupakan selesainya atau hapusnya sebuah kontrak yang dibuat antara
dua pihak, yaitu pihak kreditur (pihak yang berhak atas suatu prestasi) dan debitur (pihak
yang berkewajiban untuk memenuhi prestasi). Berdasarkan ketentuan pasal 1381
KUHPerdata yang mengatur tentang berakhirnya kontrak dan melihat praktek di lapangan,
maka berakhirnya kontrak dapat digolongkan menjadi 12 belas macam, yaitu :
1. Pembayaran : pelunasan utang (uang, barang dan jasa) oleh debitur kepada kreditur.
2. Novasi : sebuah perjanjian antara debitur dan kreditur, dimana perjanjian lama dan
subjeknya yang ada. dihapuskan dan timbul sebuah objek dan subjek perjanjian yang
baru.
3. Kompensasi :penghapusan masing-masing utang dengan jalan saling
memperhitungkan utang yang sudah dapat ditagih antara debitur dan kreditur.
4. Konfusio (percampuran utang) : pencampuran kedudukan sebagai orang yang
berhutang dengan kedudukan sebagai kreditur menjadi satu.
5. Pembebasan utang : suatu pernyataan sepihak dari krditur kepada debitur bahwa
debitur dibebaskan dari perutangan.
6. Kebatalan atau pembatalan kontrak.
7. Berlakunya syarat batal yaitu suatu syarat yang bila dipenuhi akan menghapuskan
perjanjian dan membawa segala sesuatu pada keadaan semula, seolah-olah tidak ada
suatu perjanjian.
8. Jangka waktu kontrak berakhir.
9. Dilaksanakan objek perjanjian telah dilaksanakannya prestasi (objek perjanjian) .
10. Kesepakatan kedua belah pihak.
11. Pemutusan kontrak secara sepihak salah satu pihak. Hal ini dapat terjadi bila salah
satu pihak yang lainnya dengan sangat terpaksa memutuskan kontrak secara sepihak.
12. Adanya putusan pengadilan