Dosen:
1. Dr. Veronica Komalawati, S.H., MH.
2. Lastuti Abubakar, S.H., MH.
3. R. Kartikasari, S.H., MH.
MATERI PERKULIAHAN
Antara lain meliputi :
1 Perjanjian sewa guna usaha
(leasing),
2. Perjanjian jual beli sewa dan jual beli cicilan,
3. Perjanjian anjak piutang (factoring),
4. Perjanjian modal ventura (venture capital),
5. Perjanjian build operate transfer (BOT),
6. Perjanjian keagenan,
7. Peijanjian distributor (distributorship),
8. Perjanjian wara laba (franchise},
9. Perjanjian imbal dagang (counter trade),
10. Dll.
PENDAHULUAN
Dasar hukum yang paling mendasar dari Hukum Perjanjian Dalam
Perkembangan adalah :
1. Pasal 1338 KUHPdt; asas kebebasan berkontrak dan itikad baik,
2. Pasal 1319 KUHPdt; asas keterbukaan.
Hukum Perjanjian Dalam Perkembangan mempelajari atau membahas
tentang perjanjian-perjanjian yang berkembang dalam masyarakat dewasa ini,
misalnya perjanjian jual beli yang dalam perkembangannya menjadi perjanjian jual
beli dengan angsuran dan perkembangan selanjutnya adalah bahwa saat ini perjanjian
Perkembangan Perjanjian
- Jual beli cicilan
- Beli sewa
- Berdasarkan Kepres 61/88 : - sewa guna usaha
- modal ventura
- perdagangan surat berharga
- anjak piutang
- usaha kartu kredit
- pembiayaan konsumen
- PP No 16/97 tentang waralaba
Definisi
Menurut Kepmenkeu RI No. 1169/KMK.01/1991, yang dimaksud
dengan leasing adalah:
Suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara
sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa
hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.
Menurut Kepmenkeu RI No. 1169/KMK.O1/1991, yang dimaksud
barang modal adalah :
Setiap aktiva tetap berwujud, termasuk tanah sepanjang di atas tanah tersebut
melekat aktiva tetap berupa bangunan (plant), dan tanah serta aktiva dimaksud
merupakan suatu kesatuan kepemilikan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari
(1) satu tahun dan digunakan secara langsung untuk menghasilkan atau
meningkatkan ataupun memperlancar produksi dan distribusi barang atau jasa oleh
lessee.
Para Pihak
Meliputi :
1. Lessor, yaitu perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha yang
telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan sewa guna
usaha.
2. Lessee, yaitu perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal
dengan pembiayaan dari lessor,
3. Supplier, yaitu pihak yang menyediakan barang modal yang menjadi objek
leasing, barang modal mana dibayar oleh lessor kepada supplier untuk
kepentingan lessee.
leasing
Lessor Lessor
C
Hubungan hukum
yang terjadi :
A : pembayaran harga barang modal secara tunai
B : penyerahan barang modal
C : pembayaran kembali harga barang modal secara cicilan
Contoh leasing :
Keterangan:
- ALC membeli barang dari Auto 2000 (pembayaran secara tunai).
- Auto 2000 menyerahkan barang kepada A.
- Antara ALC dan A terjadi perjanjian leasing.
Dalam praktek :
BPKB dan STNK (sebagai bukti hak milik) atas nama A.
Komentar :
Harusnya bukti hak milik atas narna ALC terlebih dahulu kemudian setelah lunas
barulah diberikan atas nama A.
Supplier
- berkewajiban menyerahkan barang kepada lessor
- tidak bertanggung jawab penuh terhadap kerusakan barang karena lessee
mempunyai ikatan dengan lessor
Lesse
- berkewajiban memelihara barang modal dan menjaga sampai barang
tersebut diserahkan kembali.
Hak Opsi
Perjanjian leasing
memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.
Opsi adalah hak
lessee untuk membeli barang modal yang disewa guna usaha atau memperpanjang
jangka waktu perjanjian sewa guna usaha.
Sewa guna usaha
dengan hak opsi (finance lease) :
- Jumlah pembayaran leasing selama leasing ditambah dengan nilai sisa barang
modal, harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan
lessee.
- Jangka waktu leasing :
1. Jangka waktu singkat, yaitu minimal (dua) tahun belaku bagi barang
modal golongan I.
2. Jangka waktu menengah, yaitu minimal 3 tahun, berlaku bagi barang
golongan I dan III.
3. Jangka waktu panjang, yaitu minimal 7 (tujuh) tahun, berlaku bagi
golongan bangunan.
Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) :
- Jumlah pembayaran leasing selama masa sewa guna usaha dapat menutup
perolehan barang modal yang dileasingkan ditambah keuntungan yang
diperhitungkan lessee.
- Perjanjian leasing tidak memuat mengenai hak opsi bagi lessee;
- Lessee kecenderungannya ke sewa, kekhususannya ada opsi.
- Dalam leasing maka hakekatnya tidak ada peralihan hak milik.
Perjanjian
Prinsip perjanjian: leasing objeknya harus barang modal.
Format Kontrak
Setiap orang bebas menentukan bentuk/form kontrak, tetapi harus memenuhi unsur-
unsur …
Bagian kontrak secara umum :
kepala
komposisi
premis para pihak
akha
Definisi
Menurut Keppres RI No. 61 Tahun 1988;
Factoring merupakan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari suatu
perusahaan yang terbit dari suatu transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.
Dalam Uni Droit Convention 1988, article 1 ayat (2)a :
Factoring contract (perjanjian factoring) adalah suatu perjanjian yang ditandatangani
antara suplier di satu pihak dan factor di pihak lain.
Factoring adalah kegiatan pengurusan piutang atau tagihan jangka
pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri, yang dilakukan dengan
cara pengambilalihan atau pembelian piutang tersebut.
Fungsi
Factor akan melakukan paling sedikit 2 dari fungsi dibawah ini :
- Memberikan pembiayaan kepada supplier/ klien termasuk pembiayaan dan
pembayaran di muka.
- Menatausahakan/ memelihara tagihan/ piutang yang belum jatuh tempo
(pembukuan pada buku besar dan buku induk).
- Pengumpulan (memungut) tagihan atau piutang.
- Memberikan perlindungan terhadap pelanggaran atau kelalaian pembayaran
debitur (customer) daripada kliennya.
Para Pihak
Antara lain meliputi :
1. Perusahaan factoring (factoring company factor),
Yaitu suatu badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk
pembelian piutang.
2. Klien,
Yaitu pihak yang memiliki piutang/tagihan.
3. Customer.
Jangka Waktu
Jangka waktu perjanjian factoring (dalam praktek)
adalah sekitar 30 s/d 100 hari.
Kegagalan Tagihan
Bentuk kegagalan yang mungkin terjadi
diantaranya :
1. Kepailitan,
2. Penipuan,
3. Dilusi hutang (besarnya tagihan berkurang),
Definisi
Dalam Dictionary of Business Terms.
Modal ventura adalah suatu sumber pembiayaan
yang penting untuk memulai suatu perusahaan yang melibatkan risiko investasi tetapi
juga menyimpan potensi keuntungan di atas keuntungan rata-rata dari investasi
dalam bentuk lain.
Menurut Keppres RI No. 61 Tahun 1988, yang
dimaksud modal ventura, adalah :
Usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dalam suatu perusahaan yang
menerima bantuan biaya untuk jangka waktu tertentu.
Para Pihak
Meliputi:
1. Perusahaan modal ventura,
Yaitu pihak yang memberikan dana kepada perusahaan yang membutuhkan dana.
2. Perusahaan pasangan usaha (investee company),
Yaitu perusahaan yang membutuhkan bantuan dana untuk bisa mengembangkan
Definisi
BOT adalah suatu perjanjian dimana pemilik hak
eksklusif/ pemilik lahan menyerahkan studi kelayakan, pengadaan barang dan
peralatan pembangunan serta pengoperasian hasil pembangunannya kepada investor
dalam jangka waktu tertentu (masa konsesi) diberi hak mengoperasikan, memelihara
serta mengambil manfaat ekonomi dari bangunan bersangkutan dengan maksud
mengganti biaya yang telah dikeluarkan, kemudian setelah jangka waktu tertentu
tersebut selesai, bangunan beserta fasilitas yang melekat padanya diserahkan kepada
pemilik hak eksklusif.
Dalam perjanjian yang berkembang di dalam
praktek untuk kepentingan dua belah pihak, misal Ruislag (tukar guling), dalam hal
ini berkenaan dengan masalah lahan-lahan strategis milik negara yang ditukar dengan
lahan-lahan milik swasta yang memiliki modal, maka BOT dibuat agar negara tidak
kehilangan lahannya.
BOT terjadi karena :
- Pemerintah mempunyai lahan strategis tapi tidak punya modal.
- Investor punya modal tapi tidak punya lahan.
Asas-asas
Asas perjanjian BOT:
1. Asas kerjasama yang saling menguntungkan,
2. Asas kepastian hukum,
3. Asas musyawarah.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan :
- Dari sisi kepentingan investor; bentuk, ukuran, konstruksi, jenis bahan bangunan
ditentukan sendiri oleh investor.
- Dari sisi kepentingan pemerintah; bentuk, ukuran, konstruksi, jenis bahan
bangunan ditentukan oleh pemerintah sebagai pemilik proyek.
Investor memiliki hak untuk mengelola fasilitas tersebut tapi tidak
memiliki hak atas tanah tersebut, misalnya; fasilitas jalan tol.
Pemerintah dan investor harus menegosiasikan bentuk dan jenis
usaha dalam pembangunan tersebut.
Pelaksanaan pembangunan :
- Perizinan,
Diurus oleh dan atas biaya pihak ke-2 (investor), pemerintah/ pemilik lahan
mendukung atau membantu dalam poses permintaan izin pelaksanaan.
- Asuransi,
Diurus dan dibiayai oleh pihak investor. Fungsi asuransi adalah sebagai
pengalihan resiko.
Operasional bangunan:
- Peruntukkan bangunan sesuai dengan kontrak.
- Pemasaran sepenuhnya dilakukan oleh investor.
- Tarif ditentukan oleh investor.
Jangka waktu perjanjian BOT :
Jangka waktu BOT minimal 25 tahun dan bisa dialihkan kepada pihak investor lain
atau pihak ke-3 bila pemerintah tidak dapat mengelolanya.
Pengembalian asset :
- Pada saat perjanjian BOT berakhir, banguoan dan bagian turutan serta
perlengkapannya termasuk segala perubahan dan tambahan menjadi hak dan
Jaminan
Jaminan investor :
1. Selama perjanjian BOT belum berakhir, untuk dan atas kepentingan pihak ke-I
(pemilik lahan/pemerintah), pihak investor memberi kuasa pada pihak ke-1,
- Membongkar dan mengeluarkan segala macam barang apapun baik milik
pihak ke-2 maupun milik pihak/orang lain yang mendapat hak dari pihak ke-2
dari tempat yang disewakan.
- Berbuat sesuatu yang diperlukan/ diharuskan untuk pengosongan tanpa
kuasa khusus.
- Jika perlu dapat meminta bantuan alat negara yang berwenang.
- Biaya menjadi beban investor.
2. Pihak pertama tidak dapat mengakhiri perjanjian BOT secara sepihak. Pihak ke-
dua berhak menuntut ganti rugi.
Jaminan pemilik lahan/pemilik hak eksklusif.
Pihak ke-1 menjamin pihak ke-2 tidak akan mendapat gugatan/tuntutan berupa apa
pun dan dari siapapun dan akan menyelesaikan sendiri semua persoalan yang
kemudian hari akan timbul atas pemilik tanah dengan biaya dan resiko pihak ke-1
menjamin :
- Pihak ke-1 adalah satu-satunya pihak yang berhak menyewakan tanah.
- Tanah dan turutannya bebas dari sitaan, tidak sedang dijaminkan, tidak dalam
sengketa dan bebas dari segala tagihan berupa apapun dari yang berwajib.
- Memberikan HBG/hak-hak lain yang diperlukan pihak ke-2 sepanjang
dimungkinkan berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku di atas
FRANCHISE
Dasar Hukum
Pasal 1338 ayat (l) jo. 1319 KUHPdt,
UU No. 14 Tahun 2001 jo. UU No 13 Tahun 1997 tentang Paten,
UU No. 12 Tahun 1997 jo. UU No. 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta,
UU No. 15 Tahun 2001 jo. UU No. 14 Tahun 1997 Merek,
Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1997,
Dll.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 24
Campus in Compact – Hukum Perjanjian Dalam Perkembangan
Definisi
Menurut pasal 1 angka (1) PP no. 16 Tahun 1997.
Franchise/waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk
memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan
atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan
persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan/atau
penjualan barang dan/atau jasa.
Franchise adalah suatu perjanjian dimana franchisor memberi izin kepada
franchisee untuk menggunakan kekayaan intelektual franchisor dengan membayar
fee/royalty.
Tujuan Franchise adalah dalam rangka memasarkan suatu produk.
Unsur-Unsur
Elemen Franchise:
1. Para pihak,
Franchisee; yang menerima waralaba (bisa perorangan bisa juga badan usaha).
Franchisor; pemberi waralaba.
2. Menyerahkan hak intelektual/ ciri khas usaha,
Hak kekayan intelektual yang dimaksud dalam definisi tersebut di atas misalnya;
hak paten, nama dagang, logo, desain, ciptaan, rahasia dagang.
Penemuan/ciri khas usaha yang dimaksud dalam definisi tersebut di atas
misalnya; cara distribusi, cara pemasaran, cara manajemen yang akan
memperlihatkan karakteristik pemiliknya.
3. Menetapkan wilayah tertentu,
4. Menyerahkan royalty/fee.
Bentuk Franchise
Antara lain meliputi :
1. Franchise format bisnis, terdapat beberapa jenis, diantaranya :
- Franchise pekerjaan,
Objek Franchise
Objeknya adalah hak atas kekayaan intelektual/ hak
atas ciri usaha.
Objeknya meliputi :
1. Produk barang/yang sudah memiliki pasar yang mapan dan citra yang baik di
masyarakat,
2. Formula-formula atau desain yang sudah dipatenkan,
3. Nama dan merek,
4. Sistem manajemen financial untuk mengontrol keuangan,
5. Petunjuk-pctunjuk managerial dari ahli-ahli di bidangnya,
6. Membeli informasi tentang pertimbangan keuntungan-keuntungan dan kerugian-
kerugian dalam strategi pemasaran dan pembelian,
7. Membeli konsep-konsep industri yang sudah teruji.