Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SYARAT SAH PERJANJIAN


AKIBAT HAK SAH PERJANJIAN

Untuk Memenuhi Salah satu Tugas


Mata Kuliah Hukum Perdata
Dosen : Dr. Hj. Kamsilania Kamma SH.MH

Disusun Oleh : Yuni Suryani (NIM.4522060012 )


Nur Indah R (NIM. 4522060215)
Laurencesia (NIM.4522060208 )
Fakultas Hukum Universitas Bosowa
2022
I. PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG

Perjanjian merupakan suatu perbuatan dimana satu orang atau


lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih.Keabsahan perjanjian di tentukan oleh syarat sah perjanjian yang
telah di tentukan dalam pasal 1320 Kitab UUD Hukum Perdata
(KUHPer).Konsekuensi tidak terrpenuhi syarat sah perjanjian adalah
menjadi tidak sah,dan perjajian tersebut dapat di batalkan atau batal
demi hukum.yakni yang di maksut dengan pembatalan Hukum.yang di
maksud dengan embatalan perjanjian pada dasarnya adalah suatu
keadaan yang membawa suatu akibat suatu hubungan kotraktual atau
perjanjian itu dianggap tidak pernah ada.
Sering dan banyak kita temui permasalahan yang berkaitan dengan
hukum syarat perjanjian atas hak sah perjanjian.dalam arti pengakuan
hukum akan suatu keabsahan perjanjian itu Ketika syarat dan
hukumnya terpenuhi dengan baik dan benar, yang tentunya merujuk
pada pasal yang berlaku di dalam ( KUHPer).
Pada dasarnya setiap orang yang merasa mempunyai hak dan ingin
menututnya atau ingin mempertahankan atau membela berwenang
untuk bertindak selaku pihak di dalam proses suatu perkara.oleh sebab
itu ada berbagai persyaratan yang harus di penuhi oleh seseorang agar
dapat tampil memperthankan hak itu.

ii
II. Kata Pengantar

Pertama-tama kami memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah


SWT, Yang telah memberikan kami Kesehatan jasmani dna Rohani sengga kami
dapat menyelesaikan tugas Makala kami yang berjudul “ Syarat sah perjanjian
akibat Hak sah perjanjian “ dengan lancar. Dalam rangka memenuhi Silabi dan
pembelajaran pada Fakultas Hukum Universita Bosowa makasar.serta manfaat
Bimbingan kelompok Untuk meningkatkan Motivasi Belajar siswa.

Kami selaku penulis tiddak lupa untuk engucapkan Terima kasih kepada Ibu Dr
Hj Kamsilania kamma SH.MH, sebagai dosen pengampu. Dan tidak lupa rekan
kelompok yang telah mendukung penyusunan makalah ini kami juga
Mengucapkan
Terimakasih.
Terakhir kami menyadari bahwa Makala ini masih belum ssepenuhnay
sempurna.Maka dari itu kami terbuka terhadap kriyik dan saran yang bisa
menulis makalah dengan lebih baik lagi.Semoga Makala ini bermanfaat bagi
kami dan para pembaca

iii.
DAFTAR ISI
HALAMAN…………………………………………………………………i.
JUDUL…………………………………………………………………………

PENDAHULUAN………………………………………………………….
LATAR BELAKANG………………………………………………………ii.
PENGANTAR……………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….…. iV

BAB I PEMBAHASAN
A. Pengertian suatu perjanjian……………………………….… 1
B. Syarat sahnya perjanjian………………………….………….. 2
C.Akibat Hukum jika melanggar syarat sah perjanjian.
……………………………………………………………………………….. 3
BAB II BERMACAM-MACAM PERIKATAN…………………….4
D. perikatan dengan ancaman Hukuman…………………..5
E. Perikatan bersyarat…………………..……………………………6
F. pelaksanaan suatu perjanjian………………………………..7
G dasar hukum perjanjian……………………………………..… 8

iv
BAB I
1.PEMBAHASAN
A.Pengartian Suatu perjanjian
Perjanjian adalah suatu hubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak,di mana
suatu pihak berjanji atau di anggap berjanji melakukan sesuatu hal.
Perjanjian menurut K.M.R.T Tirtodingrat adalah perbuatan hukum yang di dassari ole
kesepakatan antara kedua belah pihak atau lebih yang akibat hukumnya dapat di paksakan
oleh suatu ketentuan undang-uundang yang berlaku
Adapun perjanjian dalam Hukum perjanjian merupakan hukum yang terbentuk akubat
adanya suatu pihak yang mengikat dirinya kepada pihak lain.atau dapat juga di katakana
hukum prjanjian yang terbentuk akibat seseorang yang berjanji kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu hal.
Teori perjanjian merupakan salah satu bentuk hukum yang berperan nyata dan penting bagi
kehidupan masyarakat adalah Hukum Perjanjian berasal dari Bahasa Belanda yaitu
overeenkomst , dan di dalam Bahasa inggris lebih di kenal dengan istilah Contract/
agreement.perjanjian di rumuskan ke dalam pasal 1313 KUH Perdata yang menentukan
bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan nama satu atau lebih mengikat
dirinya

B. Syarat sah nya perjanjian


Syarat sahnay perjanjian dapat di lihat dalam Hukum eropa Ktinental yang di
atur d dalam pasal 1320 KUH persdata. Pasal tersebut menentukan empat syarat
sahnya perjanjian,yaitu:
a. Adanya kesepakatan kedua belah pihak:
Syarat pertama sahnya kontrak adalah adanya kesepakatan atau consensus
para pihak.Keseepakatan ini di atur di dalam pasal 1320 ayat (1) KUH
perdata.yang di maksud dengan kesepakatan adalah persesuaian pernyataan
kehendak antara satu orang atau lebih ddengan pihak lainnya yang sesuai itu
adalah pernyataannya ,karena kehendak itu tidak dapat di lihat dan di ketahui

1
b. Kecakapan untuk membuat suatu pejanjian
Orang yang membuat perjanjian harus cakap menurut hukum. Padda
asassnya.setiap orang adalah cakap.Dalam pasal 1330 KUHPerdata d sebutkan
orang-orang yang di anggap tidak cakap untuk membuat suatu perjanjian ,yaitu
orang-orang yang belum dewasa,mereka yang di taru di bawah
pengampuan,dan perempuan yang bersuami tetapi pada subjek yang
terakhir.yaitu tengtang Wanita yang bersuami.telah di hapuskan oleh surat
edaran Mahkama Agung No 3 tahun 1963, sehingga kedudukan Wanita yang
bersuami di angkat kederajat yang sama dengan pria dan cakap untuk
mengadakan perbuatan hukum.

C satu hal tertentu : mengenai sutu hal tertentu merupakan suatu pokok
perjanjian merupakn prestasi yang perlu di penuhi dalm suatu perjanjian dan
merupakan objek perjanjian.

Berdasarkan pasal 1332 sampai dengan pasal1334 KUHPerdata bahwa


suatu perjanjian harus mengenai sutu hal tertentu,artinya suatu pwrjanjian
harus mempunyai objek tertentu, apa yang di perjanjikan atau barang yang
dimaksudkan dalam perjanjian paling sedikit harus di tentukan jenisnya dan
tindaklah menjadi halangan bahwa. Jumblah barangnya tidak tentu.

d. Adanya objek perjanjian


Suatu perjanjian harus memiliki objek yang jelas.Objek tersebut tidak hanya
berupa barang berupa fisik,namun juga berupa jasa yang dapat di tentukan
jenisnya.

2
e. Sebab yang halal
Sebab yang halal berhubungan dengan sifat perjanjian itu sendiri,di
mana perjanjian itu di buat berdasarkan tujun yangtidak bertentangan
dengan hukum yang berlaku.yakni perjajian yang di buat berdasarkan
sebab yang tidak benar atau di larang membuat perjanjian tersebut
menjadi sah.
Sebab yang tidak halal adalah sebab yang di larang oleh UUD,karna
berlawanan dengan norma keasusilaan,dan ketertiban umum sendiri di
tentukan berdassarkan nilai-nilai yang di anut oleh masyarakat di mana
perjanjian tersebut di buat.

C. Akibat Hkum Jika Melanggar Syarat Sah Perjanjian


Keempat syarat sah perjanjian yang telah di jabarkan di atas
memiliki 2(Dua) kategori yakni :
1 Syarat subjektif dan
2 Syarat objektif.

Dari ke 4 sah syarat perjanjian,yang teermasuk keddalam syarat


sah subjektif adalah ,Kesepakatan dan kecakapan para pihak.sedangkan
adanya objek perjanjian dan sebab yang halal merupakan syarat
objektif.
Tidak terpenuhi syarat sahnya perjanjian akan berujung pada
pembatalan perjanjian. Namun pembatalan perjanjian ini juga di bagi
menjadi 2(dua) berdasarkan kategori syarat sah perjanjian.
3
BAB II
2. BERMACAM-MACAM PERIKATAN
D Perikatan dengan ancaman hukuman
Apa itu perikatan dengan Hukuman di aatur dalam pasal 1304
Burgerliijk Wetboek (BW) s.d. pasal 1312 Burgerliijk WetBoek
(BW).perikatan dengan ancaman hukuman adalah suatu perikatan di
man seseorang untuk jaminan pelaksana suatu perikatan di wajibkan
melakukan sesuatu,manakala perikatan itu tidak di penuhi

E. perikatan bersyarat
Perikatan bersyarat adalah apabila di gantungkan pada suatu
peristiwa yang masih akan datang dan masih belum tentu akan datang
dan masih belum tentu akan terjadi dan perikatan itu lahir pada detik
terjadinya peristiwa itu.
Perlu di pahami bahwa ada perbedaan antara perikatan dan perjanjian
yang mana perikatan sifatnya
• Bisa tertulis atau lisan
• Konsepnya bersifat abstrak
• Adanya dua pihak yang man satu pihak menuntut hak (menerima
prestasi) dan satu pihak yang lain memenuhi kewajiban
(melaksanakan prestasi) sedang perjanjian
Yakni:
• Bentuknya harus tertulis
• Konsepnya beersifat kinkrit
• Adanya du pihak yang mengikatkan diri dalm perjanjian dan
kesepaktan sumber dari perikatan.
4
F Pelaksanaan suatu perjanjian

Pelaksanaan suatu perjanjian adalh perbuatan meralisasikan atau


memenuhi kewajiban dan memperoleh hak yang telah di sepakati
oleh pihak-pihak sehingga tercapai tujuan mereka.

Masing-masing pihak melaksanakn perjanjian dengan sempurna


dan itikat baik sesuai dengan persetujuan yang telah di capai.
Di dalam pelaksanaan perjanjian ada hal yangperludierhatikan
yakni
Perjanjian perlu memuat identitas para pihak,ruang lingkup
perjanjian.objek yang di perjanjikan, mas berlakunya perjanjian,
hak dan kewajiban para pihak,sanksi,klausul force majeure,
hukum yang di gunakan, mekanisme penyelesaian sengketeta,dan
di tempel dengan materai.

Tujuan dalam membuat suatu perjanjian adalh bentuk


pencegahan akan timbulnya masalah di kemudian hari dan agar
para pihak mendapat perlindungan secara hukum dan juga
memiliki kepastian hukum.

5
G Dasar Hukum perjanjian

Perjanjian merupakan dokumen sacral yang melibatkan pihak-pihak


terkait perjanjian yang menjadi landdasan hukum perjanjian.

Pasal 1320-1337
Hukum Indonesia mengaturnya dengan seksama melalui pasal
1320-1337 kitab UUD Hukum perdata perjanjian juga memiliki akibat
hukum yang siknifikan bagi para pihak oleh karena itu sebelum
dilakukan suatu perjaanjian baik untuk memahami terlebih dahulu
syarat sah sebuah perjanjian.

Pasal 1320 KUHperdata


Didalam pasal 1320 KUHperdata di sebutkan jika yang menjadi
syarat sah suatu perjajian adalah para pihak sepakat untuk
mengikatkan diri,memiliki kemampuan untuk membuat suatu prjanjian
,mengenai suau tertentu dengan sebab yang halal.

Akibat Hukum Jika syarat sah nya tidak terpenuhi. Maka akan di lakukan
sesuai dengan syarat sah perjanjian di atas .
Maka perjanjian tersebut di nyatakan sah secara hukum.akan tetapi, hal
lain yang peerlu di keetahui terdapat pembatalan atu batal jika tidak
memenuhi persyaratan berikut.

6
➢ Perjanjian Dapat Dibatalkan atau Voidabe
Jika setelah surat perjanjian di buat dan terjadi tidaknya
terpenuhi syarat pertama dan ke dua atau salah satunya dalam hal
ini sebagai syarat subjektif,maka salah satu pihak dapat meminta
pembatalan perjanjian melalui putusan pengadilan.
Namun jika belum mendapatkan keoutusan pembatalan dari
hakim pengadilan,maka perjajian tersebut masih di anggap sah
dan mengikat kedua belah pihak.

➢ Akibat yang timbul daari suatu perjanjian


Sebelumnya kita sudah membahas soal Syarat Perjanjian dan
Syarat btalnya perjanjian.Sekarang kita membahas soal akibat dari
suatu perjanjian.

1. perjanjian mengikat para pihak


Maksudnya ,perjanjian yang di buat secara oleh para pihak akan
mengikat para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai
undang-undang bagi para pihak yang membuatnya.

2. Perjanjian tidak dapat di Tarik Kembali secara sepihak karena


merupakan kesepakatan dia antara kedua belah pihak dan alas an-
alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu
(Pasal 1338 ayat 2 KUHperdata).

7
Maksudnya,perjanjian yang sudah di buat tidak dapat di ubah
secara sepihak tanpa persetujuan dari pihak lain.Hal iini sangat
wajar ,agar kepentingan pihak lain terlindungi sebab perjanjian itu
di buat atas kesepakatan kedua belah pihak,maka dimungkinkan
jika ada alas an yang cukup

3. Perjanjian harus di laksanakn denga itikat baik (1338 ayat 3


KUHperdata)

Menurut sbekti,itikad baik berarti kejujuran atau bersih


(subekti,2001:42 dengankata lain setiap prjanjia harus di
laksanakan dengan penuh kejujuran’

Anda mungkin juga menyukai