“HUKUM KONTRAK”
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. yang mana kami saat ini
telah menyelesaikan tugas makalah tentang “Hukum Kontrak.”
Semoga dengan tugas makalah yang kami buat, dapat berguna untuk semua orang
yang membacanya. Kami juga mengharapakan agar semua orang yang membacanya, dapat
menggunakan sebaik-baiknya.
Demikian atas kritik dan saran, apabila ada kesalahan kami meminta maaf, dan kami
memohon ampun kepada Allah Swt. Kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. wb
DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar........................................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum kontrak adalah norma/ kaidah/ aturan hukum yang mengatur hubungan antara
belah pihak berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum dalam melaksanakan
objek perjanjian atau prestasi.
Menurut Charles L. Knap dan Nathan M. Crystal, Hukum Kontrak ialah hukum yang
melindungi harapan-harapan yang timbul dalam pembuatan persetujuan demi
perubahan masa datang yang bervariasi kinerja, seperti pengangkutan kekayaan (yang
nyata maupun yang tidak nyata), kinerja pelayanan dan pembayaran tersebut dengan
uang.
Suatu persetujuan dengan cuma-cuma adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
memberikan suatu keuntungan kepada pihak yang lain, tanpa menerima suatu manfaat bagi
dirinya sendiri. perjanjian dengan cuma-cuma adalah perjanjian yang memberikan
keuntungan bagi salah satu pihak saja. Misalnya : Hibah
3
2. Perjanjian atas beban
Perjanjian atas beban adalah perjanjian dimana terhadap prestasi dari pihak yang satu selalu
terdapat kontrak prestasi dari pihak lain dan antara kedua prestasi itu ada hubungannya
menurut hukum. Jadi, dua pihak dalam memberikan prestasi tidak imbang.
contoh : Perjanjian pinjam pakai -----> debitur mempunyai bebas untuk mengembalikan
barang, sedangkan kreditur tidak.
Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok bagi kedua
belah pihak. Hak dan Kewajiban harus imbang. Misal : Perjanjian Jual Beli.
4. Perjanjian Sepihak
Hanya ada satu hak saja dan hanya ada satu kewajiban saja. contoh : hibah
5. Perjanjian Konsesual
Perjanjian Konsesual adalah perjanjian di mana diantara kedua belah pihak telah tercapai
persesuaian kehendak untuk mengadakan perikatan. Menurut KUHPerdata, perjanjian ini
sudah mempunyai kekuatan mengikat. ( Pasal 1338).
6. Perjanjian RIIL
Perjanjian yang hanya berlaku sesudah terjadi penyerahan barang. Misalnya : Perjanjian
penitipan barang, prjanjian pinjam pakai.
7. Perjanjian Formil
Perjanjian yang harus memakai akta nota riil. contoh : jual beli tanah,
Perjanjian bernama (nominaat) adalah perjanjian yang sudah diatur dan diberi nama di dalam
KUHPerdata.
Perjanjian tidak bernama ( innominat) adalah perjanjian yang tidak diatur dalam KUHPT,
namun perjanjaian berkembang dalam masyarakat. Contoh : perjanjian kerja sama, perjanjian
pemasaran, perjanjian pengelolaan.
9. Perjanjian Obligatoir
Perjanjian obligatoir adalah perjanjian yang dimana pihak pihak sepakat, mengikat diri untuk
melakukan penyerahan suatu benda kepada pihak lain. Perjanjian obligatoir hanya
melahirkan hak dan kewajiban saja, pelaksanaanya nanti.
4
adalah perjanjian dimana para pihak membebaskan diri dari kewajiban yang ada. Misalnya :
pembebasan Utang.
Mengenai sumber hukum kontrak yang bersumber dari undang – undang dijelaskan :
2). UU karena suatu pembuatan, selanjutnya yang lahir dari UU karena suatu perbuatan
dibagi :
Menurut pasal 1320 KUH perdata kontrak adalah sah bila memenuhi syarat- syarat sebagai
berikut:
a). Syarat subjektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontrak dapat dibatalkan, meliputi :
1). Kecakapan untuk membuat kontra (dewasa dan tidak sakit ingatan )
b). Syarat objektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontranya batal demi hukum, meliputi :
Menurut pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menyatakan bahwa semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang – undang bagi mereka yang membuatnya. Dari
bunyi pasal tersebut sangat jelas terkandung asas:
a. Konsensualisme adalah perjanjian itu telah terjadi jika telah ada konsensus antara pihak
– pihak yang mengadakan kontrak
5
b. Kebebasan berkontrak, artinya seseorang bebas untuk mengadakan perjanjian, bebas
mengenai apa yang diperjanjiakan, bebas pula menentukan bentuk kontraknya.
c. Pacta sunt servanda, artinya kontrak itu merupakan undang – undang bagi para pihak
yang membuatnya (mengikat)
Disamping itu, beberapa asas lain dalam standar kontrak:
d. Asas Kepercayaan
e. Asas Persamaan Hak
f. Asas Keseimbangan
g. Asas Moral
h. Asas Kepatutan
i. Asas Kebiasaan
j. Asas Kepastian Hukum
Setiap akta perjanjian / kontrak, baik yang dibuat dibawah tangan maupun akta otentik
biasanya akan terdiri dari bagian – bagian sebagai berikut:
a) Judul
b) Kepala
c) Komparisi
d) Sebab/dasar
e) Syarat – syarat
f) Penutup
g) Tanda tangan
Untuk memudahkan melihat masing – masing anatomi dari suatu kontrak, dapat dilihat
contoh sebuah kontrak tentang sewa menyewa rumah seperti dibawah ini:
KONTRAK SEWA – MENYEWA RUMAH
Pada hari ini, Senin tanggal 1 januari 1990 dijakarta:
1. Tuan Agus Maksum , swasta, bertempat tinggal dijakarta timur, Jl. Nanas nomor 2 RT.
11 RW. 01 Cinapang Muara; selanjutnya disebut juga pihak pertama
2. Tuan slamet, swasta, bertempat tinggal dibanyumas, jawa tengah, jl bawah merah nomor
6; selanjutnya disebut juga pihak kedua.
- Bahwa pihak pertama adalah pemilik dari:………………………
6
Suatu unit rumah tinggal berbanding tembok, berlantai teraso, beratap genteng, luas
bangunan 170 m2 , lebar 10 m, panjang 17 m, berdiri atas tanah hak pihak pertama,
terletak di daerah khusus ibu kota Jakarta barat, kecamatan grogol petamburan, kelurahan
jatipulo, setempat terkenal sebagai persil jalan dahlia No. 1; pemilikan mana berdasarkan
surat keputusan walikota Jakarta barat No. xx tgl. 1 maret 1997.
- Bahwa pihak pertama dengan akta ini telah menyewakan kepada pihak kedua yang
menerangkan telah menyewakan kepada pihak kedua menerangkan telah menyewa dari
pihak pertama satu unit rumah yang dimaksud di atas, berikut segala fasilitasnya antara
lain listrik dan PLN sebesar 2200 watt, pompa air listrik, telepon No. 1234567.
- Bahwa mengenai kontrak sewa menyewa ini oleh pertama dan pihak kedua setuju diatur
dengan syarat – syarat dan ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
- Kontrak sewa – menyewa ini dilaksanakan untuk jangka waktu 1 tahun, terhitung mulai
tanggal 1 maret 1990 sehingga berakhir ada anggal 8 febuari 1991
- Setelah habis waktu 1 tahun tersebut pihak kedua berhak menyewa kembali rumah yang
disewakan tersebut dengan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan yang dimuat dalam
akta ini, tetapi dengan uang sewa yang akan ditetapkan oleh pihak pertama dan disetujui
oleh pihak kedua.
PASAL 2
- Uang sewa sebesar 2 juta untuk satu tahun masa sewa seperti dimaksud dalam pasal ;
jumlah uang ana akan diterima oleh pihak pertama dari pihak kedua pada saat akta ini
ditandatangani, sehingga akta ini berlaku pula sebagai kuitansi yang sah untuk
penerimaan uang dimaksud.
PASAL 3
- Pihak Pertama menjamin, bahwa selama perjanjian ini berlaku, pihak kedua tidak akan
mendapat gangguan atau tuntutan dari siapa pun juga yang menyatakan mempunyai hak
berlebih dahulu atau turut berhak atas apa yang disewakan dengan akta ini.
PASAL 4
- Pihak kedua dengan tegas tidak diperkenankan untuk menyewakan lagi apa yang
disewakan dengan akta ini kepada orang lain/ badan lain baik sebagian maupun
seluruhnya.
- Pihak kedua dengan tegas dilarang untuk mendapatkan surat izin perumahan atau sejenis
itu untuk rumah tersebut.
PASAL 5
7
- Apa yang disewakan dengan akta ini hanya boleh ini hanya boleh digunakan oleh pihak
kedua menurut peruntukannya, yaitu sebagai rumah tinggal, bukan sebagai tempat usaha /
dagang.
PASAL 6
- Pihak kedua wajib memelihara apa yang disewa dengan akta ini dengan sebaik – baiknya
atas biaya pihak kedua
- Bilamana perjanijan sewa- menyewa ini oleh sebab apapun berakhir, maka pihak kedua
wajib mengembalikan apa yang disewakan dengan akta ini dalam keadaan terpelihara
baik.
PASAL 7
- Pihak kedua wajib mematuhi semua peraturan – peraturan yang wajib, khusus dibidang
kesusilaan / ketertiban umum, kebersiahan dan kesehatan mengenai apa yang disewakan
dengan akta ini, dan pihak kedua menjamin bahwa mengenai hal ini pihak pertama tidak
akan mendapat teguran atau tuntutan apa pun.
PASAL 8
- Biaya pemeliharaan dan perbaikan pompa air, listrik dan telepon demikian juga
perbaikan seperti bocor dan kerusakan pada pintu, jendela, kaca dan pengecetan dipikul
dan dibayar oleh pihak kedua selama masa persewaan ini, sedang segala pajak yang
berkenan dengan tanah dan rumah tersebut akan dibayar oleh pihak pertama.
PASAL 9
- Kecuali untuk perbaikan kecil dan perawatan, maka untuk tiap – tiap perubahan dan
tambahan pada bangunan dan pekarangan rumah yang disewakan dengan akta ini, pihak
kedua wajib memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pihak pertama, walau
bagaimanapun segala perubahan dan perbaikan adalah menjadi milik pihak pertama.
PASAL 10
- Kerusakan – kerusakan besar, yang tidak termasuk pemeliharaan biasa, diantaranya
tetapi tidak terbatas karena kesalahan – kesalahan konstruksi, kebakaran, pekerjaan –
pekerjaan lain yang diharuskan oleh pemerintah harus diperbaiki dan diselesaiakan
selekas mungkin oleh dan atas biaya pihak pertama.
- Bilamana atas teguran pertama pihak kedua, pihak pertama tidak melakukannya, maka
pihak kedua berhak untuk melakukan perbaikan – perbaikan yang diperlakukan dan
biayanya tetap harus dipukuli oleh pihak pertama, bilamana perlu diperhitungkan dengan
perpanjangan waktu sewa.
8
PASAL 11
- Bilamana selama dilakukan perbaikan – perbaikan seperti dimaksud dalam pasal 10, pihak
kedua tidak dapat menempati rumah yang disewakan dengan akta ini maka jangka waktu
perbaikan – perbaikan tersebut diperhitungkan dengan perpanjangan waktu selama pihak
kedua tidak dapat menempati rumah tersebut.
Pihak Pertama pihak Kedua
Saksi – saksi:
1. Tuan markus
2. Tuan budiman simamora
Sekarang kita lihat kembali anatomi dan isi kontrak diatas.Judul kontrak diatas
berbunyi kontrak sewa menyewa rumah.Sedangkan kepala akta adalah tulisan yang berbunyi
“pada hari ini senin tanggal1 januari 1990 dijakarta.”
Bagian yang disebut komparasi atau para pihak adalah penyebutan para pihak dalam
akta, yaitu mulai dari nomor 1 tuan ali hamid sampai dengan nomor 2 tuan selamet sugeng.
Dalam komparasi bisa saja disebut lebih dari dua orang, yang disesuaikan dengan kebutuhan
para pihak yang akan membuat akta dimaksud.
Sebab atau dasar dalam akta harus jelas disebutkan. Hal ini perlu kita ingat kembali
bahwa dalam teori hukum perjanjian, salah satu syarat supaya sah suatu perjanjian ialah
adanya sebab/ dasar agar perjanjian itu halal(tidak bertentangan dengan hukum dan
kesusilaan). Singkatnya, dalam suatu perjanjian harus disebutkan dasar yang menunjukkan
identitas barang, dasar pemiliknya, kemudian disusul dengan kesepakatan kedua belah
pihak.Dalam contoh akta di atas, dimulai dengan kata “bahwa pihak pertama adalah pemilik
dari satu unit rumah tinggal dan seterusnya” sampai kalimat akhir sebelum dimulai pasal 1.
Mengenai syarat – syarat dalam suatu akta perjanjian dapat dibagi atas 3(tiga) syarat
yaitu:
1. Syarat Esensialia yaitu syarat yang harus ada dalam perjanjian, kalau syarat ini tidak ada,
maka perjanjian tersebut cacat dalam artian tidak mengikat para pihak yang bersangkutan
2. Syarat Naturalia yaitu syarat yang biasa dicantumkan dalam perjanjian
3. Syarat Aksidentalia yaitu syarat- syarat yang bersifat khusus
Yang terakhir yang harus ada dalam suatu akad adalah adanya tanda tangan dari para pihak
beserta saksi-saksinya.
9
7. Macam-Macam Kontrak dan Berakhirnya Kontrak
10
3) Pembauran hutang
4) Kompensasi
5) Percampuran utang
6) Pembebasan utang
7) Hapusnya produk yang dimaksud dalam sebuah kontrak
8) Pembatalan kontrak
9) Akibat berlakunya suatu syarat pembatalan
10) Lewat waktu.
a. Jalur pengadilan
Proses pengadilan ini pada umumnya akan diselesaikan melalui usaha perdamaian oleh hakim
pengadilan perdata. Apabila jalan perdamaian tidak dapat diselesaikan oleh para pihak, proses
penyelesaian selanjutnya biasanya akan memakan waktu yang panjang. Sebab tiga tingkatan
proses pengadilan minimal akan dijalani untuk sampai pada proses final yaitu mulai dari
gugatan hingga kasasi ke MA.
b. Jalur arbitrase
Proses penyelesaian sengketa oleh seorang hakim atau para hakim yang berdasarkan
persetujuan bahwa mereka akan tunduk dan mentaati keputusan yang diberikan oleh para
hakim yang mereka pilih.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Kontrak adalah peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis, menurut
pasal 1320 KUH Perdata kontrak sah apabila memenuhi syarat-syarat,yaitu syarat objektif
dan syarat subjektif.
Asas-asas dalam kontra: Konsensualisme, Kebebasan berkontrak, dan Pacta sunt
servanda. Setiap akta perjanjian / kontrak, baik yang dibuat dibawah tangan maupun akta
otentik biasanya akan terdiri dari bagian – bagian sebagai berikut:Judul, Kepala, Komparisi,
Sebab/dasar, Syarat – syarat, Penutup, dan Tanda tangan.
Beberapa contoh kontra yang terjadi dalam praktek bisnis pada umumnya, antara
lain:Perjanjian Kredit, Perjanjian Leasing, Perjanjian Keagenan Dan Distributor, dan
Perjanjian franchising dan lisensi. Penyelesaian sengketa perjanjian kontrak melalui jalur
pengadilan dan jalur Arbitrase.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdul R.Saliman, Esensi Hokum Bisnis Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2004
Junaidi Abdullah, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010
https://annisawally0208.blogspot.com/2015/12/jenis-jenis-kontrak-atau-perjanjian.html
13